Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Disa Ayu Saraswati
"Self-disclosure di media sosial kini menjadi semakin lazim, tetapi dibarengi dengan risiko negatifnya. Mindfulness, yang berfokus pada kesadaran saat ini, dapat mengatasi risiko- risiko ini, meskipun hubungan langsungnya belum diketahui dengan baik. Di sisi lain, fear of missing out (FoMO), sebuah fenomena yang menjadi umum, diketahui memengaruhi online self-disclosure. Penelitian ini mengusulkan bahwa FoMO memediasi hubungan antara mindfulness dan online self-disclosure. Untuk mengukur ketiganya, peneliti menggunakan alat ukur Revised Self-Disclosure Scale (Wheeles & Grotz, 1976), Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) (Brown & Ryan, 2003) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Yusainy (2019), dan Online Fear of Missing Out (ON-FoMO) (Sette et al., 2020) yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Kurniawan dan Hardianti (2022). Penelitian pada 140 dewasa muda di Indonesia menunjukkan bahwa FoMO memediasi hubungan keduanya dalam hal kedalaman, tetapi tidak dalam hal kesediaan, jumlah, valensi, dan keakuratan online self-disclosure. Selanjutnya, ditemukan juga hubungan langsung yang kuat antara mindfulness dan valensi dari online self-disclosure. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk meneliti hubungan ini pada konteks media sosial dan jenis akun yang spesifik sehingga dapat mengontrol faktor-faktor yang dipengaruhi oleh jenis media sosial dan akun tertentu, seperti audiensi, privacy concern, dan anonimitas.

Self-disclosure on social media is increasingly common, yet it carries negative risks. Mindfulness, which emphasizes present awareness, could counters these risks, though their direct relationship is not well understood. Additionally, fear of missing out (FoMO), a prevalent phenomenon, is known to influence self-disclosure. Revised Self-Disclosure Scale (Wheeles & Grotz, 1976), Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) (Brown & Ryan, 2003) that were adapted to Indonesian by Yusainy (2019), and also Online Fear of Missing Out (ON-FoMO) (Sette et al., 2020) that were adapted to Indonesian by Kurniawan and Hardianti (2022) were used to assess online self-disclosure, mindfulness, and FoMO respectively. This research suggests that FoMO mediates the relationship between mindfulness and online self-disclosure. The result shows that FoMO mediates this relationship regarding depth, but not the intent, amount, valence, and accuracy of online self-disclosure. Furthermore, it also shows a strong direct effect of mindfulness on the valence of online self-disclosure. It is suggested that the following researches explore this relationship within the context of specific social media and account types, thus controlling the factors that are influenced by certain types social media and account, such as audience, privacy concern, and anonimity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ircham Maulana
"Beberapa tahun terakhir, banyak remaja di Indonesia yang tinggal hanya dengan orang tua tunggal terutama dengan ibu, tanpa kehadiran pengasuhan dari ayah remaja berisiko mengalami perilaku agresif. Maka dari itu, penelitian ini hendak melihat hubungan mindfulness dengan perilaku agresif pada remaja akhir yang tidak mendapat pengasuhan dari ayah. Dengan menggunakan metode kuantitatif korelasional, penelitian ini melibatkan 150 partisipan (N=150) yang berusia 17-22 tahun di wilayah Jakarta dan Jawa barat. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buss & Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) untuk mengukur perilaku agresif dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) untuk mengukur mindfulness. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara mindfulness dan perilaku agresif (r = - 0,402; p < ,000; one-tailed). Temuan menekankan pentingnya penerapan mindfulness dalam menurunkan perilaku agresif pada remaja.

In recent years, many adolescents in Indonesia who live only with single parents, especially with mothers, without the presence of care from fathers, adolescents are at risk of experiencing aggressive behavior. Therefore, this study aims to examine the relationship between mindfulness and aggressive behavior in late adolescents who do not receive care from their fathers. Using quantitative correlational method, this study involved 150 participants (N=150) aged 17-22 years old in Jakarta and West Java. The measuring instruments used in this study are Buss & Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) to measure aggressive behavior and Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) to measure mindfulness. The results showed that there was an insignificant negative relationship between mindfulness and aggressive behavior (r = - 0.402; p < .000; one-tailed). The findings emphasize the importance of implementing mindfulness in reducing aggressive behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniya Mufida Zahra
"Dalam dinamika media sosial, tekanan mempertahankan citra positif dapat memicu perasaan rendah diri, sementara ketakutan tertinggal mendorong keterlibatan berlebihan, berpotensi memengaruhi kesejahteraan mental pengguna. Pemahaman mendalam terhadap interaksi kompleks ini esensial untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang dan positif terhadap penggunaan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dengan harga diri pada dewasa awal (usia 18-25 tahun) pengguna media sosial di DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan sampel sebanyak 108 responden dewasa awal pengguna media sosial di DKI Jakarta, yang dipilih secara purposive sampling melalui media social. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Analisis statistik chi-square pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat harga diri dengan perasaan FoMO dalam konteks penggunaan media sosial kelompok dewasa awal di wilayah DKI Jakarta (p = 0,120; α = 0,05). Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan FoMO seperti alasan penggunaan media sosial, jenjang pendidikan terakhir, status ekonomi dan sosial, ketergantungan pada penilaian orang lain, dan keterbatasan dalam penggunaan media sosial.

In social media, efforts to maintain a positive image can lead to low self-esteem, while the fear of missing out (FoMO) may drive excessive usage, potentially affecting mental well-being. This study aims to explore the relationship between FoMO and self-esteem in early adults using social media in DKI Jakarta (ages 18-25). A cross-sectional method was employed with a sample of 108 respondents, selected through purposive sampling on social media. The research instruments included the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Chi-square analysis indicates no significant influence between self-esteem and FoMO levels among early adult social media users in DKI Jakarta (p = 0.120; α = 0.05). The subsequent research is suggested to delve into the respondents' identities, such as occupation, education level, and reasons for using social media, as well as exploring the extent to which variables may be interconnected."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Naurah Putri
"Masyarakat era digital menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan dalam kehidupan sehari-harinya. Golongan usia emerging adult merupakan golongan usia yang paling aktif menggunakan media sosial di Indonesia. Tingginya aktivitas bermain media sosial dapat mengarah pada munculnya tingkah laku problematic social media use (PSMU) dan fear of missing out (FoMO) yang berkaitan dengan rendahnya tingkat mindfulness. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran variabel FoMO sebagai mediator dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU. Penelitian ini melibatkan 135 partisipan berusia 18-24 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), dan FoMO Scale. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa FoMO berperan sebagai mediator secara parsial dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU (ab = -0,05, SE = 0,02, CI 95% = [-0,09, -0,01]). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika mindfulness tinggi, maka tingkat FoMO akan menurun, yang selanjutnya akan turut menurunkan tingkat PSMU.

People in the digital era use social media for various purposes in their daily lives. The emerging adult age group is the age group most actively using social media in Indonesia. The high activity on social media can lead to the emergence of problematic social media use (PSMU) behavior and fear of missing out (FoMO) which is related to low levels of mindfulness. This study aims to examine the role of the FoMO as a mediator variable in the relationship between mindfulness and PSMU. This study involved 135 participants aged 18-24 years. The measuring instruments used in this study are Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), and FoMO Scale. The results of the mediation analysis indicate that FoMO partially mediates the relationship between mindfulness and PSMU (ab = -0.05, SE = 0.02, 95% CI = [-0.09, -0.01]). The results of this study show that when mindfulness is high, the level of FoMO will decrease, which in turn will also reduce the level of PSMU."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Yuri Ananda
"ABSTRAK
Bentuk keragaman masyarakat Indonesia sangat dipengaruhi oloh
perbedaan latar belakang budaya séhingga menghadirkan bentuk komunikasi yang mindless alan kecgmasan dan ketidalcpastian di dalam interaksi komunikasi, terutama antara etnis Thionghoa dan non Tionghoa. Meski begitu, adanya perubahan kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada hubungan antar kedua etnis berdampak positiff Adanya perubahan pola pikir antar kedua masyarakat mampu mencairkan hubungan komunikasi yang ada. Sikap mindfullness antar Iceduanya mulai membuka titik terang dengan memudamya bentuk kecemasan ,dan ketidakpastian dalam proses komunikasi antar etnis. Proses interaksi tersebut menjadi ide utama tesis ini. Tesis ini mexjelaskan proses interaksi antar etnis dengan menggunakan Tabloid Hi Young Mandaxin sebagai entry pain untuk mengetahui proses komunikasi antar kedua etnis, sehingga jawaban atas pertanyaan penelitian dapat ditemukan di dalam penelitian

Abstract
Variety of Indonesian society is quite vivid. The variety which is
influenced 'by different background and culture presents mindless communication in communication interaction between Chinesse and indigeneous people So far, there is changing atmosfer that is beglm by the govemment policy. Governmmt policy changing results positive communication between them The result of government policy influences the thinglcing space and point of view between Chinesse and indigenous society in their daily communication From this part, mindfullness atmosfer appears between these two ethnics that decreases uncertainty and anxious relation in communication interaction The changing communication &om mindless to mindfulness communication is the main problem disscused by this thesis. To begin the research, this thesis uses Hi Yormg Mandarin Tabloid as the entry point to explain the process of communication between two ethnics, which is purposed to answer research questions."
2011
T29391
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Rizki Kuswisnu Wardani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara adult attachment dan komitmen pada emerging adult yang sedang berpacaran. Sebanyak 203 responden mengisi kuesioner alat ukur adult attachment (Experience in Close Relationship) dan komitmen (Commitment Inventory). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara adult attachment dan komitmen (r = -.269, p = .000). Hal ini berarti, semakin rendah adult attachment, semakin tinggi komitmen yang dimiliki. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen dengan kategori adult attachment, yaitu secure, preoccupied, dismissive, fearful ( p > 0,5).

The aim of this research was to examine the relationship between adult attachment and commitment among dating emerging adult. A total 203 respondent completed questionnaires on adult attachment (Experience in Close Relationship) and commitment (Commitment Inventory). In this research, the result points out a negative and significant relationship between adult attachment and commitment (r = -.269, p = .000). It means, low attachment indicates high commitment. The result of this research also indicates that the adult attachment?s categories (secure, preoccupied, dismissive, fearful) doesn?t correlated with commitment (p > 0,5)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Azalea Vargas
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan masalah perilaku remaja di Jakarta Pusat. Masalah perilaku yang diukur dalam penelitian ini adalah masalah emosional, distres psikologis, conduct problem, dan perilaku kekerasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur keterlibatan ayah, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur masalah emosional dan conduct problem, Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengukur distres psikologis, dan alat ukur perilaku kekerasan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang berasal dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Jakarta Pusat dan ayah yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sebanyak 403 responden anak dan 133 responden ayah dipilih melalui teknik random sampling. Berdasarkan teknik analisis data pearson correlation test, terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan tiga bentuk masalah perilaku, yakni masalah emosional, distres psikologis, serta conduct problem. Adapun pada perilaku kekerasan tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan keterlibatan ayah.

This quantitative study investigated the relationship between father involvement and behavior problems among adolescents in Central Jakarta. Behavior problems consisted of emotional problem, psychological distress, conduct problem, and violent behavior. Father involvement inventory are used to measure father involvement, subtest of emotional symptom and conduct problem of The Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) to measure emotional and conduct problem, The Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) to measure psychological distress, and violent behavior inventory to measure violent behavior. There were 403 adolescents and 133 father participated in this study, selected by random sampling. According to measurement using Pearson Correlation Test, the results indicated that there were significant relationships between father involvement and emotional problem, psychological distress, as well as conduct problem. No significant relationships were found between father involvement and violent behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wisanti
"Prevalensi perokok remaja terus meningkat bahkan di usia yang semakin muda. Aktif Mandiri edukasi interaktif, latihan asertif, dan manajemen diri sebagai salah satu tindakan keperawatan yang diharapkan dapat merubah perilaku dan persepsi remaja tentang perilaku merokok. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengaruh intervensi keperawatan Aktif Mandiri untuk mengatasi masalah perilaku merokok pada remaja. Pelaksanaan intervensi ini dilakukan di komunitas khususnya setting sekolah yang mengelola 106 remaja perokok di SMP dan keluarga dengan sepuluh keluarga kelolaan di Kelurahan Curug selama satu tahun. Hasil evaluasi menunjukkan ada peningkatan rerata pengetahuan P=0.001, sikap P=0.007, dan perilaku P=0.001 sedangkan pada persepsi tidak terjadi peningkatan rerata P=0.056 dan peningkatan kemandirian keluarga. Intervensi Aktif Mandiri ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku secara signifikan tentang perilaku merokok. Disarankan agar intervensi Aktif Mandiri diterapkan di sekolah yang terintegrasi dengan program kesehatan remaja.

Adolescent smoker prevalence continues to increase in younger ages. Aktif Mandiri intervention interactive education, assertive training, and self-management is a nursing action as a strategy to prevent and handle smoking behavior by changing the perception and behavior of adolescents. The aim of this paper were to identify the influence of Aktif Mandiri on adolescents behavior and perception about smoking, conducted in school and family settings. Implementiation of this intervention was conducted in the community especially in school settings with 106 adolescent smokers in junior high schools and ten families at Curug. The result showed that there was significant increase of knowledge P = 0.001, attitude P = 0.007, and behavior P = 0.001, while there was no change in perception aspect P = 0.056 and increase of family independence. This Aktif Mandiri intervention can significantly increasing knowledge, attitude and behavior about smoking behavior. Aktif Mandiri education is recommended to implemented in school and integrated with adolescent health program. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Azura
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua tipe ruminasi (intrusive dan deliberate) terhadap posttraumatic growth pada remaja yang mengalami pengalaman buruk. Ruminasi merupakan pemikiran yang berulang-ulang mengenai suatu pengalaman, sementara posttraumatic growth merupakan perubahan psikologis positif sebagai hasil perjuangan menghadapi situasi hidup yang amat menantang. Dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen: Ceklis Pengalaman Buruk, Event Related Rumination Inventory (ERRI), dan Posttraumatic Growth Inventory Revised for Children and Adolescents (PTGI-R-C). Sebanyak 276 remaja usia 13-19 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa kedua tipe ruminasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap posttraumatic growth. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa pengaruh intrusive rumination terhadap posttraumatic growth dimediasi oleh deliberate rumination.

The objective of the present study was to investigate the effect of two types of rumination (intrusive and deliberate) on posttraumatic growth among adolescents who experienced negative events. Three instruments were used in this study: Negative Experience Checklist, Event Related Rumination Inventory (ERRI), and Posttraumatic Growth Inventory Revised for Children and Adolescents (PTGI-R-C). 276 adolescents age of 13-19 years old participated in this study. The result of this study showed that both types of rumination positively and significantly affect posttraumatic growth. Mediation analysis revealed that the effect of intrusive rumination to posttraumatic growth is mediated by deliberate rumination."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Virgine Balqis
"Remaja merupakan masa dimana individu mulai mengalami emosi yang intens dan fluktuatif serta meningkatnya kebutuhan akan otonomi dan privasi. Hal ini membuat remaja cenderung memberikan sedikit informasi kepada orang tua atau lebih sedikit melakukan disclosure kepada orang tua. Padahal, proses disclosure tersebut dapat membantu orang tua untuk memonitor aktivitas anak remajanya. Oleh karena itu diperlukan peran orang tua untuk menciptakan lingkungan yang positif seperti melakukan penerimaan, regulasi emosi, dan menyadari kondisi emosi remaja sehingga proses komunikasi dengan remaja dapat tetap berjalan dengan baik. Perilaku orang tua tersebut terangkum dalam konsep mindfulness yang diterapkan dalam pengasuhan atau mindful parenting. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perceived mindful parenting dengan self disclosure pada remaja. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perceived mindful parenting adalah Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale (IMP-31) dari De Bruin (2014) sedangkan self disclosure diukur dengan Jourard Self Disclosure Questionnaire dari Jourard dan Lasakow (1958). Sampel penelitian berjumlah 241 remaja dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived mindful parenting dan self disclosure pada remaja (r=0.442, p< 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>