Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Nur Azizah Purwanto
"Pengendalian tekanan darah adalah kondisi yang menggambarkan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi. Kondisi tersebut dapat berasal dari kepatuhan ataupun ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis. Suatu penelitian menemukan bahwa tingkat pengendalian tekanan pasien hipertensi di Indonesia kurang dari 25%. Cakupan layanan kesehatan dan prevalensi minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi pun masih rendah. Jika keadaan tersebut dibiarkan terus menerus dan tidak terdapat penanganan yang tepat maka dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien hipertensi. Tujuan dari adanya penelitian ini, yaitu mengetahui hubungan antara asupan natrium dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder yang bersumber dari penelitian primer dengan judul “Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dan Faktor Lainya dengan Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Tahun 2023”. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada 156 pasien hipertensi berusia ≥ 18 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat 68,6% pasien hipertensi memiliki tekanan darah tidak terkendali. Analisis uji chi square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan natrium, aktivitas fisik, durasi tidur, kepatuhan minum obat, pengetahuan mengenai hipertensi, jenis kelamin, pendapatan, status gizi, serta dukungan sosial (p-value > 0,05) dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,001) dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Sementara itu, analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan natrium dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Namun, pengendalian tekanan darah pasien hipertensi dipengaruhi oleh usia (p-value 0,000) dan durasi tidur (p-value 0,048) setelah dikontrol oleh variabel confounding, yaitu aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, pengetahuan hipertensi, pendapatan rumah tangga, dan status gizi. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan intervensi dan tatalaksana hipertensi pada pasien hipertensi dengan menekankan kategori pasien hipertensi yang lebih berisiko memiliki tekanan darah tidak terkendali, yaitu berusia dewasa dan durasi tidur pendek. Namun, tetap memperhatikan asupan natrium, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, pengetahuan mengenai hipertensi, status gizi, dan dukungan sosial yang baik.

Blood pressure control refers to a condition that describes the systolic and diastolic blood pressure of hypertensive patients. This condition can result from the compliance or non-compliance of hypertensive patients with lifestyle modifications and pharmacological therapy. A study found that the rate of blood pressure control among hypertensive patients in Indonesia is less than 25%. The coverage of hypertension healthcare services and the prevalence of taking antihypertensive medication are also low. If this situation persists without proper intervention, it can increase the risk of morbidity and mortality in hypertensive patients. This study aims to determine the relationship between sodium intake and other factors with blood pressure control among hypertensive patients in the working area of UPTD Puskesmas Kemiri Muka, Depok City in 2023. This study is secondary research deriving from a primary study titled “Relationship between Coffee Drinking Habits and Other Factors with Blood Pressure Control in Hypertensive Patients at the Kemiri Muka Public Health Center 2023”. This study is quantitative with a cross-sectional study design involving 156 hypertensive patients aged ≥ 18 years in the working area of UPTD Puskesmas Kemiri Muka, Depok in 2023. Data analysis in this study was conducted using the chi-square test and multiple logistic regression method. The result of this study found that 68,6% of hypertensive patients had uncontrolled blood pressure. The chi-square test analysis found no significant relationship between sodium intake, physical activity, sleep duration, medication adherence, knowledge about hypertension, sex, household income, nutritional status, and social support (p-value > 0,05) with blood pressure control among hypertensive patients. However, there was a significant relationship between age (p-value 0,001) with blood pressure control among hypertensive patients. Meanwhile, multiple logistic regression analyses found that there was no significant relationship between sodium intake with blood pressure control among hypertensive patients. However, the blood pressure control in hypertensive patients is influenced by age (p-value 0,000) and sleep duration (p-value 0,048) after being controlled by confounding variables, namely physical activity, medication adherence, knowledge about hypertension, household income, and nutritional status. Therefore, it is recommended to implement intervention and management for hypertensive patients by emphasizing hypertensive patient categories at higher risk of having uncontrolled blood pressure, namely adults and those with short sleep duration. However, attention should still be given to other factors such as adequate sodium intake, sufficient physical activity, strong medication adherence, comprehensive knowledge about hypertension, optimal nutritional status, and good social support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lianny Alda Suhendra
"Skripsi ini membahas hubungan pengetahuan gizi dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka. Pengendalian tekanan darah dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Terdapat terapi farmakologis dan non farmakologis berupa edukasi faktor risiko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Pengetahuan gizi dan faktor lainnya yang tidak diteliti tidak mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Variabel usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan keadian tekanan darah tidak terkendali. Usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian hipertensi tidak terkendali setelah dikontrol kebiasaan merokok, keadaan stress, dan jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka pada tahun 2023.

This study focuses on the relationship between nutritional knowledge and other factors and blood pressure control in hypertensive patients in the working area of the Kemirimuka Community Health Center. This study focuses on blood pressure control is carried out to prevent complications. There are pharmacological and non-pharmacological therapies in the form of risk factor education. The results of this study show that age is a factor that influences blood pressure control. Nutritional knowledge and other factors not studied did not influence blood pressure control. The age variable influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled blood pressure. Age influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled hypertension after controlled by smoking habits, stress conditions, and gender in hypertensive patients in the Kemiri Muka Community Health Center working area in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Noura Zumairitri Syam
"Prehipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang ≥90 persentil tetapi <95 persentil, sedangkan hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik 95th persentil hingga 99th persentil + 5 mmHg berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai prehipertensi dan hipertensi remaja di Indonesia, prevalensi prehipertensi pada remaja mencapai 16,8%, sedangkan prevalensi hipertensi mencapai 2,6%. Penelitian sebelumnya mengenai prehipertensi remaja di salah satu SMA di Bogor, prevalensi prehipertensi mencapai 21,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi status prehipertensi dan hipertensi berdasarkan karakteristik individu, status gizi, asupan, dan gaya hidup pada siswa/i usia 15-18 tahun di SMA Negeri 2 Cibinong. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 130 yang terdiri dari siswa/i kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cibinong. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei - Juni melalui pengisian kuesioner (g-form), wawancara recall 2x24-h, pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 29,2% responden mengalami prehipertensi dan 3,1% responden mengalami hipertensi tahap 1. Terdapat perbedaan proporsi prehipertensi dan hipertensi berdasarkan riwayat hipertensi keluarga (p-value=0,001; OR=4,020; 95% CI=1,765 - 9,159), asupan natrium (p-value=0,001; OR=19,091; 95% CI=5,91 - 61,61), asupan serat (p-value=0,001; OR=6,000; 95% CI=2,68 - 13,39), dan kebiasaan merokok (p-value=0,002; OR=10,118; 95% CI=2,044 - 50,091). Siswa/i dengan riwayat hipertensi keluarga, asupan natrium berlebih, asupan serat kurang, dan memiliki kebiasaan merokok lebih berisiko mengalami kejadian prehipertensi dan hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan siswa/i dapat mulai memperhatikan tekanan darah dengan melakukan pengukuran tekanan darah rutin sebulan sekali, membatasi asupan natrium ≤2000 mg atau 1 sdt per hari, meningkatkan asupan serat ≥25 gr per hari, dan mengurangi/menghentikan kebiasaan merokok.

Prehypertension in adolescents is defined as systolic and/or diastolic blood pressure that is ≥90th percentile but <95th percentile, while hypertension in adolescents is defined as systolic and/or diastolic blood pressure of 95th percentile to 99th percentile + 5 mmHg based on gender, age, and height body. Based on previous research regarding prehypertension and adolescent hypertension in Indonesia, the prevalence of prehypertension in adolescents reached 16.8%, while the prevalence of hypertension reached 2.6%. Previous research on adolescent prehypertension in one high school in Bogor, the prevalence of prehypertension reached 21.5%. This study aims to determine differences in the proportion of prehypertension dan hypertension status based on individual characteristics, nutritional status, intake and lifestyle among students aged 15-18 years at SMA Negeri 2 Cibinong. The research design used in this study was cross-sectional with consecutive sampling technique. The number of respondents in this study was 130 consisting of students from class X and XI of SMA Negeri 2 Cibinong. Data collection was carried out in May - June through filling out questionnaires (g-form), 2x24-h recall interviews, measuring body weight, height and blood pressure. The research results showed that 29.2% of respondents had prehypertension and 3.1% of respondents had stage 1 hypertension. There were differences in the proportion of prehypertension and hypertension based on family history of hypertension (p-value=0.001; OR=4.020; 95% CI=1.765 - 9.159), sodium intake (p-value=0.001; OR=19.091; 95% CI=5.91 - 61.61), fiber intake (p-value=0.001; OR=6.000; 95% CI=2.68 - 13.39) , and smoking habits (p-value=0.002; OR=10.118; 95% CI=2.044 - 50.091). Students with a family history of hypertension, excessive sodium intake, insufficient fiber intake, and smoking habits are more at risk of experiencing prehypertension and hypertension. Based on the results of this research, it is hoped that students can start paying attention to blood pressure by taking regular blood pressure measurements once a month, limiting sodium intake to ≤2000 mg or 1 tsp per day, increasing fiber intake to ≥25 grams per day, and reducing/stopping the habit of smoke."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Apsari
"Kepatuhan diet penderita hipertensi yang tidak baik dapat mempengaruhi upaya dalam pengontrol tekanan darah dan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Diet Approach to Stop Hypertension (DASH) merupakan salah satu diet yang direkomendasikan untuk mengendalikan tekanan darah bagi penderita hipertansi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan diet DASH terhadap pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Peneliti menggunakan data sekunder dari penelitian ”Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dan Faktor Lainnya dengan Pengendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Tahun 2023”. Pengolahan data sekunder dilakukan pada bulan April-Mei 2024. Total sampel pada penelitian ini adalah 156 penderita hipertensi usia >18 tahun yang berobat dan kontrol rutin setiap bulan serta merupakan peserta Prolanis dan Posbindu di Puskesmas Kemiri Muka Kota. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan 68,6% responden memiliki tekanan darah tidak terkendali dan 59,4% responden pada kategori tidak patuh dalam pelaksanaan diet hipertensi DASH. Hasil uji statistik diketahui nilai p-value 0,985 dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kepatuhan diet DASH dengan tekanan darah responden dalam penelitian ini. Variabel usia menjadi variabel yang mempengaruhi pengendalian tekanan darah (p-value <0,05).

Non-compliance with the diet among hypertensive patients can affect efforts to control blood pressure and may increase the risk of complications. The Diet Approach to Stop Hypertension (DASH) is one of the recommended diets for managing blood pressure in hypertensive patients. This study aimed to determine adherence to the DASH diet in controlling blood pressure among hypertensive patients at the Kemiri Muka Public Health Center in Depok City. This research was a quantitative study with a cross-sectional design. Researchers used secondary data from the study "Relationship between Coffee Drinking Habits and Other Factors with Blood Pressure Control in Hypertensive Patients at the Kemiri Muka Public Health Center 2023". Data processing was conducted from April to May 2024. The total sample in this study was 156 hypertensive patients aged >18 years who received regular treatment and monthly check-ups and were participants in the Prolanis and Posbindu at Kemiri Muka Public Health Center. The data were analyzed using the chi-square test and logistic regression. The results of this study showed that 68.6% of respondents had uncontrolled blood pressure, and 59,4% of respondents were categorized as non-compliant in implementing the DASH hypertension diet. Statistical tests revealed a p-value of 0.985, indicating that there was no significant relationship between adherence to the DASH diet and respondents' blood pressure in this study. Age was identified as variable influencing blood pressure control (p-value <0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit hipertensi mendapat perhatiabn dari semua kalangan masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkannya menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi"
610 JKKI 6:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Arini
"Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama untuk kematian global dan dapat menimbulkan komplikasi seperti gagal ginjal, penyakit jantung koroner, dan stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya. Penelitian ini membahas mengenai gambaran dan faktor risiko hipertensi pada pegawai IPSK LIPI Jakarta. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 122 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi adalah 40,2 . Analisis bivariat menunjukkan hubungan hipertensi yang bermakna dengan umur, riwayat hipertensi keluarga, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan kebiasaan makan tinggi lemak dan natrium. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa kebiasaan makan tinggi natirum merupakan faktor dominan hipertensi dengan nilai p-value 0,001 dan nilai OR 8,409. Saran yang dapat diberikan adalah pemantauan berat badan, membatasi makanan tinggi lemak dan natrium, dan meningkatkan aktivitas fisik.

Hypertension is one of the major risk factor for global death and can lead to complications such as kidney failure, coronary heart disease, stroke, and other vascular diseases. This study discusses about prevalence and risk factors of hypertension in IPSK LIPI employees, Jakarta. The study design used was cross sectional with 122 respondents. This study used univariate, bivariate, and multivariate analysis. Bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. Overall prevalence of hypertension was 40.2.
Bivariate analysis showed significant relationship of hypertension with age, family history of hypertension, physical activity, body mass index, and eating habit of high fat and sodium. The result of multivariate analysis showed that eating habit of hight sodium were dominant factor of hypertension with p value 0,001 and OR was 8,409. Suggest that can be given to weight monitoring, restrict foods high in fat and sodium, and increase physical activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktorilla Fiskasianita
"Tidur yang cukup merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan fungsi kardiovaskular. Penelitan ini merupakan penelitian descriptive correlative dengan desain studi cross sectional yang bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Beji-Depok terhadap 97 pasien hipertensi rawat jalan yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), sedangkan tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer digital.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yaitu sebanyak 87 orang (89,7 %) memiliki kualitas tidur buruk (PSQI ≥ 5), sedangkan hanya 10 orang (10,3 %) memiliki kualitas tidur baik (PSQI ≤ 5). Rata-rata tekanan darah responden secara keseluruhan 145,19/86,15 mmHg. Hasil analisis uji T independent menunjukan secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tekanan darah. Namun, secara klinis hasil analisis data menunjukkan responden yang memiliki kualitas tidur buruk memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada responden yang memiliki kualitas tidur baik dengan mean differece sistolik sebesar 6,228 mmHg dan mean difference diastolik 4,409 mmHg.

Adequate sleep is a basic need which is important to maintain cardiovascular system function. It is a descriptive correlative study using cross sectional approach which aims to identify the relationship between sleep quality and blood pressure on hypertensive patient. The research was conducted in Public Health Center of Beji-Depok towards 97 participants recruited using consecutive sample method. Sleep quality is measured using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and blood pressure is measured using digital sphygmomanometer.
The result shows that 83 participants (89.7 %) have poor sleep quality (PSQI ≥ 5) while only 10 partcipants (10.3 %) have good sleep quality (PSQI ≤ 5). The average blood pressure of all participants is 145.19/86.15 mmHg. Statistical analysis using T independent test shows there is no significant relationship between sleep quality and blood pressure. However, in clinical basis the result shows a significant difference. Clinically speaking, participants with poor sleep quality indicates higher blood pressure compare to those with better sleep quality with systolic mean difference of 6.228 mmHg and diastolic mean difference of 4.409 mmHg.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siseana Gabriela
"Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat dipastikan tinggi, namun bukan berarti tidak dapat dikontrol. Sebaliknya, tekanan darah pada penderita hipertensi harus dikontrol, karena tekanan darah yang tinggi secara kontinu mampu menyebabkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada penderita hipertensi berdasarkan asupan zat gizi makro dan mikro makromineral serta faktor risiko lainnya, menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode recall-24h di antara 106 penderita hipertensi di Puskesmas Tegal Gundil. 84.9 penderita hipertensi di Puskesmas Tegal Gundil mengalami tekanan darah tidak terkontrol. Kesimpulannya, ditemukan perbedaan yang bermakna pada tekanan darah berdasarkan asupan kalium p=0,037 dan kalsiumnya p=0,033.

Blood pressure among the hypertensive patients are known to be high, but it does not mean cannot be controlled. On the contrary, the blood pressure among the hypertensive patients must be controlled, otherwise it will lead into higher risks of diseases and causing death. The purpose of this study is to determine the differences between blood pressure among the hypertensive patients based on dietary macronutrient and macromineral intake using cross sectional design study. This study is using 24h recall method among 106 hypertensive patients at Puskesmas Tegal Gundil. 84,9 of the hypertensive patients at Puskesmas Tegal Gundil suffers from uncontrolled high blood pressure. In conclusion, significant differences were found between blood pressure among hypertensive patients based on dietary intake of potassium p 0,037 and calcium p 0,033."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisya Ramadhany
"Hipertensi menduduki tempat kedua sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan kerusakan multi organ hingga kematian. Hipertensi yang terkendali diharapkan dapat menunda komplikasi. Saat ini, hampir seperlima penduduk Indonesia obes. Obesitas berkaitan dengan kemunculan hipertensi namun belum diketahui hubungannya terhadap pengendalian hipertensi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai hubungan obesitas terhadap kendali tekanan darah pasien hipertensi agar dapat membantu dalam penatalaksanaan hipertensi.
Desain penelitian adalah cross-sectional mempergunakan data rekam medik pasien hipertensi poliklinik IPD RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sejumlah 117 data terkumpul. Didapatkan prevalensi hipertensi tidak terkendali sebanyak 41%, dengan rasio terbanyak pada subjek laki-laki. Prevalensi obesitas sebesar 50,4%, dengan rasio terbanyak pada subjek perempuan. Pada kelompok obesitas didapatkan proporsi hipertensi terkendali 64,4%, dan hipertensi tidak terkendali 35,6%. Sedangkan pada kelompok tidak obes didapatkan proporsi hipertensi terkendali 53,4%, dan hipertensi tidak terkendali 46,6 % dengan nilai p = 0,228 (p>0,05), RP 0,765 dengan IK 95% 0,492 ? 1,188. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan hipertensi tidak terkendali.

Hypertension is the second most prevalent non-communicable disease in Indonesia capable of causing multi organ damages even death. The essential target in hypertension management is to achieve controlled blood pressure in order to delay its complications. Nowadays, approximately one in five Indonesian has become obese. Obesity itself is highly associated with hypertension occurrence. Yet, there is no distinct evidence that show its association to hypertension control. Thus, this research is aimed to find the association between obesity in hypertensive patients to the blood pressure control.
Method used in this study is cross-sectional. As much as 117 secondary datas were collected from patients? medical records in Internal Medicine clinic diagnosed with hypertension. The prevalence of uncontrolled hypertension is 41% , dominated by male subjects. The prevalence of obesity among subjects is 50.4%, with higher proportion in females. Within the obese group, the proportion of controlled hypertension reaches 64.4%, while proportion for uncontrolled is 35.6%. Meanwhile, in the non-obese group, the proportion of controlled hypertension is 53.4%, whereas uncontrolled is 46,6%. The p-value result is 0.228 (p >0.05) with PR 0.765 with 95% CI 0.492 ? 1.188. Therefore, it can be concluded that there is no significant association between obesity with uncontrolled hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni Dewanti
"Rendahnya kepatuhan dan self efficacy menjadi masalah yang signifikan untuk penggunaan obat hipertensi. Keterbatasan tenaga kesehatan menyebabkan pemberian informasi sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas konseling dibandingkan dengan leaflet terhadap peningkatan self efficacy dan kepatuhan pasien serta penurunan tekanan darah pasien menggunakan obat hipertensi di Puskesmas Pancoran Mas dan Puskesmas Beji Depok. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2013 dengan 37 pasien pada kelompok yang mendapatkan konseling dan 36 pasien pada kelompok yang mendapatkan leaflet. Penilaian self efficacy menggunakan skala MUSE dan untuk kepatuhan menggunakan MMAS 8.
Hasil penelitian menunjukkan konseling dan leaflet dapat meningkatkan self efficacy (P=0,000) dan kepatuhan (P=0,000) pasien, serta dapat menurunkan tekanan darah sistol (P=,010) pada kelompok konseling dan menurunkan tekanan darah sistol (P=0,000) maupun diastol (P=0,019) pada kelompok leaflet. Tidak ada perbedaan antara kelompok konseling dan leaflet dalam meningkatkan self efficacy (P=0,401) dan kepatuhan pasien P=(0,374) serta menurunkan tekanan sistol (P=0,663) dan tekanan diastol (P=0,466).

Low adherence and self efficacy was significant problem for using medication. However, the limitation of medical personnel makes medical information service is very hard to be done. The research purpose was to evaluate the effectiveness of counselling and leaflet againts self efficacy and adherence as well as the blood pressure of hypertension patients using the medication in Puskesmas Beji and Puskesmas Pancoran Mas Depok. Data collection was conducted from March to June 2013 with with 37 patients in the group receiving counseling and 36 patients in the group receiving leaflets. Self efficacy assessment using MUSE scale and adherence using the MMAS 8.
The result showed that counselling and leaflet can increase patient adherence (P=0.000) and self efficacy (P=0.000) and can lower systolic blood pressures (P=0.010) in group counseling and lowers systolic (P=0.000) and diastolic blood (P=0.019) pressure in the leaflet group. There was no difference between group counseling and leaflets to increase self-efficacy (P= 0.401) and patient adherence (P=0.374) and lower systolic pressure (P = 0.663) and diastolic pressure (P = 0.466).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>