Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingrid Faustine
"Hipertensi merupakan penyakit penyerta yang paling umum ada pada penderita COVID-19. Faktor risiko seperti genetik, sosiodemografi, dan kondisi klinis awal diduga dapat memengaruhi kerentanan individu terhadap hipertensi dan COVID-19. Salah satu gen yang berhubungan dengan hipertensi adalah gen ACE. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi genetik gen ACE dalam hubungannya dengan risiko kerentanan dan penanganan penyakit hipertensi dan COVID-19 menggunakan model populasi Palu-Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross-sectional. Data faktor non-genetik diperoleh dari rekam medis dan kuesioner. Identifikasi variasi genetik dilakukan pada 4 lokasi pada gen ACE, yaitu rs1799752 (I/D) dengan metode PCR, dan rs4331 (A/G), rs4341 (G/C), dan rs4343 (G/A) dengan rhAmp SNP genotyping. Data faktor genetik dan non-genetik kemudian disusun menjadi model instrumen translasional. Studi melibatkan 136 subjek, dan analisis variasi genetik menunjukkan genotipe dominan untuk rs1799752 adalah II (50%), rs4331 adalah GG (51%), rs4341 adalah GG (100%), dan rs4343 adalah AA (65%). Varian alel D rs1799752, alel A rs4331, dan alel G rs4343 menunjukkan hubungan dengan kerentanan terhadap hipertensi, COVID-19, dan keparahan COVID-19. Analisis regresi menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia, riwayat hipertensi, LDL, asam urat, glukosa darah, dan variasi genetik gen ACE adalah prediktor dalam menilai tingkat risiko hipertensi. Sementara itu, jenis kelamin, trigliserida, HDL, komorbiditas hipertensi, dan variasi genetik gen ACE adalah prediktor dalam menilai risiko terhadap kejadian COVID-19, sementara komorbiditas hipertensi, IMT, asam urat, dan variasi genetik gen ACE adalah prediktor dalam menilai risiko keparahan COVID-19. Asesmen prediksi instrumen translasional menunjukkan bahwa 31% dari kelompok hipertensi berisiko tinggi terhadap kejadian COVID-19 dan 46% memiliki berisiko sangat tinggi untuk mengalami keparahan yang lebih tinggi. Asesmen prediksi instrumen translasional hipertensi menunjukkan bahwa 22% subjek memiliki risiko sangat tinggi dan 23% diantaranya memerlukan penyesuaian pola terapi. Variasi gen ACE rs4331, rs1799752, dan rs4343, bersama dengan faktor risiko non-genetik, dapat digunakan sebagai prediktor untuk kejadian hipertensi, COVID-19, dan keparahan COVID-19. Variasi gen dan faktor non-genetik ini dapat dikembangkan menjadi model pengobatan presisi untuk mengevaluasi tingkat risiko dan penanganan individu terhadap hipertensi, COVID-19, dan keparahan COVID-19 di kalangan populasi Palu-Sulawesi Tengah secara translasional.

Hypertension is the most common comorbidity in COVID-19 sufferers. Risk factors such as genetics, sociodemographics, and initial clinical conditions are thought to influence an individual's susceptibility to hypertension and COVID-19. One of the genes associated with hypertension is the ACE gene. This study examines the ACE gene's genetic variation in summary with the risk of developing hypertension and COVID-19 using the Palu-Central Sulawesi population model. This research is an observational study with a cross-sectional design. Data on non-genetic factors were obtained from medical records and questionnaires. Identification of genetic variations was carried out at 4 locations in the ACE gene, namely rs1799752 (I/D) using the PCR method, rs4331 (A/G), rs4341 (G/C), and rs4343 (G/A) using rhAmp SNP genotyping. Data on genetic and non-genetic factors are then compiled into a translational instrument model. The study involved 136 subjects, and analysis of genetic variations showed that the dominant genotype for rs1799752 was II (50%), rs4331 was GG (51%), rs4341 was GG (100%), and rs4343 was AA (65%). The variant D allele rs1799753, A allele rs4331, and G allele rs4343 showed an association with susceptibility to hypertension, COVID-19, and severity of COVID-19. Regression analysis showed that gender, age, history of hypertension, LDL, uric acid, blood glucose, and genetic variations of the ACE gene were predictors in assessing the level of hypertension risk. Meanwhile, gender, triglycerides, HDL, comorbid hypertension, and genetic variations of the ACE gene are predictors in determining the risk of COVID-19. In contrast, comorbid hypertension, BMI, uric acid, and genetic variations of the ACE gene are predictors in assessing the risk of COVID-19 severity. -19. The translational instrument prediction assessment showed that 31% of the hypertension group were at high risk of experiencing COVID-19, and 46% were at very high risk of experiencing higher severity. The translational instrument prediction assessment for hypertension showed that 22% of subjects had a very high risk, and 23% of them required adjustment of therapy patterns. ACE gene variations rs4331, rs1799752, and rs4343, together with non-genetic risk factors, can be used as predictors for the incidence of hypertension, COVID-19, and severity of COVID-19. These gene variations and non-genetic factors can be developed into a precision medicine model to evaluate the risk level and individual treatment of hypertension, COVID-19, and the severity of COVID-19 among the Palu-Central Sulawesi population in a translational."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Eka Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko terhadap hipertensi pada pegawai Satlantas dan Sumda Polresta Depok Tahun 2012. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain penelitian cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling sehingga penelitian ini melibatkan 139 pegawai laki-laki yang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan Afigmomanomefer pada kedua lengan.
Hasil penelitian menunjukkan riwayat keluarga hipertensi memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi dan terdapat perbedaan rata-rata indeks massa tubuh antara responden yang hipertensi dengan responden bertekanan darah normal. Disarankan agar sernua pihak lebih Waspada terhadap kejadian hipertensi yang sering tidak memiliki gejala dan untuk responden agar selalu mengontrol serta menjaga berat badan norrnal.

This study objectives to know association risk factor with hypertension in Satlantas and Sumda employee Polresta Depok. This quantitative research used cross sectional study. With total sampling techniques, sample of this study is 139 employee who doesn?t use antihypertensive medication. Measured of blood pressure was doing in morning with Sfigmomanometer at both arms.
This study concluded that parental hypertension have significant associated with hypertension and there?re difference mean body mass index between respondent with hypertension and normal blood pressure. Our suggest that all of participant more aware with hypertension that often has no warning signs or symtoms, and for respondent to keep controlling and maintain their normal weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avira Tri Cahyani
"Hipertensi merupakan kondisi patologis ketika tekanan darah terlalu tinggi yang di atas normal. Diperkirakan 13 miliar orang menderita hipertensi dan penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan darah arteri. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) merupakan salah satu lini pertama untuk pengobatan hipertensi. Obat ini dapat menginhibisi ACE yang memecah angiotensin I untuk membentuk vasokonstriktor poten angiotensin II. Penelitian dilakukan dengan metode penapisan virtual menggunakan AutoDock Vina yang terdapat dalam PyRx untuk mencari kandidat ACEI yang berasal dari senyawa bahan alam flavonoid. Flavonoid telah diketahui bertindak sebagai komponen dalam diet yang efektif dalam menghambat ACE. Flavonoid, terutama glikosidanya, merupakan fitokimia yang paling vital dalam diet dan sangat menarik karena diketahui bioaktivitasnya yang beragam. Struktur kristalografi target makromolekul diperoleh dari pangkalan data PDB (PDB ID: 1O86). Optimasi dilakukan dengan ukuran grid box yang divariasikan serta ion Zn2+, Cl- & 6 molekul air yang dipertahankan terhadap makromolekul. Berdasarkan hasil penapisan virtual, didapatkan 10 senyawa bioaktif peringkat teratas diantaranya yaitu epigallocatechin 3-O-gallate-7-O-glucoside-4-O-glucuronide, theaflavin 3-O-gallate, theaflavin 3,3-O-digallate, eriocitrin atau eriodictyol 7-O-rutinoside, luteolin 7-O-diglucuronide, malvidin 3-O-(6-caffeoyl-glucoside), narirutin 4-O-glucoside, quercetin 3,4-O-diglucoside, peonidin 3-O-(6-p-coumaroyl-glucoside) dan delphinidin 3-O-glucosyl-glucoside. Senyawa tersebut menunjukkan afinitas pengikatan optimum terhadap target makromolekul ACE dengan energi ikatan berada direntang -10,3 kkal/mol hingga -10,9 kkal/mol yang dibandingkan dengan standar moeksipril (-9,1 kkal/mol). Hasil menunjukkan 10 senyawa tersebut dapat menjadi ligan potensial untuk mengobati hipertensi.

Hypertension is defined as condition of blood pressure that abnormally too high. An estimated of 1.13 billion people worldwide has hypertension and this disease is one of the most cause of premature death worldwide. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) has an importent role in arterial blood pressure regulation. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) is one of the first line treatment for hypertension. This drug can inhibit ACE which cleaves angiotensin I to the form potent vasoconstrictor angiotensin II. This study was conducted by virtual screening method used AutoDock Vina in PyRx to search ACEI candidate from flavonoid natural compounds. Flavonoids have been known to act as components in the diet that are effective to inhibit ACE. Flavonoids, especially their glycosides, are the most vital phytochemicals in diet and are of great general interest due to their diverse bioactivity. The crystallographic structure of macromolecule target was obtained from PDB database (PDB :1O86). Optimization was performed by variying grid size and maintaning Zn2+, Cl- & 6 water molecules in the macromolecule. Based on virtual screening results, the top ten ranking bioactive compounds was obtained. They are epigallocatechin 3-O-gallate-7-O-glucoside-4-O-glucuronide, theaflavin 3-O-gallate, theaflavin 3,3-O-digallate, eriocitrin atau eriodictyol 7-O-rutinoside, luteolin 7-O-diglucuronide, malvidin 3-O-(6-caffeoyl-glucoside), narirutin 4-O-glucoside, quercetin 3,4-O-diglucoside, peonidin 3-O-(6-p-coumaroyl-glucoside) and delphinidin 3-O-glucosyl-glucoside. Those compounds showed optimum binding affinity to ACE macromolecule target with binding energy range -10,3 kcal/mol to -10,9 kcal/mol as compared to the moexipril standard (-9,1 kcal/mol). The results indicated that 10 compounds could be the potential ligands to treat hypertension.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rizqi Aziza
"Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Masalah pada sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) merupakan salah satu faktor primer penyebab hipertensi. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) merupakan komponen utama dalam RAAS yang mengubah angiotensin I menjadi vasokonstriktor aktif angiotensin II sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) merupakan salah satu lini pertama pada terapi hipertensi. Penemuan senyawa yang memiliki potensi sebagai ACEI masih terus dilakukan untuk mendapatkan senyawa dengan profil obat yang lebih baik dan efek samping yang lebih rendah. Di alam, senyawa fenolik tersebar luas dan merupakan metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan. Pada penelitian ini, dilakukan eksplorasi senyawa fenolik, khususnya polifenol non flavonoid untuk mendapatkan kandidat potensial yang memiliki aktivitas penghambat ACE. Penapisan virtual polifenol non flavonoid dari laman Phenol-Explorer dilakukan menggunakan AutoDock Vina. Metode penapisan virtual dioptimasi dan divalidasi dengan redocking ligan kokristal dan penambatan ligan kontrol dari DUD-E. Metode optimum diperoleh menggunakan makromolekul dengan ion Zn, Cl dan 6 molekul air dan grid box 22,5 x 22,5 x 22,5 A3. Berdasarkan hasil penapisan virtual 341 senyawa, diperoleh peringkat 10 besar senyawa dengan energi ikatan terendah yaitu gallagic acid, pallidol, punicalin, ellagic acid acetyl-arabinoside, 1-sinapoyl-2,2’-diferuloylgentiobiose, 24-methylenecholestanol ferulate, 24-methylcholesterol ferulate, verbascoside, 24-methylcholestanol ferulate, dan ε-viniferin dengan rentang energi ikatan -11,0 hingga -10,1 kkal/mol. Hasil tersebut menunjukkan 10 senyawa memiliki potensi sebagai ACEI. Dari kesepuluh senyawa, ellagic acid acetyl-arabinoside memenuhi seluruh kaidah Lipinski’s Rule of Five.

Hypertension is a major cause of premature death worldwide. Problem in renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) is one of the primary factor that contribute to developing hypertension. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) is a main component of RAAS which converts angiotensin I to the active vasoconstrictor angiotensin II resulting in increased blood pressure. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) is one of the first line therapy in hypertension. The discovery of compounds which have potential as ACEI is still carries out to obtain compounds with better drug profiles and fewer side effects. In nature, phenolic compounds are widely distributed and are the most commonly found secondary metabolites. In this study, exploration of phenolic compounds especially non flavonoid polyphenolic is done to discover potential candidates which have ACE inhibitor activity. Virtual screening of non flavonoid polyphenolic compounds from Phenol-Explorer is done using AutoDock Vina. The virtual screening method was optimized and validated by redocking of co-crystal ligand and docking of control ligand from DUD-E. The optimum method is obtained using macromolecules with Zn, Cl ions and 6 water residues and grid box 22.5 x 22.5 x 22.5 A3. Based on virtual screening result of 341 compounds, top ten ranked compounds with lowest binding energy were gallagic acid, pallidol, punicalin, ellagic acid acetyl-arabinoside, 1-sinapoyl-2,2’-diferuloylgentiobiose, 24-methylenecholestanol ferulate, 24-methylcholesterol ferulate, verbascoside, 24-methylcholestanol ferulate, and ε-viniferin with binding energy range from -11,0 to -10.1 kcal/mol. This result indicated that the 10 compounds have potential as ACEI. From the ten compounds, ellagic acid acetyl-arabinoside fully complies Lipinski’s Rule of Five."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Madania
"Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan yang baru ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyakit ini menjadi pandemik secara global pada Maret 2020. Penyakit COVID-19 disebabkan oleh severe acute repiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang masuk melalui reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE 2). Penelitian ini dilakukan untuk mencari kandidat senyawa yang dapat menghambat masuknya SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui reseptor ACE 2. Penelitian ini menggunakan kandidat senyawa yang berasal dari tripeptida. Metode yang digunakan adalah penapisan virtual menggunakan target molekul dengan ID 6M17 yang didapatkan melalui laman RSCB PDB. Kesimpulan penelitian ini adalah perolehan 8 kandidat senyawa tripeptida dengan energi ikatan yang paling rendah yaitu tripeptida FWW (-9,8 kkal/mol); tripeptida WFF (-9,6 kkal/mol); tripeptida  WYY (-9,6 kkal/mol); tripeptida HWW (-9,5 kkal/mol); tripeptida WFW(-9,5 kkal/mol); tripeptida WWT (-9,5 kkal/mol); tripeptida WWY (-9,5 kkal/mol); tripeptida YYW (-9,5 kkal/mol). Hasil dari visualisasi interaksi makromolekul dan ligan, ditemukan 15 residu asam amino yang penting adalah Gln102, Asp206, Glu208, Gly205, Val209, Tyr196, Lys562, Pro565, Ala396, Trp566, Leu95, Val212, Ala99, Asn210, dan Gln98.

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a respiratory disease which found in Wuhan China at the end of  2019. This disease has become a global pandemic at March 2020. COVID-19  caused by a virus called severe acute repiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which enters the body through angiotensin converting enzyme 2 (ACE 2) receptor. This study was conducted to find potential candidates of compounds that can inhibit SARS-CoV-2 entry through ACE 2. This study used tripeptides as the ACE 2 inhibitor candidates.  The method used was virtual screening using macromolecular target named ID 6M17 obtained from the RSCB PDB. The result of this study, 8 compound candidates were found to have the lowest binding energy, namely tripeptide FWW (-9,8 kcal/mol); tripeptide WFF (-9,6 kcal/mol); tripeptide WYY(-9,6 kcal/mol); tripeptide HWW (-9,5 kcal/mol); tripeptide WFW (-9,5 kcal/mol); tripeptide WWT (-9,5 kcal/mol); tripeptide WWY (-9,5 kcal/mol); tripeptide YYW (-9,5 kcal/mol). Based on the result of visualization macromolecule and ligand interaction, there are 15 crucial amino acid residues which are Gln102, Asp206, Glu208, Gly205, Val209, Tyr196, Lys562, Pro565, Ala396, Trp566, Leu95, Val212, Ala99, Asn210, dan Gln98."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Wulan Sasri
"Pendahuluan: Hubungan antara penyakit periodontal dan COVID-19 sudah banyak diteliti mengenai kemungkinan pengaruh buruknya terhadapkebersihan mulut dan dampaknya terhadap risiko infeksi COVID-19, serta tingkat keparahannya. Vaksinasi COVID-19 bekerja dengan cara mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan melindungi dari SARS-CoV-2. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam dampak vaksinasi COVID-19 terhadap kesehatan periodontal, terutama pada individu dengan penyakit periodontal. Tujuan: Memperoleh perbedaan ekspresi sitokin Interleukin-6, ACE2, dan IgG antara periodontal sehat, gingivitis dan periodontitis kurang dan lebih dari 6 bulan pasca vaksinasi COVID-19. Metode: Subjek periodontal sehat, gingivitis dan periodontitis terbagi menjadi tiga kelompok penelitian. Pemeriksaan meliputi pengambilan cairan sulkus gingiva. Pemeriksaan laboratorium untuk Interleukin-6, ACE2 dan IgG diukur dengan menggunakan metode ELISA. Hasil: Tidak terdapat perbedaan ekspresi sitokin Interleukin-6, ACE2, dan IgG efek vaksinasi COVID-19 antara periodontal sehat, gingivitis dan periodontitis kurang dan lebih dari enam bulan pasca vaksinasi COVID-19 Kesimpulan: Tidak ditemukan buktiadanya kadar mediatorInterleukin-6, ACE2, dan IgG tidak ditemukan bukti adanya perubahan yang jelas pada periodontal sehat, gingivitis atau periodontitis, baik yang divaksinasi kurang dari 6 bulan ataupun lebih dari 6 bulan setelah menerima vaksin COVID-19

Introduction : The relationship between periodontal disease and COVID-19 has been widely studied regarding the possible influence of poor oral hygiene and its impact on the risk of COVID-19 infection and its severity. COVID-19 vaccination works by activating the immune system to identify and protect against SARS-CoV-2. Further research is needed to better understand the impact of COVID-19 vaccination on periodontal health, especially in individuals with periodontal disease. Objective: To analyze the differences in IL-6, ACE2, and IgG cytokine expression between patients with periodontal health, gingivitis and periodontitis less and more than 6 months after COVID-19 vaccination.. Methods: Periodontal health, gingivitis and periodontitis subjects were divided into 2 study groups. The examination included gingival sulcus fluid collection. Laboratory examinations for IL-6, ACE2 and IgG were measured using the ELISA method. Result: There is no difference in the expression of cytokines IL-6, ACE2, and IgG after COVID-19 vaccination between patients with periodontal health, gingivitis and periodontitis less and more than 6 months after COVID-19 vaccination. Conclusion: This study showed that there was no clear evidence of changes in the levels of IL-6, ACE2, and IgG mediators in patients with periodontal health, gingivitis or periodontitis, whether vaccinated less than 6 months or more than 6 months after receiving the COVID-19 vaccine."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joseph Stephen Rinandy
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat dimanfaatkan di dalam bidang kesehatan. Pemanfaatan tanaman obat tersebut salah satunya adalah sebagai pengobatan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit mendunia yang jumlah penderitanya meningkat sejak tahun 1980 hingga sekarang. Hipertensi merupakan penyakit pada pembuluh darah yang dapat memicu risiko faktor penyakit lain seperti stroke, gagal ginjal, kebutaan, kebocoran pembuluh darah, dan penurunan fungsi kognitif. Terapi melalui mekanisme penghambatan ACE bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi morbiditas, mengurangi kematian akibat gagal jantung, dan menghambat keparahan diabetes nefropati. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah untuk menentukan efek penghambatan aktivitas ACE dari beberapa tanaman obat di Indonesia. Pengukuran efek penghambatan aktivitas ACE dilakukan dengan menggunakan substrat hipuril-histidil-leusin (HHL) dengan metode secara in vitro. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak biji Sesamum indicum L. memberikan nilai penghambatan ACE terbesar dengan nilai IC50 sebesar 30,44 µg/mL, namun penghambatannya lebih rendah dibandingkan dengan standar kaptopril (IC50 13,69 µg/mL). Hasil uji penapisan fitokimia dari ekstrak biji Sesamum indicum L. mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, dan terpenoid. Berdasarkan penelitian ini, ekstrak biji Sesamum indicum L. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai inhibitor ACE untuk menemukan senyawa aktif biologi yang berperan dari ekstrak tersebut.

Indonesia is a country that has many medicinal plants which can be used as hypertension medicine. Hypertension cases has been increasing since 1980. Hypertension as a blood vascular disease can give another risk factors of diseases like stroke, kidney failure, blindness, rupture of blood vessel, and cognitive impairment. A therapy with ACE inhibition mechanism is a useful therapy to decrease blood pressure and gives another benefits to reduce morbidity, mortality by heart failure, and inhibit the progresiveness of diabetic nephropathy. One source of ACE inhibitors can be obtained from plants. In this research, the test is based on a scientific approach to determine inhibition activity effect of ACE from several medicinal plants in Indonesia. The measurement of the inhibition activity effect of ACE is done by using hippuryl-L-histidyl-L-leucine (HHL) as the substrate with in vitro method. The test results showed the inhibition activity effect of ACE from Sesamum indicum L. seed extract gives the largest value of ACE inhibition with IC50 values ​​of 30.44 µg/mL, but the inhibition value is lower than captopril as standard (IC50 13.69 µg/mL). The result of phytochemical screening in Sesamum indicum L. seed extract contains alkaloids, glycosides, and terpenoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa variasi genetik berkontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental manusia serta mempengaruhi hasil terapinya. Sejumlah penelitian juga telah menyelidiki peran Single Nucleotide Polymorphisms (SNP) dalam farmakodinamik dan farmakokinetik kemoterapi seperti fluoropyrimidine, meskipun implementasi hasil yang diperoleh masih sederhana. Pada akhir tahun 2019, WHO menemukan kasus pneumonia baru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus – 2 (SARS-CoV-2), yang kemudian dinyatakan sebagai pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19). Regulasi virus dipengaruhi oleh gen Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan Renin-Angiotensin System (RAS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji coba deteksi SNP menggunakan protokol real-time quantitative Polymerase Chain Reaction (qPCR) dengan rhAmp SNP genotyping system pada rs4343. SNP rs4343 terletak di ekson 17 gen ACE dengan alel G dan A. Sampel darah diperoleh dari penyintas COVID-19 dan DNA genom diekstraksi dari sampel darah. Penelitian ini menggunakan fragmen gen gBlocks™ sebagai kontrol positif dan campuran qPCR terdiri dari rhAmp Master Mix, rhAmp Reporter Mix, dan rhAmp rs4343 assay. Hasil disajikan dalam bentuk plot allelic discrimination dan memberikan hasil yang kurang memuaskan untuk deteksi rs4343. Hanya 27 sampel terdeteksi memiliki alel G homozigot dari 50 sampel yang diuji dimana 23 sampel lainnya tidak berhasil dideteksi.

In recent years, several studies have shown that genetic variation contributes to both the physical and mental health of humans and affects the outcome of therapy. A number of studies have also been carried out on the role of Single Nucleotide Polymorphisms (SNP) in the pharmacodynamics and pharmacokinetics of chemotherapy such as fluoropyrimidines, although the implementation of the results obtained is yet simple. At the end of 2019, WHO found a new case of pneumonia caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus – 2 (SARS-CoV-2), which was later declared a pandemic coronavirus disease 2019 (COVID-19). The regulation of the virus was influenced by the Angiotensin Converting Enzyme (ACE) and Renin-Angiotensin System (RAS) genes. The aim of this study was to carry out a SNP detection trial employing a protocol of a real-time quantitative Polymerase Chain Reaction (qPCR) performing rhAmp SNP genotyping assay on rs4343. SNP rs4343 is located in exon 17 of the ACE gene with alleles G and A. Blood samples were obtained from COVID-19 survivors and the genomic DNAs were extracted from them. This study used gene fragment gBlocksTM as the positive control and the qPCR mix consisted rhAmp Master Mix, rhAmp Reporter Mix, and rhAmp rs4343 assay. The results were presented in the form of allelic discrimination plots and is not satisfied to use the method to detect rs4343.There are only 27 samples were detected to have the homozygous G allele out of 50 samples where the other 23 samples were undetermined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nadya Putri
"Penyakit menular coronavirus disease (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru yang dikenal sebagai severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui interaksi protein spike SARS-CoV-2 dengan Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). ACE2 merupakan seng metalopeptidase yang banyak diekspresikan di sel epitel saluran pernapasan. Menargetkan reseptor ACE2 dianggap sebagai target terapeutik penting dalam mengendalikan COVID-19. Penelitian in silico ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat inhibitor ACE2 dari senyawa bahan alam Indonesia yang terdapat pada pangkalan data Herbal DB dengan metode penapisan virtual berbasis penambatan molekuler menggunakan makromolekul ACE2 (PDB ID: 1R4L). Berdasarkan hasil optimasi dan validasi, diperoleh parameter terbaik menggunakan AutoDock Vina dalam PyRx dengan ukuran grid box sebesar 22,5 x 22,5 x 22,5 Å, exhaustiveness 16 dan num modes 9. Berdasarkan hasil penapisan virtual, diperoleh 14 peringkat senyawa terbaik dengan ∆G terendah, yaitu Kuwanon G, Kasiamin C, Isoviteksin 2''-O-(6'''-(E)-feruloil)glukosida 4'-O-glukosida, 5,7,2',4'-Tetrahidroksi-6,3'-diprenilisoflavon 5-O-(4''-ramnosilramnosida), Kasiaflavan-(4αà8)-epiafzelekin, Isoviteksin 2''-O-(6'''-(E)-p-kumaroil)glukosida 4'-O-glukosida, Kameliasida B, Galokatekin-(4αà8)-epigalokatekin-3-O-galat, ent-Epiafzeiekin-(4αà8)-epiafzelekin, Klitorin, Asam lantat, Nimolisinol, Prosianidin B1 dan Prodelfinidin B1. Sebagian besar senyawa tersebut berinteraksi dengan residu asam amino pada situs aktif makromolekul ACE2, yaitu Arg273, His345, His374, Glu375, His378, Glu402, Glu406, His505 dan Tyr515. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa 14 senyawa tersebut berpotensi menjadi kandidat inhibitor ACE2.

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by a novel coronavirus known as severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 enters the human body through the interaction of the SARS-CoV-2 spike protein with Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). ACE2 is a zinc-dependent metallopeptidase that is widely expressed in respiratory epithelial cells. Targeting the ACE2 receptor is considered an important therapeutic target in controlling COVID-19. This in silico study was aimed to obtain candidate ACE2 inhibitors from Indonesian natural compounds in Herbal database using molecular docking-based virtual screening method. Based on the results of optimization and validation, the best parameters were obtained using AutoDock Vina in PyRx with a grid box size of 22.5 x 22.5 x 22.5 Å, exhaustiveness 16 and num modes 9. Based on virtual screening, 14 compounds were obtained with the lowest ∆G: Kuwanone G, Cassiamin C, Isovitexin 2''-O-(6'''-(E)-feruloyl)glucoside 4'-O-glucoside, 5,7,2',4'-Tetrahydroxy- 6,3'-diprenylisoflavone 5-O-(4''-rhamnosylrhamnoside), Cassiaflavan-(4αà8)-epiafzelechin, Isovitexin 2''-O-(6'''-(E)-p-coumaroyl)glucoside 4'-O-glucoside, Camelliaside B, Gallocatechin-(4αà8)-epigallocatechin-3-O-gallate, ent-Epiafzeiechin-(4αà8)-epiafzelechin, Clitorin, Lantic acid, Nimolicinol, Procyanidin B1 and Prodelphinidin B1 . Most of these compounds interacted with amino acid residues at the active site of ACE2 macromolecule, namely Arg273, His345, His374, Glu375, His378, Glu402, Glu406, His505 and Tyr515. Therefore, it can be concluded that these 14 compounds are potential candidates for ACE2 inhibitors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afi Fauziyah Darajat
"Angiotensin Converting Enzyme ACE Inhibitor merupakan salah satu golongan obat hipertensi sehingga perlu dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, selain itu adanya kemungkinan pasien memiliki komorbiditas juga tinggi sehingga terdapat kemungkinan meningkatnya potensi interaksi obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis interaksi obat golongan ACE Inhibitor pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi periode Juli ndash; Desember 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan metode cross sectional pada data resep dan rekam medis pasien rawat inap periode Juli ndash; Desember 2016 yang mendapat obat hipertensi golongan ACE Inhibitor dengan satu atau lebih item obat lain, termasuk antihipertensi lainnya yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis dilakukan terhadap 120 lembar resep dari 71 pasien.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obat-obat ACE Inhibitor memiliki potensi interaksi dengan obat lain pada 75 lembar resep 53,96 dengan total kasus interaksi sebanyak 139 kasus terdiri dari 52 kasus interaksi mayor dan 87 kasus interaksi moderat. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan adanya hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi obat p < 0,05 dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin serta patofisiologi dengan potensi interaksi obat p > 0,05 dari uji Chi-Square. Hubungan usia dengan potensi interaksi obat juga tidak bermakna signifikan berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis p > 0,05.

Angiotensin Converting Enzyme ACE Inhibitor as an antihypertensive drugs need to be consumed for long periods of time and there might be comorbidities among the patients so that increased the risk of drug interaction. This study aimed to analyse the drug interaction of ACE Inhibitor in hypertensive patients at Karya Bhakti Pratiwi period of July ndash December 2016. This was an analytical descriptive cross sectional study on prescriptions and medical records of hospitalized patients period July ndash December 2016 who got ACE Inhibitor with one or more other drugs, include other antihypertensive drugs, which were selected by purposive sampling method. The analysis was conducted on 120 prescriptions from 71 patients.
This study concluded that ACE Inhibitor had a potential drug interactions with other drugs on 75 prescriptions 53,96, with total of 139 cases, consisiting of 52 cases of major interaction and 87 cases of moderate interaction. Mann Whitney test showed that there was a significant relationship between polypharmacy with potential drug interactions p 0,05 and there was no significant relationship between gender and patofisiology with potential drug interactions p 0,05 on Chi Square test. There was no significant relationship between age with potential drug interactions based on Kruskal Wallis test p 0,05.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>