Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joe Sakeri
"Modal ventura (VC) memiliki peran penting dalam mendorong inovasi dengan cara menyediakan dukungan finansial dan nilai tambah lainnya kepada perusahaan rintisan (startup). Startup merupakan sumber signifikan dalam menghasilkan inovasi radikal yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja suatu negara. Krisis keuangan yang terjadi di masa lalu terbukti membatasi peran VC dalam memberikan dukungan finansial kepada startup, sebagaimana dibuktikan oleh penurunan tingkat investasi VC. Pandemi COVID-19, di sisi lain, diperkirakan memiliki dampak yang lebih ringan terhadap penurunan investasi karena tersedianya startup-startup dengan karakteristik risiko-imbal hasil yang menarik yang didukung oleh peningkatan pesat adopsi digital oleh masyarakat. Namun, sebagian besar penelitian yang membahas dampak pandemi terhadap industri VC dilakukan secara kuantitatif, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih umum daripada pemahaman yang terperinci tentang fenomena tersebut. Selain itu, penelitian yang tersedia hanya mencakup tahap awal pandemi dan tidak membahas implikasi pasca-pandemi. Terakhir, meskipun VC penting untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja suatu negara, studi tentang VC di negara berkembang, khususnya Indonesia, masih langka. Belum ada penelitian yang mengukur dampak pandemi COVID-19 terhadap industri VC Indonesia. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak pandemi dan implikasi pasca-pandemi terhadap industri VC Indonesia melalui pendekatan metodologi kualitatif. Penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan empat partisipan yang terafiliasi dengan empat perusahaan VC (VCF) berbeda yang merupakan Venture Capitalist (VC) sebelum, selama, dan setelah pandemi di Indonesia. Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: Mengeksplorasi persepsi para manajer VC terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap industri VC, mengidentifikasi startup-startup yang memiliki karakteristik risiko-imbal hasil menarik yang muncul akibat pandemi COVID-19, dan menilai kondisi terkini startup-startup dengan karakteristik risiko-imbal hasil menarik pada masa pasca-pandemi beserta implikasinya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pandemi berdampak positif terhadap industri VC Indonesia, yang dijelaskan dalam tiga dimensi agregat: Manfaat yang disebabkan oleh pandemi, meningkatnya startup-startup yang memiliki karakteristik risiko-imbal hasil menarik yang muncul akibat pandemi COVID-19, dan penyesuaian pasca-pandemi terhadap cara kerja VC dan startup. Kesimpulan Penelitian ini sangat berguna bagi pembuat kebijakan dan praktisi dalam memahami perubahan yang terjadi di industri VC Indonesia, memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mendorong ekonomi digital Indonesia. Selain itu, penelitian ini merupakan upaya awal untuk menyelidiki dampak pandemi dan implikasi pasca-pandemi terhadap industri VC Indonesia, yang menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya.
Venture capital (VC) plays an immense role in fostering innovation by providing financial and other value-added support to startups, which are significant sources of radical innovation that contribute to a country's economic and employment growth. Past financial crises have been shown to limit the role of VC in providing financial support to startups, as evidenced by a decline in VC investment levels. The COVID-19 pandemic, on the other hand, is expected to have a less severe impact on investment decline due to the significant influx of startups with appealing risk-return characteristics, aided by the rapid increase in digital adoption. However, most studies on the pandemic's impact on the VC industry are done quantitatively, resulting in a more general rather than a detailed understanding of the phenomenon. Furthermore, the available studies covered only the early stages of the pandemic and did not investigate its post-pandemic implications. Lastly, despite the importance of VC to a country's economic and employment growth, studies on VC in emerging countries, particularly Indonesia, are scarce, with no studies measuring the impact of the COVID-19 pandemic on the Indonesian VC industry. To bridge these gaps, this study aims to understand the pandemic's impact and its post-pandemic implications on the Indonesian VC industry through a qualitative methodology approach. Four semi-structured interviews with four participants affiliated with four different VC firms (VCFs) who are Venture Capitalists (VCs) before, during, and after the pandemic in Indonesia are carried out. This study has three objectives: explore VC managers' perception of the impact of the pandemic on the VC industry, identify the new-demand side opportunities that have emerged because of the pandemic, and assess the current state of the new-demand side opportunities along with its post-pandemic implications. Thematic analysis was then used to analyse the data. The findings show that the pandemic has positively impacted the Indonesian VC industry, explained in three aggregate dimensions: Benefits caused by the pandemic, the new-demand side opportunities caused by the pandemic, and the post-pandemic adjustments to how VCs and startups work. This study is especially useful for policymakers and practitioners in understanding the changes that have occurred in the Indonesian VC industry, allowing them to make informed decisions to propel Indonesia's digital economy. Furthermore, this research is an initial attempt to investigate the pandemic's impact and post-pandemic implications on the Indonesian VC industry, which lays the groundwork for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Karunia
"Skripsi ini membahas mengenai akibat dari pengaturan modal ventura terhadap kekhususan Perusahaan Modal Ventura (PMV) di Indonesia. Adanya perbedaan mendasar mengenai konsep PMV yang dikenal secara umum dan konsep PMV di Indonesia menyebabkan PMV di Indonesia memiliki kekhususan tersendiri. Menanggapi hal ini, Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan peraturan baru terkait PMV guna melakukan revitalisasi untuk dapat mengembalikan PMV kepada inti bisnisnya yaitu equity financing. Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan yakni bagaimana konsep modal ventura secara umum dan penerapannya di Indonesia dan bagaimana implikasi pengaturan modal ventura terhadap kekhususan PMV di Indonesia. Permasalahan tersebut akan dijawab dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Pada akhir pengkajian, ditemukan bahwa penerapan PMV di Indonesia yang berbeda dengan PMV pada umumnya mengakibatkan PMV di Indonesia tidak tepat sasaran karena cenderung seperti lembaga pembiayaan.

This thesis discusses the implication of venture capital regulation on venture capital firm specificity in Indonesia. There is a fundamental difference between venture capital firm concept in Indonesia and the concept outside Indonesia, therefore the venture capital firm concept in Indonesia has its own specificity. Based on that concept, Indonesian Financial Services Authority (OJK) issued a regulation on venture capital firm to modify the concept back to its original concept which is by the equity financing method. But, there are some problems found in order to modify the concept, such as how Indonesia applies the general concept of venture capital in its regulation and how the implication of it shall work on venture capital firm specificity in Indonesia. The solutions of those problems will be solved by using normative juridical method. At the end of this thesis, the conclusion is Indonesia has its own concept on venture capital firm specificity which makes the venture capital firm in Indonesia seems to be like financing institution.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S65869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Falah
"PT OCBC NISP Ventura, di bawah naungan PT OCBC NISP Tbk, merupakan sebuah perusahaan modal ventura (“PMV”) yang bergerak di bidang investasi. Dalam program magang ini, Penulis ditempatkan pada divisi investasi dengan jabatan sebagai investment intern, yang berperan untuk melakukan riset industri dan turut membantu kegiatan due diligence yang dilakukan. Hasil observasi Penulis setelah menyelesaikan program ini menyampaikan bahwa PT OCBC NISP Ventura sudah berperan sebagai PMV dalam memberikan dampak bagi startup dalam bentuk pendanaan dan arahan serta telah melibatkan metode-metode pendekatan dalam menentukan keputusan investasi. 

PT OCBC NISP Ventura, under the auspices of PT OCBC NISP Tbk, is a venture capital (“VC”) engaged in investment. In this internship program, the author is placed in the investment division with the position of investment intern, whose role is to conduct industrial research and assist in the due diligence activities carried out. Observation results The author after completing this program stated that PT OCBC NISP Ventura has played a role as a VC in impacting startups in the form of financing and direction and has involved approaches in determining investment decisions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Gunawan
"Secara umum Modal Ventura dapat didefinisikan sebagai Penyertaan Modal dalam sebuah kegiatan usaha baru. Dengan demikian, modal ventura dapat terlihat dalam tiga hal yaitu : (1) modal ventura merupakan modal yang disediakan sebagai 'risk capital', (2) modal ventura bukan merupakan uang yang ditanamkan secara pasif, (3) modal ventura dimasukkan kedalam suatu usaha untuk waktu sementara.
Adapun usaha yang dibiayai dengan modal ventura berdasarkan tahap perkembangan dan risikonya adalah pada saat perusahaan berada pada tahap start up, tahap development, tahap expansion, dan tahap growth.
Usaha modal ventura tidak terlepas dari faktor entrepreneur. Ada beberapa ciri entrepreneur yang dicari oleh venture capitalist yaitu kejujuran, tekad untuk berhasil, energik, pandai, mempunyai pengetahuan/pengalaman, memiliki kepemimpinan dan kreatif.
Menurut Silver, siklus usaha suatu modal ventura terdiri dari deal generation, due diligence, structuring the terms and conditions, syndicating the investment, monitoring, adding value to portfolio companies, selling and Iiquidifying dan portfolio management.
Dalam melakukan analisa ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan. Dari pendekatan-pendekatan yang ada dipilih dua pendekatan yaitu metode SAVE dan Pendekatan Costello karena kedua pendekatan di atas paling lengkap.
Sebagai studi kasus modal ventura adalah PT X yang merupakan perusahaan agribisnis. PT X bergerak dalam perkebunan Asparagus dalam skala kecil. Dalam memperluas usahanya dalam rangka ekspor, PT X tidak hanya berniat memperluas perkebunan asparagusnya tetapi juga mendirikan pabrik pengalengan asparagus. Sebagai tahap awal PT X mengajukan usulan investasi kepada venture capitalist PT Tifa Finance.
Sebagai venture capitalist baru, PT Tifa Finance menghadapi masalah dalam memutuskan apakah akan membiayai PT X atau tidak. Masalah yang dihadapi antara lain bagaimana potensi pasar asparagus di masa yang akan datang, apakah return yang akan diperoleh melebihi investasi yang dilakukan, dan apakah entrepreneur dapat diajak bekerja sama.
Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah memberikan alternatif penilaian modal ventura PT X dalam membantu PT Tifa Finance memutuskan apakah akan membiayai PT X atau tidak. Metode yang dilakukan dalam penelitian masalah dan pembuatan keputusan adalah analisa keuangan, analisa kwantitatif dan analisa kwalitatif.
Hasil analisa keuangan dan kwantitatif menunjukkan bahwa sebaiknya PT Tifa Finance membiayai PT X, tetapi analisa kwalitatif yang dilakukan PT Tifa Finance menunjukkan agar pembiayaan tidak dilakukan karena sikap entrepreneur yang kurang terbuka. Jadi pada akhirnya yang menentukan dibiayai atau tidaknya suatu usulan adaiah kwalitas dari entrepreneur, karena pemasukan modal kedalam perusahaan klien harus disertai dengan keterlibatan dalam manajemen keuangan, pemasaran, dan pengawasan operasional.
Dalam menilai suatu usulan ternyata faktor kwalitatif dalam bentuk perilaku entrepreneur dapat paling menentukan diterima atau ditoiaknya usul investasi tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihartono
"ABSTRAK
Usaha Modal Ventura di Indonesia masih relatif baru. Perkembangannya
baru terasa sekitar tahun 1995 ketika beberapa perusahaan Modal Ventura
Daerah mulai bermunculan. Bermula dari sebuah gagasan bagaimana
meningkatkan dan menumbuh kembangkan kegiatan usaha dan jiwa
wiraswasta pengusaha nasional kecil dan menengah, akhirnya muncul
sebuah keputusan berupa lembaga keuangan Modal Ventura. Pada tahun
1973 Departemen Keuangan dan Bank Indonesia mendirikan PT. BPUI
(PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia) yang selanjutnya mendirikan
PT.BAV (PT.Bahafla Artha Ventura) yang merupakan cikal bakal usaha
Modal Ventura di Indonesia. Namun mengingat pembinaan yang bersifat
terpusat dirasakan berat dan tidak efektif, maka PT.BAV mendirikan
PMVD (Perusahaan Modal Ventura Daerah) agar dapat tercapai sasaran
yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Beberapa waktu lalu pemerintah Indonesia memperoleh bantuan pinjaman
lunak sebesar 21 milyar Yen (Rp 460 Milyar) dan JEXIM (The Export
Import Bank of Japan) yang ditujukan untuk membantu meningkatkan
industni kecil/menengah termasuk koperasi di Indonesia. Melalui
PT.BAV, dana JEXIM tersebut disalurkan pemenintah untuk disebarkan
kepada PMVD di seluruh Indonesia yang kemudian menyalurkannya
kepada PPU yang dianggap layak untuk dibiayai dan menjadi mitra
usahanya.
Tanpa mengabaikan kontribusi perbankan dengan produk KUK-nya,
kelompok Jimbaran, Badan Koordinasi Pelaksana Kemitraan Usaha
Nasional atau perusahaan-perusahaan publik, maka peran lembaga
pembiayaan Modal Ventura semakin mendapat perhatian. Apalagi yang
tidak cuma menyalurkan bantuan permodalan melainkan mampu pula
melengkapinya dengan aktivitas pembinaan.
tJsaha Modal Ventura merupakan kegiatan pembiayaan daam bentuk
penyertaan modal kedalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk
jangka waktu tertentu. Usaha ini rnemiliki resiko yang tinggi karena tidak
ada jaminan bahwa investasinya akan kembali. Oleh karena itu diperlukan
analisa yang mendalam terhadap calon PPU sebelum mengambil
keputusan dalam pendanaan. Banyak metode yang bisa digunakan dalam
mengambil keputusan. Ada yang sekedar melal?ui akal sehat belaka
(Common Sense), melalui konsensus, atau keputusan yang ditetapkan
oleh pimpinan dalam suatu organisasi.
Thomas Saaty, seorang ahli matematika memperkenalkan suatu metode
dalam mengarnbil keputusan yang dikenal dengan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Metode ini bisa diaplikasikan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam menganalisa permohonan pendanaan calon PPU.
Ditengah keinginan pemerintah untuk memberi peluang lebih kepada
pengusaha kecil/menengah maka diawal perkembangannya, perusahaan
Modal Ventura memperoleh peran sebagai lembaga yang dititipi
pemerintah untuk mengangkat pengusaha kecil/menengah sekaligus
memikul peran sebagai sebuah perusahaan yang harus menjalankan bisnis
dan menclapatkan keuntungan."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihabudin
"The purpose of development rs to reach justice and prospenty in all aspects of lite by establishing amongst others small and medium companies both private and state companies. Therefore, certainty of law and adequate protection are needed to support their activities and consequently law must be obeyed by all stakeholders.
Establishing a company needs capital for all its business activities. The opportunity to get capital for small and medium companies differ from/that of big companies. Since, the bigger ones have many sources to obtain capital, the smaller ones have not many options to enlarge their capital. This condition brings in balance and thus unfairness when small companies are dealing with big ones. Venture capital is one of the altematives to help small and medium companies to get proper sources of capital.
The development of venture capital in indonesia is meant to open new opportunities to all business stakeholders for enlarge their companies, as they usually face many obstacles when borrow from a bank. Therefore, the existence of venture capital should be supported especially by government and business stakeholders as well as society at fast better the venture capital is growing the more small and medium companies can be helped by preserving capital for them.
The system of finance order of the venture capital can be done by depositing capital into an investee company so that investment law and banking law will apply on those activities. The venture capital is based on the future prospect of the company rather than the collaterals. Consequently the venture capital has greater risk that ordinary loans, but also opens new market opportunities for the investor/lender.
Administrative law has regulated the venture capital as a financing institution by enacting President's Decree No. 61/1988. However, the substantive law still uses the KUH Perdata (Civil Code). On the other hand venture capital agreements usually use standard contract which has not yet been regulated by the civil code, eventhough the regulation No. 8/1999 concern Consumers Protection has been regulated in a simple way. Therefore both our contract law as well as our corporate law need improvement.
Cooperation agreement between the venture capital (venture capitalist) and the investee company is a mutual agreement, whereby the bargaining position of both the parties are not equal. The venture capitalist who has capital has a stronger position than the investee company who is the borrower whereas freedom of contract can only be applied properly when both parties have equal positions.
The venture capitalist, however, tends to protect his interest (capital) by special clauses, inciuding his/her responsibilities thereby disturbing the equilibrium even further. Therefore, our laws should protect the weaker party but the govemment should also supervise and guard for such unscrupulous practices, like providing a ?black list" or "grey list" of such speciai clauses, condemning them nuii and void or voidabie (as the case may be) such as is done by the New Civil Code of the Netheriands on ?Algemene Voorwaarden"."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
D721
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Togi
"Perusahaan modal ventura adalah salah satu lembaga pembiayaan bagi kalangan pengusaha, khususnya pengusaha kecil dan pengusaha menengah di Indonesia. Sebagai pionir usaha modal ventura di Indonesia adalah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, yang merupakan badan usaha milik negara, didirikan pada tahun 1973, dengan misi utama membantu dan membina pengusaha kecil dan pengusaha menengah yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan perusahaan modal ventura secara legalistik dimulai sejak lahirnya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, yang selanjutnya diikuti dengan berbagai aturan-aturan pelaksana lainnya.
Menurut Pasal 1 ayat (2) peraturan tersebut di atas, yang dimaksud sebagai lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana, atau barang modal, dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Adapun yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan adalah perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu kredit, perusahaan anjak piutang, perusahaan sewa guna usaha, perusahaan perdagangan surat berharga, dan perusahaan modal ventura. Sebagai lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura memiliki karakteristik di samping menginvestasikan modal juga terlibat dalam manajemen perusahaan pasangan usahanya, investasi bersifat sementara waktu maksimal sepuluh tahun, motif usaha modal ventura yang murni tetap motif bisnis. Untuk mendapatkan keuntungan relatif tinggi walaupun dengan risiko tinggi pula, investasi yang dilakukan bukan berbentuk pinjaman tetapi partisipasi equity atau setidak-tidaknya loan yang dapat dialihkan ke equity sehingga keuntungan yang diharapkan berupa pembagian dividen dan capital gain pada saat divestasi, dan merupakan investasi yang umumnya tanpa jaminan collateral. Sasaran utama pembiayaan modal ventura adalah perusahaan kecil atau perusahaan baru yang memiliki potensi besar untuk berkembang, namun tidak memiliki akses untuk memperoleh kredit perbankan, akibat tidak memiliki balance sheet dan collateral yang baik.
Berdasarkan penelitian, hingga dewasa ini telah ada tiga puluh sembilan perusahaan modal ventura, yang terdiri dari perusahaan modal ventura swasta nasional, perusahaan modal ventura patungan swasta nasional dengan swasta asing dan perusahaan modal ventura daerah. Menurut penelitian yang dilakukan, dalam era industrialisasi sekarang ini, peranan perusahaan modal ventura terbukti telah dapat meningkatkan kiprah pengusaha kecil dan pengusaha menengah di Indonesia, yang diharapkan pada muaranya akan tercipta pengusaha-pengusaha nasional yang tangguh dan siap berkompetisi dalam era globalisasi mendatang. Namun demikian, kiprah perusahaan modal ventura masih banyak memiliki kelemahan-kelemahan.
Dalam penelitian ditemukan adanya keterbatasan modal perusahaan modal ventura untuk membiayai perusahaan pasangan usaha yang umumnya pengusaha kecil dan pengusaha menengah, adanya perjanjian-perjanjian baku yang cenderung menguntungkan perusahaan modal ventura namun merugikan pengusaha kecil dan pengusaha menengah, serta belum adanya kriteria baku pengusaha kecil dan pengusaha menengah akibat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal tersebut masing-masing mempunyai penafsiran yang berbeda-beda, kesemuanya itu menuntut adanya solusi yang tuntas dan menyeluruh."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
T9240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rita Diana Br. Syarifah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997
S23103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmalia Intasari Latief
"Modal ventura saat ini telah menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan bagi dunia usaha selain perbankan. Pembiayaan dengan sistem modal ventura dapat dilakukan dengan 2 Cara yaitu penyertaan saham dan obligasi konversi. Sistem pembiyaan dengan penyertaan saham akan mengakibatkan perusahaan modal ventura masuk sebagai salah satu pemegang saham dalarn perusahaan pasangan usaha. Sedangkan sistem pembiyaan dengan obligasi konversi memberikan kesempatan bagi perusahaan modal ventura untuk menentukan apakah perusahaan modal ventura ingin menjadi salah satu pemegang saham pada perusahaan pasangan usaha atau hanya sebagai pihak yang meminjamkan dana atau investor.
Melalui penelitian yang bersifat yuridis normatif dapat dilihat hubungan hukum antara perusahaan pasangan usaha dengan perusahaan modal ventura. Pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas diatur mengenai Preventive Rights yang mengatur mengenai hak untuk mengambil saham terlebih dahulu oleh pemegang saham yang telah ada. Sehingga kepentingan dari pemegang saham lama tetap terlindungi walaupun perusahaan modal ventura rnasuk sebagai Salah satu pemegang saham baru.
Dalam suatu perjanjian timbul suatu hak dan kewajiban antara para pihak yang membuatnya. Dan bagi pihak yang gagal dalam memenuhi kewajibannya sapat dikenakan sanksi sesuai dengan apa yang telah disepakati. Dalam sistem penyertaan obligasi konversi bila perusahaan pasangan usaha dapat memenuhi kewajibannya maka hal ini tidak akan merubah komposisi saham dari perusahaan pasangan usaha. Namun bila perusahaan pasangan usaha gagal dalam memenuhi kewajibannya maka perusahaan modal ventura dapat mengkonversi obligasi yang dimilikinya terhadap saham dari perusahaan pasangan usaha."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Adinugroho Widyanto
"Tesis ini membahas mengenai kriteria evaluasi investasi yang diterapkan oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) dalam mengambil keputusan investasi atas Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee. Pada tesis ini, peneliti menggunakan benchmarking pada kriteria evaluasi investasi (investment evaluation criteria) yang digunakan oleh PMV dalam menganalisa dan menetapkan PPU mereka. Secara keseluruhan, terhimpun 12 kriteria. Dari literatur diperoleh untuk berinvestasi di AS disyaratkan 10 dari 12 kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa PMV di Amerika Serikat memiliki persyaratan kriteria evaluasi investasi yang lebih banyak dan ketat dibandingkan negara lain. Di bawahnya terdapat Singapura yang memiliki 8 kriteria, Eropa 6 kriteria, Kanada 5 kriteria dan wilayah Asia Pasifik 4 kriteria. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa Indonesia memiliki 8 kriteria dari 12 kriteria. Penelitian ini didukung oleh analisis terhadap data dokumen, observasi dan wawancara.

This thesis discusses about the investment evaluation criteria employed by Venture Capital Firms (VCF) in deciding to invest on potential investee companies. For this thesis, the researcher utilized investment evaluation criteria used by VCFs in analyzing and determining their investee portfolio as a benchmark. In total, 12 investment evaluation criteria are observed. From literature, it was discovered that VCFs in the US considered 10 out of the 12 criteria to be significant. This shows that VCFs in the US stricter and more rigorous when it comes to investment criteria compared to their counterparts in the study. Singapore comes second with 8 criteria, followed by Europe with 6 criteria, Canada with 5 criteria, and the Asia Pacific region with only 4 criteria that they consider to be significant. Based on the findings of this study, VCFs in Indonesia considers 8 criteria to be significant. This research is supported with analysis of the data, comprehensive observation, and in-depth interview."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>