Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septiana Queentina
"Artikel ini membahas mengenai komunikasi interpersonal pegawai unit kearsipan di Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia dalam membangun motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunikasi interpersonal pegawai arsip dalam membangun motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Maret sampai Mei dengan observasi dan wawancara secara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal pegawai arsip di Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia berjalan dengan cukup baik. Meskipun demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa kurang adanya sikap dukungan yang diberikan atasan terhadap pegawai. Akibatnya, pegawai menjadi kurang optimal dalam mengerjakan pekerjaannya.

The article discusses the effectiveness of interpersonal communication between archive employees at the Directorate of Human Resources, University of Indonesia in building work motivation. This study aims to show the effectiveness of archive employee interpersonal communication in building work motivation. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data was collected from March until May by observation and in-depth interviews. The results of this study show that the interpersonal communication of archive employees at the Directorate of Human Resources, University of Indonesia is going well. However, this study also found that there was a lack of supportive attitudes given by superiors to employees. As a result, employees become less than ideal in doing their jobs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Bukhori
"ABSTRAK
Kompetensi merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh setiap pegawai yang melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu, termasuk dalam bidang kearsipan. Kompetensi sangat dibutuhkan dalam membentuk sebuah kinerja yang baik demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Karena jika setiap pegawai memiliki kompetensi yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja yang terbaik. Sebagai pengelola arsip seorang arsiparis dituntut untuk dapat memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu maka seorang arsiparis harus memiliki tiga kompetensi dasar dibidang kearsipan yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi arsiparis terhadap kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia dan seberapa besar pengaruhnya serta juga mengidentifikasi indikator dari kompetensi yang memiliki pengaruh paling besar bagi arsiparis dalam melakukan kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui secara menyeluruh kompetensi arsiparis yang terdiri dari indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki pengaruh sebesar 56,4% terhadap kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia. Secara parsial konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dengan t hitung dari konsep pengetahuan sebesar 1,257 dan t hitung dari konsep keterampilan sebesar 1,141 sedangkan t hitung dari konsep sikap sebesar 5,535 dengan t tabel sebesar 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dari konsep pengetahuan dan keterampilan lebih kecil dari t tabel sedangkan t hitung dari konsep sikap lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dalam melakukan kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia.

ABSTRACT
Competence is a criterion that must be owned by every employee who does work in a particular field, including in the field of filing. Competence is needed in forming a good performance in order to achieve the goals of the organization or company. Because if every employee has high competence it will produce the best performance. As an archive manager, an archivist is required to be able to provide various information needed by the community. Therefore, an archivist must have three basic competencies in the field of filing, namely knowledge, skills and attitudes. This study aims to determine whether there is an influence of archivist competence on the performance of archivists at the National Archives of the Republic of Indonesia and how much they influence and also identify indicators of competencies that have the greatest influence on the archivists in performing performance.
Based on the results of the study, it is known that overall archivist competency consisting of indicators of knowledge, skills and attitudes has an influence of 56.4% on the performance of archivists in the National Archives of the Republic of Indonesia. Partially the concept of knowledge and skills does not have a significant effect compared to the concept of attitude with t count from the concept of knowledge of 1.257 and t count from the concept of skills of 1.141 while t count from the concept of attitude is 5.535 with t table of 1.991. This shows that the value of t count from the concept of knowledge and skills is smaller than t table while t count from the concept of attitude is greater than t table, so it can be concluded that the concepts of knowledge and skills do not have a significant effect compared to the concept of attitude in performing archivist performance at the National Archives of the Republic of Indonesia."
2019
T53576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Dedi Faozi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas peran dan proses perubahan sosial profesi Arsiparis di lembaga Negara pada era VUCA. Hasil penelitian menunjukkan lemahnya peran Arsiparis di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tercermin dari peranan Arsiparis yang hanya dianggap sebagai pendukung dan bukan sebagai profesi yang memainkan peran penting dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019. Pendekatan model institusional dari Beckert (2010) memperlihatkan bahwa secara jejaring (Social Network) Arsiparis hanya memiliki relasi dengan kolega yang berada pada level menengah di dalam profesi dan hanya sedikit saja yang memiliki akses dan hubungan baik dengan pejabat tinggi. Tidak adanya pihak yang memiliki kuasa untuk memperjuangkan pentingnya peranan arsip bagi kepentingan organisasi maka cognitive frame dari pejabat tinggi di kedua instansi tersebut selalu menempatkan Arsiparis sebagai profesi yang tidak penting. Hal ini juga sejalan dengan Model Interaksi Hubungan Formal dari Nee (2005) serta konsep VUCA World dari Bennett dan Lemoine (2014) bahwa adanya perubahan tata kelola pemerintahan dari manual (kertas) menjadi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) berpengaruh pada perubahan interaksi sosial dan strategi pengembangan profesi Arsiparis sebagai petugas kearsipan dalam menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik. Melalui pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, data dikumpulkan lewat penelitian pustaka, wawancara mendalam dengan Arsiparis dan pengelola arsip dalam pengarsipan Daftar Pemilih Sementara (DPS) pada Pemilu 2019.

ABSTRACT
This thesis discusses the role and process of social change in the Archivist profession in state institutions in the VUCA era. The results of this study indicate the weak role of Archivists in Ministry of Home Affairs (Kemendagri) and the General Election Commission (KPU) reflected by the role of Archivists who are only considered as supporters and not as professions that play an important role in the 2019 general election. Institutional model approaches Beckert (2010) shows that in networking (Social Network) Archivists only have relations with colleagues who are at the middle level in the profession and only a few have access and good relations with high officials. In the absence of parties who have the power to fight for the importance of the role of records for the interests of the organization, the cognitive frame of high-ranking officials in both agencies always places Archivist as an insignificant profession. This is also in line with the Formal Relations Interaction Model from Nee (2005) and VUCA Wold concept from Bennet and Lemoine (2014) that a change in governance from manual (paper) to an Electronic-Based Government System (SPBE) by the Minister of Kemenpan RB has an effect on changes in social interaction and archiving professional development strategies as archival officers in carrying out good governance. Through a qualitative research approach with the type of case study research, data was collected through library research, in-depth interviews with archivists and archival managers in archiving Provisional Voter Lists (DPS) in the 2019 Elections."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Sanusi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan iklim komunikasi organisasi terhadap komitmen keorganisasian pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia. Penelitian dilakukan di ANRI, pada bulan April sampai dengan Mei 2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksplanasi, dengan melibatkan 86 responden yang dipilih secara acak. Kuisioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dengan menggunakan skala likert. Kuisioner telah diuji validitas dan realibilitasnya dengan teknik pearson product moment dan teknik cronbach alpha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat komitmen pegawai ANRI berada pada tingkat sedang atau cukup baik. Iklim komunikasi organisasi secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi komitmen organisasi.
Penelitian diharapkan dapat memperkaya hasil-hasil penelitian mengenai komitmen organisasi khususnya di sektor publik. Untuk Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode eksploratif guna mengetahui secara mendalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi komitmen organisasi pegawai di sektor publik.

This research was aim to determine the influence of work motivation and organizational communication climate on organizational commitment of National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI) employees. The research was conducted at the ANRI, in April to May 2012.
The method used in this study was a quantitative explanation, involving 86 randomly selected respondents. The questionnaire used in this study were covered by the questionnaire using Likert scale. Validity and reliability of the questionnaire tested with Pearson product moment technique and the cronbach alpha technique.
The results showed that the level of employee commitment ANRI were at moderate. Partially, organizational communication climate and work motivation had a positive and significant impact on organizational commitment. Simultaneously, organizational communication climate and work motivation had a positive and significant impact on organizational commitment.
The study was expected to enrich the results of research on organizational commitment, especially in the public sector. Further research was recommended to use exploratory methods to know in depth what factors are affecting the organizational commitment of employees in the public sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 tuntunan terhadap arsiparis pun ikut mengikat. Arsiparis Indonesia harus mampu bersaing dengan sumber daya kearsipan dari sesama negara ASEAN agar dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri. salah satu cara pembuktian bahwa arsiparis mempunyai kompetensi dalam bidang kearsipan adalah dengan sertifikasi arsiparis."
020 KHA 9:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Riski Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai dalam sebuah instansi pemerintah. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh secara tidak langsung budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja jika dikaitkan dengan faktor usia.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan bahwa secara langsung budaya komunikasi dalam sebuah instansi pemerintah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai. Sementara itu, secara tidak langsung, budaya komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning. Sama halnya dengan pengaruh budaya komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning.

This study aims to examine how much influence the communication culture on work motivation and productivity of employees working in a government agency. In addition, this study also aims to examine the effect of indirect culture communication on work motivation and productivity in relation to the age factor.
The results obtained from this study showed that direct communication culture within a government agency have a significant influence on work motivation and employee productivity. Meanwhile, indirectly, the communication culture significantly influence employee motivation with age as a variable interverning. Similarly, the influence of communication culture on employee productivity with age as a variable interverning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Raynata
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh kompetensi komunikasi interpersonal dan motivasi terhadap kualitas pelayanan account representative Direktorat Jenderal Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan Penelitian ini menggunakan paradigma positivis dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kepada 194 responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis data multivariat dengan menggunakan analisis regresi. Hasil dari penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan dari Kompetensi Komunikasi Interpersonal , motivasi terhadap kualitas pelayanan. Baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama. Walau tidak besar pengaruhnya , hal ini menunjukaan kompetensi komunikasi tidak bisa dianggap tidak penting dalam memberikan pelayan. Kompetensi Komunikasi interpersonal yang tinggi dengan penerapan yang benar, dapat menghasilkan kualitas pelayanan yang prima .

ABSTRACT
This research explores the influence of interpersonal communication competence and motivation to the quality of service of the Directorate General of Tax representative account in regional offices South Jakarta Research uses a quantitative approach with the positivist paradigm. Data collection methods used in this research is a survey to a 194 respondents using a questionnaire. The analysis of the data used is the multivariate data analysis using regression analysis. The result of this research showed there were significant effects of Interpersonal Communication Competence, motivation to quality of service. Either by himself alone or together. Although not a great influence, it shows the communication competence cannot be deemed not important in giving a maid. Interpersonal Communication competence is high with the correct application, can produce excellent quality of service."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2014
T41645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Annisa
"Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariza Vania
"Analisa situasi di Indonesia AIESEC salah satu organisasi kepemudaan bertaraf internasional bersifat nirlaba non politik bertujuan untuk mempromosikan pemahaman sosial budaya dan kepemimpinan pertama kali di Universitas Indonesia didirikan pada tahun 1984 kemudian berkembang di 24 perguruan tinggi di Indonesia. Program Exchange Fair dan AIESEC Exchange Fair merupakan ajang kegiatan perekrutan AIESEC yang terstruktur dan terprogam serta rutin dilaksanakan tiap tahun. Hingga kini tercatat sebanyak 1618 orang telah mengikuti program ini di lebih dari 100 negara. Walaupun demikian bila dilihat dari sebarannya hanya sebagian kecil dari peserta program pertukaran keluar outgoing exchange memilih negara negara ASEAN sebagai negara tujuannya. Demikian pula hanya sebagian kecil program pertukaran ke dalam incoming exchange berasal dari negara negara di ASEAN. AIESEC UI yang merupakan AIESEC tertua perlu melakukan langkah terobosan yang bersifat inovatif Kegiatan inovatif tersebut dikembangkan dari program yang sudah ada dengan memanfaatkan momentum program ASEAN Community 2015 kemudian dikemas menjadi program khusus. Langkah ini sangat bermanfaat yang tidak hanya dapat meningkatkan jumlah peserta program pertukaran secara keseluruhan incoming dan outgoing exchange tetapi juga turut berkontribusi nyata program ASEAN karena fokus pertukarannya di negara negara ASEAN.
Tujuan
Meningkatkan jumlah peserta program pertukaran dan pesebarannya di negara negara ASEAN.
Strategi
Strategi Pesan
Menyusun pesan kunci umum dan khusus untuk mencapai tujuan dari program.
Strategi Publikasi
Mempromosikan dan menyebarkan informasi perekrutan anggota baru untuk melakukan program pertukaran melalui AIESEC UI.
Strategi Implementasi
Mengelaborasikan program komunikasi rangkaian kegiatan ASEAN Exchange Fair 2014
Khalayak Sasaran
Khalayak Primer MahasiswaKhalayak Sekunder Teman Kerabat Sanak Saudara dari mahasiswa Media Massa Pemerintah Komunitas organisasi pemuda
Pesan Kunci
AIESEC UI percaya bahwa setiap pemuda adalah calon pemimpin di masa yang akan datang AIESEC UI memahami pentingnya masa muda dan peduli akan pengembangan potensi serta peningkatan hubungan antarpemuda di ASEAN Program ASEAN Exchange Fair 2014 dilaksanakan satu kali Publikasi offline poster flyer baliho dan online Facebook Twitter website dan Instagram Briefing JurnalisAIESEC UI 'Alumnite.
Jadwal
Juni - Desember 2014
Anggaran
Rp 277 772 500
Evaluasi
Evaluasi Tahap Input Evaluasi progres kerja panitia dapat menggunakan hasil evaluasi sebagai pedoman kerja di program selanjutnya.
Evaluasi Tahap Output Evaluasi yang mengukur hasil kerja panitia melalui kegiatan kegiatan yang tangible dan sebagai pedoman di acara yang akan datang.
Evaluasi Tahap Outcome Evaluasi untuk mengukur seberapa besar dampak positif masyarakat setelah berjalannya rangkaian kegiatan "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Mentalitas Komunikasi bersifaf mendengar, meyakinkan, dan mempertukarkan. Aspek teknis, budaya, dan ekonomi komunikasi informasi menjadi vital dalam komunikasi teknis dan komunikasi manusia. Keseimbangan infrastruktur dan manusia diperlukan mulai pada level mikro, meso, dan makro dalam tatanan sistem komunikasi pemerintah dan rakyat. Dengan menggunakan konsep mentalitas sebagai ideologi dari Levy-Bruhl dan Althusser, artikel ini menggunakan metode hermeneutik untuk mengungkapkan pentingnya kekuatan yang seimbang antara komunikasi pemerintah dan rakyat. Salah satu temuannya ketidakseimbangan komunikasi yang bersifat teknis dan manusia adalah adanya mental individualistik tanpa komitmen dan jauh dari kolektivisme. Untuk itu diperlukan tokoh komunikasi sebagai hermes dan aparatus yang mampu mempertukarkan pesan baik versi pemerintah maupun versi rakyat.

Mentality communication was listening, reassuring, and replacing. Technique, culture, and communication information economy aspects were being vital in technique communication and human communication. Infrastructure balancing and human required from micro, maso, mand macro levels in system order of government and public communication. By using mentality concept as ideology of Levy-Bruhl and Althusser, this article used hermeneutic method to reveal the importance of strength was balancing between government and public communication. One of the finding communication unbalancing was technique and human which there was individualistic mental without commitment and far from collectivism. Therefore, it needed communication actor as hermes and apparatus which capable replacing the message both government version and public version."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>