Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andanu Indratnoto
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriani
"Latar Belakang: Ketepatan triase pasien trauma di IGD sangat menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan dan menggambarkan kualitas pelayanan di RS tersebut. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan triase pasien kode trauma di instalasi gawat darurat. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini menggunakan total sampling terhadap 22 perawat triase yang melakukan aktivasi kode trauma pada pasien trauma kategori merah di IGD. Hasil: 22 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,6%) berusia kurang dari 33 tahun, secara rata berjenis kelamin laki-laki dan perempuuan (50,0%), sebagian besar responden (68,2%) memiliki tingkat pendidikan DIII, sebagian besar responden (63,6%) memiliki lama bekerja kurang dari 11 tahun, dan sebagian besar responden (54,5%) memiliki ketepatan dalam melakukan triase. Terdapat hubungan yang singnifikan antara lama bekerja dengan ketepatan triase (p 0,002; α 0,05), nilai OR=0,28 yang bermakna bahwa perawat dengan lama bekerja lebih dari sebelas tahun lebih berpeluang 0,28 kali untuk melakukan triase yang tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan atara tingkat pendidikan dengan ketepatan triase (p 0,381; α 0,05), dengan 7 (46,7%) perawat berpendidikan diploma dan 5 (71,4%) perawat dengan Pendidikan ners melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara jenis kelamin dengan ketepatan triase (p 0,669; α 0,05), dengan 5 (45,5%) perawat perempuan dan 7 (63,6%) perawat laki-laki melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara usia dengan ketepatan triase (p 0,204; α 0,05), dengan 6 (42,9%) perawat usia 33 tahun kebawah dan 6 (75%) perawat usia lebih dari 33 tahun melakukan triase dengan tepat.

Background: The accuracy of triage of trauma patients in the emergency department will determine the success of the services provided and describe the quality of services at the hospital. Objective: To identify the factors that influence the accuracy of triage of trauma code patients in the emergency department. Methods: This retrospective cohort study used a total sampling of 22 triage nurses who activated the trauma code in trauma patients with red category in the emergency department. Results: 22 respondents showed that most of the respondents (63.6%) were less than 33 years old, on average male and female (50.0%), most of the respondents (68.2%) had a DIII education level. most respondents (63.6%) have worked less than 11 years, and most respondents (54.5%) have accuracy in triage. There is a significant relationship between length of service and accuracy of triage (p 0.002; 0.05), OR = 0.28 which means that nurses with more than eleven years of service are 0.28 times more likely to perform appropriate triage. There was no significant relationship between education level and triage accuracy (p 0.381; 0.05), with 7 (46.7%) nurses with diploma education and 5 (71.4%) nurses with nursing education performing triage correctly. There was no significant relationship between gender and triage "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briggs, Julie K.
Philadelphia: Lippincott , 2002
616.025 BRI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sasmiyati
"Keputusan triage sangat penting dalam menentukan kesegeraan pemberian pertolongan kepada pasien yang datang ke IGD. Kesalahan pengambilan keputusan triage berdampak pada risiko keselamatan pasien. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ketepatan pelaksanaan triase adalah beban kerja mental. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan hubungan beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X. Penelitian dilakukan dengan 47 sampel, diambil menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil analisis didapatkan gambaran karakteristik perawat rata-rata berusia 35.04 tahun dengan masa kerja 12.63 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan DIII serta memiliki jenjang karier PK 3 dan tidak ada hubungan antara beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X (p = 0.352, ? > 0.05). Penelitian ini merekomendasikan upaya peningkatan kemampuan triage perlu dilakukan dengan memberi kesempatan perawat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu melanjutkan pendidikan menjadi Sarjana Keperawatan (Ners).

Triage decisions are very important in determining the immediate provision of assistance to patients who come to the emergency room. Errors in triage decision making have an impact on patient safety risks. One of the external factors that can affect the accuracy of triage is the mental workload. This research is a quantitative study with a cross-sectional approach that aims to identify the description and relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital. The study was conducted with 47 samples, taken using inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis show that the average age of nurses is 35.04 years with a working period of 12.63 years, most of them are female with a DIII education level and have a PK 3 career path and there is no relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital (p = 0.352, ? > 0.05). This research recommends that efforts to increase triage skills need to be carried out by giving nurses the opportunity to develop knowledge, namely continuing their education to become Bachelors of Nursing (Ners)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grossman, Valerie G.A.
Philadelphia: J.B. Lippincott, 2003
616.025 GRO q
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Visser, Lynn Sayre
New York: Springer, 2015
616.025 VIS f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
MEDICINAL 4:1 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdhi Adha
"Salah satu penilaian mutu pelayanan rumah sakit adalah tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah cukup dengan mutu yang baik, serta harganya memadai. Perencanaan persediaan perbekalan farmasi terpenting berada di kamar operasi, karena dalam kamar operasi kelancaran pelayanan pasien sangatlah utama dibandingkan pada bagian lain. Kamar operasi harus dapat menyediakan perbekalan secara optimal, tetapi tetap harus diingat tidak boleh berlebihan.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan analisis distribusi, dimana akan diketahui distribusi kelompok persediaan yang kritis untuk pelayanan terhadap pasien, dilanjutkan dengan penelitian operasional peramalan dengan analisis kuantitatif, agar dapat diketahui model perencanaan persediaan kritis untuk tahun depan.
Adapun hasil analisis Indeks Kritis dapat diketahui bahwa :
1. Terdapat obat-obatan yang biaya investasi besar, tetapi indeks kritisnya kecil, dan sebaliknya terdapat obat-obatan yang biaya investasi kecil tetapi mempunyai indeks kritis yang tinggi.
2. Dengan analisis Indeks Kritis ABC ternyata kelompok obat yang termasuk kelompok yang harus diperhatikan dalam pengendalian persediaan obat, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan analisis ABC biasa.
Kemudian, dari hasil penelitian peramalan :
1. Semua metode peramalan dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah pemakaian obat.
2. Pemilihan metode peramalan juga harus mempertimbangkan jumlah data dengan fluktuasi data.
Beberapa alternatif untuk rumah sakit dalam melakukan perencanaan :
1. Peran dokter dalam melakukan proses perencanan harus dilibatkan agar ikut merasa bertanggung jawab.
2. Dalam melakukan perencanaan agar juga terarah harus dilakukan formularium standard.
3. Dalam pemilihan peramalan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk dipilih peramalan paling baik.
4. Dan dalam melakukan peramalan perlu dipertimbangkan peramalan jenis lain yang bukan hanya berdasarkan waktu

Analysis of Medicine Reserve Planning in the Operating Room at RSUD Koja Jakarta One parameter for assessing hospital quality is the availability in sufficient number good quality and suitable price. The most important medicine reserve planning is for the operating room, because we can not afford any lack of medicine during operation. Operating room should have medicine reserve in optimal amount, but not too excessive.
This research is a case study with distribution analysis, which from there, it will be determined group critical medicine reserve for patient. After that it will be continued by forecasting operational study with quantitative analysis, in order to determine the model for planning critical reserve for next year.
The results of this critical index analysis are :
1. There is medicine with high cost, but low critical index, but on the other side there is medicine with low cost but high critical index.
2. Critical Index ABC analysis shows that the amount of medicine that must be considered in planning medicine reserve is more than the amount of medicine from usual ABC analysis.
The results from forecasting studies are:
1. All Forecasting method can be used to predict the amount of medicine used.
2. The choice of forecasting method should consider amount of data with data fluctuation.
Some alternatives for hospital in planning medical reserve are :
1. Doctors should be involved in planning medicine reserve in order to make them responsible for medicine reserve.
2. In planning medicine reserve, there should be a standard formula as a guidance.
3. In choosing forecasting method, it should be tested for the best one.
4. In Forecasting, it should be considered the other type of forecasting method. not only based from time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surendra
"Pendelegasian wewenang penegakan diagnosis dan pengobatan kepada tenaga paramedis (perawat dan bidan), tanpa supervisi yang memadai, dapat menimbulkan penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dengan pedoman pengobatan. Hal ini berhubungan erat dengan pengobatan yang tidak sesuai dengan gejala penyakit yang diderita pasien dan anggapan yang salah dari pasien dengan meminta jenis obat-obatan tertentu khususnya antibiotika. Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukkan penggunaan antibiotika lebih 10% sebagaimana ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infonnasi tentang proporsi penggunaan antibiotika rasional dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan antibiotika rasional di Puskesmas Kota Padang. Desain penelitian Cross Sectional. Sampel adalah perawat dan bidan yang meresepkan obat poli umum (BP) dan poli anak (KIA) sebanyak 68 orang. Kriteria inklusi sampel adalah perawat dan bidan menulis resep pada saat pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi penggunaan antibiotika yang rasional oleh perawat dan bidan sebesar 67,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan beberapa variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan penggunaan antibiotika rasional yaitu pengetahuan dan permintaan pasien. Sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan penggunaan antibiotika rasional adalah pengetahuan perawat dan bidan.
Perlu bagi Dinas Kesehatan Kota Padang mengadakan pertemuan tenaga kesehatan Puskesmas yang terjadwal sehingga ada kesamaan persepsi dalam penggunaan antibiotik dan standar pengobatan. Tenaga kesehatan perlu mendapat informasi melalui media cetak yang dibina oleh profesi serta melaksanakan studi perbandingan ke tempat pelayanan kesehatan yang sudah baik pengelolaan antibiotika.

Factors Related with Antibiotic Rational Uses at Public Health Center in Padang City, 2004Authority delegation maintenance diagnoses and treatment to paramedic staff (nurse and midwife), without equal supervision, can obtain antibiotics uses inappropriate as treatment direction. That is tight related by inappropriate treatment with patient' symptoms case and miss-belief from patient that ask various drug specifically antibiotic. Health Official of Padang City data shown antibiotic more than 10% as establish by Restra of Official health in Province of West Sumatra.
This research purpose to gain information of the antibiotic rational uses proportion and its factor at Public Health Center in Padang City. Research designed by Cross Sectional approach. Sample is nurses and midwifes who give prescription of general clinic (BP) and children clinic (KIA - mother and child care) 68 staff. Sample inclusive criteria is nurse and midwife who written prescription on collecting data period.
The result of research shown proportion rational antibiotic uses by nurse and midwife is 67,6%. Bivariate Analysis result shown some variable statistically related meaning with rational antibiotic uses that's patient knowledge and request. Meanwhile, the most dominant factor related with rational antibiotic uses is nurse' and midwife' knowledge.
It's necessary for Health Office of Padang City to arrange a meeting of Public Health Center medical force gradually so present a similarity perception within antibiotic uses and treatment standardization. Medical forces need to get information by print media, which construct by profession also to implement research comparison to health service that has antibiotic management carefully.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudianto Hadiwijaya
"Isu globalisasi.dan liberalisasi menimbulkan getaran dalam dunia perumahsakitan. Di kota-kota besar dimulai dengan masuknya modal asing dalam industri bisnis perumah sakitan yang menghasilkan rumah -rumah sakit mewah dengan manajemen canggih. Pemerintah Indonesia mengantisipasi keadaan itu dengan membuka keran bagi modal swasta untuk mendirikan rumah sakit baru. Tumbuhnya rumah-rumah sakit baru memadati dunia perumah sakitan, pada gilirannya menimbulkan dampak persaingan ketat antar rumah sakit. Agar Rumah sakit Pemerintah tidak kalah dalam situasi persaingan ,dikeluarkan kebijakan dengan memberikan peluang bagi rumah sakit Pemerintah untuk berkonversi menjadi rumah, sakit Swadana.
Rumah sakit Cideres adalah rumah sakit umum daerah yang terletak di Kabupaten Majalengka, memperoleh lampu hijau dari Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka untuk mempersiapkan diri menjadi rumah sakit Swadana. Agar pelaksanaan Swadana berjalan lancar, rumah sakit mengadakan uji coba untuk membebaskan salah satu revenue center nya dari pengaturan ICW, dengan pengkelolaan mandiri yaitu melalui Swakelola unit Farmasinya (dengan izin Bupati).
Dengan melihat indikator pelayanan resep, ternyata Swakelola ini menyebabkan pelayanan unit Farmasi meningkat pesat yang berarti pendapatan rumah sakit meningkat pula. Hal ini terlihat dari jumlah resep yang keluar dapat ditekan sebesar 72 % pada tahun 1995, sedangkan pelayanan resep unit Farmasi meningkat sebesar 22,29 % pada tahun yang sama. Peningkatan pelayanan resep di Instalasi Rawat Inap adalah 29,9 %, sedangkan di Instalasi Rawat Jalan adalah 16,1 %.
Pada penelitian didapatkan bahwa kenaikan pelayanan itu belum optimal, karena didapatkan bahwa manajemen Swakelola tersebut masih lemah, terutama dalam unsur koordinasi internal dan eksternal disertai pengendalian belum mendapat perhatian. Apabila dilakukan penataan-penataan dalam struktur maupun prosesnya, produktivitas yang akan terjadi pasti dapat lebih ditingkatkan.

The Analysis of Self Managed Medicines Supply System at the Pharmacy Instalation Cideres Public Regency Hospital, West JavaGlobalization and liberalization issues have effected the hospital world In big cities it started with foreign investments coming into the hospital business industry which produced luxurious hospitals supported by modern management system. The government of Indonesia anticipates this new trend giving opportunities for private/domestic firms to invest its capital to build new hospitals. The growing of new hospitals will, in turn arouses the hard competition between them. To sustain government hospitals create one government policy to maintain positive competition is in this competitive situation, a policy for called the "Swadana" which was issued in the year 1996, tobe implemented by the hospital in Indonesia`.
Cideres public hospital as a local public hospital located in Majalengka regency, has received its permissions from the government of Majalengka regency to prepare things needed to turning to it self a hospital. In order to make the Swadana process runs smoothly, Cideres hospital has arranged a trial to release one of its revenue center from Indische Culture Wet regulation by self-managing its pharmacy unit. In fact, using by prescription service as one of the indicator, the self managing has rapidly increase the performance of the pharmacy services, which means increasing the hospital revenue as well.
This can be seen from the number of prescription unable to be served by Hospital's pharmacy decreased 72% in 1995. The number of receipts served by the Hospital Pharmacy increased by the for 22,29% in the same year. The prescription services inpatient installation was 29,9%, whereas in outpatient installation, it increased by 16,1%.
The study showed that the effort of Cideres Hospital in developing its way to become a Swadana Hospital, is not yet optimal, since there are some weaknesses in their self-managing system, especially the internal, external coordination and management controlling. Changes and better arrangement in structure, function and system are still recommended to be improve in order receipt to achieve higher productivity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>