Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henry Febrian Karamoy
"Membaiknya ekonomi nasional yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta terkendalinya tingkat inflasi temyata belum banyak
memberikan pengaruh terhadap bisnis hotel di tanah air. Pada 6 bulan pertama tahun
1999 ini tingkat hunian kamar hotel berbintang di sejumlah kota besar di Jakarta dan Yogyakarta, belum bergerak ke angka yang menarik. Okupansi rata-rata rnasih 30%. Sedangkan di Bali tingkat huniannya masih relatif stabil di atas 60%. Sementara harga jual rata-rata kamar hotel (average room rate=ARR) selama bulan pertama ini juga tidak beranjak naik. Ada kecenderungan ARR dibawah USD 25, jauh di bawah ARR sebelum terjadi krisis moneter yang sempat mencapai USD 60. Para pelaku bisnis perhotelan melihat bahwa lesunya tingkat hunian dan rendahnya harga jual kamar rata-rata yang terjadi selama semester pertama 1999 lebih banyak dipengaruhi faktor kepercayaan dan
keamanan dalam negeri. PT Patra Jasa sebagai salah satu pelaku bisnis hotel di Indonesia juga mengalami kondisi yang sarna. Tingkat okupansi rata-rata dari seluruh unit hotel yang ada pada tahun laporan April 1998-Maret 1999 berada pada angka 44%. Dengan unit hotel Bali
mempunyai tingkat okupansi tertinggi yaitu 65% dan unit Parapat memiliki tingkat
okupansi paling rendah yaitu 7%. Selain itu harga jual kamar rata-rata pada hotel-hotel di dalam PT Patra Jasa adalah Rp 137.150 yang bila dikonversikan ke dalam nilai dollar saat ini sarna dengan USD 19.50. Kontribusi cabang Bali untuk ARR adalah yang paling tinggi yaitu Rp 249.826 sedangkan cabang Parapat yang paling rendah pada angka Rp50.256.
Pertumbuhan laba bersih PT Patra Jasa yang dihitung dari periode 1994/1995 sampai dengan periode 1998/1999 berada pada angka 118% dengan peningkatan tajam di periode 1998/1999 diakibatkan oleh adanya windfalL profit akibat penurunan nilai rupiah terhadap dollar. Kemudian dari analisa rasio dapat disimpulkan bahwa
perusahaan belum melakukan pemanfaatan aset dengan optimal artinya masih banyak
aset yang menganggur dan bila dimanfaatkan dengan baik dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan. Dengan analisa SWOT yang dilakukan melalui hasil angket dan wawancara dengan fungsi-fungsi pada PT Patra Jasa ditetapkanlah posisi perusahaan pada kuadran I grafik SWOT. Walaupun berada pad a kuadran I, PT Patra Jasa memiliki posisi yang kurang baik yaitu dari sisi kekuatan perusahaan berada pada angka 0,25 dan nilai total dan bila dilihat sisi peluang bisnis berada pada angka 1 dan nilai total 5.
Dengan kondisi yang demikian ini, PT Patra Jasa harus menentukan strategi yang
tepat untuk mengatasi kendala-kendala baik internal maupun ekstemal. Salah satu
kendala internal yang penti0g adalah kemampuan keuangan yang ter~atas dan di lain pihak fasilitas yang amat mendesak untuk dikembangkan. Sebagai kendala eksternal yang harus dihadapi adalah krisis ekonomi nasional, persaingan dengan hotel-hotel baru yang lebih baik dan kondisi keamanan yang masih rawan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Setiati
"ABSTRAK
Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit meliputi pelayanan rawat jalan, rawat-inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan non medik.
Berdasarkan bentuk pe1ayanannya rumah sakit dapat dibedakan:
1. Rumah Sakit Umum (RSU): yaitu Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dan yang bersifat dasar sampai
dengan sub spesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus (RSK): yaitu Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
Untuk meningkatkan tujuan pelayanan masyarakat yang dimaksudkan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Lestari, diperlukan pengembangan disegala bidang untuk dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Hal ini dapat didapal dengan pengimplementasian manajemen strategi.
Manajemen strategi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dengan melakukan analisa eksternal dan internal. Visi, misi dan tujuan harus ditentukan dahulu untuk dapat membuat strategi, sebab misi merupakan pedoman strategi yang akan dibentuk guna mencapai tujuan perusahaan sedangkan visi merupakan gambaran ideal yang ingin dicapai perusahaan dimasa yang akan datang.
Pada tugas akhir ini peneliti menganalisa Iingkungan ekstemal dan internal dari
data-data yang diperoleh dari kuesioner pihak Rumah Sakit lbu dan Anak Lestari
dan sumber-sumber Iain. Dari analisa Iingkungan tersebut didapat faktor-faktor
utama yang menjadi peluang dan ancaman (Iingkungan eksternal), faktor-faktor
utama kekuatan dan kelemahan (Iingkungan internal) yang dimiliki oleh Rumah
Sakit lbu dan Anak Lestari. Dengan teknik analisa Iingkungan Matriks EFE
(Iingkungan eksternal) dan Matriks IFE (Iingkungan internal) akan diperoleh faktor- faktor yang paling berpengaruh dengan menentukan bobot dan peringkatnya.

"
2001
S49927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of the research is to examine the significance influence of organizational culture and information technology to firm performance through innovation. Population of the research is hotel firms exist in North Sulawesi. The sample is 87 hotel firms which taken by stratified random sampling. Partial Least Square(PLS) is the analysis tool applied in this research. The results of the research show that organizational culture has significant influence to innovation, however, has no significant influence to firm performance. Information technology has significant influence to innovation, but has no significant influence to firm performance. Based on the research result then it is suggested to the management and hotel owners to revise the existing cultural values which are considered not relevant to business development, and used the innovation to improve the competitiveness of firm. In addition to that, employees as the operator of information technology should be improved their skill to be able to innovate with the technology itself. "
JUKIN 5:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.

Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.
Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.
This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanzil Zainal
"ABSTRAK
Perkembangan industri katering pada-akhir-akhir ini mengalami
perkembangan sangat pesat, dari beberapa gedung pertemuan yang ada di
Jakarta yang digunakan untuk menyelenggarakan perkawinan menunjukkan
angka rata-rata penggunaan yang tinggi, disamping untuk pemesanan
gedung guna acara perkawinan memerlukan waktu 6 bulan hingga satu
tahun. Dari indikator lain dapat juga dilihat dengan tumbuhnya gedunggedung
pemerintah maupun swasta yang berubah fungsinya dari untuk
acara-acara interen kantor menjadi gedung pertemuan yang disewakan untuk
acara-acara resepsi perkawinan.
Disamping itu gambaran katering yaang selama ini dianggap sebagai home
industri, ataupun pekerjaan sambilan bagi ibu-ibu rumah tangga tengah
mengalami pergeseran dan pergerakan untuk tumbuh menjadi suatu usaha yang mempunyai prospek sangat bagus.
Jika dicoba untuk membuat simulasi potensial market, maka akan diperoleh
potensial market yang besar, disamping juga tingkat profit rnarjin yang besar dalam bisnis katering yaitu sekitar 20 - 30 % dari sales (pengalaman dari
beberapa katering) ..
Pada Catering Perkawinan bentuk pasar hampir mendekati pasar sempurna,
dimana semua pemain dapat masuk dengan mudah, barier entry yang
rendah, jumlah pemain yang banyak akibat kebutuhan pasar yang berbedabeda.
Hal ini terbukti dengan 500 katering yang terdaftar di APJI (Asosiasi
Pengusaha Jasa Boga ), belum lagi banyak tumbuhnya katering-Katering kecil
yang melayani acara-acara insidentat seperti rantangan yang tidak terdaftar
dalam organisasi tersebut.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat serta
perubahan lingkungan industri yang berubah semakin cepat, maka katering
PT X perlu melakukan perencanaan strategis, baik mulai perumusan visi
yang jelas, pernyataan misi yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan,
penentuan strategi berdasarkan analisa SWOT, merumuskan strategi
fungsional maupun kontrol dan evaluasi dari perencanaan strategis
tersebut
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Juniarto S.
"Pada buJan Februari 2001, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang no 36 tahun 1999 yang merupakan deregulasi Pemerintah di bidang telekomunikasi. Dengan munculnya Undang-Undang tersebut, industri telekomunikasi di indonesia yang sejak krisis ekonomi tahun 1998 sempat mati suri menjadi makin semarak.
Hak monopoli/duopoli dalam bidang penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang selama ini hanya dimiliki oleb kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indosat (sambungan Iangsung internasional) dan PT Telkom (sambungan telepon tetap - lokal) diakhiri. Investor-investor lokal asing dan lokal dapat melakukan investasi di bidang jasa telekomunikasi tanpa harus menyertakan kedua BUMN tersebut, seperti yang pernah diberlakukan selama ini. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tumbulnya perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi baru di Indonesia, terutama jasa telekomunikasi selular.
Jasa telekomunikasi selular GSM (Global System for Mobile Communication) yang saat ini pelanggannya terus tumbuh dengan pesat pun tak luput dari incaran para investor. Tidak kurang ada 10 perusahaan telekomunikasi selular baru yang berdiri dengan menggunakan teknologi GSM 1800. Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri dengan memiliki ijin operasional secara regional maupun nasional. PT Telkom dan PT Indosat pun tertarik untuk mengambil bagian dari jasa telekomunikasi selular ini dengan mendirikan anak perusahaan baru yaltu : PT Telkom Mobile dan PT Indosat Multi Media Mobile (IMMM).
Hal ini tentu saja akan membuat para operator lelepon selular GSM yang sudah lama beroperasi yaitu PT Satelindo, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo maupun operator selular AMPS (Advanced Mobile Phone System) harus merubah strateginya untuk menghadapi kompetitor-kompetitor baru di bisnis ini khususnya PT Satelindo yang menjadi pembahasan utama dalam tugas akhir ini.
PT Satelindo yang pada awalnya merupakan perusahaan operator telekomunikasi yang berstatuskan PMA (Penanaman Modal Asing), mempunyai peluang untuk mengembangkan strategi berdasarkan kompetensi Inti yang dimilikinya. Hal ini disebabkan PT Satelindo mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkuaLitas dengan penguasaaa alcan teknologi telekomunikasi yang paling Lengkap dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan core business-nya pada jasa telekomunikasi selular, satelit dan sambungan langsung internasional (SLI 008).
Infrastraktur yang demikian lengkap yang dimiliki oleh PT Satelindo tersebut tidak dimiliki oleh para kompetitor-kompetitor lainnya. Hal demikian seharusnya dapat membuat PT Satelindo menjadi Perusahaan Telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Namun kenyataan yang ada di pasar tidaklah seperti itu. Saat ini PT Satelindo hanya menjadi perusahaan telekomunikasi selular nomor 2 di bawah PT Telkomsel dari segi banyaknya pelanggan maupun pendapatan per tahunnya. Belum lagi dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular baru yang tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Satelindo memerlukan beberapa pembenahan di dalam organisasnya seperti : perubahan struktur organisasi dan sistem mutriks ke regi omit, peru bahan strukiur tarif yang diperlakukan maupun penambahanpenatmbah an infrastrjktur baru yang diharapkan dapat menunjang perkembangan jurnlah pelanggan PT Sateiindo di masa yang akan datang dan yang tidak kalab pentingnya adaLah peningkatan kualita.s jaringan. Usaha-usaha yang dilakukan tidak hanya dengan melakukan pembenahan internal, belajar dan kesalahan strategi promosi yang dilakukan, pada saat ini PT Satelindo mulai menggiatkan kegiatan promosinya di media-media massa seperti koran, majalah, TV bahkan dengan membuat suarn program acara yang dikenat dengan nama SLI 008.
Aliansi strategis dengan pihak operator luar negeri pun dilakukan dengan maksud untuk memperluas wilayah roaming yang dapat dilakukan oleh pengguna telepon selular Satelindo dan yang terakhir (mulai tanggal 08 Mei 2001) adalah dengan melakukan dengan pihak operator GSM dalam negeri yaitu dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dalam melakukan kerja sama pengiriman pesan (sms) antar operator, suatu fasilitas yang dahulunya hanya bisa dilakukan oleh para pelanggan yang mempunyai operator yang sama.
Diharapkan dengan cara-cara ini posisi PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di tanah air akan semakin kuat dan dapat bertahan menghadapi para kompetitornya baik yang lama maupun yang akan beroperasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjono Honggoamiseno
"Dunia komoditi saat ini sedang kelebihan pasokan, sehingga harganya cenderung tertekan. Salah satu komoditi tersebut adalah teh. Mengingat teh adalah salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. penurunan harga teh dunia berdampak cukup serius bagi per ekonomian kita Atas hal tcrsebut di atas. karya akhir ini disusun sebagai sumbang saran bagi dunia perkebunan lndonesia. khususnya perkebunan teh, Studi kasus dilakukan pada salah satu perusahaan per kebunan teh di Jakarta. yaitu PT.TA.
Industri perkebunan teh Indonesia dewasa ini juga menghadapi masalah lain diantaranya adalah, naiknya upah tenaga kerja dan biaya variabel lainnya. sehingga menambah beban yang harus ditanggung perusahaan Dalam keadaan dimana kompetisi makin intensif, perusahaan harus pandai?pandai menyusun dan menerapkan strategi, agar perusahaan tidak goyah dan dapat memenangkan persaingan. Mengigat produk ini tidak mengenal diferensiasi.
Satu-satunya strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi keungulan biaya. Meskipun produk dan harga jualnya sama. tetapi dengan membatasi pengeluaran seminimal rnungkin, perusahaan akan berhasìl memperoleh margin keuntungan yang lebih besar dìbandingkan dengan perusahaan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya. perusahaan harus selalu berusaha mengenali dan memperkuat kompetensi intinya, sehingga di masa sulit seperti ini perusahaan tidak kehilangan arah dan kendali. melainkan slap mengalìhkannya ke bisnis lain yang lebih menjanjikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olsen, Michael D.
New Jersey: Prentice-Hall, 2008
647.94 OLS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Karinadewi
"Industri hospitaliti, terutama sektor perhotelan, adalah salah satu industri dengan tingkat perpindahan pekerja tertinggi di dunia. Di Indonesia, sektor hotel mengalami berbagai permasalahan yang disebabkan oleh tingginya tingkat perpindahan pekerja. Hal ini juga dialami oleh berbagai perusahaan operator hotel terkemuka, termasuk PT. Archipelago International. Dalam studi ini, peneliti mengkaji bagaimana pekerja hotel di PT. Archipelago International memaknai pekerjaan mereka dan bagaimana variabel ini berkontribusi terhadap keterlibatan kerja, komitmen organisasional dan intensi pindah kerja. Dalam studi ini dilakukan pula kajian terhadap peran dari keterlibatan kerja sebagai mediator pada hubungan antara makna pekerjaan dan komitmen organisasi. Structural equation model (SEM) digunakan untuk menganalisa data penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan dari 406 pekerja hotel di Jakarta dan Bali, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna pekerjaan secara positif memengaruhi keterlibatan kerja, dan keterlibatan kerja secara positif memengaruhi komitmen organisasional. Keterlibatan kerja merupakan mediator penuh pada hubungan antara makna pekerjaan dan komitmen organisasional. Selain itu, ditemukan pula pengaruh negatif komitmen organisasional terhadap intensi pindah kerja. Implikasi manajerial dan ide penelitian berikutnya akan dibahas pada akhir studi.

The hospitality industry, especially the hotel sector, was one of the world’s highest in staff turnover rate. This is also the case in Indonesia, where the hotel sector is rife with problems related to high staff turnover. The situation is felt by hotel management companies in Indonesia, including PT. Archipelago International. In this paper, we explore how PT. Archipelago International’s hotel employees view the meaning of their work and how it contributes to their work engagement, organizational commitment, and turnover intention, along with the role of work engagement as mediator in the relationship between meaning of work and organizational commitment. Structural equation model (SEM) was used to examine the data. Based on the data collected from 406 hotel employees in Jakarta and Bali, results indicated that employees’ meaning of work positively influenced work engagement, and work engagement positively influenced organizational commitment. Work engagement was found to be a full mediator in the relationship between meaning of work and organizational commitment. Additionally, organizational commitment was also found to negatively influence turnover intention. Managerial implications and ideas for future research will be discussed at the end of the paper."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Arifin
"Perusahaan garmen di Indonesia mengalami tantangan dari luar dan dalam perusahaan. Faktor eksternal yang mempengaruhi meliputi meningkatnya biayabiaya baik karena kebijakan pemerintah maupun tingkat inflasi dan faktor lainnya. Adanya perdagangan garmen ilegal yang berasal dari Cina juga menambah tantangan yang hams dihadapi perusahaan. Dari dalam perusahaan, umumnya tantangan yang dihadapi adalah kenyataan bahwa operasionalisasi perusahaan garmen memberikan margin yang ketat sedangkan kualitas hams tetap terjaga. Konsekuensi dari tantangan-tantangan di atas adalah perusahaan hams dapat menentukan strategi yang tepat untuk bertahan dan menjadi yang termaju dalam industrinya. Pengendalian biaya merupakan hal krusial yang narus dilakukan, namun untuk berkembang menjadi yang terbaik, perusahaan haruys mampu mengelola semua aspek dari operasi perusahaan menjadi kesatuan integrasi berdasarkan strategi yang tepat. Analisis secara keseluruhan dilakukan melalui Analisis Lingkungan Jauh (Remote Environment), Analisis Lingkungan Industri (Porter's Five Forces Model), Analisis Lingkungan Perusahaan (Value Chain), Analisis SWOT, dan perancangan Balanced Scorecard. Berdasarkan seluruh analisis yang dilakukan pada perusahaan, tampak bahwa PT XYZ memiliki keunggulan dalam hal operasi yaitu melalui sistem subkontrak yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan kelemahan perusahaan yang mendasar adalah kurangnya penekanan pada kegiatan penjualan perusahaan dan diperlemah dengan keadaan intern perusahaan yang meliputi kompetensi sumber daya manusianya yang kurang, sistim informasi yang belum terintegrasi, maupun iklim yang belum optimal dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Keadaan perusahaan yang belum optimal semakin memperkuat kebutuhan PT XYZ akan suatu sistem manajemen yang strategis dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, terutama dengan meniadakan kelemahan perusahaan dan menangkap peluang-peluang yang menarik pada lingkup pasar perusahaan. Rancangan Balanced Scorecard yang diusulkan dapat digunakan untuk tujuan tersebut dan meningkatkan posisi perusahaan dalam pencapaian rumusan visi PT XYZ menjadi pemimpin dalam pasar pakaian dalam laki-laki yang memiliki keunggulan dalam kualitas dan harga melalui penetrasi pasar domestik dengan pengelolaan yang profesional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>