Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zannysya Alvedanica Yori
"Arkeologi Indonesia dalam lingkup kajian Arkeologi Industri hingga saat ini belum pernah ditemukan adanya pembahasan mengenai industri dalam sektor pertanian tembakau. Penelitian ini dilakukan dengan mengangkat objek PT Taru Martani sebagai salah satu pabrik cerutu tertua di Indonesia. Terletak di Kota Yogyakarta, PT Taru Martani sudah berdiri sejak tahun 1918 sehingga melalui penelitian ini akan memberikan gambaran terhadap proses produksi cerutu milik Taru Martani melalui tinggalan kebudayaan materialnya yaitu, peralatan dan mesin yang digunakan. Mengingat banyaknya jenis produk dan besarnya industri milik PT Taru Martani terbukti cukup berpengaruh pada pasar cerutu di Indonesia bahkan ke beberapa bagian dunia. Penelitian ini menggunakan metode dari Kenneth Dark dengan mengumpulkan sumber data dari tinggalan budaya.  Data yang sudah terkumpul berupa proses produksi cerutu ini kemudian dijabarkan menjadi bukti arkeologi dengan mengaitkannya pada konteks ruang, waktu, dan penelitian. Jika seluruh rangkaian ini diinterpretasikan, maka terjawablah bagaimana rekonstruksi industri proses produksi cerutu yang ada pada PT Taru Martani. Proses produksi pada PT Taru Martani dimulai dengan membuat kepompong cerutu dari lembaran daun tembakau asal Besuki, merajang daun tembakau untuk isi ke dalam dua jenis (short filler dan long filler), kemudian dilinting ke dalam kepompong tembakau, dilanjut dipres menggunakan mesin pres, hingga masuk tahapan pengeringan sampai cerutu siap dikemas. Dengan menggambarkan proses produksi cerutu menggunakan kajian Arkeologi Industri, dapat disimpulkan bahwa tinggalan kebudayaan material seperti ini jika ditempatkan pada kerangka interpretasi dan dikaitkan pada konteks penelitian bisa menjadi bukti tinggalan arkeologis. Penelitian yang memberi gambaran proses pembuatan cerutu menggunakan tinggalan kebudayaan material yang masih tersisa ini diharapkan dapat menjadi edukasi dan tetap merawat tinggalan mesin yang ada serta menjadi sumber informasi catatan arkeologis. Penelitian ini pun bisa bermanfaat menjadi publikasi secara akademis yang akurat dan mampu memajukan industri tembakau dan lebih mengenal PT Taru Martani di Indonesia.

In Indonesian archeology, within the scope of Industrial Archeology studies, up to now there has never been any discussion of industry in the tobacco farming sector. This research was carried out by highlighting PT Taru Martani as one of the oldest cigar factories in Indonesia. Located in the city of Yogyakarta, PT Taru Martani has been established since 1918 so this research will provide an overview of Taru Martani's cigar production process through its material cultural remains, namely, the equipment and machines used. Considering the many types of products and the size of PT Taru Martani's industry, it has proven to be quite influential on the cigar market in Indonesia and even in several parts of the world. This research uses Kenneth Dark's method by collecting data sources from cultural remains. The data that has been collected in the form of the cigar production process is then translated into archaeological evidence by linking it to the context of space, time and research. If this entire series is interpreted, it will be answered how to reconstruct the existing cigar production process industry at PT Taru Martani. The production process at PT Taru Martani begins by making cigar cocoons from tobacco leaves from Besuki, chopping the tobacco leaves to fill them into two types (short filler and long filler), then rolling them into tobacco cocoons, then pressing them using a press machine, until they enter drying stages until the cigar is ready to be packaged. By describing the cigar production process using Industrial Archeology studies, it can be concluded that material cultural remains like this, if placed in an interpretive framework and linked to a research context, can become evidence of archaeological remains. It is hoped that this research, which provides an overview of the process of making cigars using remaining material cultural remains, can provide education and maintain existing machine remains as well as being a source of information for the archaeological record. This research could also be useful as an academic publication that is accurate and capable of advancing the tobacco industry and getting to know PT Taru Martani in Indonesia better."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wasith Albar
"Munculnya industri rokok kretek di Kudus dapat dikatakan telah muncul pada pertengahan abad ke-19 (1870) yaitu ditandai dengan hasil penemuan ramuan dari H. Djamhari. Rainuan yang pada awalnya hanya dimaksudkan untuk mengobali penyakit dadanya yang sudah menahun, dengan cara mengolesi dadanya dengan minyak cengkeh yang berhasil dibuatnya. Kesehatan H Djamhari lebih membaik lagi ketika mencoba menyembuhkan penyakitnya dengan mengunyah cengkeh. Secara mengejutkan informasi tenting diketemukannya sebuah ramuan yang dapat mengobati penyakit dada menyebar ke tengahtengah masyarakat dan akhirnya diminati banyak kalangan dalam masyarakat atas saran para anggota keluarga dan para kenalannya, H Djamhari mulai memproduksi hasil ramuannya secara massal untuk komersialisasi.
Bentuk produksi massal hasil ramuan obat H Djamhari yaitu dengan mempertimbangkan kepraktisan dan ketahanan agar hasil ramuannya dapat dinikmati sebagai obat dimanapun mereka parapemakai ingin menikmalinya. H. Djamhari berhasil menemukan sebuah cara dengan memproduksinya yaitu dengan merajang cengkeh secara halos dan mencampiunya dengan tembakau tmtuk dijadikan rokok Hasi`1 I oduksi semacam ini, akan Ieblh memudahkan dan memberikan keralanatan tersendiri bagi peminatnya dan asap rokok cengkeh (kretek) tersebut, juga akan lebih mudah dapat masuk ke dalam tenggorokan hingga ke paru-paru.
Setelah hasil ramuan obat H. Djamhari diproduksi secara macsal wrtuk diperdagangkan dan mendatangkan keuntungan Berta kesuksesan, men buat sebagian anggota masyarakat lainnya baik dari kalangan pribumi dan non-pnbumi-ingin mengikuti jejak dan membuat produksi serupa. Misalnya, dari kalangan pribumi lain Nasilah-M Nitisemito (1908), Atnzowidjojo bin Tmenodiwongso (1913), H.M. Ashadie Atrno (1914), Moectadi-menantu Almo (1926), H. Ali Asikin (1926), HM Moeslich (1927), Nadliroen Alma (1927), Rusdi Atmo (1927), H Ma'roef Roesjdi (1937), Mc. Wartono (1949), dan lain-lainnya. Sedangkan dari kalangan non-pnbumi tercatat dari kelompok NV. Trio/Maeda (1918), Nojorono (1932), dan Djaroem (1951).
Pertumbuhan dari perkembangan industri rokok kretek di Kudus didalam perjalanannya, kalangan pribumi mendapatkan pesaing dari kalangan. non pnbumi, baikl di Kudus sendiri maupun dari wilayah Timur Jawa yaitu Surabaya, Malang dan Kediri. Dimana wilayah tersebut pada awalnya, merupakan pasar terbesar bagi industri rokok kretek Kudus. Ekspansi industriawan rokok kretek Kudus ke wilayah Barat Jawa, mendapatkan saingan dari penisahaan rokok di Semarang, Cirebon , dan di Batavia.
Pada akhirya mereka dan kalangan industriawan rokok kretek pribumi di Kudus, hanya mampu sebagai penemu (inventor), hum sebagai pengembang menjadi patens (continuation, sequel atau resumption) dari hasil jerih payah mereka sebagi penemu awal. Namun, sebaliknya dari kalangan non priburni (Cina) yang datang belakangan sekitar tahun 1932 (Nojorono), semakin dapat mendasari produksi dan industri rokok kretek di Kudus. Artinya, Pengusaha pribumi memang pada awalanya sebagai `promoters", selanjutnya menjadi "parasites". Sedangkan etnis Cina dari "pariah" menjadi "paragon"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Alfajri Zulkarnaen
"ABSTRAK
Pabrik karet Gutta Percha Tjipetir ini adalah peninggalan arkeologi industry yang secara konsisten tidak berubah sejak tahun 1885, kondisi bangunan tata ruang dan alat-alat yang berada didalam pabrik tidak mengalami perubahan. Observasi arkeologi dilakukan berdasarkan tata ruang dan tata letak bangunan lalu informasi yang ada dapat digunaian untuk merekonstruksi berbagai aktifitas industri yang terjadi di pabrik karet Gutta Percha Tjipetir pada masa lalu. Penelitian ini dapat menjelaskan mengenai kelas sosial yang bisa dilihat dari bangan kerja dan tempat kerjanya.

ABSTRACT<>br>
Rubber Factory Gutta Percha Tjipetir is an industrial archaeological remain that is consistently unchanged from 1885, the buildings condition, layout and the machines remains unchanged. An archeologically observation is done according to the layout of the workspaces and buildings,and the information that has been retrieved can be used to reconstruct varieties of industrial activities occurred in Rubber Factory Gutta Percha Tjipetir in the past. This paper aims to explain social classes formed between workers based on working position and workspaces."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Haryanto; Eko Virgianto
"ABSTRAK
Semenjak dikeluarkannya peraturan pemerintah pada akhir
tahun 1990 tentang pengadaan cengkeh melalui tataniaga yang
diatur pelaksanaannya oleh BPPC (Badan Penyangga dan Pemasa
ran Cengkeh), industri rokok mengalami masa?masa yang sangat
sulit. Ditambah lagi dengan kebijaksanaan mengenai masalah
cukai, harga eceran, isi dalam setiap kemasan, gencarnya
himbauan untuk tidak merokok dan juga adanya kelesuan pasar
pada tahun 1991 menambah kesulitan bagi industri ini.
Akibat adanya kondisi yang tidak menguntungkan ini,
posisi dari PT Djarum Kudus tingkatannya menurun menjadi
kelompok menengah - besar. Hal ini dikarenakan produksinya
pada tahun 1991 menjadi 28,2 milyar batang atau dibawah 30
milyar batang (batas dan kelompok dan pabrik rokok besar).
Untuk menghadapi masa?masa sulit tersebut, PT Djarum
Kudus dituntut meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari
pengelolaan sumber daya yang ada. Dalam memasarkan produknya,
distribusi sebagai salah satu bagian dari pemasaran memegang
peranan yang sangat penting karena menyangkut tingkatan
service yang diberikan kepada konsumen dalam menyalurkan
produknya. Selain itu juga karena distribusi mempunyai
struktur biaya yang tidak kecil.
Dalam mencapai sistem distnibusi yang efisien diperlukan
suatu metode yang dapat mengatur perencanaan distnibusi rokok
secara baik. Dalam kaitan ini, salah satu alternatif yang
dapat dipergunakan adalah penggunaan metode kuantitatif dalam
menangani berbagai masalah. Integer Linear Programming dan
Economic Order Quantity yang merupakan salah satu model
management Science merupakan disiplin ilmu yang tujuannya
mengalokasikan sumber daya yang ada secara optimal dengan
memperhatikan kendala yang ada.
Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk
mengetahui sampai seberapa jauh Integer Linear programming
dan Economic Order Quantity dapat digunakan sebagai dasar
untuk meningkatkan efisiensi pada bidang distribusi khususnya
pada Pusat Perwakilan Rokok (PPR) Djarum Jakarta. penerapan
Integer Linear Programming terutama digunakan dalam bidang
transportasi yaitu pemilihan jenis kendaraan truk dan Pusat
Perwakilan Rokok Jakarta ke agen-agen tunggal maupun agen
banyak. Sedangkan Economic Order Quantity digunakan dalam
menentukan besarnya order dan kudus ke Pusat Perwakilan
Rokok Jakarta.
Aplikasi Integer Linear Programming dan Economic Order
Quantity pada Pusat Perwakilan Rokok Djarum Jakarta memberi
kan solusi yang cukup besar bedanya dibandingkan dengan
sebelumnya. Pada biaya transportasi terjadi peningkatan
efisiensi hingga 24%. Sedangkan pada biaya pemesanan dan
Periyimpanan terjadi peningkatan efisiensi hingga 9%.
Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa penerapan Integer Linear Programming dan Economic
Order Quantity
Sangat berguna dalam meningkatkan efisiensi biaya distnibusi.
untuk itu diharapkan penerapan Integer Linear Programing dan
Economic Order Quantity ini tidak hanya digunakan pada Pusat
Perwakilan Rokok Jakarta tapi juga pada Pusat Perwakilan
Rokok lainnya yang dimiliki PT Djarum Kudus."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karyamantha Surbakti
"Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon merupakan benteng peninggalan bangsa Portugis di bumi Maluku. Benteng yang dibangun pada tahun 1575 M tersebut, mengalami proses budaya dan narasi kesejarahan yang panjang hingga saat sekarang ini kompleks di dalam Benteng Nieuw Victoria dijadikan lahan markas militer Kodam XVI Pattimura Ambon. Masih sedikit literatur yang membicarakan tentang bagaimana pengelolaan terhadap Benteng Nieuw Victoria Kota Ambon dan seperti apa peran stakeholder (pemangku kepentingan) dalam usaha pelestariannya. Tesis ini berusaha mengisi celah yang ada dalam menampilkan informasi, nilai-nilai penting apa saja yang dapat diuraikan pada Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon dan bagaimana usaha untuk menelaah persepsi dari berbagai stakeholder tersebut demi kelestarian dan pengelolaan yang baik. Tidak luput juga melihat dinamika pengelolaan di lapangan antara banyak pihak yang bersinggungan dengan benteng tersebut seperti Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov)/ Pemerintah Kota Ambon (Pemkot), Komando Daerah Militer (Kodam) XVI Pattimura, Akademisi, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia ( IAAI) Komisi Daerah (Komda) Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampapua), dan masyarakat lainnya. Diperoleh sebuah pemahaman dan formulasi tertentu terhadap studi ini yaitu terdapat sebuah kenyataan di lapangan bahwa ada suatu tinggalan warisan budaya (heritage) masih digunakan secara luas oleh militer. Pertimbangan oleh beragam stakeholder lainnya terkait pengelolaan dan pemanfaatan semisal kemungkinan melakukan take over (pengambilalihan) oleh pemerintah baik Pemprov maupun Pemkot terhadap Benteng Nieuw Victoria guna memudahkan pengawasan dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan sebesar-besar untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Materi spesifik yang coba diujikan dalam tesis ini adalah bagaimana melihat sebuah korelasi (hubungan) antara usaha pencarian nilai-nilai penting (studi signifikansi) dengan upaya pelestarian yang hendak diskemakan oleh pemerintah terhadap Benteng Nieuw Victoria, apakah telah memenuhi setiap unsur-unsur dan tahap-tahap pelestarian yang diamanatkan oleh Undang-Undang Cagar Budaya (UU. CB). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara pengumpulan data meliputi observasi (pengamatan) terhadap objek benteng dan masyarakat yang tinggal di sekitar benteng, melakukan studi pustaka, serta mengadakan wawancara untuk menggali harapan dan keinginan pelbagai pihak. Pengolahan datanya menggunakan teknik coding dan triangulasi.

Fort Nieuw Victoria in Ambon City is a fortress of the Portuguese in the Maluku (Moluccas Province). The fortress, built in 1575 AD, undergoes a long historical cultural process and historical narrative to the present day complex within the Fort Nieuw Victoria used as the military headquarters of Kodam XVI Pattimura Ambon. There is still little literature on how to manage Fort Nieuw Victoria and what the role of stakeholders in conservation efforts. This thesis seeks to fill in the gap in information display, what significance values can be described in Fort Nieuw Victoria in Ambon and how to examine the perceptions of various stakeholders for the sake of good preservation and management. Also particularly, see the dynamics of management in the field between many parties who intersect with the fort like; Provincial Government of Maluku/ Municipal Government of Ambon, Military Regional Command (Kodam) XVI Pattimura, Academics, Association of Indonesian Archaeologists (IAAI) Regional Commission Sulawesi Maluku and Papua (Sulampapua), and other communities. There is a certain understanding and formulation of this study that is a reality a heritage remains still widely used by the military. Consideration by various other stakeholders related to the management and utilization such as the possibility of taking over by the government of both the Provincial Government and the Municipal Government towards Fort Nieuw Victoria in order to facilitate supervision in the effort of conservation and utilization for the benefit of science and culture. The specific material that is tried to be tested in this thesis is how to look at a correlation between the quest for significance values and the conservation efforts that the government is trying to protect against Fort Nieuw Victoria, whether it has fulfilled every element and stage a conservation stage mandated by the Undang-Undang Cagar Budaya. This research method uses qualitative approach by collecting data include observation to the object (fort) and the people who lived around the fort, do literature study, and conduct interviews to explore the arguments and hopes of various parties. Data processing using coding and triangulation techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Rahmadina
"ABSTRACT
Permasalahan utama dinding bangunan cagar budaya umumnya diakibatkan oleh kelembaban tinggi yang dikandungnya. Walaupun demikian, bangunan cagar budaya sarat akan nilai sejarah yang tinggi sehingga adaptive reuse menjadi salah satu metode untuk memperbaiki kondisi bangunan dan menghidupkannya kembali dengan fungsi baru. Sehingga tantangan utamanya yaitu bagaimana menyuntikkan fungsi baru pada bangunan tanpa menghilangkan nyawanya yang termanifestasi melalui materialnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlakuan dan penggunaan material pelapis dinding yang dapat menjawab tantangan tersebut. Material pelapis dinding yang dianalisis yaitu plaster dan cat pada Kedai Seni Djakarte yang digunakan sebagai studi kasus arsitektur adaptive reuse. Dalam skripsi ini ditemukan bahwa penggunaan plaster dan cat dengan material properties tertentu dapat menunjang pertahanan nyawa bangunan.

ABSTRACT
The main issue faced by the walls of heritage buildings is its high level of humidity, especially for those located in a tropical climate. Despite their degradation over time, the historical significance possessed by heritage buildings necessitate the adaptive reuse of these buildings for a new function. Therefore architects are faced with the ultimate challenge what kinds of treatment and application of wall finishing materials are required in order to inject new function to heritage buildings without losing their soul as manifested through their materials. This paper aims to analyze specifically the treatment and application of wall finishing materials in achieving said objectives of adaptive reuse. In this case, the wall finishes materials studied are plasters and paints in Kedai Seni Djakarte as the case study. It is found that by using plasters and paints with certain material properties, it can best preserve the soul of the building. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Nugraha
"ABSTRAK
Kajian arkeologi industri memberikan pemahaman dan gambaran akan kehidupan sosial masyarakat industri masa lalu. Objek kajian arkeologi industri berupa artefak, struktur, atau bangunan bekas kegiatan industri. Pada masa kolonial, banyak industri didirikan di Indonesia, dan salah satunya adalah industri gula. Industri gula yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pabrik Gula Kalibagor di Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini membahas tentang tata ruang emplasemen pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi dan kehidupan sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Kalibagor pada masa lalu. Semua itu dapat diketahui dari pola keletakkan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRACT
Industrial archaeology review provides an understanding and the description about the social life of the past industrial society. The object of the study of industrial archaeology is in the form of artifacts, structures, or former buildings of the industrial activity. During the colonial period, many industries were established in Indonesia, and one of which was a sugar industry. The sugar industry that becomes the object of this research is the Kalibagor sugar factory at Banyumas, Central Java. This study discusses the factory spatial emplacement which is related to the production and social life activity that is presented in the industrial environment at Kalibagor sugar factory in the past. All can be known by the layout pattern of the buildings in factories emplacement."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irpan Ripandi
"Pekojan merupakan bagian dari kawasan kota Tua Jakarta yang telah ditetapkan statusnya sebagai cagar budaya oleh Gubernur DKI Jakarta. Namun demikian penetapan itu tidak memuat nilai penting apa yang menjadi dasar penetapannya sebagaimana diatur dalam UU CB 2010. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi nilai penting yang terkandung di dalam setiap bangunan, menetapkan peringkatnya dan karakter budayanya. Teknik  penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara studi pustaka dan lapangan, wawancara dengan pihak terkait, dan perbandingan arsitektural sehingga dapat menentukan nilai penting dan peringkat pada tiap bangunan. Hasil kajian menunjukkan bahwa bangunan-bangunan yang ada memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai cagar budaya  karena memiliki salah satu atau kombinasi dari nilai-nilai sejarah, ilmu pengetahuan, agama, dan kebudayaan. Kajian ini dapat memberi kontibusi bagi upaya menentukan kebijakan pelestarian bangunan-bangunannya secara tepat.

Pekojan is part of the Kota Tua Jakarta area which has been designated as a cultural heritage by the Governor of DKI Jakarta. However, the stipulation does not contain the significance value that becomes the basis for its determination as stipulated in the 2010 law of cultural heritage. This research is intended to identify the significance values contained in each building, determine its level of significance and cultural character. The research technique uses a qualitative approach through literature and field studies, interviews with related stakeholders, and architectural comparisons so that it can determine the significance and level of significance of each building. The results of the study show that the existing buildings meet the requirements to be designated as cultural heritage because they have one or a combination of historical, scientific, religious, and cultural values. This study can contribute to the effort to determine the appropriate policies for the preservation of buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Rasyid
"Hubungan manusia dan tempat yang saling membutuhkan membuat kawasan Glodok tidak dapat hanya dilihat sebagai kawasan dengan warisan budaya sebagai kawasan etnis Tionghoa tetapi juga realitas di dalamnya yang berisi dengan keseharian manusia. Manusia dengan budaya dan nilai-nilainya akan membentuk identitas pada sebuah place. Place identity adalah struktur kognitif kompleks yang melibatkan sikap, nilai-nilai, pemikiran, keyakinan, makna, dan kecenderungan perilaku individu terhadap suatu place. Skripsi ini mengkaji bagaimana hubungan manusia dan place identity dan mengidentifikasi place identity dalam konteks kawasan Glodok. Melalui studi kasus di kawasan Glodok, penulis ini mengurai prinsip-prinsip place identity pada kawasan Glodok dan bagaimana hal tersebut membentuk place identity kawasan ini. Hasil penelitian ini menggugah bagaimana identitas pada Glodok sebagai place tercermin dari kehidupan, aktivitas, dan budaya dari manusia yang ada di dalamnya.

The interdependent relationship between humans and a place makes Glodok not merely a neighborhood with cultural heritage as a Chinese ethnic area, but also a reality within it of the daily lives of its people. Humans, with their cultures and values, contribute to shaping the identity of a place. Place identity is a complex cognitive structure that involves attitudes, values, thoughts, beliefs, meanings, and behavioral tendencies of individuals towards a place. This thesis examines the relationship between humans and place identity and identifies place identity within the context of Glodok. Through a case study conducted in Glodok, the author unravels the principles of place identity in the area and how they shape the place identity of Glodok. The research findings highlight how the identity of Glodok as a place is reflected through the lives, activities, and culture of the people within it. Overall, this research provides valuable insights into the interplay between humans and a place in the context of Glodok. The findings emphasize the significance of human presence, their activities, and their culture in shaping the identity of a place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agi Ginanjar
"Disertasi ini membahas komunikasi cagar budaya pada remaja, khususnya informasi cagar budaya yang disajikan dalam narasi underdog, topdog, dan faktual di kawasan Trowulan. Tujuan penelitian dalam disertasi ini adalah untuk membuktikan pengaruh informasi cagar budaya peninggalan Majapahit dalam bentuk narasi tersebut pada sikap, intensi berkunjung, dan kebanggaan publik. Penelitian ini menggunakan disain eksperimen 3 x 2 beetwen partisipan.
Temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh informasi cagar budaya dalam bentuk narasi topdog secara langsung meningkatkan sikap dan intensi berkunjung partisipan pada peninggalan Majapahit di Trowulan. Selain itu, informasi cagar budaya dalam bentuk narasi topdog juga meningkatkan kebanggaan partisipan terhadap Indonesia.

This dissertation discusses the communication of cultural heritage in adolescents, particularly cultural heritage information presented in the narrative of the underdog, topdog, and factual in Trowulan. The objective of the research in this dissertation is to verify the influence of information on Majapahit cultural heritage in the form of narration on public attitude, visit intention, and pride. The research used 3x2 experiment design between participants.
The findings of the research verified that the influence of cultural heritage information in the form of topdog narration directly increased the participants? attitude and visit intention on the Majapahit relics in Trowulan. Additionally, topdog narration formed cultural heritage information also increased the participants pride on Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>