Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Rizqia Putri
"Teknologi digital yang semakin berkembang telah mendorong perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam eksplorasi destinasi kuliner. Media sosial, salah satunya Instagram, telah membuka akses konsumen menuju berbagai destinasi kuliner melalui konten visual dan dijadikan sebagai platform pemasaran. Konten Instagram yang diunggah, kemudian membentuk persepsi di benak konsumen. Ketika realitas di destinasi kuliner tidak sesuai dengan persepsi konsumen yang dibentuk melalui unggahan, hal ini dapat menyebabkan kekecewaan dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di masa depan. Kesenjangan persepsi yang diteliti adalah kesenjangan yang ditimbulkan oleh konten media sosial terhadap keadaan faktual pada destinasi kuliner pada saat konsumen melakukan keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan konsumen yang dibentuk oleh unggahan di media sosial Instagram dengan menguraikan sumber kesenjangan persepsi. Berangkat dari kasus konsumen yang seringkali mendapatkan pengalaman berbeda dengan konten yang dilihatnya melalui media sosial Instagram, penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis untuk mengetahui proses pembentukan persepsi dari pengalaman masing-masing informan. Menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan in depth interview dilakukan kepada tiga informan selaku konsumen yang pernah mengalami kesenjangan persepsi dalam pencarian destinasi kuliner melalui Instagram. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konten Instagram berhasil membentuk persepsi di benak konsumen karena memberikan kesan real atau nyata. Aspek struktural pada konten, seperti audio, teks, dan visual berhasil membuat konsumen membentuk sebuah persepsi terhadap suatu destinasi kuliner. Sedangkan pada kenyataannya, aspek-aspek tersebut tidak ditemukan saat konsumen mendatangi destinasi kuliner. Temuan dalam penelitian ini adalah hilangnya komponen visual dikarenakan intensifnya editing konten dan konsumen menganggap sudut pengambilan gambar yang terlalu sempurna. Hilangnya elemen struktural pesan karena editing secara intensif dan sudut pengambilan gambar yang seolah sempurna menyebabkan adanya kesenjangan persepsi. Konsumen cenderung memverifikasi informasi yang dilihatnya pada Instagram ke platform lain seperti Google Review karena menganggap motif pengguna Instagram seringkali bersifat komersial, seperti ads maupun paid promote. Apabila kesenjangan persepsi terus terjadi, kepercayaan konsumen terhadap konten Instagram dapat menurun. Pengunggah konten diharapkan dapat menyajikan konten yang lebih mendekati realita.

The rapid development of digital technology has driven significant changes in various aspects of life, including the exploration of culinary destinations. Social media platforms, particularly Instagram, have opened access for consumers to various culinary destinations through visual content and have become a key of marketing tool. Instagram content shapes consumers' perceptions, and when the reality of a culinary destination does not match these perceptions, it can lead to disappointment and affect future purchasing decisions. This study investigates the perception gap created by social media content compared to the actual state of culinary destinations. The research aims to understand the process of consumer perception formation influenced by Instagram posts and to identify the sources of this perception gap. Using a constructivist paradigm, this study examines cases where consumers often have different experiences from the content seen on Instagram. Employing a qualitative approach, data was collected through in-depth interviews with three informants who have experienced perception gaps in their search for culinary destinations via Instagram. The findings reveal that Instagram content shapes consumers' perceptions by creating a sense of reality through structural elements like audio, text, and visuals. However, these elements are often absent when consumers visit the actual culinary destinations. The study found that the visual components are often missing due to intensive content editing and the use of perfect angles in photographs or videographs. This editing and the pursuit of flawless imagery contribute to the perception gap. Consequently, consumers tend to verify the information seen on Instagram through other platforms like Google Review, believing that Instagram users often have commercial motives, such as advertisements and paid promotions. If the perception gap persists, consumer trust in Instagram content may decreases. Content creators are expected to present content that more closely reflects reality."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jatiningrum
"Penelitian ini membahas tentang proses pembentukan konsep diri pada penari di Jakarta dengan kategori usia dewasa muda. Menggunakan konsep dasar dari teori interaksional simbolik, penelitian ini juga melihat bagaimana para penari bertukar simbol untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tindakan yang dilakukan oleh para penari tersebut digali lebih dalam untuk memahami bagaimana interaksi yang mereka lakukan membentuk konsep diri mereka dan juga bagaimana keputusan serta cara mereka berkomunikasi dibangun dari konsep diri yang mereka miliki. Oleh sebab itu, dapat dikatakan pertukaran simbol yang penari lakukan melibatkan dua komponen penting dalam diri mereka, yaitu profesi sebagai penari serta aktivitas menari yang dijalankan sehari-hari. Penemuan dari penelitian ini menyatakan bahwa masing-masing komponen memberikan peran tersendiri bagi konsep diri individu dengan proses dan takaran yang beragam. Hal tersebut juga didasari oleh kaitan beberapa aspek yang mendukung, seperti bagaimana para individu memulai memutuskan untuk mengikuti aktivitas menari, cara mereka merespon pandangan orang lain tentang profesinya, nilai dan tujuan yang mereka bentuk dalam menari, serta konsekuensi dari menari itu sendiri. Semua aspek tersebut dirangkum dan digali dari para individu melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari pengalaman serta pemaknaan yang mereka punya. Untuk dapat melihat proses pembentukan konsep diri dengan lebih komprehensif, penelitian.

This study discusses the process of forming self-concept in dancers in Jakarta with young adult age categories. Using the basic concepts of symbolic interactional theory, this study also looks at how dancers exchange symbols to try and discuss with the surrounding environment. The actions taken by the dancers were explored more deeply to discuss about how they made their self-concept and also how to decide how they would build from the self-concept they made. Therefore, it can be discussed symbols that dancers do two important components for themselves, namely dancers and activities performed daily. The findings from this study state that each component provides its own role for individual self-concepts with diverse processes and measurements. This is also based on the renewal of several supporting aspects, such as how individuals begin to decide to participate in dance activities, how they respond to other people's views about their profession, the values and goals they make in the form of dancing, and discuss from the work itself. All aspects are summarized and explored from individuals through interviews to get data from their experience and meaning. To be able to see the process of making self-concept with more complete research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Amelia Debora
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penularan pesan melalui interaksi sosial dalam pembentukan kepedulian milenial terhadap crowdfunding. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan bagaimana milenial melakukan penyebaran pesan crowdfunding pesawat R80 di Instagram menggunakan hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. Kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan konsep penularan sosial yaitu 6 STEPPS dari Jonah Berger, diantaranya Social Currency (mata uang sosial), Trigger (pemicu), Emotions (emosi), Public (umum), Practical Value (nilai praktis), dan Story (cerita), konsep dan ragam interaksi sosial, konsep dan penelitian terdahulu tentang crowdfunding, penelitian mengenai generasi milenial dan karakteristiknya serta studi-studi terdahulu, instagram dan hashtag, serta media sosial. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis dan jenis penelitian deskriptif eksploratif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah salah satu pesan yang diunggah dalam Instagram dengan menggunakan hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan melalui hashtag #TerbangkanPesawatR80 mengandung konsep 6 STEPPS dan juga disesuaikan dengan karakteristik milenial. Interaksi sosial yang terjadi merupakan kontak sosial yang dimediasi teknologi, seperti unggahan-unggahan yang menunjukkan bukti dukungan dari orang lain dan influencer, serta adanya komunikasi yang terjadi seperti komentar-komentar yang ada di media sosial Instagram, serta tanya jawab yang dilakukan oleh admin dengan investor atau sesama investor dapat membangkitkan kepedulian milenial dalam crowdfunding pesawat R80 ini.

ABSTRACT
This study aims to describe the message contagion through social interaction in the formation of millennial concern for crowdfunding. In addition, this study also describes how millennials are spreads crowdfunding messages of R80 aircraft on Instagram using the hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. The framework of this study uses the concept of social contagion, namely 6 STEPPS from Jonah Berger, including Social Currency, Trigger, Emotions, Public, Practical Value, and Story, concepts and variety of social interactions, concepts and previous research of crowdfunding, research of the millennial generation and its characteristics, previous studies of millennials, instagram and hashtags, and social media. This study uses post positivist paradigm and the type of explorative descriptive research. The unit of analysis in this study is one of the messages uploaded on instagram using the hashtag #TerbangkanPesawatIndonesia. The results of this study indicate that the messages submitted via hashtag #TerbangkanPesawatR80 contain the concept of 6 STEPPS and are also adjusted to millennial characteristics. Social interactions that occur are technology-mediated social contacts, such as uploads that show evidence of support from other people and influencers, as well as communication that occurs such as comments on instagram, as well as frequently asked questions by admin with investors or fellow investors can evoke millennials concern in R80 aircraft "
2019
T53497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Arsyansyah
"Manusia beraktivitas dalam satuan waktu pada suatu ruang dan memberikan makna baru ke dalam ruangnya. Makna tersebut dapat direpresentasikan dan dapat disampaikan melalui berbagai media, salah satunya adalah komik. Komik merupakan representasi persepsi komikus yang disampaikan melalui susunan gambar untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Komik menyampaikan informasi dengan gambar dan kata yang disatukan dalam sebuah panel yang kemudian disusun agar informasinya dapat terhubung. Informasi yang didapatkan merupakan isyarat terhadap pembentukan ruang dan waktu yang disampaikan komikus dalam komik. Keterhubungan informasi pada panel komik dapat dibaca dengan prinsip Gestalt.
Prinsip Gestalt membantu pembentukan persepsi ruang dan waktu dalam komik agar informasi dalam setiap panelnya dapat menjadi satu kesatuan informasi. Dalam aplikasinya terhadap panel dalam komik, prinsip Gestalt yang dominan digunakan adalah figure-ground untuk memisahkan antara karakter dengan latarnya, proximity yang mengelompokkan informasi dari figure-ground sesuai dengan penyusunan panelnya, dan closure yang menghubungkan keseluruhan informasi dari panelnya sehingga terbaca sebagai ruang dan waktu yang utuh dari komik. Sehingga dalam merepresentasikan ruang dan waktu, bagian dari informasinya dapat disampaikan ke dalam media dengan aplikasi prinsip Gestalt khususnya figure-ground, proximity, dan closure agar persepsi visualnya dapat terbentuk.

Humans activities occured in units of time in a space and give new meaning to the space. These meanings can be represented and can be conveyed through various media, one of which is comics. Comics are representations of comic artists' perceptions conveyed through the arrangement of images to convey information to readers. Comics convey information with pictures and words that are put together in a panel which is then arranged so that the information can be connected. The information obtained is a sign of the formation of space and time delivered by comics in the comic. The connection of information in the comic panel can be read with the Gestalt principle.
The Gestalt principle helps to form perceptions of space and time in comics so that the information in each panel can become a single unit of information. In its application to the panel in comics, the dominant Gestalt principle used is figure-ground to separate characters from background, proximity which groups information from figure-ground according to the arrangement of panels, and closure that connects all information from the panel so that it reads space and time complete from comics. So that in representing space and time, part of the information can be conveyed into the media with the application of the principle of Gestalt specifically figure-ground, proximity, and closure so that visual perception can be formed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sarah Andiani
"ABSTRAK
Dengan banyaknya merek kosmetik, persaingan antara masing-masing merek pun tak terhindarkan. Tidak sedikit dari merek kosmetik yang berlomba-lomba untuk mengeluarkan beragam produk dan menarik perhatian konsumennya melalui beragam cara. Kini beauty vlogger yang hadir sebagai social media influencer dijadikan sebagai referensi dalam mencari informasi mengenai berbagai merek kosmetik, salah satunya pada produk Maybelline Fit Me. Melalui video review yang diunggah ke dalam YouTube, beauty vlogger menyampaikan pengetahuan dan pendapatnya mengenai produk kosmetik yang kemudian membantu pembentukan persepsi konsumen dari produk tersebut. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pesan beauty vlogger sebagai social media influencer terhadap pembentukan persepsi konsumen atas produk Maybelline Fit Me. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online kepada 100 responden. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari beauty vlogger sebagai social media influencer yang cukup kuat dalam pembentukan persepsi atas produk Maybelline Fit Me.

ABSTRACT<>br>
With so many cosmetic brands, the competition between each brand was inevitable. Most of the cosmetic brands are competing to exclude a variety of products and attract the attention of consumers through various ways. Now beauty vlogger known as a social media influencer serve as a reference in finding information about various brands of cosmetic, and one of them is is Maybelline Fit Me products. Through a video review uploaded onto YouTube, beauty vlogger conveys their knowledge and opinions on cosmetic products that then can help shape consumer perceptions of the product. The paradigm used in this research is positivist with quantitative approach. This quantitative study was conducted to analyze the influence of beauty vlogger messages as social media influencers on the formation of consumer perceptions of Maybelline Fit Me products. Data collection was done by using an online questionnaire to 100 respondents. The result in this study indicate the influence of beauty vlogger as a social media influencer is strong enough in the formation of perceptions of Maybelline Fit Me products. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Arifianto
"Peraturan Perundang-undangan adalah dasar hukum tertulis, landasan hukum atau dasar hukum adalah landasan hukum atau legal basis. Indonesia sebagai Negara hukum tentu memiliki norma yang mengatur terkait dengan Proses pembentukannya dari tingkat pusat sampai daerah. Kemudian salah satu proses formil pembentukan peraturan perundang-undangan yaitu adanya Partisipasi Masyarakat. Partisipasi Masyarakat didalam Proses Pembentukan peraturan daerah adalah salah satunya syarat terwujudnya peraturan daerah yang ideal. Partisipasi Masyarakat didalam Pembentukan peraturan daerah berkaitan dengan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya. Mulai dari Perencanaan, Penyusunan, Pembahasan sampai saat pada disahkannya menjadi sebuah Peraturan Daerah, serta disebarluaskannya peraturan daerah tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, Metode penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka, seperti Peraturan Perundang- undangan, Buku, jurnal, majalah ilmiah, kamus, dan surat kabar. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat di provinsi Banten dalam proses pembentukan Perda, belum maksimal terlaksana, selain terkendala didalam hal sosialisasi terkait dengan pembentukan perda, lembaga pembentuk dalam hal ini DPRD bersama Gubernur, terlihat hanya sekedar menggugurkan kewajiban, karena masyarakat yang dilibatkan, bukan masyarakt atau kelompok yang terdampak dan terkait dengan perda yang akan dibentuk oleh DPRD bersama Gubernur. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan Perda di Provinsi Banten, hal ini dapat dilihat dari dokumen risalah siding paripurna, dimana didalam risalah tersebut absensi dari mastyarakat yang hadir cenderung bukan merupakan masyarakat yang terdapak langsung dari subtansi perda yang akan dibuat. Konsep ideal dalam hal ini seharusnya pemerintah dan DPRD menyerap aspirasi tersebut melalui Musrenbang, dengan demikian aspirasi masyarakat dalam proses pembentukan perda dapat di inventarisir permasalahan dan kebutuhan masyarakat.

Legislation is the written legal basis, the legal basis or legal basis is the legal basis or legal basis. Indonesia as a rule of law country certainly has norms that regulate the process of its formation from the central to the regional level. Then one of the formal processes of forming laws and regulations is Community Participation. Community Participation in the Formation Process of regional regulations is one of the requirements for the realization of ideal regional regulations. Community Participation in the Formation of regional regulations is related to the procedures regulated by the Law and its implementing regulations. Starting from planning, drafting, discussing until the moment when it becomes a regional regulation, as well as the dissemination of the regional regulation. By using the normative juridical research method, the normative juridical research method is library law research which is carried out by examining library materials, such as laws and regulations, books, journals, scientific magazines, dictionaries, and newspapers. The results of the study show that community participation in the province of Banten in the process of forming regional regulations has not been maximally implemented, apart from being constrained in terms of socialization related to the formation of regional regulations, the forming institutions in this case the DPRD and the Governor, are seen as merely aborting obligations, because the community is involved, not the community. or groups that are affected and related to regional regulations that will be formed by the DPRD together with the Governor. The results of the study show that there is still a lack of community participation in the process of forming regional regulations in Banten Province, this can be seen from the minutes of the plenary session, where in the minutes the absences of the people present tend not to be people who are directly affected by the substance of the regional regulations that will be made. The ideal concept in this case should be that the government and DPRD absorb these aspirations through the Musrenbang, so that people's aspirations in the process of forming local regulations can take an inventory of people's problems and needs."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinna Melati Ristiandewi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perubahan merek oleh PT Panasonic Gobel Indonesia (PT PGI), dari yang awalnya bernama ganda National dan Panasonic, menjadi hanya Panasonic saja. Dalam usaha membentuk brand image di benak masyarakat terhadap merek ini serta dalam upaya mengkomunikasikan perubahan yang tetjadi maka diangkatlah Dian Sastrowardoyo menjadi Duta Panasonic. la menjalankan peran dan fungsi Public Relations yang merupakan bagian dari Marketing Public Relations (MPR). Pembentukan brand image ini tidak lepas dari persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro serta peran dan fungsinya sebagai Duta Panasonic. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro, mengetahui bagaimana persepsi khalayak tentang Duta Panasonic di kegiatan MPR dan bagaimana pengaruh kedua persepsi tersebut pada pembentukan brand image PT PGI. Beberapa konsep yang digunakan adalah konsep peran dan fungsi Public Relations, Marketing Public Relations, psikologi komunikator dan brand image, antara lain menurut Rosady Ruslan, Jalaluddin Rakhmat, Thomas L. Harris, dan Tom Duncan. Selain itu masih ada beberapa teori pendukung lainnnya yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian bahwa semakin positif persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro dan semakin positif persepsi khalayak tentang peran dan fungsi Duta Panasonic di kegiatan MPR PT PGI, maka semakin berpengaruh pada pembentukan brand image Panasonic_ Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat eksplanatif yang menggunakan metode survey. Populasi penelitian ini adalah masyarakat umum, dengan sampel penelitian sebanyak 50 responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel non probabilita (accidental sampling). Data penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuesioner dan melalui studi literatur/kepustakaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik univariat, uji bivariat dilakukan dengan metode uji Pearson Correlations dan uji multivariat dengan menggunakan regresi linear. Dari data lapangan yang diperoleh diketahui hasil bahwa : (1) Pada analisa deskriptif mengenai persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro dilihat dari dimensi kredibilitas sudah positif. Begitu pula dengan dimensi atraksi (attractiveness) yang dimiliki oleh pribadi Dian Sastro. Sebaliknya, untuk dimensi kekuasaan informasional, responden belum memberikan nilai yang maksimal, (2) Persepsi khalayak tentang Duta Panasonic dilihat dad dimensi komunikator sudah positif. Sebaliknya, untuk dimensi back-up management, responden belum memberikan nilai yang maksimal. Begitu pula dengan dimensi image maker, responden belum memberikan nilai yang maksimal, (3) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro pada pembentukan brand image. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa semakin positif persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro maka semakin berpengaruh pada pembentukan brand image, ditolak, (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi khalayak tentang peran dan fungsi Duta Panasonic di kegiatan MPR PT PGI pada pembentukan brand image. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa semakin positif persepsi khalayak tentang peran dan fungsi Duta Panasonic di kegiatan MPR PT PGI maka semakin berpengaruh pada pembentukan brand image, diterima, (5) Persepsi khalayak tentang peran dan fungsi Duta Panasonic di kegiatan MPR berpengaruh lebih kuat pada pembentukan brand image daripada persepsi khalayak tentang pribadi Dian Sastro, (6) Dad keseluruhan dimensi yang diteliti, yang memiliki pengaruh paling kuat dan positif pada pembentukan brand image adalah persepsi khalayak tentang peran dan fungsi Duta Panasonic sebagai back-up management dan persepsi khalayak tentang kekuasaan informasional Dian Sastro, dan (7) Nilai R Square yang sebesar 0,582 membuktikan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang diteliti pada pembentukan brand image (kekuasaan informasional, image maker, dan back-up management) adalah sebesar 58% sedangkan 42% (100%-58%) lainnya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

This research was made due to the change of brand by PT Panasonic Gobel Indonesia (PT PGI), which once was National and Panasonic, now becoming Panasonic. In effort to form a brand image in public's mind and to communicate the transition, therefore, Dian Sastrowardoyo was chosen to be the Panasonic Ambassador. She has to do the Public Relations' roles and functions as one of the part of Marketing Public Relations (MPR). The forming of this brand image depends on the public perception of Dian Sastro's personality, and her roles and functions as the Panasonic Ambassador. Therefore, the purposes of this research are to know how the public perception of Dian Sastro's personality, how the public perception of Panasonic Ambassador in MPR activities and how the influence of both perceptions' effects to the forming of PT PGI's brand image. Several concepts which being used are the concept of Public Relations' roles and functions, Marketing Public Relations, psychological communicator and brand image, according to Rosady Ruslan, Jalaluddin Rakhmat, Thomas L. Harris, dan Torn Duncan. Beside those, there are other supporting teories which being used to prove the research hypothesis that "the more positive the public perception of Dian Sastro's personality and the Panasonic Ambassador's roles and functions in PT PGI's MPR activities, the more it gives influence to the forming of Panasonic brand image. This research uses quantitative-explanative approaches and also survey methode. Non probability sampling (accidental sampling) as the sampling technique. Population of this research is people in society, with fifty respondents of research sample. The research data was obtained from questionnaires and literature studies. This research uses univariate statistic analize, Pearson's Correlations for bivariate test, and linear regression for multivariate test. Results have led to some conclusions which are : (1) Descriptive analysis of the public perception about credibility of Dian Sastro's personality is positive. The public perception about atturctiveness of Dian Sastro's personality is also leads to positive result. On the other hand, the public perception about informational power of Dian Sastro's personality is still below average, (2) the public perception about communicator of Panasonic Ambassador in MPR activities is positive. But, the public perception about back-up management and image maker of Panasonic Ambassador is still below average, (3) There is no significance influence from the public perception of Dian Sastro's personality to the forming of Panasonic's brand image. Therefore, the research hypothesis which says that the more positive the public perception of Dian Sastro's personality, the more it gives influence to the forming of Panasonic brand image, is denied, (4) There is significance influence from the public perception of Panasonic Ambassador in MPR activities to the forming of Panasonic's brand image. Therefore, the research hypothesis which says that the more positive the public perception of Panasonic Ambassador's roles and functions in MPR of PT PGI activities, the more it gives influence to the forming of Panasonic brand image, is accepted, (5) The public perception of Panasonic Ambassadors roles and functions in PT PGI's MPR activities give stronger influence to the forming of brand image than the public perception of Dian Sastro's personality does, (6) From all of the dimension researched, the ones that give strongest and positive influence in forming of Panasonic's brand image are the public perception of Panasonic Ambassador roles and functions in PT PGI's MPR activities from back-up management dimension and the public perception of Dian Sastro's personality from informational power dimension, and (7) The value of R Square which shows the number of 0,582 proves that the influence given by the researched factors to the brand image (informational power, image maker, and back-up management) is 58% and the other 42% (100%-58%) is caused by other factors that has not been researched.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ulya
"Kelompok LGBT sebagai kelompok minoritas seksual cenderung mengalami misrepresentasi di media arus utama sehingga menimbulkan persepsi buruk di masyarakat tentang kelompok LGBT. Keberadaan media komunitas dimanfaatkan oleh komunitas Suara Kita untuk mewadahi tulisan-tulisan pro-LGBT yang selama ini tidak terakomodir oleh media arus utama melalui situs suarakita.org. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pembentukan pesan yang terjadi dalam ruang redaksi Suarakita.org. Penelitian menemukan bahwa pembentukan pesan berlangsung secara bertahap dan bertujuan agar pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui Suarakita.org sesuai dengan perspektif komunitas.

LGBT group as a sexual minority group tend to be misrepresented in mainstream media which make bad perception in society about LGBT people. The existence of community media is used by Suara Kita to accommodate the pro-LGBT writings that never be accommodated by mainstream media. The research was conducted under qualitative approach and aimed to understand about message establishment that occurred in editorial room of Suarakita.org. The research findings shows that message establishment consisted in several stages in order to make the purpose of the messages are in conformity with the group?s perspective."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Astari
"Pertumbuhan teknologi dan dampak penetrasi digital membuat masyarakat beralih dari layanan televisi tradisional ke layanan subscription video on demand (S-VOD). Dengan semakin ramainya pasar S-VOD dengan banyaknya merek S-VOD, merek-merek tersebut ditantang untuk menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk memenangkan pangsa pasar. Salah satu pendekatan pemasaran yang paling populer adalah pemasaran digital, dan media sosial adalah bagian darinya. Penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran saat ini sedang menjadi tren di kalangan brand. Tujuan pemasaran media sosial adalah untuk mendapatkan user engagement yang tinggi. Untuk menciptakan user engagement digunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah dengan menyampaikan karakteristik pesan untuk berkomunikasi dengan pengguna. Tidak hanya karakteristik pesan umum yang perlu ditentukan dalam kampanye, tetapi karakteristik pesan rinci yang spesifik juga penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pesan apa yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk keterlibatan pengguna di media sosial. Penelitian ini dilakukan pada akun Instagram Netflix Indonesia dan Disney+ Hotstar Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi. Studi ini menemukan bahwa tidak semua jenis karakteristik pesan menciptakan dampak atau pengaruh pada keterlibatan pengguna.

The growth of technology and the digital penetration impact are making people shift from traditional television to subscription video on demand (S-VOD) services. As the S-VOD market becomes more crowded with numerous S-VOD brands, the brands are challenged to use different marketing approach to win the market share. One of the most popular marketing approaches is digital marketing, and social media is a part of it. The use of social media as a marketing tool now is becoming a trend among brands. The goal of social media marketing is to gain great user engagement. To create user engagement several approaches are used, one of the approaches is conveying message characteristics to communicate with the users. Not only general message characteristics needs to be defined in the campaigns, but specific detailed message characteristic is also important. This research aims to find out about what massage characteristic that has a big influence in shaping user engagement on social media. This research was conducted on Netflix Indonesia and Disney+ Hotstar Indonesia Instagram Account. This research uses a quantitative approach with the content analysis method. This study found that not all kinds of message characteristic create an impact or influence on user engagement."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Brianti Hadi Savitri
"Kondisi pandemi COVID – 19 yang melanda seluruh belahan dunia menyebabkan banyak perubahan di berbagai aspek kehidupan dan pola bekerja menjadi dilakukan dari rumah. Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana pembentukan persepsi yang termediasi oleh media komputer dan apakah pegawai yang melaksanakan pola bekerja dari rumah, dapat memahami informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang disampaikan melalui perangkat media sosial. Tulisan ini menggunakan strategi penelitian fenomenologi dengan paradigma konstruktivis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pembentukan persepsi pada Pegawai yang dimediasi oleh komputer dan untuk melihat sejauh mana Persepsi seorang pegawai terhadap instruksi tugas atau informasi bila instruksi maupun informasi tersebut termediasi oleh komputer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan meskipun persepsi terbentuk dari sumber informasi yang termediasi oleh komputer namun hal ini tidak menimbulkan hambatan. Terkadang, komunikasi antar pribadi yang terjadi kurang optimal namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan konfirmasi ulang dan menghadirkan pihak ketiga untuk menanggulangi mispersepsi yang terjadi.

The condition of the COVID-19 pandemic that has hit all parts of the world has caused many changes in various aspects of life and work patterns to be done from home. This study will focus on how the formation of perceptions mediated by computer media and whether employees who carry out work from home patterns can understand work-related information conveyed through social media devices. This paper uses a phenomenological research strategy with a constructivist paradigm. The purpose of this study was to see the process of forming perceptions of employees mediated by computers and to see how far an employee's perception of task instructions or information if the instructions and information were mediated by computers. The results of this study indicate that although perceptions are formed from computer-mediated information sources, this does not cause obstacles. Sometimes, interpersonal communication that occurs is less than optimal but this can be minimized by reconfirming and presenting a third party to overcome the misperceptions that occur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>