Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cinta Callissta Anggraeni
"Upaya membangun kesadaran terhadap budaya keselamatan pasien merupakan langkah pertama menuju keselamatan pasien sehingga budaya tersebut menjadi dasar dalam menerapkan dan mencapai keselamatan pasien di Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh hasil analisis gambaran budaya keselamatan pasien sebagai langkah untuk meningkatkan mutu kesehatan dan keselamatan pasien di Puskesmas Duren Sawit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan kuesioner hasil adaptasi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) 2.0 dari AHRQ sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan memperoleh persentase tertinggi (88,3%), dengan 2 dimensi lainnya dalam kategori baik, yaitu komunikasi tentang kesalahan (87,8%) dan kerja sama tim (87,3%). Dimensi pelaporan kejadian keselamatan pasien memperoleh persentase terendah (57,7%), dengan 6 dimensi lainnya dalam kategori cukup baik, yaitu kepegawaian dan kecepatan kerja (62,0%), supervisor, manajemen, atau pemimpin klinis yang mendukung keselamatan pasien (66,2%), respons terhadap kesalahan (70,8%), serah terima dan pertukaran informasi (70,9%), keterbukaan komunikasi (73,6%), dan dukungan manajemen untuk keselamatan pasien (74,6%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya keselamatan pasien di Puskesmas Duren Sawit termasuk dalam kategori cukup baik (73,9%) sehingga Puskesmas perlu meningkatkan pendidikan, pelatihan, dan sosialisasi kepada tenaga kesehatan, meningkatkan sumber daya, memberikan reward kepada tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian keselamatan pasien, serta melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala.

An attempt to construct awareness of patient safety culture is the first phase towards patient safety, thus that culture becomes the basis for implementing and achieving patient safety in Public Health Center. The purpose of this study was to obtain the results of the analysis on the patient safety culture overview as a step to increase health quality and patient safety at the Duren Sawit Public Health Center. This study is a quantitative research with a cross-sectional approach using questionnaires adapted from AHRQ's Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) 2.0 as a research instrument. The result showed that the dimension of organizational learning and continuous improvement had the highest percentage (88,3%), while the other 2 dimensions are in the good category, namely communication about error (87,8%) and teamwork (87,3%). The dimension of reporting patient safety events had the lowest percentage (57,7%), with the other 6 dimensions are in the relatively good category, which are staffing and work pace (62,0%), supervisor, manager, or clinical leader support for patient safety (66,2%), response to error (70,8%), handoffs and information exchange (70,9%), communication openness (73,6%), and hospital management support for patient safety (74,6%). The conclusion of this study is that patient safety culture at the Duren Sawit Public Health Center is considered to be in a relatively good category (73,9%). Therefore, the Public Health Center needs to increase education, coaching, and socialization for healthcare workers, increase resources, give rewards for healthcare workers who has reported patient safety events, and implement monitoring and evaluation periodically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muryhardining Taserina
"Budaya keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien, serta pengurangan beban cost rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di kalangan perawat rawat inap RS Trimitra. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen rumah sakit milik AHRQ dan penelitian kualitatif menggunakan instumen observasi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 budaya kategori kuat (supervisor, kerjasama, komunikasi, handsoff dan transisi), 4 budaya kategori sedang (organizational learning, respon non-punitive terhadap kesalahan, staffing, persepsi perawat terkait keselamatan pasien) dan 1 budaya lemah (frekuensi pelaporan insiden). Perilaku perawat yang diamati (ketepatan identifikasi pasien, ketepatan prosedur pemberian obat, dan pencegahan infeksi) menunjukkan sebagian besar perilaku tidak sesuai SPO/standar lain yang berlaku. Berdasarkan teori swiss cheese model, hal ini diakibatkan masih ada celah pada setiap layer pertahanan keselamatan pasien, yang pada satu waktu semua pertahanan dalam kondisi lemah mengakibatkan insiden/perilaku lalai terjadi. Saran perbaikan diperlukan pada setiap dimensi budaya keselamatan pasien.

Patient safety culture is an important issue in improving quality of care and patient satisfaction, as well as a reduction in the cost burden of the hospital. The purpose of this study to get an overview of patient safety culture among inpatient-nurse in Trimitra hospital. This study use a cross-sectional with quantitative descriptive methods and qualitative research. Quantitative research using hospital's instruments by AHRQ and qualitative research using observation instrument.
The results showed there are four strong culture (supervisor, teamwork, communication, handsoff and transitions), four medium culture (organizational learning, response of non-punitive to errors, staffing, nurses' perception related to patient safety), and one weak culture (reporting frequency incident). Nurse behavior observed (the accuracy of patient identification, precision drug delivery procedures, and the prevention of infection) showed that most of the nurse behavior is not appropriate SPO/other applicable standards. Based on the theoretical swiss cheese model, this incident caused by holes on each layer defenses, which at one time, all the defenses in weak condition. Suggested improvements needed in every dimension of patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Annisa Nuraeni
"Penelitian ini membahas tentang analisis budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor menggunakan kuesioner AHRQ Assosiations of Health Care Quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 75 perawat rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor memiliki budaya keselamatan baik sebesar 37,3 yang artinya budaya keselamatan ini termasuk kategori budaya keselamatan kurang. Peneliti menyarankan agar SDM RS AZRA Bogor memperhatikan kembali staffing dengan cara mengurangi tugas non core job-nya.

This study discuss the analysis of patient safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital in 2018. The purpose of this study is to get a description of the patient 39 s safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital using AHRQ Assosiations of Health Care Quality questionare. The method of this researching using quantitative with survey and cross sectional approach with total sample of 75 nurses.
The result showed Inpatient had a good patient safety culture of 37,3. It means this safety culture belongs to less safety culture category. This research recommends that the AZRA Bogor Hospital pay attention to staffing by reducing its non core job task.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Wahyuningsih
"Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia dituntut untuk menerapkan keselamatan pasien dalam pelayanan yang diberikan. Langkah awal penerapan keselamatan pasien di puskesmas, adalah dengan mengukur budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keselamatan pasien pada petugas yang bekerja di Puskesmas Kota Bekasi yang telah diakreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengukur budaya keselamatan pasien dengan menggunakan instrumen MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) dari AHRQ (Agency of Health Research and Quality), kemudian dilanjutkan metode kualitatif untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat budaya keselamatan pasien di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan budaya keselamatan pasien pada petugas puskesmas dalam kategori budaya sedang. Tidak ada perbedaan budaya keselamatan pasien pada kelompok petugas yang kesemuanya termasuk kategori budaya sedang. Kerja sama tim merupakan komponen budaya keselamatan dengan presentase tertinggi dan termasuk kategori baik (84,2%). Presentase terendah budaya keselamatan pasien di puskesmas adalah pada komponan tekanan dan kesibukan kerja (36,3%). Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mempertimbangkan kembali kesesuaian antara program yang dibebankan kepada puskesmas dengan jumlah tenaga yang tersedia di puskesmas. Hal ini diperlukan agar puskesmas dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal termasuk penerapan budaya keselamatan pasien di Puskesmas.

Puskesmas is the leading of primary health services in Indonesia and required to implement patient safety in the services provided. The initial step in implementing patient safety at the puskesmas is to measure the patients safety culture. This study aims to determine the description of patient safety in officers whose working at accredited Puskesmas in Bekasi. This study used a quantitative method to measure the patient safety culture using the MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) instruments from AHRQ (Agency of Health Research and Quality), then followed by qualitative methods to determine the supporting factors and inhibiting factors of patient safety implementation in puskesmas. The results of the study showed a patient safety culture in puskesmas officers in the medium culture category. There is no difference in patient safety culture in the group of workers based on the profession, all of which are in the moderate category. Team work was a component of safety culture with the highest score and including good categories (84,2%). The lowest score of patient safety culture at the puskesmas was in the component of work pressure and pace (36,3%). The central and regional governments need to reconsider the compatibility between the programs charged to the puskesmas and the number of staff available at the puskesmas. This is needed so that the puskesmas can carry out its duties and functions optimally including the application of a patient safety culture at the Puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avicena Muhammad Iqbal
"Keselamatan pasien merupakan salah satu faktor penting di dalam pelaksanaan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesiapan penerapan keselamatan pasien di RSIA Assalam. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode survey dilakukan secara total sampling terhadap 59 pegawai, dan wawancara mendalam terhadap 5 informan. Hasil survey menunjukkan RSIA Assalam membudaya sedang dalam keselamatan pasien.
Dari hasil analisis menunjukkan belum siapnya RSIA Assalam dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan penyusunan standar prosedur operasional tentang keselamatan pasien, meningkatkan jumlah pelaporan kejadian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pegawai tentang keselamatan pasien.

Patient safety is one of the important factors in the implementation of the hospital. The purpose of this study to look at the implementation of patient safety preparedness in Assalam RSIA. The research was conducted using quantitative research and qualitative research. Methods of sampling survey conducted to 59 employees total, and depth interviews with 5 informants. The survey shows RSIA Assalam being entrenched in patient safety.
From the analysis of the readiness of the application of patient safety culture in hospitals shows RSIA Assalam unprepared to implement patient safety culture. Study recommends the creation of standard operating procedures on patient safety, increase the number of reporting events and providing education and training to all employees about patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wice Purwani Suci
"Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan champion keselamatan pasien terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Metode penelitian ini menggunakan pre-experiment design: pretest-posttest without control group design, sampel yang digunakan 81 perawat. Data analisis dengan menggunakan Mc Nemar.
Hasil menunjukkan terdapat peningkatan persentasi penerapan budaya keselamatan pasien setelah program pemberdayaan champion keselamatan pasien dengan pengaruh yang tidak bermakna secara statistik (p= 0,451; CI= 0.084-0.928).
Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengembangan champion keselamatan pasien dengan memperhatikan kriteria kelayakan sebagai champion keselamatan pasien serta membangun program pemberdayaan champion keselamatan pasien berkelanjutan sesuai kebutuhan rumah sakit.

The culture of patient safety is the main foundation in the implementation of patient safety. This study aimed to determine the influence of the patient safety champion empowerment on the application of patient safety culture in Jakarta Hajj Hospital.
This research method used pre-experimental design: pretest-posttest without control group design, the sample was 81 nurses. Data were analyzed using Mc Nemar test.
The results showed there was an increase in the percentage of the implementation of a patient safety culture after the program of patient safety champions empowerment had been implemented, which was not statistically significant (p = 0.451; CI = 0084-0928).
It is recommended to develop the patient safety champions by taking into account the eligibility criteria as a patient safety champion and to build a sustainable program of patient safety champion empowerment that suitable to the needs of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Mulya Fitriyanti
"Keselamatan pasien adalah pencegahan bahaya bagi pasien. Salah satu strategi untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien adalah dengan menerapkan Walkrounds yang diperkenalkan sebagai program kepemimpinan Rumah Sakit dalam menjaga hubungan baik dengan praktisi perawatan garis depan, mengidentifikasi bahaya dan mengumpulkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan tentang keselamatan pasien yang melibatkan tim multidisiplin rumah eksekutif. sakit (Frankel et al, 2008 dan Saadati et al 2016). Banyak negara telah menerapkan PSLWA sebagai program untuk menanamkan budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara. Dengan budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS Hermina Daan Mogot. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perawat mengikuti pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara komitmen pemimpin dan keterlibatan perawat dalam pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan bahwa penerapan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan untuk menyebarluaskan tujuan implementasi walkrounds untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien yang lebih baik.

Patient safety is the prevention of danger for patients. One strategy to improve patient safety culture is to implement Walkrounds which are introduced as Hospital leadership programs in maintaining good relations with frontline care practitioners, identifying hazards and gathering information that is useful in making decisions about patient safety involving multidisciplinary home executive teams. sick (Frankel et al, 2008 and Saadati et al 2016). Many countries have implemented PSLWA as a program to instill a culture of patient safety. This study aims to determine the relationship between. With the culture of patient safety at the Inpatient Installation of Hermina Daan Mogot Hospital. This research is a quantitative study with a survey method and cross-sectional approach.
The results showed that there was a relationship between the intensity of nurses following the implementation of walkrounds with the safety culture of nurse patients in Inpatient Installation. However, there is no significant relationship between the commitment of the leader and the involvement of nurses in the implementation of walkrounds with the nurse patient safety culture in the Inpatient Installation. Therefore, the researchers recommend that the application of walkrounds be carried out in accordance with existing theories and to disseminate the purpose of applying walkrounds to improve better patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezi Nizma Revinisya
"Patient Safety Leadership Walkrounds telah banyak digunakan di organisasi pelayanan kesehatan di negara Barat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Strategi ini merupakan strategi yang efektif dalam melibatkan kepemimpinan, mengidentifikasi isu keselamatan, dan mendukung budaya keselamatan pasien. Akan tetapi, di Asia, termasuk Indonesia, penerapan Patient Safety Leadership Walkrounds ini masih dinilai sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Patient Safety Leadership Walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakkan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 82,7 tenaga keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto telah memiliki persepsi yang baik terhadap budaya keselamatan pasien. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel intensitas paparan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara keterbukaan komunikasi dalam walkrounds dan komitmen pemimpin dalam walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien dikarenakan ketidaktepatan dalam pelaksanaan walkrounds. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pelaksanaan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada untuk mencapai budaya keselamatan pasien yang baik.

Patient Safety Leadership Walkrounds have been widely used in Western Country rsquo s healthcare organizations to improve patient safety. This strategy appears to be an effective strategy for engaging leadership, identifying safety issues, and supporting a culture of patient safety. However, in Asia, including Indonesia, the implementation of Patient Safety Leadership Walkrounds is still lacking. This study aims to determine the association between Patient Safety Leadership Walkrounds and patient safety culture at RSPAD Gatot Soebroto. This study is a quantitative research using cross sectional approach and survey method.
The result showed that 82,7 of nursing staff at inpatient installation of RSPAD Gatot Soebroto have a good perception towards the patient safety culture. There is a significant relationship between intensity of exposure to walkrounds with patient safety culture. However, there is no significant relationship between communication openness in walkrounds and commitment leadership in walkrounds towards patient safety culture due to inaccuracy in the implementation of walkrounds. Therefore, it is recommended that the implementation of walkrounds is done in accordance with existing theories to achieve a better patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
"Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential.
Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur.

Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design.
The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca May Henita
"ABSTRAK
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang
memandang bahwa keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam
menerima pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan disain
penelitiancross sectional yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
sample 100 tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kinerja tenaga kesehatan dalam upaya pelaksanaan program keselamatan pasien
(patient safety). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja tenaga kesehatan
dalam pelaksanaan program keselamatan pasien (patient safety) antara lain
ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan
pengurangan risiko pasien jatuh sudah tercapai secara optimal.

ABSTRACT
Patient safety is a fundamental principle of health care that considers that safety is
a right for every patient in receiving health care. This study used across-sectional
study design that uses a quantitative approachwith a sample of 100 health
professionals. This study aims to analyze the performance of health workers in the
implementation of patient safety programs (patient safety). The results showed
that the performance of health workers in the implementation of patient safety
programs (patient safety), among others, the accuracy of patient identification, an
increase ineffective communication, the increase indrug safety’s supervision,
right-certainty of the location, right-procedure, right-surgery patients, the risk
reduction healthcare associated infections and patient falls risk reduction has been
achieved optimally."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>