Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasmine Levana Febriany
"Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penggambaran karakter perempuan dalam film Kabut Berduri. Film ini mengurai ketegangan antara tradisi masyarakat adat Dayak dengan modernitas perkotaan. Posisi perempuan dalam film ini digambarkan oleh karakter utama Sanja, seorang detektif perempuan yang menyelidiki kasus pembunuhan di perbatasan Indonesia-Malaysia. Dengan menggunakan teori representasi gender, makalah ini mendeskripsikan hambatan struktural dan kultural yang berkaitan dengan identitas gender, peran perempuan dalam profesi kepolisian, serta dinamika kekuasaan dalam masyarakat Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia. Hambatan struktural digambarkan dengan birokrasi yang tidak adil dan ketidakpercayaan terhadap kemampuan perempuan untuk bertanggung jawab. Sementara itu, hambatan kultural digambarkan dengan norma gender konvensional yang membatasi kebebasan dan peran perempuan di dunia kerja. Makalah ini berargumen bahwa film adalah salah satu medium yang mengurai sistem patriarkis melalui penggambaran karakter perempuan sebagai agen dalam kisahnya sendiri.

This paper aims to analyse the portrayal of female characters in the film Kabut Berduri. This film unravels the tension between the traditions of the Dayak indigenous community and urban modernity. The position of women in this film is depicted by the main character Sanja, a female detective investigating a murder case on the Indonesia-Malaysia border. Using gender representation theory, this paper describes the structural and cultural barriers related to gender identity, the role of women in the police profession, and power dynamics in Southeast Asian society, particularly in Indonesia and Malaysia. Structural barriers are depicted through unjust bureaucracy and distrust in women's ability to take responsibility. Meanwhile, cultural barriers are illustrated by conventional gender norms that limit women's freedom and roles in the workplace. This paper argues that film is one of the mediums that deconstructs the patriarchal system by portraying female characters as agents in their own stories."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prakosa,Gotot
Jakarta: FFTV-IKJ, 1997
791.43 Pra f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Putri Cahyani
"Konsep citra tubuh terus-menerus digambarkan di media, khususnya dalam film animasi. Studi sebelumnya juga menemukan bahwa sebagian besar film animasi telah menunjukkan penggambaran citra tubuh yang negatif selama beberapa dekade. Namun, penelitian ini berpendapat bahwa penggambaran film animasi terkini lebih baik dari film-film sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membedah penggambaran body image dalam film animasi terbaru dari tahun 2016 hingga 2019, khususnya Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). Konten analisis dari kedua film tersebut dilakukan dengan kerangka Analisis Wacana Kritis Sara Mills. Temuan mengungkapkan bahwa kedua film tersebut menekankan pada penyampaian pesan positif mengenai citra tubuh, penemuan kontras dengan yang ditemukan di film-film sebelumnya. Mereka memerankan tokoh-tokoh dengan berbagai keunikan fisik dan budaya di mana penampilan fisik tidak relevan, aspek yang tidak sering ditemukan dalam film animasi. Karakter juga digambarkan puas dengan penampilan mereka, terlepas dari ukuran atau bentuknya. Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) menggambarkan konsep citra tubuh secara positif.

The concept of body image has been perceptually portrayed in children’s media, particularly in animated movies.. Previous studies also found that a majority of animated movies have shown a negative portrayal of body image for decades. However, this research argues that the portrayal of recent animated films is better than previous ones. This research aims to dissect the portrayal of body image within recent animated movies from 2016 to 2019, particularly Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). A content analysis of the two films was conducted using Sara Mills’ Critical Discourse Analysis (CDA) framework. The findings reveal that both movies emphasized on delivering positive body image, contrasting the ones found in previous films. They portrayed characters with various unique physiques and cultures in which physical appearances are irrelevant, aspects that are not often found in children’s movies. The characters are also depicted to be content with their appearances, regardless of size or shape. Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) portrayed body image in a positive manner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ferina
"ABSTRAK
Bojack Horseman adalah program animasi TV dewasa yang bercerita seputar sebuah kuda antropomorfis bernama Bojack. Serial ini berhasil menggambarkan tentang perjuangan Bojack untuk mengembalikan karirnya sebagai mantan aktor sitkom pada tahun 1990-an. Bojack Horseman boleh dibilang adalah sebuah sumber pembelajaran yang berguna untuk mempelajari lebih lanjut berbagai macam subjek seperti: eksistensial, feminisme, gender dan seksualitas serta budaya selebriti dan maslaah psikologis yang ditimbulkan. Sudah banyak pelajar yang mendiskusikan tentang serial ini dari perspektif psikologis, namun masih banyak yang belum mencoba untuk menganalisa dari sudut pandang budaya selebriti. Artikel ini akan berusaha mengidentifikasi efek dari budaya selebriti yang berhubungan dengan gagasan tentang penyakit mental menggunakan cuplikan artikel dari musim pertama dan kedua. Melalui penggunaan aspek animasi, termasuk atribusi hewan, dialog, dan elemen visual, penelitian ini diharapkan dapat menemukan kompleksitas karakter dari penyakit mental yang dialami oleh Bojack lebih jauh. Dengan menggunakan analisis yang menyeluruh, penelitian ini akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana tekanan besar dari media dapat mengakibatkan depresi di cerita tersebut.
ABSTRACT
Bojack Horseman is an adult animated TV program which revolves around the story of an anthropomorphic horse named Bojack. The series manages to bring out Bojack rsquo;s struggle to regain back his career as an ex-sitcom actor in the year of 1990s. Bojack Horseman is arguably a useful source of study to learn further about many subjects: from existential, feminism, gender and sexuality, and even celebrity culture and psychological setbacks it has affected. There have been scholars who have discussed the series rsquo; from its psychological perspective, but not many have tried to analyse it from the perspective of celebrity culture. This paper will try to identify the effect of American celebrity culture that is related to the notion of mental illness using the excerpts from the first and the second season. Through the use of animation rsquo;s aspects, including its animal attributions, dialogues, and visual element, this research is also expected to discover further about Bojack rsquo;s character complexity of mental illness. By having a thorough analysis, this research will try to explain how the massive pressure of media eventually could result in a depression in the story. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Shafira
"ABSTRAK
Paprika merupakan sebuah film yang menceritakan bagaimana mimpi dapat mempengaruhi dunia nyata dan kesadaran orang-orang yang bermimpi. Mereka yang berada di dunia nyata dapat masuk ke dalam dunia mimpi, miliknya maupun milik orang lain dengan bantuan teknologi pada zaman tersebut. Dalam skripsi ini akan dibahas objektifikasi seksual terhadap perempuan yang terlihat dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan teori feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir yang mengatakan bahwa laki-laki adalah subjek dan memosisikan perempuan sebagai objek, juga teori male gaze oleh Laura Mulvey yang mengatakan bahwa perempuan dalam film merupakan hasil imajinasi laki-laki terhadap perempuan. Analisis akan dilakukan dengan sekuen-sekuen yang diambil dari film dan dialog yang diucapkan oleh para karakter. Hasil penelitian ini adalah dalam film Paprika, karakter laki-laki diperlihatkan sebagai subjek dengan perempuan sebagai objek erotis yang ada untuk memenuhi kebutuhan laki-laki, penonton maupun karakter laki-laki dalam film.

ABSTRACT
Paprika is a film about how dreams could affect the real life world and the consciousness of the people who dreamt. Those people in the real world could go into the dream world, their own or others rsquo , with the help of the technology at that time. This study is focusing on how sexual objectification of women is shown in the film. This research is based on existentialist feminism by Simone de Beauvoir which talks about man as subject and positioning the women as objects. Male gaze theory by Laura Mulvey is about how women in films are the embodiment of women in man rsquo s imaginations, is also used to see how women in film Paprika is shown as the erotic objects of man characters. The scenes and the dialogue in the films will be used for the analyzation. The researcher suggest that in Paprika, the man characters is shown as the subjects and women as erotic objects that exist for the need of man, as audience and as characters in the films. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Istiqomah
"Film dapat berisi penggambaran peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Salah satu film yang menggambarkan peristiwa sejarah adalah film De Oost. De Oost menggambarkan penjajahan yang dilakukan Belanda di Indonesia pada tahun 1946 di Sulawesi Selatan. De Oost disutradarai oleh Jim Taihuttu dan dirilis pada tahun 2020. De Oost memperlihatkan penjajahan Belanda di Indonesia baik yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Penelitian ini berfokus pada kekerasan verbal yang dilakukan oleh para tokoh yang terdapat dalam film De Oost tepatnya yaitu disfemisme. Beberapa dialog dalam film tersebut mengandung disfemisme yang dipicu oleh rasa marah, tidak suka, dan perasaan superior atau dominan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis disfemisme dengan posisi tertinggi pada jenis membandingkan orang dengan binatang dan sumpah serapah. Disfemisme banyak dilakukan oleh prajurit Belanda sebagai pihak penjajah atau penguasa. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa seiring dengan tema film De Oost yakni penjajahan, maka disfemisme yang muncul dalam film De Oost dipicu oleh dominasi kuasa pihak superior yakni prajurit Belanda yang terlihat dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

Films can contain depictions of historical events that occurred in the past. One film that depicts historical events is De Oost. De Oost depicts the Dutch colonisation of Indonesia in 1946 in South Sulawesi. De Oost is directed by Jim Taihuttu and was released in 2020. De Oost shows the Dutch colonisation of Indonesia both physically and verbally. This research focuses on the verbal crimes committed by the characters in De Oost, namely dysphemism. Some dialogues in the film contain dysphemisms triggered by anger, dislike, and feelings of superiority or dominance. This research uses qualitative method with a descriptive analysis approach. This research shows that there are six types of dysphemism with the highest position in the type of comparing people with animals and swearing. Many of the dysphemisms were done by Dutch soldiers as the colonisers or rulers. From the findings, it can be concluded that along with the theme of De Oost, namely colonialism, the dysphemisms that appear in De Oost are triggered by the dominance of the power of the superior party, namely the Dutch soldiers, which can be seen in the language they use daily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Dewi Kinarina Kaban
"American Hustle 2013 merupakan film Hollywood yang mana plot dan karakternya secara umum dibuat berdasarkan pada peristiwa operasi ABSCAM yang dilakukan oleh FBI di akhir tahun 1970. Akan tetapi, terdapat beberapa perubahan dalam penggambaran tokoh Sydney Prosser dan perannya di dalam film ini yang justru menghasilkan penggambaran Sydney Prosser versi modern yang mana sangat berbeda dari karakter tokoh dalam peristiwa sebenarnya. Oleh karena itu, makalah ini mencoba untuk membahas bagaimana penggambaran modern tokoh Sydney Prosser dan interaksinya dengan para tokoh utama pria yang justru menunjukkan adanya bias patriarki pada akhirnya menciptakan ambivalensi terhadap representasi perempuan dalam film ini dengan menggunakan pendekatan analisis kritis dan tekstual dalam kaitannya dengan teori representasi gender dan patriarki.

American Hustle 2013 is a Hollywood film whose plot and characters are generally based on the real story during the FBI ABSCAM operation. Nevertheless, several planned transformations in depicting Sydney Prosser and her role result in promoting modern image of her character which is quite different from the real one. Therefore, this paper attempts to discover how Sydney Prosser's image and her interactions with the male protagonists imply patriarchal biases which actually create ambivalences toward women's representation by using critical and textual analysis and the framework of gender representation and patriarchy. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shara Alviannissa
"Meskipun individu transgender telah berjuang agar diterima dalam masyarakat, kini mereka lebih terlihat di dalam budaya populer terutama dalam film. The Danish Girl 2015 dan Dallas Buyers Club 2013 merupakan film-film Hollywood yang menampilkan peran transgender sebagai pemeran utama. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisa peran transgender, Einar Wegener Lili Elbe di film The Danish Girl dan Rayon dalam film Dallas Buyers Club untuk menemukan cara mereka menemukan jati diri mereka sebagai transgender, dan hubungan kekuasaan antara pasangan transgender dan non-transgender. Analisis ini menggunakan perspektif Gregory G. Bolich's pada transgender serta Lynn 2009 mengenai perilaku sexual, dan Joslin-Roher and Wheeler 2009 pada hubungan dengan pasangan. Artikel ini menjelasakan bahwa kedua film ini memperkuat stereotip gender dan relasi kekuasaan yang seimbang dan tidak seimbang memengaruhi Einar Wegener Lili Elbe and Rayon.

Although transgender individuals have been struggling to be accepted in a society, they are now more visible in popular culture especially movies. The Danish Girl 2015 and Dallas Buyers Club 2013 are Hollywood movies which have transgender individuals as their main characters. The purpose of this study is to analyze the transgender characters, Einar Wegener Lili Elbe in The Danish Girl and Rayon in Dallas Buyers Club in order to find they way to construct themselves as transgender and the power relation between transgender and their non transgender partner. The analysis operates within Gregory G. Bolich's perspective on transgender as well as Lynn 2009 about sexual behavior, and Joslin Roher and Wheeler 2009 on relation with the partner. This article finds that both movies reinforce gender stereotypes and how a balanced and an unbalanced power relation affects Einar Wegener Lili Elbe and Rayon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Lexi
"Pada saat ini, kasus-kasus kerusakan lingkungan mulai bermunculan di muka publik dan mendapatkan perhatian dari berbagai media massa. Salah satunya adalah kasus pertambangan emas ilegal di Kalimantan Barat yang ditampilkan dalam film dokumenter Longgok (C)emas : Mengeruk Emas, Menimbun Cemas. Tulisan ini mengkaji narasi kerusakan lingkungan yang divisualisasikan dalam film dokumenter tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan menggunakan analisis naratif dan pembedahan adegan yang dipandu pendekatan kriminologi hijau, kriminologi naratif, dan kriminologi visual, ditunjukkan bahwa terdapat narasi kerusakan lingkungan dalam film dokumenter tersebut. Yakni terdapatnya visualitas mengenai berbagai macam pelanggaran hak, baik bagi manusia, hewan, maupun ekosistem di Kalimantan Barat.

During this time, instances of environmental harm began to surface in the public eye and received attention from various media outlets. One such example is the case of illegal gold mining in West Kalimantan, featured in the documentary Longgok (C)emas: Mengeruk Emas, Menimbun Cemas. This paper analyzes the portrayal of environmental harm depicted in the documentary as a means of increasing public awareness. By using narrative analysis and scene dissection guided by the approaches of green criminology, narrative criminology, and visual criminology, it is shown that there is a narrative of environmental harm in the documentary. It reveals a narrative of environmental harm, including various kinds of rights violations for humans, animals, and ecosystems in West Kalimantan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>