Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasmiati
"Latar belakang. Kecemasan dan depresi adalah masalah umum di antara pasien hemodialisis. Berbagai faktor telah diyakini akan berkontribusi terhadap masalah kecemasan pada pasien. Komorbiditas, tipe akses vaskular, kelelahan, ketakutan, status keuangan, durasi HD, jumlah sesi dialisis, tingkat nitrogen urea darah, dan usia adalah berbagai faktor yang diyakini berkontribusi. Kecemasan dan depresi akan memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien pada berbagai domain kualitas hidup, penurunan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Intervensi non-farmakologis seperti penggunaan stress ball dapat menjadi pilihan dalam mengurangi kecemasan dan depresi yang dialami pasien. Tujuan. Evidence-Based Nursing (EBN) ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas stress ball dalam mengurangi kecemasan dan depresi pada 20 pasien hemodialisis di RS Fatmawati. Metode. Metodologi yang digunakan pada EBN adalah pre-eksperimental yang dilakukan melalui 5 tahap; (1) Identifikasi fenomena, perumusan pertanyaan klinis dengan menggunakan konsep PICO, (2) telusur jurnal terkait, (3) telaah/kritis jurnal, (4) implementasi EBN berdasarkan jurnal yang dipilih, (5) evaluasi hasil implementasi EBN. Hasil. Karakteristik usia pasien rata-rata berusia 42 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan sejumlah 24 orang, dengan lama menjalani dialysis sekitar 36 bulan. Latihan stress ball efektif dalam mengurangi kecemasan dan depresi pasien dengan menggunakan instrumen HADS yaitu dari skor 10 menjadi skor 4 setelah diberikan intervensi selama 4 minggu. Simpulan. Latihan stress ball terbukti efektif dalam menurunkan skor kecemasan dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Background. Anxiety and depression are common problems among hemodialysis patients. Various factors have been believed to contribute to anxiety problems in patients. Comorbidities, vascular access type, fatigue, fear, financial status, duration of HD, number of dialysis sessions, blood urea nitrogen level, and age are various factors believed to contribute. Anxiety and depression will have a negative impact on the quality of life, in various domains of quality of life, it has also shown a decline in physical, mental and social well-being. Non-pharmacological interventions such as the use of stress balls can be options for reducing anxiety and depression experienced by patients. has been shown to have a positive effect on anxiety and depression in patients. Objective. Evidence-Based Nursing (EBN) aims to identify the effectiveness of stress balls in reducing anxiety and depression in 20 hemodialysis patients at Fatmawati Hospital. Method. The methodology used in EBN is pre-experimental which is carried out through 5 stages; (1) Identify phenomena, formulate clinical questions using the PICO concept, (2) search for related journals, (3) review/critical journals, (4) implement EBN based on selected journals, (5) evaluate the results of EBN implementation. Results. The average patient age characteristics are 42 years old, the majority are 24 women, with a duration of dialysis of around 36 months. Stress ball training is effective in reducing patient anxiety and depression using the HADS instrument, from a score of 10 to a score of 4 after being given intervention for 4 weeks. Conclusion. Stress ball training has been proven to be effective in reducing anxiety and depression scores in patients undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Kuswati
"Praktek residensi keperawatan medikal bedah pada sistem muskuloskeletal bertujuan untuk mengaplikasikan peran perawat sebagai pemberi asuhan, pendidik, pengelola, peneliti dan agen pembaharu. Perawat spesialis sebagai pemberi asuhan dengan melakukan pengeloaan pasien yang menjadi kasus utama dan resume. Kasus utama diberikan pada pasien dengan multiple fraktur dengan pendekatan teori model Virginia Henderson. Perawat spesialis sebagai peneliti dengan menerapkan Evidence-Based Nursing Practice dalam melakukan tindakan keperawatan. Penerapan terapi musik menjadi salah satu pilihan tindakan keperawatan yang berbasis bukti untuk mengurangi kecemasan pada pasien rawat inap ortopedi. Sedangkan perawat spesialis sebagai agen pembaharu dilakukan dengan menerapkan program Enhanced Recovery After Surgery pada pasien dengan Total Hip Replacement. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam prakteik residensi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang holistik.

Clinical practice of Medical-Surgery Nursing residency in orthopaedic nursing aims to apply the role of nurses as patient care providers, educators, manager, researchers and reform agents. Nurse specialists as providers of care by conducting patient management which is the main case and resume. The main case was given to patients with multiple fractures with Virginia Hendersons model theory approach. Nursing specialists as researchers by applying Evidence Based Nursing Practice in caryying out nursing actions. The application of the music therapy is one of the choices of evidence based nursing actions to reduce anxiety in erthopaedic inpatients. Nurse specialists as reform agents are carried out by implementing enhanced recovery after surgery programs in patients with Total Hip Replacement. The series of activities carried our in the residency practice aims to improve the quality of holistic nursing care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutarobin
"Gangguan tidur di ICU disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya lingkungan, kebisingan, pencahayaan, kegiatan perawat, penyakit yang diderita, tindakan keperawatan, terapi obat, dan ventilasi mekanik. Efek yang ditimbulkan akan memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, sistem metabolisme, regulasi sistem saraf pusat, dan kondisi psikologis. Tujuan penelitian ini menerapkan dan membuktikan efektifitas penggunaan Earplug dan Eye Mask dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien di ICU. Desain yang digunakan randomized controlled trial (RCT) crossover design. Peneliti membagi Group A dan Group B dengan simple random sampling. Jumlah sampel 24 responden. Instrumen kualitas tidur menggunakan Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data dianalisis dengan uji Independent Sample T-Test. Hasil penelitian didapatkan p-value < 0,05, berarti pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signifikan kualitas tidur antara malam pertama dan kedua pada masing-masing group sehingga disarankan dijadikan evidence based di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer yang dapat dijadikan intervensi mandiri keperawatan untuk membantu mengatasi gangguan tidur.

Sleep disorders in ICU are caused by many factors, including environment, noise, lighting, nursing activities, illness, nursing, medication therapy, and mechanical ventilation. The effects will affect the immune function, metabolic system, central nervous system regulation, and psychological conditions. The purpose of this study to apply and prove the effectiveness of the use of Earplug and Eye Mask in improving sleep quality in patients in ICU. The design used randomized controlled trial (RCT) crossover design. The researchers divide Group A and Group B by simple random sampling. The Total sample of 24 respondents. Sleep quality instrument using Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data were analyzed by the Independent Sample T-Test. The result of this research is p-value <0,05, mean at alpha 5% there is a significant difference of sleep quality between first and second night in each group so it is suggested to be an evidence-based in a hospital as one of complementary therapy which can be made independent intervention nursing to help overcome sleep disorders."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 UI-JKI 22:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmiati
"Pasien yang menjalani hemodialisis akan mengalami beban gejala (syndrome burden) yang salah satunya adalah kesulitan tidur. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas tidur pasien. Kejadian kualitas tidur yang buruk lebih tinggi ditemukan pada pasien yang menjalani hemodialisis dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi Benson terhadap peningkatan kualitas tidur pasien hemodialisis. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen pre dan post test desain with control group, yang melibatkan 44 orang responden. Selama 4 minggu kelompok intervensi mendapatkan intervensi relaksasi Benson dan pada kelompok kontrol mendapatkan intervensi standar. Kualitas tidur dinilai sebelum dan setelah pemberian intervensi menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Indeks. Hasil pengukuran diperoleh nilai median skor kualitas tidur pada kelompok intervensi setelah pemberian relaksasi Benson adalah 4, sedangkan pada kelompok kontrol setelah pemberian intervensi standar adalah 10. Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian relaksasi Benson terhadap skor global kualitas tidur pada kelompok intervensi dibandingkan dengan skor global kualitas tidur pada kelompok kontrol (p value 0,000, α= 0,05). Dengan demikian, relaksasi Benson secara klinis dan statistik memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur pasien. Relaksasi Benson diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan terapi komplementer keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur pasien yang menjalani hemodialisis rutin.

Burden of symptoms will be experienced by patients undergoing hemodialysis, which one of them is difficulty of sleeping. This condition affect on the quality of the patient's sleep. The incidence of poor quality of sleep among hemodialysis patients are higher than general population. This study aims to determine the effect of Benson's relaxation on improving the quality of sleep of HD patients. This study was a quasi-experimental pre-test and post-test design with control group, which involved 44 respondents. The intervention was conducted for 4 weeks, where the intervention group received Benson's relaxation and the control group received standard intervention. Sleep quality assessed before and after providing the intervention using the Pittsburgh Sleep Quality Index instrument. The measurement results obtained that the median score of sleep quality in the intervention group after giving Benson relaxation was 4, while in the control group was 10. This means that there is an effect of giving Benson relaxation on the global score of sleep quality in the intervention group compared to the global score of sleep quality in the control group (p value of 0.000, α= 0,05). It can be concluded that Benson's relaxation has clinically and statistically effect on increasing the patient's sleep quality. Expectedly, Benson's relaxation can be used as a complementary nursing therapy to overcome problems related to sleep quality in patients undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Marlon
"Ruang lingkup pelaksanaan program residensi adalah pencapaian kompetensi klinis dan penerapan peran ners spesialis dalam praktik keperawatan lanjut. Proses ini dilaksanakan dengan penerapan pendekatan teori Keperawatan Virginia Henderson pada sistem onkologi, penerapan Evidence Based Nursing terapi musik mengurangi nyeri kanker, dan penerapan inovasi protokol ERAS pada pasien mastektomi dan tiroidektomi di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Pendekatan teori virginia Henderson sangat cocok diterapkan dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan keganasan yang kompleks karena bersifat komprehensif dan holistik mencakup kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penerapan evidence based nursing terapi musik menunjukan bahwa terjadi penurunan nyeri setelah diberikan terapi musik. Inovasi ERAS protokol menunjukan terjadi penurunan jumlah hari rawat dan berkurangnya komplikasi pasca bedah.
Disarankan kepada perawat agar lebih mengembangkan penggunaan pendekatan teori Virginia Henderson dalam memenuhi kebutuhan pasien yang holistik dan menjadikan terapi musik sebagai alternatif pilihan dalam mengurangi nyeri kanker serta mengembangkan ERAS protokol pada pembedahan mastektomi dan tiroidektomi.

The scope of the implementation of the residency program is the achievement of clinical competencies and the application of the role of specialist nurses in advanced nursing practice. This process was carried out with the application of Virginia Henderson's Nursing theory approach to the oncology system, the application of Evidence Based Nursing music therapy to reduce cancer pain, and the application of innovation to the ERAS protocol in mastectomy and thyroidectomy patients at Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta.
The Henderson virginian theory approach is very suitable to be applied in meeting the needs of patients with complex malignancies because it is comprehensive and holistic including physical, psychological, social, and spiritual needs. The application of evidence based nursing music therapy shows that there is a decrease in pain after being given music therapy. The ERAS innovation protocol shows a decrease in the number of care days and a reduction in postoperative complications.
It is suggested to nurses to further develop the use of Virginia Henderson's theoretical approach in meeting patients' holistic needs and making music therapy an alternative choice in reducing cancer pain and developing ERAS protocols for mastectomy and thyroidectomy surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Septiana
"ABSTRAK
Pruritus Uremik adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak tercapainya adekuasi terapi hemodialisis yang sering ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal GGT sehingga berdampak insomnia pada pasien GGT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pruritus uremik dan insomnia. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel 44 pasien hemodialisis di Unit HD RSUP Fatmawati dipilih dengan teknik consecutive sampling. Penelitian menggunakan instrumen Uremic Pruritus in Dialysis Patients UP-Dial Scale dan Athens Insomnia Scale AIS. Uji analisis menunjukkan bahwa sebanyak 21,9 mengalami pruritus ringan dengan insomnia, 46,3 mengalami pruritus sedang dengan insomnia, dan 31,7 mengalami pruritus berat dengan insomnia. Hasil uji Fisher rsquo;s exact menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pruritus dengan insomnia p= 0,115, ? =0,05, namun terdapat hubungan yang bermakna antara jadwal hemodialisis dengan insomnia p= 0,035, ?= 0,05. Edukasi mengenai perawatan pruritus patuh dialysis perlu diberikan untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan dari pruritus.

ABSTRACT
Uremic Pruritus is a condition that caused by the insufficiency of hemodialisis therapy that occasionally perceived by patients of end stage renal failure ESRD, which is thought to be one of causes of insomnia in patients of end stage renal failure. This study aimed to identify the correlation between uremic pruritus and insomnia. This study used a cross sectional approach with sampling of 44 patients who undergoing of hemodialisis therapy in Hemodialysis Unit of Fatmawati Hospital that selected by consecutive sampling technique. The research instrument used the Uraemic Pruritus in Dialysis Patients UP Dial Scale and Athens Insomnia Scale AIS. The tests showed that 21,9 experienced mild pruritus with insomnia, 46,3 experienced moderate pruritus with insomnia, and 31,7 experienced severe pruritus with insomnia. The result of Fisher rsquo s exact test showed that there was no significant correlation between uremic pruritus with insomnia p 0,115, 0,05, but there was a significant correlation between dialysis shift and insomnia p 0,035, 0,05. Education about the care of pruritus and dialysis needs are important to be given in order to reduce the impact."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
"ABSTRAK
Kerusakan ginjal pada gagal ginjal terminal bersifat irreversible, sehingga membutuhkan terapi pengganti ginjal, salah satunya adalahhemodialisis HEMODIALISIS . Unit hemodialisa di rumah sakit F Jakarta telah menerapkan terapihemodialisis dengan durasihemodialisis 6-8 jam/minggu, belum sesuai dengan rekomendasi Pernefri 10-12 jam/minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adekuasi dialisis secara kuantitatif dan kualitatif pasien gagal ginjal yang menjalani hemidialisis di rumah sakit F. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 100 pasienhemodialisisyang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan adekuasi dialisis kuantitatif adalah rata-rata Kt/V = 1,417 dan URR 69,72 ; adekuasi dialisis kualitatif adalah rerata albumin 3,49 mg/dl, tekanan darah 145,42/89,44 mmHg, kadar hemoglobin serum 9,03 gr/dl, nilai kalsium 8,22 mEq/L, nilai fosfat 4,81 mg/dl dan lebih dari separuh peningkatan berat badan kategori sedang 61 . Kesimpulan adekuasi dialisis Rumah Sakit F di Jakarta adalah baik. Hasil penelitian ini menyarankan agar melakukan penelitian lanjutan mengenai angka kebertahanan hidup, dan angka kematian, dan angka kunjungan rawat inap yang terjadi pada unithemodialisis Rumah Sakit F Jakarta.

ABSTRACT
The damage of kidney in end stage renal disease patient is irreversible, then replacement kidney therapy is needed which hemodialysis is one of the most frequent as sues therapy. Hemodialysis unit in General Hospital of F Jakarta held hemodialysis with 3 4 hour in each sesion or 6 8 hour in a week. Purpose of this research is founded description of adequacy hemodialysis end stage renal disesasi undergoing hemodialysis in General Hospital F Jakarta. A Descriptive researc with a sampel are 100 sample. The results of this research arethe average of Kt V 1,417, URR 69,72 , albumin 3,49 mg dl, blood pressure 145,42 89,44 mmHg, haemoglobin serum 9,03 gr dl, calcium serum 8,22 mEq L, phosphate serum 4,81 mg dl and more half of interdialysis weight gain in moderate category 61 . The conclusion is hemodialysis adequacy in General Hospital FJakarta is good, and adequacy affected by ureum post dialysis and interdialysis weight gain. Suggestions for future research is to have a new research about survival rate, mortality rate, and inpatient visit to patient in hemodialysis unit General Hospital F Jakarta."
2017
S66910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Epi Sapitri
"Pelayanan kesehatan selama pandemi mengharuskan pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. Salah satu kondisi yang ditimbulkan akibat covid-19 adalah kekhawatiran akan kesehatan yang berujung pada stres. Stres merupakan perubahan psikologis pada seseorang diantaranya dirasakan oleh pasien ginjal kronis selama menjalani pengobatan hemodialisis di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres pasien ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional yang melibatkan 99 pasien. Stres pasien diukur menggunakan Depression Anxiety Stress Scale-21. Hasil penelitian menggambarkan sebagian besar pasien mengalami stres. Hasil uji bivariat menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara faktor usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan ekonomi, lama menjalani terapi hemodialisis, adanya modifikasi protokol kesehatan prosedur hemodialisis, dan adanya covid-19 dengan tingkat stres pasien (p value < 0,05). Sementara itu, faktor jenis kelamin tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pasien (p value > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat stres pasien dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Pada faktor penyebab stres yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, ekonomi dapat dijadikan skrinning awal sehingga bisa dilakukan upaya preventif seperti pasien dapat mengkonunikasikan keluhan kepada keluarga atau perawat, melakukan hobi yang bermanfaat,berfikir positif, relaksasi, dan beribadah serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan untuk faktor yang dapat dimodifikasi atau diperbaiki dapat diberikan asuhan keperawatan manajemen stres baik dengan memanfaatkan lingkungan ataupun hubungan interpersonal.

Health services during the pandemic require the implementation of new habit adaptations to reduce the spread of the COVID-19 virus. One of the conditions caused by COVID-19 is concern for health which leads to stress. Stress is a psychological change in a person, one of which is felt by chronic kidney patients during hemodialysis treatment during a pandemic. This study aims to determine the factors that influence the stress of chronic kidney patients undergoing hemodialysis at dr. Dradjat Prawiranegara. This study used a quantitative descriptive approach with a cross-sectional design involving 99 patients. Patient stress was measured using the Depression Anxiety Stress Scale-21. The results showed that most of the patients experienced stress. The results of the bivariate test using the likelihood ratio showed that there was a significant relationship between factors of age, education, occupation, economic income, length of time undergoing hemodialysis therapy, modification of the health protocol for hemodialysis procedures, and the presence of COVID-19 with the patient's stress level (p value < 0.05 ). Meanwhile, there was no significant relationship between gender and patient stress (p value > 0.05). These results indicate that the patient's stress level is influenced by many factors, both internal and external. Factors that cause stress that cannot be changed such as age, gender, education, occupation, economy can be used as initial screening so that preventive measures can be taken, such as patients being able to communicate complaints to their families or nurses, doing useful hobbies, positive thinking, relaxation, and worship. and draw closer to God. As for factors that can be modified or improved, stress management nursing care can be provided either by utilizing the environment or interpersonal relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widina Mathilda
"ABSTRAK
Pasien hemodialisis terjadi peningkatan setiap tahunnya di Indonesia. Manajemen hemodialisis salah satunya diet menjadi hal yang sulit untuk dipatuhi oleh pasien hemodialisis. Sulitnya mempertahankan kepatuhan terhadap rekomendasi diet membuat risiko malnutrisi meningkat juga pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan kepatuhan diet dengan status gizi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian in merupakan cross sectional dengan jumlah sampel 121 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Untuk analisis statistik, hasil penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Renal Adherence Behavior Questionnaire untuk mengukur kepatuhan diet dialisis dan Subjevtive Global Assessment untuk mengukur status gizi. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan diet dengan status gizi pada pasien yang menjalani hemodialisis p=0,127 . Kesimpulan penelitian ini adalah kepatuhan diet tidak memiliki hubungan dengan status gizi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Meskipun demikian, pengkajian terhadap kepatuhan diet dan status gizi penting untuk dilakukan oleh perawat untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

<ABSTRACT
The increasing number of patients undergoing hemodialysis each year in Indonesia and the difficulty of maintaining adherence to dietary recommendations as one of dialysis management for patients undergoing hemodialysis make the risk of malnutrition increase in hemodialysis patients. This study aimed to determine the relationship between dietary adherence and nutritional status in patients undergoing hemodialysis. This research design was cross sectional with 121 respondents selected using purposive sampling technique. For statistical analysis, the results of this study used spearman correlation test. Instruments used in this study, namely Renal Adherence Behavior Questionnaire to measure dietary adherence in hemodialysis patients and Subjevtive Global Assessment to measure nutritional status. The results showed that there was no relationship between dietary adherence and nutritional status in patients undergoing hemodialysis p 0.127 . The conclusion of this study is dietary adherence has no relationship with nutritional status in patients undergoing hemodialysis. However, assessment of dietary adherence and nutritional status is important for nurses to prevent malnutrition in patients undergoing hemodialysis. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prastyo Cholis
"Ilmu keperawatan terus berkembang seirng dengan usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien. Tingginya prevalensi kasus kardiovaskuler menjadi perhatian sekaligus tantangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan dan melakukan program pencegahan. Perawat diharapkan berkontribusi dalam upaya penanganan dengan menjalankan peran sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti, dan inovator. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pendidik diterapkan pada 31 pasien dengan berbagai kasus kardiovaskuler baik medikal maupun surgical. Pendekatan teori model yang digunakan adalah teori adaptasi Roy. Peran sebagai pendidik tidak hanya dijalankan untuk pasien dan keluarga, tetapi juga dijalankan dengan melakukan analisis jurnal bagi rekan sejawat.
Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa teori adaptasi dapat diterapkan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler. Peran sebagai peneliti dilakukanpada saat penerapan tindakan keperawatan berbasis bukti ilmiah, dengan intervensi pemberian aromaterapi untuk membantu meningkatkan kualitas tidur. Hasil penerapan didapatkan bahwa aromaterapi dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menyusun Form skrining ends of life care, dengan hasil evaluasi didapatkan bahwa form bisa dipertimbangkan untuk diterapkan.

Nursing knowledge continues to grow in line with efforts to improve the quality of care for patients. The high prevalence of cardiovascular cases is a concern as well as a challenge for health workers in providing services and conducting prevention programs. Nurses are expected to contribute to the efforts of handling by carrying out roles as caregivers, educators, researchers, and innovators. The role of providing nursing and educator is applied to 31 patients with various cardiovascular cases, both medical and surgical. The model theory approach used is Roy's adaptation theory. The role as an educator is not only carried out for patients and families, but also carried out by analyzing journals for colleagues.
Results of practical analysis shows that adaptation theory can be applied to nursing care in patients with cardiovascular disorders. The role as a researcher is done when applying scientific evidence-based nursing actions, with intervention giving aromatherapy to help improve sleep quality. Application results it was found that aromatherapy can help improve sleep quality. Role as an innovator is carried out by compiling a screening ends of life care form, with the results of the evaluation it was found that the form could be considered for applied.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>