Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Irfan
"Penemuan virus corona berdampak kepada terjadinya pandemi COVID-19 yang berpengaruh kepada aktivitas fisik masyarkat diluar rumah sehingga diterapkan protokol kesehatan dalam menjalankannya salah satunya yakni berbelanja kebutuhan sayur dan buah.  Tujuan penelitian ini untuk memahami bagaimana perubahan perilaku kebiasaan berbelanja sayur dan buah yang digambarkan secara spasial dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling dan respondenya yakni kepala keluarga untuk mewakili rumah tangga dalam berbelanja sayur dan buah yang dianalisis secara komparatif dan deskriptif untuk melihat perubahan yang terjadi dalam kebiasaan berbelanja terkait pandemi COVID-19. Didapatkan sebanyak 69% rumah tangga mengalami perubahan kebiasaan berbelanja selama pandemi COVID-19 dengan 60% perubahan terjadi di pemukiman teratur dan 40% di pemukiman tidak teratur. Sebanyak 27% rumah tangga memilih toko lokal dan 60% memilih daring sebagai tempat berbelanja dengan pemukiman teratur sebesar 27% dan 34% pada pemukiman tidak teratur. Dalam hal ini faktor terbesar yakni jarak yang dekat, kelengkapan sayur dan buah, dan dapat melakukan pemesanan sayur dan buah dalam pemilihan tempat berbelanja dengan persentase sebesar 23%, 22%, dan 10% rumah tangga. Namun selama pandemi COVID-19 memicu pertimbangan lain yakni tempat yang tidak ramai dengan persentase 10%. Dalam kepatuhan menjalankan protokol kesehatan didapatkan rumah tangga hanya 38% disiplin dalam menjalankannya dengan 53% tinggal di pemukiman teratur dan 18% di pemukiman tidak teratur.<

The discovery of the coronavirus has an impact on the occurrence of the COVID-19 pandemic, which affects the physical activity of the community outside the home so that health protocols are applied in carrying it out, one of which is shopping for vegetable and fruit needs. The purpose of this study is to understand how the behavioural changes in vegetable and fruit shopping habits are described spatially and to determine the factors that influence them. This study uses a quantitative method with a sampling method using proportional random sampling and the respondent is the head of the family to represent the household in shopping for vegetables and fruit, which is analyzed comparatively and descriptively to see changes that occur in shopping habits related to the COVID-19 pandemic. It was found that 69% of households experienced changes in their shopping habits during the COVID-19 pandemic, with 60% of the changes occurring in regular settlements and 40% in irregular settlements. As many as 27% of households choose local shops, and 60% choose online as a place to shop with regular settlements, by 27% and 34% in irregular settlements. In this case, the most prominent factors are proximity, completeness of vegetables and fruit, and being able to order vegetables and fruit in choosing a place to shop with percentages of 23%, 22%, and 10% of households. However, during the COVID-19 pandemic, it triggers another consideration: a place that is not crowded with a percentage of 10%. In compliance with the health protocol, only 38% of households are disciplined, with 53% living in regular settlements and 18% in irregular settlements. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Fadhilah Sofwa
"Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai salah satu bagian dari Kota Depok mengalami perkembangan permukiman yang besar menjadikan ketertarikan pedagang sayur keliling melakukan usaha di Kecamatan Sukmajaya. Pedagang sayur keliling berpindah dari pasar ke permukiman dan sebagian besar berada di perkotaan sering sekali mendirikan titik pemberhentian di tempat umum untuk menarik interaksi dengan konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan berdagang, alat fisik yang digunakan pedagang sayur keliling beragam seperti gerobak, motor, hingga mobil bak terbuka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan analisis spasial. Pengolahan data penelitian menggunakan crosstab pada hasil wawancara. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik aktivitas pedagang sayur keliling menujukkan perbedaan lokasi berhenti dan rute perjalanan pada jenis pedagang besar dan jenis pedagang tidak besar. Pola spasial yang diperoleh mengkaitkan karakteristik aktivitas pedagang sayur dengan area layanan pedagang selama berdagang yaitu, jenis permukiman teratur dan tidak teratur. Pedagang sayur keliling menunjukkan dominasi karakteristik aktivitas pedagang selama berdagang berada di area layanan permukiman teratur.

Sukmajaya District, Depok City, as one part of Depok City, is experiencing large residential development, making itinerant vegetable traders interested in doing business in Sukmajaya District. Itinerant vegetable traders move from markets to residential areas and are mostly located in urban areas, often setting up stopping points in public places to attract interaction with consumers. In carrying out trading activities, the physical equipment used by mobile vegetable traders varies, such as carts, motorbikes, and even pickup trucks. This research uses qualitative methods with descriptive analysis and spatial analysis. Processing research data using crosstabs on interview results. The research results prove that the characteristics of mobile vegetable traders' activities show differences in stopping locations and travel routes for large and non-large traders. The spatial patterns obtained link the characteristics of vegetable traders' activities with the traders' service areas during trading, namely, regular and irregular settlement types. Itinerant vegetable traders show the dominant characteristics of trader activity as long as they trade in regular residential service areas."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Savela
"Sejak adanya pandemi Covid-19, pembelanja menjadi lebih selektif dalam memilih lokasi belanja sebagai bentuk perlindungan agar terhindar dari penularan Covid-19. Seperti halnya yang terjadi di Kota Depok, situasi pandemi yang cukup tinggi di kota ini, ditambah dengan semakin meningkatnya variasi pilihan lokasi belanja di Kota Depok, dapat mempengaruhi keputusan pembelanja di Kota Depok dalam memilih lokasi belanja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 dan pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar berdasarkan karakteristik pembelanjanya di masa pandemi. Metode analisis yang digunakan adalah spasial deskriptif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 adalah pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal. Untuk lokasi belanja berkonsep modern, toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan lebih diminati oleh pembelanja di Kota Depok. Lain halnya dengan belanja online, pembelanja lebih memilih toko online dengan skala pelayanan regional karena memiliki variasi toko yang lebih beragam. Tetapi di masa pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik ini, hanya sebagian kecil pembelanja yang memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di toko online. Pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 cenderung terpusat pada lokasi belanja yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Pembelanja dengan pendapatan, penilaian ancaman, dan penilaian koping rendah hingga sedang saat pandemi Covid-19 cenderung memilih pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal maupun distrik yang berlokasi di kawasan permukiman dekat dengan tempat tinggal pembelanja. Sedangkan pembelanja yang memiliki pendapatan dan penilaian koping tinggi terhadap penerapan protokol kesehatan, memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di pasar rakyat dan toko swalayan yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Semakin tinggi tingkat penilaian ancaman pembelanja terhadap Covid-19, maka cenderung memilih toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan dan lokasinya berada di dekat tempat tinggal. Untuk pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar di toko online cenderung dipilih oleh pembelanja yang memiliki penilaian ancaman dan penilaian koping tinggi saat pandemi Covid-19, serta pembelanja yang tinggal di wilayah dengan ketersediaan pasar yang rendah.

Since the Covid-19 pandemic, consumers have become more selective in choosing shopping locations as a form of protection to avoid the transmission of Covid-19. As is the case in Depok City, the pandemic situation is quite high in this city, coupled with the increasing variety of shopping options in Depok City, which can influence the decision-making of shoppers in Depok City in choosing locations to shop for fresh groceries. Based on these problems, this study aims to analyze the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic and the spatial pattern of fresh groceries shopping location selection based on the characteristics of shoppers during the pandemic. The results showed that the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic are traditional markets with a local service scale. For shopping with a modern concept, supermarkets with a local service scale such as supermarkets that are not integrated with shopping centers are more preferred by shoppers in Depok City. In contrast to online shopping, shoppers prefer online stores with a regional service scale because they have a more diverse variety of stores. But during the Covid-19 pandemic, which has begun to improve, only a small percentage of shoppers choose to shop for fresh groceries in online stores. The spatial pattern of fresh groceries shopping location selection by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic tends to be centered on shopping locations that are close to home. Shoppers who have low-to-moderate income, threat appraisal, and coping appraisal during the Covid-19 pandemic tend to choose traditional markets with local and district service scales located in residential areas close to home. Meanwhile, shoppers who have high income and coping appraisal of the implementation of health protocols, choose to shop for fresh groceries at traditional markets and convenience stores that are close to home. The higher the appraisal of the threath of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. The higher level of assessment of the threat of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. For the selection of locations to shop for fresh groceries in online stores, it tends to be chosen by shoppers who have a high threat appraisal and coping appraisal during the Covid-19 pandemic, as well as shoppers who live in regions with low market availability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Faiz Mutiara Sari
"Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan yang memiliki kasus positif virus COVID-19 terbanyak dan terhitung sampai saat ini. Hal ini menjadikan penduduk yang tinggal di dalamnya perlu memperhatikan pergerakannya ketika beraktivitas di luar tempat tinggalnya, termasuk dalam kegiatan berbelanja kebutuhan pangan. Dalam memilih lokasi belanja kebutuhan pangannya, penduduk memiliki pilihan tersendiri termasuk yang berkaitan dengan pencegahan penularan virus COVID-19 yang masih mewabah. Penetapan pilihan tersebut merupakan proses pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai hambatan dalam pemilihan lokasi belanja kebutuhan pangan berdasarkan karakteristik konsumennya, dan menganalisis perilaku keruangan yang terbentuk ketika berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa preferensi konsumen berdasarkan karakteristik dan motivasinya, cenderung untuk memilih pasar tradisional sebagai lokasi belanja kebutuhan pangan sayur dan buah karena seringnya konsumen berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Serta perilaku keruangan yang terbentuk dalam menghadapi ancaman terpaparnya virus COVID-19 yang mewabah dalam kegiatan berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut antara lain adalah dengan berbelanja di bagian luar pasar, berbelanja dengan durasi waktu yang lebih cepat dari biasanya, dan berbelanja di waktu-waktu tertentu yang mereka anggap tidak ramai oleh pengunjung.

Duren Sawit District is a district that has the most positive cases of the COVID-19 virus and has been counted to date. This makes the residents who live there need to pay attention to their movements when doing activities outside their house, including shopping for food needs. In choosing locations for their food needs, residents have their own choices, including those related to preventing the spread of the COVID-19 virus. Determining the choice is a decision-making process. This study aims to determine consumer preferences in dealing with the COVID-19 pandemic as a barrier in choosing location for food needs based on consumer characteristics, and to analyze the spatial behavior that is formed when shopping at their preferred shopping locations. This study used qualitative methods with field observations and in-depth interviews through purposive sampling techniques. The results of this study explain that consumer preferences based on their characteristics and motivation tend to choose traditional markets as the location for shopping for their vegetable and fruit food needs because consumers often shop at their preferred shopping locations. As well as spatial behavior that is formed in facing the threat of exposure to the COVID-19 virus in shopping activities at the shopping location that chosen before, there are including shopping outside the market, shopping with a shorter time than usual, and shopping at certain times that they consider not crowded with visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Widya Putri
"Persebaran sekolah dasar di Kota Depok, Jawa Barat, tidak hanya berada di lingkungan permukiman. Hal tersebut mempengaruhi pola perjalanan mandiri anak, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku spasial dari perjalanan mandiri anak di Kota Depok serta faktor-faktor yang berkorelasi. Data penelitian diperoleh dari 9 sekolah dasar yang menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, penulisan narasi, dan menggambar situasi sekolah, yang dilakukan oleh anak-anak kelas 4 SD. Analisis data dilakukan dengan metode analisis keruangan yang diperkuat dengan analisis chi-square.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan penduduk di sekitar sekolah dengan jenis moda transportasi yang dipilih anak. Jarak perjalanan juga mempengaruhi jenis moda transportasi. Semakin jauh jarak perjalanan anak, semakin terbatas moda transportasi yang digunakan.
Dari hasil analisis, kesimpulan yang didapat adalah lokasi sekolah mempengaruhi pola spasial perjalanan mandiri anak. Sebaran sekolah yang berada di lokasi dengan tingkat keramaian yang tinggi belum menunjukkan bahwa Kota Depok merupakan kota yang berpihak kepada kemandirian anak dalam melakukan perjalanan ke sekolah, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak.

Distribution of elementary schools in Depok City, West Java, is not only located in settlement area. This situation influences the pattern of children's independent mobility, which is one of aspects in Children Friendly City program in that city. This research aimed to discover the spatial behavior pattern of children's independent mobility in Depok City and the factors that have correlation with it. There are 9 elementary schools which became sample in this research. The data gathering was done by questionnaire filling, narration writing, and drawing school situation that was done by children in 4th grade. Data analysis was done using spatial analysis which was strengthened by chi-square analysis.
As the result, there is correlation between resident's activity around the school and transportation mode that is chosen by children. Trip distance also influences the type of transportation mode. The further children's trip distance, the more limited transportation mode that can be used.
From the analysis result, it is concluded that school location influences spatial pattern of children independent movement. Distribution of schools that are located in places with high crowd level shows that Depok City hasn't taken side with children?s independence in doing trip to school as aspect of Children Friendly City program.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Asril Sani
"Disiplin geografi senantiasa berorientasi pada pendekatan holistik dengan ciri utama memadukan pemahaman akan proses fisik-alamiah dan proses sosial. Pada awalnya, usaha pemaduan tersebut dilakukan secara kualitatif namun perkembangan zaman metode yang digunakan dilakukan secara kuantitatif dan saat ini menggunakan Sistim Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Salah satu masalah yang menarik adalah penerapannya pada kajian mengenai deforestrasi.
Kajian yang terkait telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai hubungan kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan terhadap deforestasi. Untuk itu penting dilakukan pengujian beberapa metode ( Statistik Peason dan Spatial Autocorrelation) untuk mengetahui hubungan variabel tersebut.
Hasil kajian menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan memiliki korelasi dan autokorelasi yang positif dengan deforestasi meskipun angka yang di tunjukkan relatif kecil. Selain itu, penggunaan metode spatial autocorrelation memungkinkan kita melihat wilayah- wilayah mana yang signifikan sehingga muncul angka autokorelasinya.

Geography always try to understanding with a holistic approach with combine physical process and social processes. Initially, the effort was undertaken as a qualitative development of the age but the method used be either quantitative, and at this time we can use Geographical Information System and Remote Sensing. One of the interesting problems is the study on the implementation is deforestation.
Related study has been conducted by several researchers on the relationship of population density and poverty rate with deforestation. It is important to know the relationship between each variables by use several methods (Statistics Peason and Spatial Autocorrelation).
The results of the study show that population density and poverty level have a positive number both of correlation and autocorrelation with deforestation, although the numbers is relatively small. In addition, the use of spatial autocorrelation method allows us to see where areas give a significant number.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34066
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aurel Hewy Sabita
"Selama era post pandemi, banyak aktivitas yang kembali normal. Banyak remaja sering melakukan hangout sebagai sarana untuk berkumpul dengan teman. Kehadiran Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square menyediakan one-stop hangout place. Remaja memilih tempat hangout berdasarkan preferensi atau pilihan pribadi. Proses pemilihan space melibatkan berbagai aspek psikologi seperti motivasi, intensi pribadi, emosi serta intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pola Pemilihan Lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square Sebagai Tempat Hangout Remaja Di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi literatur menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square sebagai tempat hangout remaja di Kota Tangerang Selatan sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan hangout remaja di Kota Tangerang Selatan. Secara umum pemilihan lokasi dari pengunjung Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square di Kota Tangerang Selatan ditentukan oleh karakteristik responden melalui usia, jenis kelamin, status pekerjaan, pendidikan terakhir dan domisili tempat tinggal menjadi pola awal menetapkan keputusan lokasi hangout yang dituju, karakteristik perjalanan melalui perilaku konsumen dan karakteristik lokasi hangout melalui perilaku keruangan(site dan situation). Pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square dapat juga dilihat dari leisure motivation yang lebih termotivasi kepada hubungan social yaitu kebutuhan seseorang akan persahabatan dan hubungan interpersonal khususnya dalam interaksi dengan orang lain dan pengembangan persahabatan yang diikuti dengan motivasi competence mastery seseorang dalam bersaing dengan kemampuan personal terhadap orang lain dan memotivasi intellectual seseorang dalam membantu memperluas minat atau belajar tentang hal-hal lain di sekitarnya, sedangkan berkaitan dengan stimulus avoidance lokasi hangout masih belum menyentuh motivasi seseorang untuk dapat merasakan rileks secara mental atau belum dapat menghilangkan stress dan ketegangan individu yang datang ke lokasi hangout tersebut.

During the post-pandemic era, many activities have returned to normal. Many teenagers often hang out as a means to gather with friends. The presence of a Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in providing one-stop hangout place. Teenagers choose hangout places based on personal preferences or choices. The space selection process involves various aspects of psychology such as motivation, personal intentions, emotions, and intellect. This study aims to analyze the Location Selection Pattern of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a Teenage Hangout Place in South Tangerang City. This research uses quantitative methods with literature studies using descriptive analysis. The results of the study prove that the location selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a teen hangout place in South Tangerang City greatly influences the success of fulfilling the hangout needs of teenagers in South Tangerang City. In general, the location selection of visitors to Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in South Tangerang City is determined by the characteristics of visitors through age, gender, employment status, latest education, and domicile of residence is the initial pattern in determining the intended hangout location decision, travel characteristics through consumer behavior and location characteristics through spatial behavior (site and situation). The selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square locations can also be seen from leisure motivation which is more motivated by social relationships, namely a person's need for friendship and interpersonal relationships, especially in interactions with others and the development of friendships followed by a person's competence mastery motivation in competing with personal abilities against others and motivating a person's intellectual in helping to broaden interests or learn about other things around him, while concerning stimulus avoidance, hangout locations still do not touch a person's motivation to be able to feel mentally relaxed or not be able to relieve stress and tension of individuals who come to the hangout location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Trianah
"ABSTRAK
Perkembangan pasar modern (ritel) di Indonesia yang pesat akhir-akhir ini membawa perubahan pada kebiasaan belanja masyarakat. Masyarakat yang tadinya berbelanja pada pasar tradisional, perlahan-lahan beralih ke pasar modern dengan berbagai alasannya. Demikian pula dengan krisis ekonomi yang telah melanda negara ini, membuat masyarakat semakin pandai dalam membelanjakan uangnya. Kehadiran pasar modern asing (hypermarket) yang dalam satu sisi menawarkan sebagian produk dengan harga yang rendah dan pada sisi yang lain tetap menjaga kualitas, menimbulkan berbagai persepsi harga. Persepsi harga ini yang di dalam penelitian ini merupakan variabel independen, dibedakan dalam peran yang negatif dan peran yang positif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal tentang persepsi harga konsumen dan pengaruhnya terhadap perilaku belanja pada hypermarket asing serta menguji modelnya. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk persepsi harga dan perilaku belanja pada hypermarket asing (Carrefour) berusaha untuk dicari jawabannya. Kuesioner disebarkan kepada individu yang berbelanja pada Carrefour. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan PRELIS-2 dan LISREL-8.
Pada model persepsi harga - perilaku belanja, persepsi harga merupakan model konfirmatori 2 tingkat, yang mempunyai 2 variabel laten tingkat satu, dan diukur melalui 7 variabel teramati atau indikator. Demikian pula dengan perilaku belanja yang menunjukkan model konfirmatori 2 tingkat, yang mempunyai 2 variabel laten tingkat satu, dan diukur melalui 5 variabel teramati. Sedangkan pada model alternatif persepsi harga - pencarian harga dan respon terhadap obral, untuk persepsi harga tetap menggunakan model konfirmatori 2 tingkat dengan 2 variabel laten tingkat satu, yang diukur melalui 7 variabel teramati. Sedangkan pencarian harga merupakan model konfirmatori 1 tingkat, yang diukur melalui 3 variabel teramati. Demikian pula dengan respon terhadap obral merupakan model konfirmatori 1 tingkat, yang diukur melalui 2 variabel teramati.
Dalam hubungan kausal untuk model persepsi harga - perilaku belanja dapat disimpulkan bahwa persepsi harga tidak berpengaruh terhadap perilaku belanja. Sedangkan pada model alternatif persepsi harga - pencarian harga dan respon terhadap obral dapat disimpulkan bahwa persepsi harga berpengaruh secara signifikan terhadap pencarian harga dan respon terhadap obral. Implikasi penelitian ini bagi manajemen ritel adalah perlunya meningkatkan faktor-faktor selain harga (misalnya pelayanan) dalam pasar persaingan monopolistik.
Tesis yang disusun ini merupakan exercise dari pembentukan dan pengembangan model dalam pemasaran, sehingga masih terdapat banyak keterbatasan-keterbatasan yang dapat dilihat pada Kesimpulan di bab VI di halaman 97.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellys Sundiana
"Pada akhir abad ke 20, terjadi perubahan konsep dalam bidang pendidikan di Indonesia yang ditandai dengan isu peningkatan mutu pendidikan. Keadaan ini dipicu oleh keluarnya peraturan pemerintah tentang ketentuan baru sistem pendidikan dan peningkatan standar nilai UAN. Pemerintah melakukan perubahan ini tanpa menyertakan aspek spasial di lingkungan sekolah, sedangkan keberadaan ruang merupakan komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di sekolah menengah atas negeri dan swasta, menunjukkan beberapa bangunan sekolah tidak melakukan perubahan secara fisik dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Apakah kondisi ini dapat mengakomodasi proses pembelajaran dalam memenuhi target peningkatan nilai UAN setiap tahunnya? Padahal keberadaan aspek spatial di lingkungan sekolah tidak terlepas dari arsitektur yang membentuknya. Salah satu cara meningkatkan nilai UAN adalah dengan meningkatkan disiplin guru dan siswa. Berkaitan dengan aspek spatial, Foucault menyatakan bahwa konsep disiplin secara spatial diterjemahkan dalam model panoptikon. Sehingga perilaku dan proses pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem yang dikembangkan pihak penyelenggara sekolah. Namun permasalahan yang muncul, apakah sistem ini diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia guna memenuhi target peningkatan nilai UAN? Untuk itu, saya menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model studi kasus guna memahami penerapan disiplin secara spatial di sekolah. Pemilihan sampel berdasarkan sekolah unggulan menurut DIKNAS yang mampu memenuhi target peningkatan UAN. Dengan menggunakan sampel ini, saya dapat memahami konsep ruang disiplin. Berdasarkan hasil penelitian, saya berkesimpulan bahwa metode ruang disiplin panoptikon yang dikembangkan oleh Foucault, tidak menghasilkan peningkatan prestasi siswa yang tinggi. Menurut saya hal ini disebabkan karena sekolah tidak menerapkan metode ruang disiplin panoptikon dengan pengontrolan tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengontrolan yang terjadi di sekolah karena kehadiran guru secara aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Edison
"Pangandaran dan Cilacap merupakan dua daerah yang berada di dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia, hal ini menyebabkan kedua daerah tersebut rentan terhadap aktivitas seismik. Selain itu, lokasi sesar Citanduy yang berada di timur laut dari Cilacap juga mengakibatkan aktivitas kegempaan lokal yang dapat terasa sampai ke Pangandaran. Informasi mengenai kelas tanah diperlukan sebagai salah satu cara untuk memahami respon tanah pada saat dilewati oleh gelombang gempabumi. Salah satu cara untung mengklasifikasikan kelas tanah adalah dengan Vs30. Pada penelitian ini, dilakukan perekaman mikrotremor untuk menentukan periode dominan dan MASW, data elevasi dan slope berdasarkan citra satelit, dan peta Vs30 USGS untuk menentukan Vs30. Penelitian dilakukan dengan membuat mikrozonasi periode dominan di Pangandaran dan Cilacap sebagai pembanding dengan menggunakan Klasifikasi Zhao. Selain itu, dilakukan korelasi antar parameter, yaitu periode dominan, elevasi, dan slope. Berdasarkan hasil analisis, diketahui korelasi yang paling akurat di Pangandaran dan Cilacap adalah korelasi
periode dominan, elevasi, dan slope. Dimana, di Pangandaran kelas tanahnya terbagi menjadi tiga, yaitu batuan (SB), tanah keras (SC), dan tanah sedang (SD). Di Pangandaran, slope memiliki peranan terhadap kelas tanahnya, dimana semakin tinggi slopenya, semakin tinggi juga nilai Vs30 beserta kelas tanahnya. Sementara, di Cilacap slope tidak memiliki pengaruh terhadap nilai Vs30 beserta kelas tanahnya, dikarenakan Cilacap secara topografi merupakan dataran. Berdasarkan dari hasil analisis, diketahui elevasi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai Vs30 dan kelas tanahnya.

Pangandaran and Cilacap are two areas that are close to the meeting of the Indo Australian plate with Eurasia, this causes both areas to be vulnerable to seismic activity.
In addition, the location of the Citanduy fault which is in the northeast of Cilacap also
causes local seismic activity that can be felt as far as Pangandaran. Information on soil
class is needed to understand the response of the soil when it is passed by an earthquake
wave. One advantageous way of classifying soil classes is with Vs30. In this study,
microtremor measurements were carried out to determine the dominant period and
MASW, elevation and slope data based on satellite imagery, and the Vs30 USGS map to
determine Vs30. The research was conducted by microzoning the dominant period in
Pangandaran and Cilacap as a comparison using the Zhao Classification. In addition,
correlations between parameters are carried out, namely the dominant period, elevation,
and slope. Based on the results of the analysis, it is known that the most accurate
correlation in Pangandaran and Cilacap is the correlation of the dominant period,
elevation, and slope. Where, in Pangandaran the soil class is divided into three, namely
rock (SB), hard soil (SC), and medium soil (SD). In Pangandaran, the slope has a role in
the soil class, where the higher the slope, the higher the Vs30 value and the soil class.
Meanwhile, in Cilacap the slope has no effect on the value of Vs30 and the soil class,
because Cilacap is topographically a plain. Based on the results of the analysis, it is known
that elevation has no effect on the value of Vs30 and the soil class
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>