Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Natasya Putri
"Tren bisnis keberlanjutan telah banyak diadopsi oleh usaha mikro di Indonesia. Dalam menyampaikan pesan, usaha mikro perlu untuk merancang strategi komunikasi agar mencapai tujuannya. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pemasaran sosial dan pemasaran hijau. Makalah non seminar ini ditujukan untuk mengetahui dan memaparkan penggunaan strategi komunikasi dan pesan pro lingkungan pada usaha mikro kebutuhan sehari-hari Demibumi. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara singkat dan studi dokumen terhadap saluran komunikasi Instagram dan website Demibumi. Analisis dilakukan secara deskriptif dan menggunakan teknik analisis pesan. Hasil penelitian menunjukkan Demibumi secara optimal menggunakan bauran pemasaran sosial dan pemasaran hijau dalam strategi komunikasi serta melakukan pengemasan pesan pro lingkungan.

The sustainability business trend has been widely adopted by micro-enterprises in Indonesia. In conveying messages, micro-enterprises need to design communication strategies to achieve their goals. Approaches that can be used is social marketing and green marketing. This non-seminar paper is intended to identify and explain the use of communication strategies and pro-environmental messages in daily needs micro business Demibumi. This descriptive qualitative research uses the technique of collecting data from short interviews and document studies on communication channels Demibumi: Instagram and website. The analysis was carried out descriptively and using message analysis techniques. The results showed that Demibumi optimally used the marketing mix from social marketing and green marketing in its communication strategy as well as packaging pro-environmental messages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Amalia Badri
"Tugas Karya Akhir ini secara umum membahas tentang kegiatan pemasaran sebuah kedai kopi lokal bernama Kopi Nyantai. Tugas Karya Akhir ini berisi berbagai perencanaan serta contohcontoh implementasi program pemasaran yang diharapkan dapat menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh Kopi Nyantai, salah satunya adalah rendahnya awareness dari khalayak sasarannya. Berdasarkan analisa atas kondisi, kegiatan pemasaran, dan potensi yang dimiliki Kopi Nyantai, maka penulis memilih untuk menggunkan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri atas periklanan, pemasaran internet, pemasaran langsung, dan promosi penjualan. Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan awareness yang kemudian dapat berimplikasi pada kenaikan penjualan sebesar 20%.

This proposal generally discusses the marketing activities of a local coffee shop called Kopi Nyantai. This proposal contains various steps and examples of the program implementation that are expected to be able to answer some of the problems related to Kopi Nyantai, one of which is the low brand  awareness. Based on the situation analysis, marketing activities, and the opportunity  of Kopi Nyantai, the authors chose to use an integrated marketing communication strategy consisting of advertising, internet marketing, direct marketing, and sales promotion. Through this program, it is expected to increase awareness, which can then have implications for the increase of sales by 20%. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Sedyastuti
"Krisis moneter yang berkepanjangan telah menyebabkan makin sulitnya ekonomi rakyat terutama dari golongan ekonomi rendah. Untuk mengantisipasi makin rendahnya kualitas pendidikan masyarakatnya, pemerintah bersama dengan Unicef mencoba melakukan suatu gebrakan. Gebrakan tersebut dibentuk dalam suatu kegiatan kampanye pemasaran sosial yang mencoba memotivasi keluarga yang kurang mampu yang memiliki anak usia sekolah (7-15 tahun ) untuk tetap menyekolahkan anaknya. Pelaksanaan kampanye dilakukan dengan dua cara yakni periklanan di media massa dan mobilisasi sosial.
Tesis ini mencoba untuk menganalisis perencanaan konsep kreatif khususnya pesan-pesan yang dikembangkan melalui program perikalanan maupun mobilisasi sosial dengan metode evaluasi. Studi evaluasi ini pada dasarnya adalah menggunakan konsep penelitian sosial untuk menilai penyusunan konsep dan desain, implementasi dan manfaat program. Dalam pengumpulan datanya studi ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni dengan melakukan wawancara dengan para tokoh yang terlibat dengan kegiatan tersebut yaitu pihak Unicef. Hotline Adv dan Fortune Adv.
Kampanye Pemasaran Sosial Aku Anak Sekolah sebagai suatu kampanye dapat dikatakan kurang fokus dalam perancangan pesan dan penetapan target sasaran. Hal ini disebabkan karena pembatasan problem periklanan dan tujuan kampanye yang kurang tepat. Hal lain adalah penggunaan banyak pesan (versi I dan Versi 11 ) dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama menjadikan program ini kelihatan tidak memiliki suatu persiapan yang matang. Perubahan versi I dan versi it menggambarkan telah terjadi pemborosan untuk biaya produksi film iklan dan penayangan. Waktu yang efektif untuk penayangan sebaiknya dilakukan pada masa liburan sekolah sehingga perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat diharapkan terjadi bulan Juli yaitu pada masa pendaftaran sekolah dan tidak berlarut-larut sampai bulan Januari.
Suatu kampanye pemasaran sosial akan berhasil dengan baik jika komunikasi interpersonal berperan. Dalam kampanye ini peran interpersonal digantikan dengan mobilisasi sosial yang lebih difokuskan pada publisitas dan pelayanan di sekolah-sekolah. Peran komunikasi interpersonal diharapkan dapat diperankan oleh para petugas lapangan dalam upaya untuk mendapatkan informasi yang diberikan lewat media massa sehingga perubahan sikap dan tingkah laku atau pemantapan dapat terlaksana."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Mulyana
"Pemasaran sosial untuk program kesehatan telah banyak dilakukan, namun pemasaran sosial tentang program antenatal di Indonesia belum banyak dilakukan.
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen yang berlokasi di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat dengan jumlah responden 122 ibu hamil melalui total sampling, Daerah intervensi adalah Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Cikajang sebagai daerah kontrol dengan jumlah responden masing-masing 61 ibu hamil. Intervensi yang dilakukan adalah Pemasaran Sosial program antenatal dengan sasaran primer ibu hamil dan sasaran snit-under; suami, mertua, kader Posyandu, dukun beranak dan ulama.
Uji t pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah Pemasaran Sosial menunjukan adanya peningkatan yang bermakna dengan p = 0,0001. Uji t peningkatan pengetahuan antenatal dan sikap pelayanan antenatal antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna dengan p = 0,0001. Selain itu peningkatan pengetahuan antenatal berpengaruh terhadap peningkatan sikap pelayanan antenatal dan memiliki hubungan yang bermakna dengan p 0,000001.
Pada kelompok intervensi setelah dilakukan Pemasaran Sosial antenatal terjadi perilaku pemeriksaan antenatal dengan nilai rata-rata 3,5 kali sedangkan kelompok kontrol nilai rata-rata 1,9 dan berdasarkan uji t terdapat perbedaan yang bcrmakna dengan p=0,0001. Untuk mcngetahui variabel-variabel yang berpcngaruh terhadap terjadinya perilaku dilakukan uji Regresi Logistic, dan diperoich hasil bahwa variabel daerah intervensi berhubungan bcrmakna dengan perilaku pemeriksaan antenatal (p<0,05) sedangkan variabel lain; pcngctahuan antenatal, sikap terhadap pelayanan antenatal, pekerjaan suami dan umur responden tidak memberikan efek terhadap perilaku pemeriksaan antenatal (p>0,05).
Dapat disimpulkan bahwa Pemasaran Sosial antenatal dapat meningkatkan pengetahuan antenatal, meningkatkan sikap terhadap pelayanan antenatal dan mendorong terjadinya perilaku pemeriksaan antenatal. Pendekatan Pemasaran Sosial antenatal sangat efektifuntuk meningkatkan pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal, juga memberikan dampak terhadap perilaku pemeriksaan antenatal, Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang peranan kelompok sekunder terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku antenatal serta unsur kelompok sekunder yang paling dominan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang antenatal serta terjadinya perubahan perilaku antenatal.

Operational Research of Antenatal Check in Posyandu by using Social Marketing Strategy in Garut Regency, West-JavaSocial marketing for health program has been conducted many times, but special social marketing for antenatal program in Indonesia has not been conducted as many as for health program.
This research used quasi-exsperiment design, located in Garut Regency West-lava Province with 122 pregnant mothers as total sample. Intervention area was Kadungora Health Centre and Cikajang Health Center was control area, each 61 pregnant mother as respondents. Intervention held was social marketing about antenatal program with pregnant mothers as the primary target and the secondary target was husband, father/mother in law, Posyandu caller, traditional birth attendant and religious leader.
The t-test of knowledge and attitude about antenatal care in intervention group, before and after social marketing, showed that there was significant increase with p-0,0001. The t-test konwledge and attitude increase , between intervention and control group, showed that there was a significant difference with p = 0,0001. Besides that, the increase of antenatal knowledge influenced the increase of attitude about antenatal care and there was a significant relationship berween knowledge and attitude about antenatal (p=0,000001).
In intervention group, after social marketing had been conducted, there was 3,5 times for antenatal check practice compare to control group which was only 1,9 times. Based on the t-test, there was a significant difference (p = 0,0001). To understand the variables influenced practice, logistic regression analysis was used, and the result was that intervention area variable related significantly with the practice on antenatal check (p<0,05) while the other variables like knowledge, attitude, husband's occupation and respondent age did not influence the practice of antenatal check (p>0,05),
It can be concluded that social marketing about antenatal can increase knowledge, attitude and motivate antenatal check. Antenatal social marketing approach is very effective to increase knowledge and attitude about antenatal, also influences practise about antenatal.
Further research about the role of secondary group is needed to increase knowledge, attitude and practice about antenatal and to understand the secondary group element which is very dominant in increasing knowledge, attitude and practice about antenatal.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widjanarty
"Indonesia kini menghadapi tingkat epidemi HIV/AIDS yang sangat tinggi di Asia. Pencegahan paling efektif adalah pemakaian kondom secara konsisten. Departemen Kesehatan meluncurkan program sosialisasi kondom beberapa tahun yang lalu namun faktor budaya diakui menjadi kendala utama sehingga program tersebut tidak efektif. Akhirnya program ini di-outsource-kan kepada DKT, sebuah organisasi non profit yang berbasis di Amerika Serikat, untuk dilanjutkan.
Sejak beroperasi tahun 1996, DKT Indonesia telah berhasil memperluas pasar kondom melalui program pemasaran sosial yang komponen utamanya adalah perubahan perilaku. Meluasnya pasar kondom dalam konteks ini berarti bahwa kondom dapat diakses secara luas dalam masyarakat umum maupun khalayak konsumen yang dituju. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mengkaji penerapan pemasaran sosial yang dilakukan oleh DKT Indonesia dalam mengubah perilaku khalayak konsumen guna memperluas pasar kondom dan mengkaji strateginya dalam menanggapi tantangan budaya yang dihadapinya dalam merubah perilaku guna memperluas pasar kondom.
Berdasarkan sifat dari tujuan penelitian ini, yaitu mengkaji proses pemasaran sosial, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, termasuk browsing terhadap sejumlah situs internet, dan kliping koran. untuk mendapatkan data primer penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara dengan pihak-pihak terkait dari DKT Indonesia yaitu Country Director, Communication Manager dan Safes & Distribution Advisor.
Keberhasilan DKT terletak pada strategi aplikasi bauran pemasaran komersil yang dipadukan dengan beberapa bauran pemasaran sosial, serta kekuatan distribusi non-konvensionalnya yang berhasil menjangkau khalayak konsumen yang tidak terjangkau oleh jalur distribusi resmi. Kegiatan kampanye perubahan sosial dilakukan dengan bekerjasama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tersebar di seluruh Indonesia, melakukan koordinasi dengan lembaga nasional dan asing yang bergerak dalam bidang yang sama, serta penerapan harga yang berpatokan pada pendapatan khalayak konsumen yang dituju. Strategi ini berhasil memperluas pasar kondom. Tetapi Survei Surveilans Perilaku yang dilakukan oleh Depkes dan BPS membuktikan bahwa tingkat perubahan perilaku, terutama pada kelompok yang berisiko masih belum memenuhi harapan sebagaimana ditargetkan dalam program pemasaran DKT.
Tantangan budaya dan kesadaran yang rendah dalam khalayak konsumen yang telah ditanggapi dengan menggiatkan kegiatan kampanye sosial dan pendekatan personal oleh task force yang direkrut bersama dengan LSM masih perlu ditingkatkan lagi. DKT Indonesia perlu mengkaji kembali aplikasi pemasaran sosialnya dengan mempertimbangkan penerapan bauran politics dan policy guna memperkuat dukungan makro bagi programnya.

Indonesia is facing a crisis of concentrated HIV/AIDS epidemic at the highest level in Asia. The most effective prevention, consistent condom use, has been practiced worldwide and Indonesian Ministry of Health had initiated condom socialization programs couples of years ago with least success. The main impeding factor appeared to be cultural barriers, which adversely affected the program success. The government out sources the program to DKT, a non-profit organization based in the United States to take over the effort.
Since its operation in Indonesia in 1996, the organization, assuming local name DKT Indonesia has been successfully expanding condoms' market through a social marketing program. The main component is behavior change. Expanded condoms' market means that everybody can access the product with ease. The objective of this thesis was to analyze DKT Indonesia's Social Marketing Implementation in changing behavior and expanding condoms' market, and to review its strategies in addressing the very cultural challenges in making those happen.
Given such nature, for the objective of this thesis, the writer used qualitative approach. Secondary data was obtained through desk research, including browsing of a number of articles from the internet, and newspaper clipping. The primary data for the study was obtained from interviews with key persons of the organization in question namely the Country Director, Communication Manager and Sales & Distribution Advisor.
The research proved that DKT's success lies on its strategies for applying the commercial marketing mix, combined with social marketing mix, strengthening the non-conventional distribution channel that managed to reach the unreachable. This turned to be fruitful. Condoms' market expanded. Social change campaign activities were matters of sustaining and expanding cooperation and coordination with Hugh number of NGOs nation-wide, maintaining coordination with foreign institutions that share the same concern, and consumers-based pricing. The strategies turned out to be effective in expanding condoms market. However, the Behavioral Surveillance Survey conducted by the Ministry of Health in cooperation with the National Bureau of Statistics and with the support of donors revealed that expected behaviors have not been fully adopted by target consumers of the Social Marketing Program.
Cultural challenge and public low perception of risk have been addressed by promoting social campaign. At the same time, personal approach by task forces which have been recruited with focal NGOs need to be prioritized and intensified. On top of that, DKT as a social agent needs to review its social marketing application, with the inclusion of politics and policy in the marketing mix to gain macro-level support to the whole program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sperling, Sebastian
"Sejak perang dunia II Jerman menerapkan konsep Pasar Ekonomi Sosial .Tujuannya adalah untuk mengambil manfaat berupa efisiensi dari sistem Pasar Ekonomi Liberal yang memberikan kebebasan kepada masing-masing individu .Secara prisip ,konsepnya berlandaskan kesetaraan dalam hal kesempatan untuk hidup serta perlindungan terhadap politik, sipil , ekonomi budaya dan sosial masyarakat. Untuk itu dibutuhkan peran serta aktif pemerintah. Di sisi lain, sistem Ekonomi Pasar Bebas lebih mementingkan perlindungan individu yang disertai dengan peran serta pemerintah yang minimal dan kebebasan pasar.Paradigma antara paham Pasar Bebas dan Pasar Ekonomi Sosial tidak hanya menjadi diskusi dan perdebatab hangat oleh masyarakat internasional di era globalisasi ini, bahkan di Jerman sendiri yang menjalankan konsep Pasar Ekonomi Sosial. Tulisan ini membahas tentang model Pasar Ekonomi Sosial yang dijalan di Jerman. Pertama-tama -di paparkan konsep dasar yang berlandaskan hak asasi dan keadilan serta perkembangannya selama ini. Selanjutnya dijabrkan peran pemerintah beserta instrumen-instrumennya. Agar mudah di pahami,konsep ini oleh dibandingkan dengan konsep Ekonomi Pasar Bebas.Pembahsan berikutnya ,dikupas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh konsep ini. Pada penutup tulisan,penulis mempertanyakan apakah sistem ekonomi yanh dijalankan saat ini di Jerman masih cocok dan relevan serta menjadi pilihan tepat dalam era perekonomian sekarang ini?"
2006
JKWE-II-1-2006-46
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Shita Listya Dewi
"ABSTRAK
Pemasaran sosial adalah suatu strategi menyampaikan suatu produk
sosial kepada masyarakat yang ditujukan untuk menghasilkan perubahan
menuju pemahaman yang lebih baik mengenai suatu masaiah, sehingga
mendorong tindakan yang diharapkan, dan memotivasi masyarakat untuk
mengadopsinya sebagal suatu perilaku yang baru. Produk soslal tersebut
biasanya merupakan solusi dari suatu permasalahan sosial, dan memenuhi needs
and wants dari masyarakat.
Namun, pelaksanaan pemasaran sosial tidak mudah, dan sering
menghadapi berbagal kendala dan tantangan. Penulis menerapkan pendekatan
pemasaran sosial di dalam kampanye ?Kepedulian AIDS? yang dilakukan
Yayasan Peita IImu (YPI) untuk mengidentifikasi kendala dan tantangan yang
dihadapinya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan dua jenis metode
penelitian, yaitu penelitian kepustakaan, dan penelitian lapangan.
AIDS adalah suatu penyakit yang fatal, belum ada obatnya, namun
Sebenarnya dapat dicegah. Pencegahannya hanya dimungkinkan jika masyarakat
memiliki informasi yang benar mengenal HIV/AIDS. Oleh karena itu, YPI
memasarkan ?Kepedulian AIDS? sebagal suatu produk sosial.
Setelah melakukan analisis dan evaluasi, penulis menarlk kesimpulan
Bahwa YPI telah berupaya menjalankan manajemen pemasaran soslal dengan
penulis menemukan beberapa kendala YPI, misalnya keterbatasan dana dan
sumber daya manusia, pernyataan misi yang kurang jelas, tidak menetapkan
tujuan organisasi yang konkrit, dan sebagainya. Selain itu, YPI menemui
tantangan birokratis dari Pemerintah, serta sikap diskriminatif dari masyarakat.
Mengingat semakin mendesaknya kebutuhan untuk membagikan
informasi yang benar mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat, maka penulis
memberi saran agar YPI membuat suatu pemyataan misi yang jelas, serta tujuan
organisasi yang terarah; melakukan analisa SWOT yang komprehensif;
mengupayakan efisiensi melakukan promosi yang Iebih gencar melalui sarana
yang memungkinkan melaksanakan riset secara Iebih mendalam; meningkatkan
hubungan komitmen dan jangka-panjang dengan pihak-pihak yang terkait
dengan YPI; mendayagunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi kendala;
Serta proaktif menyiapkan alternatif strategi untuk menghadapi tantangan
Eksternal.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amida Syafa`ati
"Perusakan habitat hutan, pengalihan fungsi hutan yang berlebihan serta penangkapan dan penjualan ilegal satwa liar membuat semakin banyaknya satwa di Indonesia yang terancam punah atau bahkan benar-benar punah. Edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pelestarian satwa liar rnemainkan peranan panting dalam pelestarian satwa liar. Pusat Primata Schmutzer yang merupakan pusat konservasi primata dengan tujuan perlindungan dan pelestarian primata Indonesia, juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih menghargai dan peduli pada keindahan satwa liar Indonesia.
Penelitian ini mencoba mengevaluasi program pemasaran sosial yang telah dilakukan Pusat Primata Schmutzer dalam menyampaikan informasi tentang satwa primata, memperkenalkan konsep keberadaan Pusat Primata Schmutzer yang lebih dari sekedar zoo tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan serta konservasi satwa primata, serta upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian satwa primata. Outcome evaluation dengan mengukur peningkatan knowledge serta perubahan attitude dilakukan untuk menilai efektivitas program komunikasi Pusat Primata Schmutzer kepada pengunjung umum.
Melalui perbandingan hasil kuesioner dari sampel pengunjung umum untuk mengukur knowledge dan attitude sebelum dan sesudah berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, penelitian ini menunjukkan bahwa program komunikasi yang dilakukan oleh Pusat Primata Schmutzcr mempunyai kontribusi dalam meningkatkan knowledge pengunjung dewasa maupun anak-anak. Peningkatan knowledge diharapkan akan mendorong perubahan sikap pengunjung Pusat Primata Schmutzer agar lebih menghargai pelestarian satwa primata bahkan lebih jauh diharapkan mendorong mereka untuk turut berperan serta dalam upaya konservasi satwa primata serta satwa liar lainnya.
Dari hasil penelitian ternyata tidak terjadi perubahan attitude yang signifikan pada responden pengunjung dewasa. Attitude mereka sebetulnya sudah cukup positif, mereka bisa menerima konsep kesejahteraan dan konservasi satwa serta edukasi bagi pengunjung yang menjadi perhatian utama Pusat Primata Schmutzer, termasuk juga menerima dengan baik peraturan yang diterapkan bagi pengunjung serta sikap yang positif terhadap upaya pelestarian satwa primata. Tetapi masih ada beberapa hal yang perlu upaya untuk lebih ditingkatkan serta sate attitude yaitu pemanfaatan satwa primata untuk atraksi hiburan yang ternyata masih negatif tidak seperti apa yang diharapkan.
Sementara itu untuk responden anak-anak, terjadi perubahan attitude setelah mereka berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, tetapi terbatas hanya pada beberapa hal saja seperti sikap terhadap peraturan dan edukasi tentang satwa primata di Pusat Primata Schmutzer, serta sikap untuk menjadi bagian dari upaya penyelamatan alarm Tetapi masih terdapat beberapa attitude yang masih lemah dan perlu upaya agar lebih positif serta attitude terhadap pemanfaatan satwa primata untuk atraksi hiburan yang masih negatif.
PPS perlu mengupayakan perbaikan penyampaian inforinasi kepada pengunjung dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah, dengan melakukan perbaikan pesan di papan informasi atau perubikan inforrnasi di area binatang yang lebih fokus, sederhana, menarik, informatif sehingga mudah dimengerti oleh pengunjung dengan berbagai tingkat pendidikan. Selain itu diperlukan guidance untuk penyampaian informasi kepada anakanak yang dilakukan melalui program kunjungan sekolah. PPS sebaiknya juga lebih mempromosikan kegiatan seperti Kuliah Primata atau Program Sahabat Primata agar peningkatan knowledge pengunjung tidak hanya bersifat sementara.
Untuk mendorong perubahan attitude, PPS dapat menyampaikan pesan yang mengarahkan pada attitude yang spesifik, pesan yang cukup kuat dan lebih fokus untuk membawa perubahan attitude. Selain itu juga memberikan informasi yang menyampaikan akibat atau hasil yang dirasakan bila manusia melestarikan satwa primata. Alternatif yang lain adalah dengan animal show tetapi tanpa mengeksploitir satwa primata.
Pusat Primata Schmutzer perlu melakukan upaya yang terns menerus untuk mempengaruhi attitude bahkan diharapkan mampu mengubah behavior pengunjung terhadap pelestarian satwa primata. Kenyataan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke Pusat Primata Schmutzer dengan tujuan berekreasi, sedikit dari mereka yang sengaja datang untuk mendapatkan informasi dan pesan tentang konservasi, maka menjadi tantangan bagi Pusat Primata Schmutzer untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung yang dikemas dalam suasana hiburan dan rekreasi. Pemanfaatan berbagai media konwnikasi hendaknya dilakukan dengan lebih baik, dengan pesan yang lebih fokus, lebih menarik perhatian, pesan yang informatif bagi target adopter, sehingga mudah dipahami dan mampu mendorong perubahan sikap bahkan perilaku pengunjung PPS agar mereka lebih berperan dalam pelestarian satwa primata, bahkan diharapkan juga pelestarian satwa liar lainnya, serta pelestarian habitat mereka.

Destruction of forest habitat, conversion of forest function, hunting and illegal wildlife trade make more and more Indonesia's wildlife threatened with extinction or even totally disappeared. Education and public awareness can play an important role in conservation of wildlife. Schmutzer Primate Centre is a primate conservation center that aim to protect and conserve Indonesia's primate. Schmutzer Primate Center also would help to teach people to appreciate and care for the beautiful of Indonesia's wildlife.
This study aims to evaluate the effectiveness of Schmutzer Primate Centre social marketing program to give information to the visitor about primate, introducing the concept of Schmutzer Primate Centre which more than a zoo but give priority to animal welfare and conservation, and also strive to increase public awareness of primate conservation. Outcome evaluation to measure increase in knowledge and change in attitude conducted to assess the communication program effectiveness of Schmutzer Primate Centre.
Through comparing responses to questionnaires from pre- and post-visit samples, this study found that communication program has contribution in improving knowledge of adult visitors and children visitors. This increase in knowledge is expected encourage visitors to change their attitude to be more respectful of primate conservation and also expected encourage them to be the part of primate conservation and other wildlife conservation effort.
In relation to attitude change, no significant changes were found in the attitudes of post-visit adult respondents as a result of communication program in the centre. Respondents had positive attitudes toward animal welfare and wildlife conservation in Schmutzer Primate Centre; they can accept the rule for the visitor in the centre, and positive attitudes toward primate conservation. But there are some matters which need effort to improve and respondents also hold a negative attitude towards exploiting primate for entertainment.
This study found that attitude change did occur in children respondents as a result of communication program in Schmutzer Primate Centre, but limited to some matters. The program was effective in changing attitudes in post-visit children respondents relating to the rule for visitor in the centre, education about primate in the centre, and attitude towards the effort to save the environment. But the children also hold some negative attitudes and still need some efforts to change those attitudes, and one negative attitude towards exploiting primate for entertainment.
Schmutzer Primate Centre needs to improve delivering effective message to visitors with low education level. Messages that presented in information board or in animal area should be focused, simple, attractive, clear, so that is easy to understood by visitors in any level of education. Schmutzer Primate Centre should also provide guidance program to deliver information to the children that can be done is zoo visit of school group. It is also recommended that Schmutzer Primate Centre need to promote the activities like Kuliah Primata or Sahabat Primata Program.
Schmutzer Primate Centre needs to direct their interpretive messages toward changing specific attitudes. The messages should be strong and focused to bring about the desired changes in attitudes. In addition, it needs to give information about the impact if we save the primate. Other alternative is the use of animal show without exploit them can provide educational experiences to the visitors.
It is recommended that Schmutzer Primate Centre need to do a continuous effort to influence people's attitude and behavior toward primate conservation. People come to Schmutzer Primate Centre for recreation and few of them come to be educated or to get information about conservation. It is Schmutzer Primate Center?s challenge, then, to provide them with educational experiences that are founded in entertainment. Schmutzer Primate Centre should utilize various communication media to deliver educational message to the visitors so it can improve people's conservation knowledge, enhanced environmental attitudes, and become part of the movement to save our natural heritage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Esrom
"Pertanian Indonesia menghadapi berbagai problema yang cukup mengkhawatirkan, salah satunya adalah menurunnya minat kaum muda pedesaan untuk menekuni pertanian. Kaum muda menganggap pertanian identik dengan keterbelakangan, kekumuhan, kemiskinan, dan berbagai pencitraan negatif dan atribut inferior lainnya. Pada sisi lain, mayoritas petani terutama di Pulau Jawa sudah berusia tua di atas 50 tahun. Mayoritas rumahtangga petani hanya memiliki lahan di bawah 0,5 ha.
Regenerasi pertanian perlu dilakukan dengan Cara melakukan pemasaran sosial pertanian bagi kaum muda pedesaan. Metode pertanian yang dipasarkan adalah pertanian alamiah yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa. Metode ini membuat biaya produksi pertanian lebih murah dibandingkan pupuk dan pestisida. Pertanian alamiah juga produktif di lahan sempit. Pertanian alamiah mempunyai keunggulan untuk dipasarkan dan diadopsi.
Tulisan ini meneliti kelompok petani di Desa Paseh, Kecamatan Banjarmangu, Kabupateri Banjarnegara, Jawa Tengah. Kelompok petani ini sudah memulai mempraktikkan pertanian alamiah. Berdasarkan hasil penelitian itu, penulis merancang strategi pemasaran sosial yang dikombinasikan dengan strategi pengembangan komunitas (community development- CD) dan kewirausahaan bagi generasi muda pedesaan.
Pertanian alamiah ini merupakan inovasi yang praktis, murah, produktivitas tinggi, ramah lingkungan, dan dapat diterapkan pada usaha petemakan, perikanan, dan tanaman. Dengan menggabungkan usaha pertanian alamiah dan kewirausahaan, kaum muda diharapkan tertarik menekuni dan memulai usaha bisnis pertaniannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>