Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfikar Royan Hidayat Putra
"Daya tarik sebuah kawasan atau wilayah dapat mengakibatkan peningkatan kunjungan seseorang untuk tinggal sementara atau tetap sehingga dapat meningkatnya jumlah permintaan pada perumahan/real estate. Selayaknya pemerintah setempat menanggapi permintaan dan peningkatan akan perumahan/real estate tersebut dengan menyediakan lahan untuk perumahan. Akan tetapi keterbatasan lahan di pusat kota seringkali menjadi masalah, sehingga pembangunan perumahan cenderung bergerak ke daerah lain yang memungkinkan untuk membangun lokasi perumahan baru. Dalam beberapa tahun ini terjadi arah perkembangan pembangunan di Kota Bandung bergerak menuju daerah timur kota tepatnya di SWK Gedebage dan Ujungberung. Hal ini turut mempengaruhi adanya perkembangan jumlah lokasi perumahan di SWK Gedebage dan Ujungberung. Adapun dalam perkembangan lokasi perumahan pada setiap wilayah juga mempertimbangkan adanya aksesbilitas menuju lokasi perumahan, kondisi perekonomian dan kepadatan penduduk diwilayah, jangkauan terhadap lokasi sarana prasarana dan kebijakan penggunaan lahan di wilayah setempat. Sehingga tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui arah dan faktor perkembangan perumahan/real estate di SWK Gedebage dan Ujungberung. Adapun faktor yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah faktor aksesbilitas, faktor ekonomi, faktor kependudukan, faktor sarana prasarana dan faktor kebijakan. Dengan metode menggunakan buffer dan klasifikasi dihasilkan dalam penelitian adalah adanya arah perkembangan perumahan/real estate di SWK Gedebage dan Ujungberung bergerak dari pusat kota menuju pinggiran kota. Adapun faktor yang paling dominan dalam perkembangan perumahan/real estate di SWK Gedebage dan Ujungberung adalah faktor aksesibilitas. Faktor aksesbilitas berpengaruh dikarenakan adanya pertimbangan akses lokasi perumahan/real estate di SWK Gedebage dan Ujungberung untuk menjangkau lokasi pusat kota.

The attractiveness of an area or region can lead to an increase in visits by someone for temporary or permanent residence so that the number of requests for housing/real estate can increase. It is appropriate for the local government to respond to the demand and increase in housing/real estate by providing land for housing. However, limited land in the city center is often a problem, so housing development tends to move to other areas where it is possible to build new housing locations. In recent years, the direction of development in the city of Bandung has moved towards the eastern part of the city, precisely in SWK Gedebage and Ujungberung. This also affects the development of the number of housing locations in SWK Gedebage and Ujungberung. As for the development of housing locations in each region, it also considers the accessibility to housing locations, economic conditions and population density in the region, the reach of the location of infrastructure facilities and land use policies in the local area. So the purpose of this research is to find out the direction and factors of housing/real estate development in SWK Gedebage and Ujungberung. The factors involved in this research are accessibility factors, economic factors, population factors, infrastructure factors and policy factors. By using a buffer and classification method, the result in this research is that the direction of housing/real estate development in SWK Gedebage and Ujungberung is moving from the city center to the outskirts of the city. The most dominant factor in the development of housing/real estate in SWK Gedebage and Ujungberung is the accessibility factor. The accessibility factor is influential due to the consideration of access to housing/real estate locations in SWK Gedebage and Ujungberung to reach downtown locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aimed at understanding of housing location determination over the areas of Gedebage, Bandung City. The evaluation is based on physical conditions of the environment and socioeconomic conditions, by comparing existing conditions of the housing with established standards. The findings are: (i) Batununggal (B1) in Bandung Kidul Sub-District belongs to suitable category of housing location, (ii) Mengger (B3) in Bandung Kidul Sub-District belongs to unsuitable category of housing location, (iii) Sekejati (M3) in Margacinta Sub-District belongs to suitable category of housing location; (iv) Cisaranten Kidul (R4) at Rancasari Sub-District belongs to adequately suitable category of housing location; and (iv) Cisaranten Kidul (R2) at Rancasari Sub-District belongs to adequately suitable housing location."
710 JIAUPI 8:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hamdan Kautsar
"ABSTRAK
Pemerintah Kota Bandung membangun pusat kota baru dengan menetapkan konsep
Technopolis dalam penataan ruang Sub Wilayah Kota (SWK) Gedebage yang memiliki
fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK) Gedebage. Kebijakan pengembangan
Kawasan Teknopolis Gedebage memerlukan pendekatan berbeda karena terdapat
banyak faktor bersifat dinamis yang mempengaruhi keberlangsungannya. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis unsur-unsur dynamic capabilities (thinking ahead,
thinking again, dan thinking across) dalam kebijakan pengembangan Kawasan
Teknopolis Gedebage sebagai adaptive policy selama periode tahun 2013-2017.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan
pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage merupakan kebijakan yang adaptif,
sebagaimana dapat ditemukan proses-proses pembelajaran dan penyesuaian yang
dilakukan terus-menerus oleh Pemerintah Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan
unsur-unsur dalam proses thinking ahead dan thinking across dapat digambarkan secara
optimal, adapun unsur-unsur dalam proses thinking again tidak dapat digambarkan
secara optimal. Peran dan pengaruh dominan dari Walikota Ridwan Kamil sebagai
pemimpin yang dinamis, merupakan pengungkit terciptanya kebijakan pengembangan
Kawasan Teknopolis Gedebage sebagai kebijakan yang adaptif, yang disisi lain
merupakan penyebab belum ditemukannya empat dari lima aktivitas dalam proses
thinking again. Hasil penelitian menyarankan Pemerintah Kota Bandung perlu
melakukan strategi dan upaya untuk menciptakan proses regenerasi keterampilan
kepemimpinan, sehingga aktivitas-aktivitas dalam proses thinking again dapat berjalan
secara optimal.

ABSTRACT
Bandung city government is currently building a new city center by setting the concept
of Technopolis in the urban planning of Gedebage Sub-City Area that functions as a city
service center. Policy for the development of Gedebage Technopolis Area requires a
different approach as there are various dynamic factors that affect its execution. This
study aimed to analyze the elements of dynamic capabilities (comprising of thinking
ahead, thinking again, and thinking across) in the policy of Gedebage Technopolis Area
development as an adaptive policy for the periods of 2013-2017. This study is a
qualitative study. Results of this study proved that the policy of Gedebage Technopolis
Area development is in fact an adaptive policy as there are evidences of ongoing
research and adjustments done by Bandung city government. Results of this study also
showed that elements within thinking ahead and thinking across processes are depicted
optimally, whereas elements within thinking again process is not depicted as optimal as
the other two processes. The dominant role and influence of Mayor Ridwan Kamil as a
dynamic leader is a lever in the formation of policy for the development of Gedebage
Technopolis Area as an adaptive policy, while at the same time, forming as the reason
why there are still four out of five activities within thinking again process that have yet
to be done. For future recommendations, these results suggest Bandung city government
to urgently build and implement strategy and effort to be able to create regeneration for
leadership capabilities, which results in activities within thinking again process can be
done optimally."
2017
T49205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Guna menciptakan pemerataan pembangunan, wilayah Gedebage dikembangkan sebagai pusat aktivitas yang diawali dengan pembangunan Pusat Olahraga (Sport Centre). Untuk itu, program konsolidasi tanah guna mengumpulkan tanah warga diluncurkan. Program tersebut dirancang dengan cermat untuk melindungi hak warga atas tanah, serta mendukung keseluruhan proses. Kajian ini meneliti Program Konsolidasi Tanah Gedebage, dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), yang menggunakan diskusi kelompok terarah guna mengumpulkan data. Hasilnya, terlihat bahwa aktivitas konsolidasi tanah telah mengalami kegagalan karena ketiadaan dokumen legal menyangkut status tanah, kurangnya partisipasi penduduk, dan lemahnya peran pemerintah."
300 MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ralfy Ruben Rialdi
"Peningkatan populasi dan pembangunan di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung sejalan dengan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga dan komersial. Penelitian geofisika yang menggunakan metode geolistrik Vertical Electrical Sounding (VES) 1D di Kecamatan Gedebage ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi air tanah (akuifer) secara 1D, 2D, plane view, dan 3D. Metode VES adalah metode geofisika aktif untuk memahami distribusi nilai resistivitas bawah tanah secara vertikal. Nilai resistivitas hasil pengukuran kemudian diolah dan diinterpolasi menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW) untuk mengetahui persebarannya. IDW sendiri merupakan metode interpolasi merupakan teknik estimasi nilai pada lokasi tak terukur dengan memberikan bobot yang lebih besar pada titik data terdekat, di mana bobot tersebut berbanding terbalik dengan jarak dari titik estimasi. Hasil interpretasi menunjukkan adanya lima jenis litologi, termasuk tanah (9,419 – 260,5 Ωm), pasir (0,3003 – 131,3 Ωm), lempung (2,009 – 64,29 Ωm), lanau (0,2245 – 251,5 Ωm), dan batu pasir (3,905 – 32 Ωm), di mana batu pasir dan pasir yang memiliki potensi sebagai akuifer menjadi target utama penelitian ini. Selain itu, didapatkan bahwa akuifer yang terbagi menjadi tipe bebas pada kedalaman 1,065 – 14,78 meter dan tertekan pada kedalaman 10,83 – 70 meter, dibatasi oleh akuiklud yang tersebar di wilayah penelitian. Mengacu kepada peta geologi dan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa wilayah penelitian memiliki potensi air tanah yang cukup signifikan.

The population growth and development in Gedebage District, Bandung City, parallel the
increasing demand for water for household and commercial needs. This geophysical study
using the 1D Vertical Electrical Sounding (VES) geoelectric method in Gedebage District
aims to identify and map groundwater potential (aquifers) in 1D, 2D, plane view, and 3D.
The VES method is an active geophysical technique used to understand the vertical
distribution of subsurface resistivity values. The measured resistivity values are then
processed and interpolated using the Inverse Distance Weighted (IDW) method to
determine their distribution. IDW is an interpolation method that estimates values at
unmeasured locations by assigning greater weight to nearer data points, with weights
inversely proportional to the distance from the estimation point. Interpretation results
indicate the presence of five lithology types, including soil (9.419 – 260.5 Ωm), sand
(0.3003 – 131.3 Ωm), clay (2.009 – 64.29 Ωm), silt (0.2245 – 251.5 Ωm), and sandstone
(3.905 – 32 Ωm), with sandstone and sand, which have the potential as aquifers, being
the main targets of this research. Additionally, it was found that aquifers are divided into
unconfined types at depths of 1.065 – 14.78 meters and confined types at depths of 10.83
– 70 meters, bounded by aquicludes spread across the study area. From the geological
finding and processed geophysical data, this research concludes that this area of study
may contain significant potential of groundwater.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Alamsyah
"Dalam menghadapi era desentralisasi, RSUD Ujungberung memerlukan suatu perencanaan strategis sumber daya manusia di dalam mewujudkan visi dan mini serta rencana strategis dan program-program yang akan dilaksanakan dalam kunun waktu 2003-2007. Inilah yang menjadi alasan dan tujuan dari penelitian Mi.
Untuk dapat menyusun perencanaan strategis SDM Rumah Sakit Umum Daerah Ujungberungjenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian operasional dengan teknis analisis yaitu kornbinasi dari analisis kualitatif dan kuantitatif, dibantu dengan peramalan menggunakan time series forecasting dengan teknik double exponential smoothing with linear trend melalui program QS (Quant System) Version 2.0.
Penyusunan strategi ini dilakukan melalui beberapa tahap, tahap pertama (input stage) terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal SDM RSUD Ujungberung, yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG). Pada tahap kedua (matching stage), CDMG melakukan analisis dengan Internal-Eksternal matrix dan SWOT matrix. Secara tersendiri dilakukan analisis beban kerja dengan dasar jumlah kunjungan pasien dan jumlah hari perawatan yang disertai estimasi kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat Map, yang akan menghasilkan salah sate contoh jumlah kebutuhan SDM. Pada tahap ketiga (decision stage) analisis dilakukan dengan menggunakan QSPMuntuk menentukan prioritas strategi.
Dari hash penelitian, pada pemilihan altematif strategi dengan berdasarkan IE matrix, diketahui bahwa posisi SDM RSUD Ujungberung Kota Bandung berada pada sel I, yang artinya pada posisi pertumbuhan yang perlu dukungan baik internal maupun ekstemal.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa untuk snencapai tujuan jangka panjang SDM RSUD Ujungberung, dalam menghadapi era desentralisasi tahun 2003 - 2007 diperlukan advokasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
Sebagai saran untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah perlunya dibuat tim perencana untuk merumuskan langkah-langkah pengembangan SDM, membuat program pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan SDM yang merupakan operasionalisasi dari perencanaan strategis SDM ini.

Strategic Plan for Human Resource in Ujungberung General Hospital, Bandung, West Java Province in Applying Decentralization, 2003-2007.Within the decentralization era, Ujungberung General Hospital requires the strategic plan for human resources to concrete vision and mission and program will be conducted in period of 2003 - 2007. This is major reason of the research.
To arrange the strategic plan of human resource in District General Hospital of Ujungberung, operational research has been conducted by using qualitative and quantitative analysis assisted by model prediction of time series forecasting using double exponential smoothing with linear trend through QS program (Quant System) Version 2.0.
Strategy arrangement is conducted through several stages. First stage (input stage) consist of external and internal environmental analysis of Ujungberung District General Hospital done by Consensus Decision Making Group (CDMG). The second stage (matching stage), CDMG performs the analysis with Internal - External matrix and SWOT matrix. Separately, analysis of work charge is conducted based on the amount of patient visiting and day of nursing accompanied by visiting of contact care and hospitalizing care, which produce one of human resource requirement. In the third stage (decision stage), analysis is conducted by using QSPM to decide strategy priority.
From the research of strategy alternative option based IE matrix, it is known that the position of Ujungberung District Hospital is in cell 1, it shows the developing position which is required both internal and external support. It is concluded that to obtain long term purpose of human resource of Ujungberung District Hospital in decentralization age of 2003- 2007, it is required the ad vocation and coordination with Bandung District Government.
To follow up research result, it needs to form planning team to formulate the further steps of human resource development, to make educational and training program which operational form of human resource strategy planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sofiah
"Studi ini menelaah fungsi reproduksi perempuan dalam konteks budaya dan kesehatan tradisional, terutama proses reproduksi yang dibantu oleh dukun beranak di Kecamatan Ujungberung. Pendelcatan kualitatif dengan perspektif feminis digunakan untuk menganalisis permasalahan penelitian ini. Saya menelaah sepuluh informan utama (ibu nifas) dan tujuh orang informan pendukung (dukun beranak) dengan meton wawancara mendalam.
Hasil panelitian menunjukkan:
Pertama, persepsi ibu clan dukun beranak tentang kehamilan sehat dan persalinan aman pada umumnya adalah sama, yakni bahwa kehamilan merupakan kodrat percmpuan dan kchamilan sorta persalinan dipandang sehat dan aman jika tidak berisiko bagi ibu.
Kedua, lemahnya kondisi ekonomi, kebiasaan orang tua, kasulitan transportasi, kenyamanan psikologis dan agama mendorong perempuan bersalin dan telah bersalin di daerah itu untuk mernilih proses prsalinan dan perawatan pascasalin dengan dukun beranak. Secara fisik sebagian besar informan yang ditangani oleh tenaga medis mengalami tindakan medis tanpa persetujuan terlebih dahulu. Secara psikis, para informan merasa bahwa hubnngan interpersonal dengan dukun beranak sangat baik.
Ketiga, dukun beranak tidak hanya memberikan pertolongan pada saat kehamilan atau persalinan saja, namun juga pada masa pascasalin.
Para dukun beranak masih memegang budaya Sunda yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan berupa ritual pada setiap tahap perkembangan kehamilan. Salah satu refleksi teoretis dari temuan saya adalah kesadaran informan atas hak reproduksinya masih kurang, disebabkan oleh sistem patriarki yang tercermin dalam istilah Awewe mah dulang rinande [perempuan harus selalu patuh], adanya kelas sosial ekonomis dan adanya diskriminasi hak antara perempuan dan laki-laki dalam kesehatan reproduksi. Maka dari itu, pemberdayaan perempuan rnengenai hak reproduksi dan kesetaraan gender merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera direalisasikan. Dukun beranak dan tenaga medis diharapkan dapat bersinergi rnelalui komunikasi efektif untuk mengubah kondisi kesehatan perempuan ke arah yang lebih baik.

The research discusses women's reproductive functions in the context of culture and traditional health, particularly reproductive process assisted by TBAs in Ujung Berung District Bandung. Qualitative approach in feminist perspective is used to analyze the cases. l analyzed ten primary informers (post-partum women) and seven secondary informers (TBAS) employing deep interview method.
The results of the study indicate that:
First, the perception of mothers and the TBA's in healthy pregnancy and safe delivery is similar, namely that pregnancy is a destiny for women and that healthy pregnancy and safe delivery are the ones that bring no risks for both the mother and the baby.
Second, low income condition, parental guidance, and psychological comfort make women prefer to ask for TBA's assistance. Physically, most informiers handled by medical staff experience medical agreement without prior agreement from the informers. Psychologically, informers feel that the interpersonal relations among informers with TBA is very well.
Third, TBA not only the TBA's assist with personal care in pregnancy, delivery and especially post natal attendance.
TBA is following traditional rituals during the stages of pregnancy, on delivery and in post natal progress. One of the theoretical reflections from my finding is that the informers' awareness of reproductive rights is still very low, which I assume to have been caused by patriarchal system reflected in what the Sundanese say as "Awewe mah dulang tinarrde" [which literarlly means women are supposed to be submissive], the existence of social economy class, and there is a discrimination between women's and men's reproductive rights, and women occupy a subordinated position. Therefore, women empowerment over reproductive rights and equality is a demand which needs to be realized immediately. TBA and medical assistance are expected to be in synergy through effective communication to better women's healthy condition."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T33060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitaningrum
"Masalah Hipotik ini di dalam KUH Perdata diatur dalam Buku ke II titel 21, di mana pengertian tentang Hipotik ini disebutkan dalam pasal 1162, yaitu bahwa Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan. Salah satu bagian dari Hipotik yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini yaitu tentang "Roya Hipotik", yang jika dihubungkan dengan pembangunan perumahan real estate adalah sangat penting artinya. Karena dalam rangka pembangunan perumahan real estate, lembaga meminta pembeli barulah jaminan Hipotik ini umumnya di pergunakan untuk kredit dari Bank baik oleh para developer maupun rumah. Setelah mereka melunasi hutangnya maka Hipotik tersebut hapus. Penghapusan Hipotik itu wajib dicatat di Badan Pertanahan setempat demi untuk kepastian hukum dan agar dapat diketahui oleh umum tentang status tanah yang tidak lagi dibebani Hipotik. Pelaksanaan pencatatan penghapusan Hipotik itulah yang disebut dengan "Roya Ripotik". Selanjutnya, agar pembahasan masalah ini tidak terlampau luas maka oleh penulis hanya akan dibahas khusus untuk "Roya Hipotik bagi pembangunan perumahan real estate di Wilayah Jakarta Timur" saja."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S20413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kuswanto
"kemudian diikuti dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan industri serta penempatan lahan yang tidak sesuai tata ruang. Hal ini telah memicu terjadinya masalah lingkungan Kota Bandung antara lain turunnya daya dukung lingkungan (DDL), turunnya muka air tanah, terjadinya amblesan, tanah longsor, banjir dan lainnya. Penelitian desertasi ini bertujuan untuk menghitung DDL Kota Bandung, menghitung indeks berlanjutnya lingkungan Kota Bandung dan membuat model Kota Bandung saat ini. Metode yang dipakai adalah menghitung rasio kecukupan lahan dengan kebutuhan penduduk Kota Bandung pada pangan, air dan lahan serta menghitung jejak ekologi dan biokapasitas menggunakan cara Global Network Footprint (GFN). Tingkat konsumsi masyarakat Kota Bandung terhadap lingkungan dihitung melalui angket yang diolah menggunakan cara Wackernagel (2000). Untuk analisis berlanjutnya lingkungan Kota Bandung digunakan metode Rapfsih. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa DDL Kota Bandung sudah defisit, dengan indeks berlanjutnya lingkungan sebesar 49, yang artinya lingkungannya tidak berkelanjutan. Berdasarkan teori lingkungan yang dikemukakan Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) seharusnya turunnya daya dukung lingkungan akan diikuti dengan turunnya jumlah penduduk Kota Bandung. Namun data kependudukan memperlihatkan bahwa Kota Bandung masih tetap naik. Ternyata, meskipun sudah tidak didukung daya lingkungannya, masyarakat Kota Bandung dapat bertahan hidup bahkan jumlah penduduk naik terus karena didukung oleh DDL daerah lainnya. Adanya fenomena subsidi lingkungan ini, memperlihatkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat aktivitas masyarakat Kota Bandung akan dapat menurunkan daya dukung lingkungan daerah lainnya, bahkan lebih luas lagi daya dukung lingkungan dunia.

Bandung city development and population growth has led to increased land requirements, which is followed by the conversion of agricultural land into residential and industrial as well as the placement of land that not suitable to land classification. This has lead to environmental problems of Bandung, among others, decline in the carrying capacity of the environment (DDL), decline in groundwater level, occurrence of subsidence, landslides, floods and more. This dissertation study aimed to calculate DDL Bandung, calculate the index of Bandung sustainability and create model of Bandung environmental. The method used was calculating land availability (suplly) compare to land demand which consist of the needs of land for agricultural, water resources and residential land. Global Footprint Network (GFN) method also applied in order to calculate ecological footprint and biocapacity. To predict environmental consumption of Bandung population, this research used questionnaires which was processed by using Wackernagel method (2000). For the analysis of environmental sustainability index, it used Rapfsih method. The results showed that the DDL Bandung has a deficit, with environmental sustainability index is 49, which means that the environment is not sustainable. Based on the theory of Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) supposed decline in the carrying capacity of the environment will be followed by a decline in the population of the city of Bandung. However, demographic data show that the city of Bandung is still rising. It turns out, though it is not supported power environment, people in Bandung can survive even the total population rose steadily as DDL supported by other regions. The phenomenon of environmental subsidies, suggesting that the environmental damage that occurs as a result of the activity of people in Bandung will be able to lower the carrying capacity of the environment other areas, even more broadly the carrying capacity of the world's environment."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>