Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Javiera Mannuella
"Memahami korelasi psikologis dari perilaku penyimpangan dalam organisasi sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih besar yang disebabkan oleh perilaku penyimpangan dalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengucilan dan perilaku penyimpangan dalam organisasi serta antara keletihan mental dan perilaku penyimpangan dalam organisasi. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melibatkan 349 peserta yang mengikuti survei online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengucilan dan perilaku penyimpangan dalam organisasi. Selain itu, keletihan mental juga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan perilaku penyimpangan dalam organisasi. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa organisasi perlu memberikan perhatian lebih kepada karyawan yang mengalami pengucilan dan keletihan mental, karena mereka lebih mungkin melakukan perilaku penyimpangan dalam organisasi.

Understanding the psychological correlates of organisational deviance, is vital to prevent further damage that is caused by organisational deviance. The aim of this study is to explore the relationship between ostracism and organisational deviance and burnout and organisational deviance. The study is a correlational study that involves 349 participants who participated in an online survey. Results shows that there is a significant positive correlation between ostracism and organisational deviance. Also, burnout positively correlates with organisational deviance. The implication of this study is that organisation need to pay more attention to employee who are ostracised and burnout because they are more likely to perform organisational deviance that have negative consequences for the organisation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Giyardin Febrilina Nugrahaini
"ABSTRAK
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Hubungan tersebut tidak hanya dilihat berdasarkan hasil keseluruhan variabel tetapi juga hubungan antara bentuk social ostracism dan perilaku agresi. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen yang dilakukan dengan pengisian self-report oleh 289 partisipan berusia 14 hingga 19 tahun yang tersebar pada lima daerah di DKI Jakarta. Partisipan merupakan siswa sekolah menengah atas atau sederajat dari lima sekolah di DKI Jakarta dimana dalam pemilihan sekolahnya dilakukan secara random dengan metode cluster sampling pada masing-masing daerah. Dalam proses pengambilan data, alat ukur yang digunakan yaitu The Ostracism Experience Scale for Adolescence OES-A untuk mengukur social ostracism dan Buss-Perry Aggression Questionaire BPAQ untuk mengukur perilaku agresi. Teknik statistik yang digunakan dalam pengolahan data yaitu Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Akan tetapi, terdapat hubungan antara social ostracism dengan bentuk perilaku agresi berupa permusuhan. Perilaku agresi juga menunjukkan adanya hubungan dengan bentuk social ostracism berupa socially neglected dan berhubungan negatif dengan socially rejected. Bentuk socially neglected juga menunjukkan hubungan dengan semua bentuk perilaku agresi, tetapi socially rejected berhubungan negatif hanya dengan agresi fisik dan agresi verbal.

ABSTRACT
Purpose of this quantitative study is to determine the relationship between social ostracism and aggression of adolescents in DKI Jakarta. This research is also to determine the relationship between the type of each variables. This research is a non experimental research conducted by self report of 289 participants aged 14 to 19 years in five regions in Jakarta. Participants are high school students or equivalent from five schools in DKI Jakarta which randomly selected of schools conducted by cluster sampling method in each region. Measurement tool used is Ostracism Experience Scale for Adolescence OES A to assess social ostracism and Buss Perry Aggression Questionnaire BPAQ to assess aggression behavior. The statistical technique used in data processing is Pearson Correlation. The results of this study indicate that there is no relationship between social ostracism and aggression of adolescents in Jakarta. However, there is a relationship between social ostracism and the type of aggression in the form of hostility. Aggression also shows a relationship with the type of social ostracism in the form of socially neglected and negatively related to socially rejected. The socially neglected form also shows a relationship with all type of aggression, but socially rejected is negatively related to physical aggression and verbal aggression."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Alit Pradnyani Prameswari
"Perilaku kerja tidak produktif (PKTP) masih banyak ditemukan di perusahaan, padahal PKTP dapat membawa dampak yang buruk baik itu bagi perusahaan maupun bagi karyawan dalam perusahaan. Burnout merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan melakukan PKTP. Menggunakan JD-R Model yang dikemukakan oleh Demerouti et al. (2001) sebagai kerangka penelitian, dalam penelitian ini melakukan dua studi. Studi pertama, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Studi kedua, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Penelitian ini menggunakan metode survei pada sampel karyawan yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), dan Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Melalui analisis mediasi menggunakan PROCESS Hayes Model 4 terhadap 312 karyawan, ditemukan bahwa burnout memediasi hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Burnout juga memediasi hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengurangi atau mencegah PKTP dengan mengembangkan sumber daya kerja.

Counterproductive work behavior (CWB) is still found in many organizations, even though it can bring a bad impact either on the organization or the people in the organization. Burnout is one of the factors that make employees do CWB. Using the JD-R Model proposed by Demerouti et al. (2001) as the research framework, this research conducted two studies. The first study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between social support and CWB. The second study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between resiliency and CWB. This study uses a survey method on employees aged 18-40 years who had worked in the company for a minimum of one year. The instruments used in this study are: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), and Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Through mediation analysis using PROCESS Hayes Model 4 among 312 employees, this study found that burnout mediates the relationship between social support and CWB. Burnout also mediates the relationship between resiliency and CWB. The implication of this study is to assist the company in reducing or even preventing CWB by developing job resources."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nadhira Prabandari
"Komunikasi keselamatan dengan atasan merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh awak kabin. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kecelakaan, mempengaruhi kesetiaan penumpang, dan keuntungan maskapai. Akan tetapi, komunikasi keselamatan dengan atasan rentan untuk dikompromikan karena tingginya tuntutan kerja kuantitatif dapat membuat mereka mengalami kelelahan mental, sehingga performa kerjanya pun menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kelelahan mental sebagai mediator dalam hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan. Tipe dan desain penelitian adalah korelasional dan cross-sectional. Partisipan dari penelitian ini adalah awak kabin yang bekerja minimal setahun di maskapai penerbangan Indonesia (N = 45) yang direkrut dengan teknik convenience dan snowball sampling. Alat ukur Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) dimensi quantitative demand digunakan untuk mengukur tuntutan kerja kuantitatif, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) untuk mengukur kelelahan mental, dan Safety Behavior dimensi upward safety communication untuk mengukur komunikasi keselamatan dengan atasan. Melalui analisis regresi ditemukan bahwa kelelahan mental memediasi secara penuh hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan (ab = -0,37, p <0.05). Untuk mengembangkan penelitian ini disarankan untuk memperbanyak partisipan dan mempertimbangkan karakteristik serta dinamika pekerjaan awak kabin, seperti jabatan, jenis penerbangan, dan durasi penerbangan.

Upward safety communication is important for cabin crew to do, as it could prevent accidents, affect passengers loyalty, and airlines profits. However, upward safety communication could be compromised because of the high quantitative demands on their field, which can make them experience burnout. This correlational and cross-sectional study aims to look at the role of burnout as a mediator in the relationship between quantitative demands and upward safety communication. The participants of this study are cabin crew who worked minimum of a year in Indonesian airlines (N = 45). They were recruited by convenience and snowball sampling techniques. Researcher used the quantitative demands dimension from Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) to measure quantitative demands, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) to measure burnout, and the upward safety dimension from Safety Behavior to measure upward safety communication. This study shows that burnout fully mediated the relationship between quantitative demands and upward safety communication (ab = -0,37, p <0.05). To develop this research, it is recommended to recruit more participants and consider the characteristics and dynamics of cabin crews job, such as their rank, flight type, and duration."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Ruchimat
"Tesis ini membahas tentang fenomena burnout  dan aliensi dari petugas pelayanan dan rehabilitasi sosial di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, yang berada di KEcamatan Cigombong, Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Fenomena burnout dan aliensi yang dilihat adalah selama mereka menjadi staf. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa Balai Besar Rehabilitasi BNN manajemen waktu kerja yang fleksibel, supervisi yang tepat dan berkala, melakukan upaya pengembangan profesi pekerjaan sosial di bidang rehabilitasi bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahguna narkoba. Selain itu, dalam upaya meminimalisir terjadinya burnout dan alienasi dari petugas, perlu dikembangkan standar etika dan profesi pekerjaan sosial di bidang rehabilitasi adiksi narkoba, peningkatan kesejahteraan yang tidak hanya bersifat material saja, serta memberikan dukungan kepada para pegawai recovering addict yang sedang dalam proses pemulihan (recovery)

This thesis discusses the phenomenon of burnout and alienation from social services of social rehabilitation officer at the Center for Rehabilitation of the National Narcotics Agency, which is located in District Cigombong, Lido, Bogor, West Java. The phenomenon of burnout and alienation which seen was that happens to those who are assigned as a staff. This study is a qualitative research with descriptive design. Results of the study suggest that BNN Rehabilitation Center should provide flexible working time management, proper and periodic supervision, develop the social work profession in the field of rehabilitation for addicts, abusers, and victims of drug abusers. Additionally, in an effort to minimize the occurrence of burnout and alienation, BNN Rehabilitation Center should needs to be developed ethical standards and the social work profession in the field of drug addiction rehabilitation, improvement of well-being that is not merely material, as well as providing support to employees recovering addict who is in the process of recovery.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Gifari Akbar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh job demand dan polychronicity terhadap burnout yang dimediasi oleh multitasking pada pekerja periklanan di wilayah Jabodetabek. Terdapat tujuh hipotesis yang dirumuskan dalam studi ini. Dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM), penelitian ini mengumpulkan data dari 209 responden yang bekerja di agensi periklanan di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job demand memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap multitasking dan burnout pada pekerja agensi periklanan di Jabodetabek. Selain itu, polychronicity juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap multitasking dan burnout pada pekerja agensi periklanan di wilayah tersebut. Lebih lanjut, variabel multitasking diketahui memediasi hubungan antara job demand dan polychronicity terhadap burnout pada pekerja agensi periklanan di Jabodetabek. Kesimpulannya, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan tingkat job demand dan polychronicity dari pekerja mereka, terutama di agensi periklanan di Jabodetabek, untuk mengendalikan tingkat multitasking dan burnout pekerja.

This research aims to evaluate the influence of job demand and polychronicity on burnout mediated by multitasking in advertising workers in the Jabodetabek area. There are seven hypotheses formulated in this study. Using a Structural Equation Modeling (SEM) approach, this research collected data from 209 respondents who worked at advertising agencies in Jabodetabek. The research results show that job demand has a significant positive influence on multitasking and burnout in advertising agency workers in Jabodetabek. Apart from that, polychronicity also has a significant positive influence on multitasking and burnout in advertising agency workers in the region. Furthermore, the multitasking variable is known to mediate the relationship between job demand and polychronicity on burnout among advertising agency workers in Jabodetabek. In conclusion, it is important for companies to pay attention to the level of job demand and polychronicity of their employees, especially in advertising agencies in Jabodetabek, to control the level of employee multitasking and burnout."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Pandemi Covid-19 telah menyebar secara global, sistem pelayanan kesehatan dihadapkan pada tantangan besar dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 berisiko mengalami burnout. Burnout adalah kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat selama masa pandemi covid-19 di RS X Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain cross-sectional dan dilakukan pada 12 Juli - 20 Juli 2022. Sampel pada penelitian ini sebanyak 171 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RS X Kota Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 43,9% perawat mengalami burnout rendah dan 56,1 perawat mengalami burnout sedang. Variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p=0,037), stres kerja (p=0,000), beban kerja (p=0,036), dan kondisi kerja (p=0,003), sedangkan umur (p=0.490), pendidikan (p=0,170), lama bekerja (p=0,356), status pernikahan (p=0,751), dan dukungan sosial (p=0,408) tidak berhubungan dengan burnout. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat mengalami burnout rendah dan sedang sehingga diperlukan upaya preventif untuk mengurangi risiko burnout pada perawat.

The Covid-19 has spread globally and healthcare system faced major challenges in terms of human resources. Nurses, as the front line of handling Covid-19 are at risk of having burnout. Burnout is defined as physical exhaustion, emotional exhaustion, and mental exhaustion caused by prolonged stress. This study aims to determine factors that potentially associated with burnout in nurses during the Covid-19 pandemic at RS X Bogor City. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and was conducted in 12 July – 20 July 2022. The sample in this study was 171 nurses who worked in the Inpatient Room of RS X Bogor City. Data collection using the Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) questionnaire and data analysis using the chi-square statistical test. The results showed that 43.9% of nurses experienced low burnout and 56.1% nurses experienced moderate burnout. Variables related to burnout were gender (p=0.037), work stress (p=0.000), workload (p=0.036), and working conditions (p=0.003), while age (p=0.490), education (p=0.170), length of work (p=0.356), marital status (p=0.751), and social support (p=0.408) were not associated with burnout. In conclusion, preventive efforts are required to handling the burnout risks, particularly for nurses with low and moderate burnout’s level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawang Pujiastuti
"Positive Deviance merupakan pendekatan yang dianggap sukses dalam menangani masalah gizi pada balita. Upaya penanggulangan masalah gizi melalui pendekatan positive deviance di Kelurahan Pancoran Mas merupakan alternatif kegiatan yang bersumber pada pemberdayaan masyarakat dengan fokus pada prilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman kader dalam mengelola pos gizi dengan pendekatan positive deviance. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif desain fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah kader yang telah mendapatkan pelatihan positive deviance dan sudah mengelola pos gizi minimal satu kali putaran. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan menerapkan teknik Collaizi.
Penelitian ini mengidentifikasi 14 tema. Motivasi kader dalam mengelola pos gizi di bagi menjadi dua jenis yaitu motivasi utama sebagai pendorong utama dan motivasi penunjang yang memperkuat kader dalam mengelola pos gizi. Perasaan yang dirasakan kader selama mengelola pos gizi terbagi dalam dua perasaan yaitu perasaan positif dan negatif. Kader merasakan kekuatan saat mengelola pos gizi karena keterlibatan peserta, tercapainya tujuan pos gizi dan motivasi dari pelaku pos gizi. Hambatan utama yang dirasakan kader adalah partisipasi masyarakat, kurangnya monitoring dan tidak tercapainya tujuan. Harapan yang diinginkan kader dalam pengelolaan pos gizi selanjutnya adalah perbaikan monitoring, perbaikan sarana prasarana dan perbaikan status gizi balita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader melakukan pos gizi dengan pendekatan positive deviance mendapat pengalaman beragam dan mengharapkan peningkatan dukungan dari sektor terkait dan partisipasi masyarakat. Pelaksanaan partisipasi masyarakat masih dalam tingkatan fungsional. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran model intervensi dukungan pada masyarakat dengan mengintegrasikan pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat dan kemitraan terbentuk dalam pos gizi pendekatan positive deviance untuk mengatasi permasalahan gizi di Indonesia.

Positive Deviance is an approach which considered successful in managing nutrition problem in under five years old children. Using positive deviance approach in nutrition program was one of activity alternatives which were originated from community empowerment with focus on behavior. This study was aimed to provide deep understanding of kader’s experience in organizing nutrition post with positive deviance approach. This study design was descriptive phenomenology with in-depth interview for data collecting. The participants were kader who were trained in positive deviance and had organized nutrition post for at least one session. Data gathered were interview recording and field note, which then transcribed and analyzed with Collaizi's analysis method.
This study identified 14 themes. Kader's motivation comprised of main promoter as main motivation and supporting motivation which strengthened kader in organizing nutrition post. The feeling of kader in organizing nutrition post were consisted of positive and negative feeling. Kader felt strength in organizing nutrition post because of participant’s involvement, accomplishing of nutrition post’s goal and motivation of participants. The main obstacle considered by kader was community participation, lack of monitoring and un-accomplished goal. Kader's expectation of organizing nutrition post in the future was improvement in monitoring, facilities in infrastructure, and increasing of nutritional status of under five years old children.
The result of study showed that kader organizing nutrition post with positive deviance gained various experience and expected increasing of support from community and related sectors. The performance of community participation was still in functional level. The results of study were expected to provide description of support intervention model for community with integrating community empowerment, community participation and partnership which were established in nutrition post using positive deviance approach for managing nutrition problems in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grandi Esra Jeremy S.
"Skripsi ini membahas gambaran faktor organisasional penyebab burnout pada pekerja garis depan di Puskesmas. Peneltian dilaksanakan di Puskesmas X diwilayah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa faktor organisional penyebab burnout ditemukan diantara pekerja garis depan di Puskesmas X. Namun, apabila tindakan preventif tidak segera dilaksanakan, faktor-faktor organisasional yang lain akan berkembang dan menghambat kemampuan puskesmas dalam memberikan layanan-layanan kesehatan.

This undergraduate thesis discusses an overview of organizational factors as the cause of burnouts to front-line workers at primary health center. This research is conducted at a primary health center located in Jakarta. This research uses a qualitative method with a descriptive design. The results of this study shows only a few of these factors have been found among front-line workers. However, if preventive measures aren’t implemented, other factors will grow and hinder public health center’s ability to provide healthcare services."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bakri Priyodwi Atmaji
"ABSTRAK
Rumah Sakit merupakan organisasi yang komplek dengan aktifitas kegiatannya melibatkan berbagai macam profesi salah satunya adalah profesi keperawatan yang berpengaruh terhadap kualitas jasa pelayanan pada pasien yang merupakan produk dari Rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui gambaran hubungan faktor individu dan organisasi dengan stres kerja dan kinerja serta hubungan stres kerja dan kinerja Asuhan keperawatan perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah sakit dr. Soegiri Lamongan. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 74 perawat, dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisa hubungan antar variabel dilakukan melalui uji korelasi . Hasil penelitian menunjukkan hubungan faktor individu jenis kelamin dan tipe kepribadian dengan stres kerja dan faktor organisasi kebijakan organisasi dengan stres kerja mempunyai kekuatan hubungan sedang dan berpola negatif. Variabel faktor individu status perkawinan dan faktor organisasi struktur, kebijakan, lingkungan dan proses organisasi berhubungan dengan dengan kinerja Asuhan keperawatan mempunyai kekuatan hubungan sedang. Variabel stres kerja dampak kognitif, perilaku, fisiologis dan dampak organisasi berhubungan dengan kinerja Asuhan keperawatan dengan kekuatan hubungan sedang dan berpola negatif. Rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk mengurangi terjadinya stres kerja adalah penempatan tenaga perawat di ruang rawat inap hendaknya memperhatikan kompetensi, kebutuhan ruangan, perlu adanya sistim rotasi, menciptakan hubungan yang harmonis dan komunikasi yang efektif, sedangkan untuk mengoptimalkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan adanya perbaikan sistem pengorganisasian sumberdaya manusia, Peningkatan pelatihan dan pendidikan, penyempurnaan sistim penghargaan dan menggunakan standar kinerja asuhan keperawatan sebagai bahan promosi staf. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan untuk membuat perencanaan pengembangan profesi dan pengembangan hasil penelitian dengan metode lain guna menjawab masalah yang spesifik terhadap stres kerja dan kinerja asuhan keperawatan.

ABSTRACT
Hospital constitutes organization that compleks with its activity involves a variety profession, kind one of it was professional Nursing to influential service quality on patient that constituted product of Hospital. This research constituted descriptive research with transversal cross-sectional design with intent to know description individual factor relationship and organization with work stress and work stress relationship with performance Nursing Care to staff Nurse at spatial dr. Soegiri Lamongan's Hospital lodge. This observational sample is all population that accomplish inclusi's criterion as much 74 nurses, meanwhile data collecting method used to survey by questioner?s instrument. Subjective analysis among variable being done quiz thru correlation. Result observationaling to point out marks sense individual factor relationship sexed and type is personality with work stress and organization factor organizational policy in referenceto work stress with relationship force be and got negative pattern. Individual factor marital status and organization factor structured, policy, environmentally and organization process is engaged Upbringing performance to relationship care and force be. Work stress variable kognitif's impact, behaviour, physiological and organization impact is engaged Upbringing performance to care by try a fall relationship be and got negative pattern. Recommendation of yielding research reduces its happening work stress be nurse right place at spatial nursed lodge ought to notice interest, hall requirement, need to mark sense rotasion systim, creating harmonious relationship and effective communication, meanwhile to optimize executor nurse performance in give upbringing to needful care marks sense organizing system repair sumberdaya man, Training and education step-up, sistim's completion appreciation wields upbringing performance default to care as material as staff promotion. This research can also make material to block out profession development and observational result development by methodics other utilised answer specific to problem work stress and performance Nursing Care.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24870
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>