Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ligia Emila
"Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di Jepang dan surplus tenaga kerja di Indonesia, 30 tahun lalu kedua negara mengembangkan program magang "Ginou Jisshu". Selama magang, peserta yang memiliki karakteristik individu berbasis budaya Indonesia terpapar dengan budaya kerja Jepang. Oleh karenanya dalam pelaksanaan program Ginou Jisshu diberikan Technical Internship Technical Program (TITP) yang mengajarkan bahasa dan budaya Jepang. Penelitian dilakukan untuk memahami bagaimana TITP meningkatkan kompetensi dan daya saing pesertanya. Tiga variabel eksternal digunakan, yakni karakteristik individu, budaya kerja Jepang dan pendidikan-pelatihan untuk dipahami pengaruhnya terhadap dua variabel internal, yakni kompetensi dan keunggulan bersaing individu. Peneliti juga menambahkan variabel moderasi self-efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana pendidikan pelatihan TITP menciptakan kompetensi dan daya saing individu dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas 2045. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner Google Form yang dijawab oleh 400 alumni Ginou Jisshu di 38 provinsi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan PLS-SEM. Dari 14 hipotesis parsial yang diajukan, lima hipotesis efek langsung diterima, dan dua hipotesis moderasi diterima, sementara dua hipotesis efek langsung ditolak, dan lima hipotesis moderasi ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu tidak signifikan mempengaruhi kompetensi dan keunggulan kompetitif individu, dengan pengaruh negatif pada kompetensi dan positif pada keunggulan kompetitif. Budaya kerja Jepang berpengaruh positif signifikan terhadap kompetensi dan keunggulan kompetitif individu. Sementara pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif signifikan pada kompetensi, namun negatif tidak signifikan pada keunggulan kompetitif. Kompetensi berpengaruh positif tapi tidak signifikan pada keunggulan kompetitif. Efikasi diri memoderasi karakteristik individu dan budaya kerja Jepang terhadap kompetensi, dan tidak mampu memoderasi pengaruh lainnya, namun semua moderasi yang ditemukan tidak signifikan. Solusi yang diberikan oleh penelitian untuk pengembangan TITP adalah rekomendasi penambahan materi kewirausahaan dan karakteristik individu dalam kurikulum TITP dalam jangka pendek dan jangka menengah, sedangkan untuk materi hard skill yang sesuai dengan sektor magang memang harus diberikan namun tentunya dengan bantuan dari pihak Jepang.

To overcome the labor shortage in Japan and the labor surplus in Indonesia, 30 years ago the two countries developed the "Ginou Jisshu" apprenticeship program. During the internship, participants who have individual characteristics based on Indonesian culture are exposed to Japanese work culture. Therefore, in implementing the Ginou Jisshu program, a Technical Internship Technical Program (TITP) is provided which teaches Japanese language and culture. Research was conducted to understand how TITP increases the competency and competitiveness of its participants. Three external variables are used, namely individual characteristics, Japanese work culture and education-training to understand their influence on two internal variables, namely competence and individual competitive advantage. Researchers also added the moderating variable self-efficacy. This research aims to answer how TITP training education creates individual competency and competitiveness in order to support the vision of a Golden Indonesia 2045. This research used a quantitative approach with a Google Form questionnaire which was answered by 400 Ginou Jisshu alumni in 38 provinces in Indonesia. Data were analyzed using PLS-SEM. Of the 14 partial hypotheses proposed, five direct effect hypotheses were accepted, and two moderation hypotheses were accepted, while two direct effect hypotheses were rejected, and five moderation hypotheses were rejected. The research results show that individual characteristics do not significantly influence individual competency and competitive advantage, with a negative influence on competency and a positive influence on competitive advantage. Japanese work culture has a significant positive effect on individual competency and competitive advantage. While education and training have a significant positive effect on competence, they have an insignificant negative effect on competitive advantage. Competence has a positive but not significant effect on competitive advantage. Self-efficacy moderates individual characteristics and Japanese work culture on competence, and is unable to moderate other influences, but all moderation found is not significant. The solution provided by research for the development of TITP is a recommendation to add entrepreneurship material and individual characteristics to the TITP curriculum in the short and medium term, while hard skills material that is appropriate to the internship sector must be provided, but of course with assistance from Japan."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ediana Yusuf
"ABSTRAK. Kedatangan comodor Ferry ke Jepang pada tahun 1858 pada mulanya hanya ingin mengadakan hubungan perdagangan dengan Jepang, tetapi kemudian juga mempunyai tujuan untuk membuka Jepang supaya mau berhubungan dengan negara lain. Kedatangan yang pertama ini tidak membuahkan hasil dan baru pada kedatangannya yang kedua yaitu tahun 1854, Amerika dapat memaksa Jepang untuk perjanjian persahabatan yang kemudian disusul dengan perjanjian perdagangan. Pada masa pemerintah Meiji, Jepang mulai sadar bahwa perjanjian yang dibuat dengan Amerika sangat merugikannya. Oleh karena itu pemerintah mengirim utusannya ke Amerika dan Eropa untuk merevisi perjanjian. Sementara itu, mereka banyak mengamati kebudayaan Barat dan apa yang mereka lihat nantinya mempunyai pengaruh besar terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah Jepang. Pemerintah kemudian memusatkan perhatiannya akan modernisasi untuk memelihara ke1angsungan posisi internasional. Maka penting sekali untuk memordenisasikan atau mewesternisasikan negaranya untuk pelaksanaannya. Ada tiga langkah yang dilaksanakan dan harus di perhatikan yaitu: Landeform, meluaskan militer dan pendidikan. Untuk memperkuat penghasilan nasional, Jepang perlu membenahi dan memperkuat sistem pajaknya. Langkah selanjutnya dengan memperluas kekuatan militer, dimana fasilitas untuk pabrik-pabrik senjata yang digunakan untuk perang. Perluasan dari fasilitas militer ini akhirnya mendorong perkembangan industri yang akhirnya dapat mendorong kemajuan ekonomi nasional. Langkah yang ketiga ialah pendidikan dengan diambilnya tindakan positif oleh pemerintah mengenai sistim pendidikan untuk masyarakat. Untuk tercapainya tujuan memodernisasikan negaranya, Jepang kemudian mengirim pelajar -pelajarnya untuk belajar di luar negeri. Pelajar -pelajar yang mempelajari barat ini sekembalinya ke negerinya, memberikan sumbangnya pada masyarakat Jepang. Mereka menganjurkan supaya jepang meninggalkan cara berpikir dan cara bertindak mereka yang masih tradisional dan menggantinya dengan cara_ modern. Hal ini dapat dipahami karena Jepang terisolasi dari dari dunia luar selama 250 tahun, tetapi dari segi lain hal ini dapat membuat Jepang membentuk kepribadian nasionalnya dengan kuat. Sarjana-sarjana Jepang yang bertujuan ingin memajukan bangsanya lni banyak yang terhimpun dalam gerakan pencerahan, salah satu diantaranya adalah Mori Arinori. Mori terkenal sebagai penganjur modernisasi. la yang belajar di Inggris, mengamati kehidupan masyarakat dan sosial di sana. Setelah ia bersekolah di Inggris, ia juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi Amerika sehubungan dengan tugasnya sebagai perwakilan diplomatik Jepang. ia juga banyak mengamati kehidupan di Amerika, salah satu bukunya mengenai Amerika yaitu Life and Resources in Amerika, merupakan buku yang terlengkap yang menceritakan tentang Amerika di Jepang dan yang ditulis oleh orang Jepang. Dalam banyak tulisannya di media masa, Mori merupakan seorang penganjur yang memperkenalkan kebudayaan dan permikiran barat kepada rakyat. Dalam tulisan-tulisannya itu, Mori cukup berani untuk mengkritik pemerintah yang dianggapnya belum dapat menghilangkan sisa-sisa feodalnya, baik itu di dalam menjalankan sistim pemerintahannya maupun dalam pelayanan masyarakat. Tindakan Mori yang seperti ini dianggap sebagai tindakan yang berani, karena pada mass itu mengkritik pemerintah masih merupakan hal yang tabu. Mori juga dikatakan sebagai Orang barat yang lahir di Jepang atau Tokoh yang kebarat-baratan. Gelar ini diberikan oleh sahabat Mori yaitu Ito Hirobumi. Memang dalam menjalankan kebijaksanan-kebijaksanannya, Mori terkadang terlalu Barat dalam memandang sesuatu. Misalnya pada waktu Mori mengusulkan dihapuskannya pemakaian bahasa Jepang dan menggantinya dengan bahasa Inggris (Kokugo Haishi Ego Saivoron), sebenarnya hal ini merupakan tindakan yang tergesa-gesa dari Mori tetapi ini semua berangkat dari keinginannya untuk secara cepat dapat memajukan bangsanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Japan: The Japan Institute for Labour Policy and Training, 2012
331.095 2 LAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspita Nur
"Yakuza sebagai organisasi kriminal di Jepang, yang berawal hanya bekerja sebagai pedagang dan penjudi, meluas dan berkembang ke dalam bisnis lainnya, seperti perjudian, penyelundupan narkotika, dan prostitusi. Usaha Yakuza dalam perkembangan bisnis mereka tidak lepas dari adanya perluasan jaringan yang mereka buat dengan pihak-pihak luar yang terkait dan cara kerja Yakuza agar semua bisnis mereka dapat terus berjalan. Skripsi ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Melalui analisis ini, terlihat cara dan sistem yang di gunakan Organisasi Yakuza sebagai organisasi kriminal agar bisnis mereka dan keberadaan Yakuza di dalam masyarakat Jepang terus berkembang. Yamaguchi-gumi, organisasi Yakuza terbesar di Jepang menjadi pembahasan di dalam skripsi ini.

Yakuza, as a criminal organization in Japan, started off with trading and gambling, which then expand to other businesses such as smuggling drugs and prostitution. In developing their business, The Yakuza expand their business networks with other interconnected parties within their business scope. And to make sure that their business continues to run, the attitude of The Yakuza is also important. This is a qualitative research that uses the descriptive-analytic method. This analysis shows the ways and system that are being used by The Yakuza as a criminal organization, in order to attain their business and to flourish their existence in the Japanese Society. As the biggest Yakuza organization, Yamaguchi-gumi became the main of this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Rustam
"ABSTRAK
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan metode kajian kepustakaan dan studi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui dinamika kehidupan mantan kenshusei asal Indonesia ketika bekerja disektor perikanan Jepang.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kurang tersosialisasinya dengan baik kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang melalui JITCO (Japan International Training Coorpoation). Sehingga dalam penelitian ini bisa disimpulkan bahwa mekanisme proses pemagangan belum sepenuhnya transparan sejak keberangkatan hingga penempatan kenshusei di Jepang, terutama yang berkaitan dengan sosialisasi JITCO yang belum merata atau meluas. Transparansi perihal kontrak kerja, upah kerja, hak dan kewajiban peserta magang juga tidak tersosialisasikan dengan baik dan tujuan dari alih teknologi belum tercapai secara maksimal. Kebanyakan pekerja magang terkonsentrasi pada perusahaan kecil dan menengah yang pekerjaannya mempunyai sifat 3K (Kitanai, Kitsui , dan Kikien) yang juga merupakan pekerjaan yang di kurang di minati oleh orang Jepang, selain itu kenshusei Indonesia di sektor perikanan mendapatkan upah yang lebih murah.

ABSTRACT
This research is a descriptive research using literature and field studies which aims to understand the dynamics of former Indonesian kenshusei life while working on Japanese fisheries sector.
The result of this research showed that there is a lack of socialization in the policies issued by Japanese government through JITCO. Therefore, based on this research, it can be concluded that internship process mechanism has not been fully transparent from the departure until the placement of kenshusei in Japan, primarily related to the socialization of JITCO that is not evenly distributed or widespread. Transparency concerning employment contracts, employment wage rights and obligations of trainees is also not socialized very well, and the goal of the technology transfer has not reached its maximum Most of the interns are concentrated in small and medium enterprises whose nature of work is 3D (Dirty, Dangerous and Demeaning) which is also a kind of work that is less desirable by the Japanese. Besides that, Indonesia's kenshusei on fisheries sector receive lower wages."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Takayama, Hisatake
Jakaarta: Departemen Perindustrian, 2009
338.476 TAK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Sharfina
"Mahasiswa merupakan generasi kritis yang memiliki ide-ide maju. Hal ini membuat membuat banyak dari mereka yang memiliki ketertarikan untuk berkarir sebagai wirausaha. Namun, menurut berbagai sumber data, belum banyak bisnis mahasiswa yang mampu memiliki keunggulan bersaing dari para kompetitor. Maka, tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh market orientation terhadap competitive advantage pada bisnis yang dijalankan oleh mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui Google Form kepada responden, yaitu mahasiswa Universitas Indonesia program sarjana yang memiliki bisnis minimal satu tahun berjalan. Penelitian ini mendapatkan total 128 responden yang berkontribusi. Analisis data kemudian dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan analisis regresi. Dari hasil pengumpulan data, disimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Indonesia sebagian besar telah menerapkan market orientasi pasar dalam menjalankan bisnisnya, sehingga mampu membangun keunggulan bersaing bisnis. Berdasarkan hasil analisis data, market orientation melalui kedua dimensinya, berpengaruh terhadap competitive advantage.

Students are a critical generation who have advanced ideas. This makes many of them interested in pursuing a career as an entrepreneur. However, according to various data sources, not many student businesses are able to have a competitive advantage over their competitors. So, the purpose of this writing is to see the influence of market orientation on competitive advantage in businesses run by University of Indonesia students. This research uses quantitative methods with purposive sampling techniques. This research was conducted by distributing questionnaires via Google Form to respondents, namely University of Indonesia undergraduate students who have had a business running for at least one year. This research received a total of 128 respondents who contributed. Data analysis was then carried out using SPSS with regression analysis. From the results of data collection, it was concluded that most of the University of Indonesia students had implemented a market orientation in running their business, so they were able to build a competitive business advantage. Based on the results of data analysis, market orientation, through its two dimensions, influences competitive advantage."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurul Amalia
"Tugas Akhir ini disusun untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang terjadi di PT.3X, sebagai perusahaan kontraktor dengan budaya keluarga, yang bergerak di bidang Sipil, Mekanikal, dan Elektrikal dengan pelanggan ldmusus perusahaan Multinasional Oil & Gas, serta upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan yang tetjadi di PT.3X tersebut. Dari analisis berdasarkan interview yang dilakukan, diketahui bahwa masalah utama PT.3X ini berkaitan dengan masalah kompetensi para karyawannya khususnya para engineernya, dimana masalah kompetensi ini dapat ditingkatkan dengan mcnerapkan budaya belajar, baik melalui pengembangan dan peningkatan skill dan kompetcnsi para engineer dengan memberikan program Training Skill dart Kompetensi, maupun peningkatan skill dan kompetensi melalui coaching, mentoring, diskusi, seminar ataupun menciptakan budaya berbagi dengan memanfaatkan sistem pada data server dan intranet.

This linal project in order to get cleareance of description about the problem that happened in 3X Company, as a contractor company with family business culture, and their core business are civil, mechanical and electrical for oil & gas companyas customer, and some effort to overcome the problem that happened in 3X Company. Base on result analysis fiom interview data, we know that the core problem in 3X Company be related with competencies problem of their employees. especially their engineers, and this competencies problem can improvement by implementation of learning culture for developing and improving their skills and competencies, by coaching, mentoring, discussion, seminar or create sharing culture with using server data system and intranet."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34110
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>