Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sartika Harka Putri
"Apotek adalah suatu sarana pelayanan kefarmasian yang menjadi tempat dilaksanakannya praktik kefarmasian oleh Apoteker (Kemenkes RI, 2017). Apotek bisa didirikan oleh seorang apoteker dengan modal sendiri dan/atau modal dari pemilik modal baik perorangan ataupun perusahaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 107 tentang apotek, terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi sebelum apotek didirikan, beberapa diantaranya mencakup Lokasi, bangunan, sarana prasarana dan peralatan, serta ketenagakerjaan. Keberadaan apotek-apotek yang memenuhi syarat minimal pendirian dan pengadaan apotek yang layak nantinya akan mendukung percepatan perkembangan pelayanan kesehatan yang berdampak langsung dalam meningkatkan kondisi well-being dari masyarakat. Pendirian apotek dimulai dari mengurus Surat Izin Apotek (SIA) dan memenuhi persyaratan pendirian apotek meliputi aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek yuridis, dan aspek finansial, serta aspek lainnya yang tidak dibahas di laporan ini. Lalu, pengurusan izin apotek diajukan Kepada Si-MPOK DMPTD Kota Depok. Hasil pengkajian rancangan yang dilakukan untuk penulisan laporan ini menunjukkan bahwa apotek yang ditinjau layak untuk diimplementasikan dan direalisasikan. Hal itu dikarenakan perhitungan Payback Period (PP) yang diperoleh tidak melebihi batas maksimum 5 tahun, yaitu 2,4 tahun dan nilai Return of Investment (ROl) yang diperoleh yaitu 41,38%. Selain itu untuk mendapatkan titik poin dimana Apotek tidak mengalami rugi dan untung (Break Even Point) BEP apotek harus mendapatkan omset sebesar Rp 558.891.308.

A pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmaceutical practice is carried out by pharmacists (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2017). A pharmacy can be established by a pharmacist with his own capital and/or capital from the owner of capital, either an individual or a company. Based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 9 Year 107 concerning pharmacies, there are several requirements that need to be met before a pharmacy is established, some of which include location, building, infrastructure and equipment, and employment. The existence of pharmacies that meet the minimum requirements for the establishment and provision of proper pharmacies will later support the acceleration of the development of health services which has a direct impact on improving the well-being conditions of the community. The establishment of a pharmacy starts from taking care of the Pharmacy License (SIA) and fulfilling the requirements for establishing a pharmacy including technical aspects, management and organizational aspects, juridical aspects, and financial aspects, as well as other aspects that are not discussed in this report. Then, the pharmacy license is submitted to Si-MPOK DMPTD Depok City. The results of the design assessment carried out for the writing of this report show that the reviewed pharmacy is feasible to implement and realize. This is because the calculation of the Payback Period (PP) obtained does not exceed the maximum limit of 5 years, namely 2.4 years and the Return of Investment (ROl) value obtained is 41.38%. In addition, to get a point where the pharmacy does not experience loss and profit (Break Even Point) BEP the pharmacy must get a turnover of Rp. 558,891,308.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Luthfiyyah
"Kesehatan adalah hak asasi manusia yang penting untuk kesejahteraan dan produktivitas masyarakat. Pelayanan kefarmasian, seperti yang dilakukan di apotek, memiliki peran krusial dalam meningkatkan mutu hidup pasien dengan menyediakan sediaan farmasi yang tepat. Studi kelayakan apotek, seperti yang dilakukan untuk Apotek "Martadinata Care" di Bandung, menggambarkan analisis mendalam terhadap aspek hukum, lingkungan, manajemen, dan pasar untuk menjamin keberhasilan usaha tersebut.

Health is a human right that is important for the well-being and productivity of society. Pharmaceutical services, such as those provided in pharmacies, have a crucial role in improving patients' quality of life by providing appropriate pharmaceutical preparations. Pharmacy feasibility studies, such as those conducted for the "Martadinata Care" Pharmacy in Bandung, depict an in-depth analysis of legal, environmental, management and market aspects to ensure the success of the business.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Rismauli Ruth Natasari
"Kesehatan merupakan sebuah faktor yang selalu dicari dan menjadi hal yang penting dalam kelangsungan hidup manusia. Karenanya, perlu adanya pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar masyarakat. Salah satu perwujudan pemenuhan kebutuhan masyarakat ini adalah pelayanan kefarmasian di apotek. Analisis kelayakan apotek merupakan langkah yang penting dalam menentukan apakah pemilihan berbagai aspek dalam mendirikan sebuah apotek akan menghasilkan hasil yang baik, dengan tujuan pelaksanaan laporan praktik kerja profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 510 Lenteng Agung adalah supaya calon apoteker memiliki pengetahuan dalam menganalisis potensi pasar dan rancangan finansial sebelum mendirikan sebuah apotek. Metode yang dilakukan adalah studi literatur dan analisis SWOT berdasarkan data observasi, dan analisis aspek finansial. berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Apotek Nusantara Health layak untuk didirikan.

Health is a factor that is always sought after and is important in human survival. Therefore, it is necessary to build health service facilities around the community. One manifestation of meeting community needs is pharmaceutical services in pharmacies. Pharmacy feasibility analysis is an important step in determining whether the selection of various aspects in establishing a pharmacy will produce good results, with the aim of implementing the pharmacist internship report at Kimia Farma 510 Lenteng Agung Pharmacy so that prospective pharmacists have knowledge in analyzing market potential and design. finances before setting up a pharmacy. The method used is literature study and SWOT analysis based on observation data, and analysis of financial aspects. Based on the results of the analysis carried out, it can be seen that the Nusantara Health Pharmacy is suitable to be established.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Rismauli Ruth Natasari
"Polifarmasi merupakan penggunaan beberapa jenis obat oleh pasien untuk memelihara kondisi kesehatannya dalam satu hari. Di samping tujuan tersebut adalah untuk mengatasi kebutuhan medis yang kompleks, polifarmasi menimbulkan beberapa risiko, salah satunya adalah Adverse drug reaction (ADR). Adverse drug reaction (ADR) merupakan penyebab yang signifikan morbiditas dan mortalitas, terutama di kalangan lansia. Masalah polifarmasi rentan terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk puskesmas. Puskesmas mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembedayaaan masyarakat di bidang kesehatan. Salah satu bentuk tanggung jawab puskesmas adalah mengembangkan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Adanya KIE dapat meningkatkan pengetahuan tentang polifarmasi yang berguna untuk mengatasi risiko polifarmasi yang dapat terjadi. Dilaksanakan KIE kepada pasien dengan polifarmasi di Puskesmas Pulo Gadung dengan media booklet dan kartu informasi obat sebagai laporan praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di puskesmas. Metode yang dilakukan adalah skrining awal, identifikasi, dan analisis masalah melalui studi literatur untuk dapat menentukan inovasi berdasarkan masalah yang teridentifikasi. Pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) telah dilakukan kepada pasien dengan polifarmasi menggunakan media booklet dan kartu informasi obat. Diharapkan pelaksanaan KIE dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan risiko polifarmasi pada pasien dengan polifarmasi di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung.

Polypharmacy is the use of several types of medication by a patient to maintain their health condition in one day. Apart from the aim of addressing complex medical needs, polypharmacy poses several risks, one of which is Adverse drug reaction (ADR). Adverse drug reactions (ADR) are a significant cause of morbidity and mortality, especially among the elderly. The problem of polypharmacy is prone to occur in health service facilities, including community health centers. Community Health Centers have the responsibility to empower the community in the health sector. One form of community health center responsibility is to develop communication, information and education (KIE) media. The existence of KIE can increase knowledge about polypharmacy which is useful for overcoming the risks of polypharmacy that can occur. IEC was implemented for patients with polypharmacy at the Pulo Gadung Society Healthcare Center using booklets and drug information cards as a pharmacist internship report (PKPA) at the District Society Healthcare Center. The method used is initial screening, identification and analysis of problems through literature study to be able to determine innovation based on the problems identified. Implementation of communication, information and education (KIE) has been carried out for patients with polypharmacy using booklets and drug information cards. It is hoped that the implementation of IEC can help increase knowledge and awareness of the risks of polypharmacy in patients with polypharmacy at the Pulo Gadung District Society Healthcare Center.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Kegiatan distribusi dilakukan oleh perusahaan besar farmasi (PBF) yang telah memiliki izin. Penerapan CDOB yang dilakukan PBF mengacu pada pedoman teknis CDOB. CDOB akan memastikan mutu obat sesuai persyaratan dan tujuan penggunaan dalam kegiatan distribusi. Ketidaksesuaian penerapan aspek CDOB pada perusahaan besar farmasi menyebabkan perlu adanya evaluasi. Manajemen mutu, organisasi, manajemen dan personalia merupakan aspek dasar dalam kegiatan distribusi sehingga perlu dikaji. Personalia yang tidak berkompetensi baik dan manajemen mutu yang tidak sesuai akan mempengaruhi keamanan serta mutu sediaan farmasi. Kesesuaian aspek ditunjukkan pada pemenuhan daftar periksa yang diprasyaratkan oleh CDOB. Hasil menunjukkan PBF PT Masiva Guna telah memiliki manajemen mutu dan sistem mutu serta memiliki organisasi, manajemen, dan personalia yang mengikuti aspek CDOB. Hal ini dilakukan dengan menyediakan SOP (Standar Operasional) dan melakukan audit internal. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan pada SOP. Pengendalian perubahan yang mencakup investigasi terhadap terjadinya ketidaksesuaian proses dan hasil sesuai dengan standar CDOB pada PBF PT Masiva Guna berupa perubahan SOP.

Distribution activities are carried out by large pharmaceutical companies (PBF) that have obtained a license. The implementation of CDOB by PBF refers to the CDOB technical guidelines. CDOB will ensure the quality of drugs in accordance with the requirements and intended use in distribution activities. Discrepancies in the implementation of CDOB aspects in large pharmaceutical companies cause the need for evaluation. Quality management, organization, management and personnel are basic aspects of distribution activities that need to be assessed. Personnel who are not well competent and inappropriate quality management will affect the safety and quality of pharmaceutical preparations. The suitability of the aspects is shown in the fulfillment of the checklist required by CDOB. The results show that PBF PT Masiva Guna has a quality management and quality system and has an organization, management, and personnel that follow CDOB aspects. This is done by providing SOPs (Operational Standards) and conducting internal audits. All activities are carried out based on the SOP. Change control which includes investigating the occurrence of process and result discrepancies in accordance with CDOB standards at PBF PT Masiva Guna in the form of SOP changes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Penyakit Kardiovaskular, termasuk hipertensi merupakan penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, hipertensi termasuk penyakit kardiovaskular terbanyak. Data dari WHO pada 2015 menunjukkan bahwa 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka ini diprediksi meningkat menjadi 1,5 miliar pada 2025. Di Indonesia 23% dari total 1,7 juta kematian pada 2017 disebabkan oleh hipertensi. Terapi antihipertensi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah, tetapi kepatuhan pasien sering kali rendah karena mereka berhenti minum obat setelah merasa sehat. Kurangnya informasi tentang penggunaan obat dan risiko ketidakpatuhan juga berkontribusi terhadap komplikasi penyakit. Pelayanan informasi obat oleh apoteker di apotek penting dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan pemahaman pasien tentang hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelayanan informasi obat terhadap pasien hipertensi BPJS Program Rujuk Balik (PRB) di Apotek Kimia Farma 364 Cilandak KKO. Hasil menunjukkan bahwa pelayanan informasi obat yang jelas dan rinci dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, sehingga mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Cardiovascular disease, including hypertension, is the leading cause of death in the world. In Indonesia, hypertension is the most common cardiovascular disease. Data from WHO in 2015 showed that 1.13 billion people in the world suffer from hypertension, and this figure is predicted to increase to 1.5 billion by 2025. In Indonesia, 23% of the total 1.7 million deaths in 2017 were caused by hypertension. Antihypertensive therapy is needed to control blood pressure, but patient compliance is often low as they stop taking medication after feeling well. Lack of information about drug use and the risks of non-adherence also contribute to disease complications. Drug information services by pharmacists in pharmacies are important to improve patient compliance and understanding of hypertension. This study aims to assess drug information services for hypertension patients with BPJS Referral Program (PRB) at Kimia Farma 364 Cilandak KKO Pharmacy. The results show that clear and detailed drug information services can improve patient compliance in taking drugs, thereby reducing the risk of complications and improving patient quality of life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Ramadhanti
"Syok anafilaktik, preeklampsia berat, dan perdarahan pascapersalinan merupakan contoh kasus kegawatdaruratan dimana keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang menjadi kontak pertama dengan masyarakat. Oleh karena itu, pentingnya untuk menyusun sebuah panduan sebagai gambaran dalam menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana yang tepat kepada para tenaga kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi kejadian kegawatdaruratan. Penyusunan panduan dilakukan dengan cara penelusuran literatur kemudian menyaring informasi yang terpercaya dan menyusunnya dengan baik. Sehingga dihasilkan tiga sebuah panduan dalam penanganan syok anafilaktik, preeklampsia berat, dan perdarahan pascapersalinan yang masing-masing memuat informasi tentang penegakkan diagnosis, tanda dan gejala, tatalaksana terapi, dan juga upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Panduan ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dalam menjalankan peran puskesmas promotif dan preventif.

Anaphylactic shock, severe preeclampsia, and postpartum hemorrhage are examples of emergency cases where the patient's clinical condition requires immediate medical action to save life and prevent disability. Subdistrict Health Center (Puskesmas) is a primary health care facility that is the first contact with the community. Therefore, it is important to develop a guide as an illustration in making a diagnosis and providing appropriate treatment to health workers which is expected to reduce the incidence of emergencies. The preparation of the guide was carried out by searching the literature, then filtering reliable information and compiling it well. As a result, three guidelines were produced for treating anaphylactic shock, severe preeclampsia, and postpartum hemorrhage, each of which contains information about making a diagnosis, signs and symptoms, therapeutic management, and also preventive measures that can be taken. It is hoped that this guide can increase collaboration in carrying out the promotive and preventive role of community health centers.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Euntong Army
"Penelitian ini membahas mengenai perkembangan apotek di dalam dan luar negeri, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membandingkan kondisi apotek di dalam dan luar negeri melalui pengamatan dan referensi yang tersedia. Hasil penelitian ini menyarankan bahawa perlu adanya perubahan secara nasional agar terjadi perkembangan pada apotek di Indonesia baik secara pelayanan maupun pengelolaan. Melihat perkembangan yang selama beberapa dekade terakhir dapat disimpulkan bahwa perkembangan apotek di Indonesia masih mengalami kendala terutama dari aspek pelayanan, namun dari aspek pengelolaan sudah cukup berkembang walau masih ada yang masih bisa dikembangkan terutama perangkat lunak dalam menunjang operasional pengelolaan apotek.

This research discusses the development of pharmacies at home and abroad. This research is a qualitative research that compares the conditions of pharmacies at home and abroad through observations and available references. The results of this research suggest that changes need to be made nationally so that there will be developments in pharmacies in Indonesia, both in terms of service and management. Looking at developments over the last few decades, it can be concluded that the development of pharmacies in Indonesia is still experiencing problems, especially from the service aspect, but from the management aspect it has developed quite well, although there is still something that can be developed, especially software to support pharmacy management operations.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Tri Utami
"Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Untuk menjaga mutu dan manfaat sediaan farmasi, obat dan/atau bahan obat harus memenuhi kriteria aman dan berkualitas yang harus dipenuhi mulai dari proses pembuatan, penyimpanan, distribusi hingga penyerahan kepada konsumen. Distribusi yang termasuk dalam pekerjaan kefarmasian merupakan aspek penting dalam menjamin kualitas produk, sehingga perlu dilakukannya pemantauan sepanjang alur distribusi, mulai dari produk masuk gudang hingga sampai ke konsumen guna untuk memastikan mutu produk. Sebagai apoteker penting untuk dapat memahami prinsip CDOB dalam alur distribusi. Tugas khusus ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kesesuaian aspek manajemen mutu dan organisasi manajemen serta personalia pada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan implementasinya pada PT. Masiva Guna. Pelaksanaan dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung kegiatan operasional ataupun tanya jawab secara langsung kepada Apoteker Penanggung Jawab dan narasumber dari PT. Masiva Guna. Hasil observasi yang diperoleh kemudian dibandingkan kesesuainnya dengan aspek dari CDOB. Hasil pengamatan dan data yang diperoleh serta pengkajian terhadap manajemen mutu, organisasi manajemen dan personalia pada PT. Masiva Guna, didapatkan hasil bahwa sistem manajemen mutu, organisasi manajemen, dan personalia yang telah dijalankan oleh PT. Masiva Guna telah memenuhi aspek manajemen mutu pada pedoman teknis CDOB.

Pharmaceutical preparations include drugs, drug substances, traditional medicines, and cosmetics. To maintain the quality and benefits of pharmaceutical preparations, drugs and/or drug substances must meet safe and quality criteria that must be fulfilled from the manufacturing process, storage, distribution to delivery to consumers. Distribution, which is part of pharmaceutical work, is an important aspect in ensuring product quality, thus monitoring throughout the distribution process, from products entering the warehouse to reaching consumers, is necessary to ensure product quality. As a pharmacist, it is important to understand the principles of Good Distribution Practices (GDP) in the distribution process. This specific task is carried out to assess the suitability of quality management aspects and management organization personnel in Good Distribution Practices (GDP) and its implementation at PT. Masiva Guna. The implementation is conducted using descriptive methods by collecting data through direct observation of operational activities or direct questioning of the Responsible Pharmacist and informants from PT. Masiva Guna. The observations obtained are then compared for compliance with aspects of GDP. The results of observations and data obtained, as well as the assessment of quality management, management organization, and personnel at PT. Masiva Guna, show that the quality management system, management organization, and personnel implemented by PT. Masiva Guna have met the quality management aspects in the GDP technical guidelines.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyah Amirah
"PT. Masiva Guna sebagai salah satu Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang melakukan usaha di bidang pengelolaan obat sudah seharusnya melakukan pengkajian terhadap kegiatan usahanya terutama dalam aspek transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak agar tetap berjalan sesuai dengan ketentuan CDOB. Pada laporan tugas khusus ini dibahas mengenai kesesuaian antara kegiatan yang dilakukan oleh PBF PT. Masiva Guna dengan penerapan aspek pada Bab 7 – 8 yaitu transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak sesuai dengan CDOB. Hasil dari pengkajian yang telah dilakukan bahwasanya secara umum aspek transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak sebagian besar telah diterapkan oleh PBF PT. Masiva Guna. Sayangnya, masih terdapat beberapa kriteria yang belum memenuhi pedoman teknis CDOB salah satu contohnya seperti belum ada prosedur tertulis untuk menangani penyimpangan suhu. Perlu disediakan prosedur tertulis antara lain untuk kegiatan dan pemeliharaan semua kendaraan dan peralatan termasuk pembersihan dan tindakan keselamatan; penanganan tumpahan; perawatan dan pengkalibrasian peralatan yang digunakan untuk pemantauan suhu selama transportasi dalam kendaraan dan atau kontainer; keamanan untuk mencegah pencurian dan akses orang yang tidak berkepentingan terhadap obat dan atau bahan obat selama transportasi; dan dokumentasi yang mengatur pemisahan selama transportasi untuk obat dan atau bahan obat yang ditolak, ditarik, dikembalikan serta diduga palsu.

PT. Masiva Guna as one of the Pharmaceutical Wholesalers (PBF) which carries out business in the field of drug management should carry out review of its business activities, especially in the aspect of transportation and distribution facilities based on contracts so that it continues to run in accordance with CDOB provisions. In this special assignment report, discussed about the suitability between activities carried out by PBF PT. Masiva Guna implements aspects in Chapters 7 – 8, namely transportation and distribution facilities based on contracts in accordance with CDOB. The results of the study that have been carried out are that in general aspects of transportation and distribution facilities based on contracts have mostly been implemented by PBF PT. Masiva Guna. Unfortunately, there are still several criteria that do not meet the CDOB technical guidelines, one example is that there is no written procedure for handling temperature deviations. Written procedures need to be provided, among other things, for the activities and maintenance of all vehicles and equipment, including cleaning and safety measures; spill handling; maintenance and calibration of equipment used for temperature monitoring during transportation in vehicles and/or containers; security to prevent theft and access by unauthorized persons to drugs and/or medicinal substances during transportation; and documentation that regulates separation during transportation for medicines and/or medicinal substances that are rejected, withdrawn, returned and suspected to be counterfeit.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>