Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsaniya Hasya
"Bidang interdisipliner yang dikenal sebagai pendekatan neuroarsitektur menggabungkan prinsip-prinsip neurosains dengan arsitektur dan desain interior untuk membuat ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga membantu pengguna menikmati kesehatan fisik dan mental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana bentuk, warna, dan cahaya mempengaruhi perasaan seseorang saat berada di dalam ruang berdasarkan respon neurologis. Untuk mengetahui bagaimana elemen-elemen desain ini dapat mempengaruhi respon neurologis dan emosi pengguna, metodologi yang digunakan mencakup penelitian teori dan literatur sebelumnya. Studi ini mencakup prinsip-prinsip neuroarsitektur serta design vocabulary yang relevan sebagai stimulan, yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Studi preseden neuroarsitektur dalam desain interior juga dibahas dalam tulisan ini. Preseden-preseden ini menunjukkan bahwa menerapkan elemen-elemen ini dapat memberikan manfaat dan tujuan yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi desainer interior dan arsitek tentang seberapa pentingnya mempertimbangkan respon neurologis saat membuat desain ruang agar lingkungan menjadi lebih sehat dan menyenangkan. Oleh karena itu, pendekatan neuroarsitektur dapat berfungsi sebagai dasar untuk kemajuan dalam desain interior yang lebih humanis dan berbasis bukti.

The neuroarchitecture approach is an interdisciplinary field that combines principles of neuroscience with principles of architecture and interior design in order to create spaces that are not only functional but also promote physical and mental health for users. The goal of this study is to understand how shape, color, and light affect a person's feelings while being inside a space based on neurological responses. The methodology used in this study includes theoretical research and a review of previous literature. It also covers the principles of neuroarchitecture as well as relevant design vocabulary as stimuli, which are the independent variable. These examples show how putting these components to use can achieve a variety of goals and advantages. It is anticipated that this research will provide architects and interior designers more understanding of the significance of taking neurological responses into account when designing spaces to create happier, healthier settings. Therefore, advancements in more humane and empirically based interior design can be built upon the neuroarchitecture method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bintang Akbar
"Manusia tentunya mengalami pengalaman ruang ketika berhubungan dengan elemen arsitektur. Salah satu fenomena yang kerap terjadi adalah aspek familiarity dalam konteks arsitektur. Ketika manusia merasa familier dengan ruang di sekelilingnya, manusia akan merasa aman dan nyaman bertingkah laku. Familiarity dapat hadir sebagai sesuatu yang dibangun dari berbagai konfigurasi elemen spasial maupun identitas yang memberikan pengaruh kepada penggunanya. Selain itu, kehadiran familiarity tentunya akan memberikan pengalaman sense of place pada manusia terhadap ruang yang diokupasi. Familiarity dapat kita temui dalam rutinitas kehidupan. Salah satunya adalah familiarity dalam perpindahan manusia pada transportasi kota. Proses berpindah menghasilkan bukti yaitu berupa aspek fisik dan non fisik yang memiliki liminalitas dan akhirnya membentuk ruang liminal. Ruang liminal identik dengan medium yang ambigu dan sebagai perantara perpindahan manusia. Manusia hanya mengokupasi ruang ini sebagai ruang ketiga untuk memenuhi kebutuhan mobilitas. Namun, semakin hari tuntutan kebutuhan dan pengalaman manusia terhadap ruang semakin meningkat. Manusia cenderung ingin merasakan kenyamanan bahkan di tempat yang asing sekalipun. Kenyamanan ini dapat hadir melalui familiarity yang terbentuk karena kemampuan ruang dalam menghadirkan sense of place bagi penggunanya. Melalui studi kasus pada transportasi kota, kajian ini menginvestigasi bagaimana familiarity memiliki pengaruh terhadap pengguna dalam memenuhi kebutuhan dan pengalamannya dalam konteks ruang liminal pada transportasi kota.

Humans naturally experience space when interacting with architectural elements. One common phenomenon is the aspect of familiarity in the context of architecture. When people feel familiar with the space around them, they feel safe and comfortable behaving in it. Familiarity can be built from various configurations of spatial elements or identities that influence its users. Additionally, the presence of familiarity certainly provides a sense of place for people in the spaces they occupy. Familiarity can be encountered in the routines of daily life. One example is the familiarity in human movement within urban transportation. The process of moving creates evidence in the form of physical and non-physical aspects that possess liminality and eventually form liminal spaces. Liminal spaces are characterized by their ambiguous nature and act as intermediaries in human movement. People only occupy these spaces as third spaces to meet their mobility needs. However, over time, the demands for human needs and experiences in spaces are increasing. People tend to seek comfort even in unfamiliar places. This comfort can be achieved through familiarity that forms from a space’s ability to provide a sense of place to its users. Through a case study of urban transportation, this study investigates how familiarity influences users in meeting their needs and experiences in the context of liminal spaces within urban transportation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ufaira Sadya Ayasha
"Penulisan ini membahas atmosfer pada arsitektur yang dialami melalui medium film. Atmosfer adalah pengalaman yang dialami secara multisensori, namun ketika dialami melalui film, framing di dalam film membatasi pengalaman sensori yang bisa hadir. Pembahasan di dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu 1) identifikasi elemen pembentuk atmosfer, 2) bagaimana elemen tersebut di-frame di dalam film, dan; 3) pengalaman atmosfer arsitektur apa yang diserap oleh pengamat. Bagian pertama membahas elemen pembentuk atmosfer dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Peter Zumthor. Teori tersebut menjadi parameter dalam menentukan bagaimana terbentuknya suatu atmosfer. Bagian kedua membahas proses framing atmosfer arsitektur di dalam film melalui penentuan sudut pandang, pergerakan, dan penyusunan sequence. Bagian ketiga membahas tentang aspek multi-sensori dalam mengalami atmosfer arsitektur dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Juhani Pallasmaa. Ketiga bagian ini menjadi dasar dalam menganalisis studi kasus yaitu film “Parasite”. Melalui penulisan ini didapatkan bahwa atmosfer arsitektur tetap dapat dihadirkan dan dirasakan melalui medium film dengan dibantu oleh proses framing sehingga dapat mewujudkan kehadiran manusia di dalam ruang film.

This writing discusses the atmosphere in architecture that can be experienced through medium film. Atmosphere is a multisensory experienced, but when experienced through film, the framing within film limits the sensory experience. This study is divided by three main parts, which are 1) identification elements creating atmosphere, 2) how the elements being framed in films, and; 3) the architecture atmosphere experience that being absorbs by observers. The first part discusses the elements that creates the atmosphere by referring to the theory by Peter Zumthor. The theory acts as the parameter in determining how the atmosphere is formed. The second part discusses the process of framing the architectural atmosphere in film through determining the angle, movement, and the order of the sequences. The third part discusses the multi-sensory aspect of experiencing the architectural atmosphere by referring to the theory by Juhani Pallasmaa. These three parts become the basis for analyzing the case study, the film namely “Parasite”. Through this writing, it is found that the viii architectural atmosphere can still be presented and felt through the medium of film supported by the framing process so that it can revives the human presence in the filmic space"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Ajeng Rahardjo
"Berdasarkan perspektif semiotika, setiap elemen arsitektur mengandung makna denotatif maupun konotatif yang dapat mengkomunikasikan suatu budaya dan sejarah di lingkungan tersebut. Dalam hal ini, elemen-elemen arsitektur Hotel X terlihat pada desain eksterior yang terdiri dari fasad bangunan, lobby, kolam renang, taman, serta restoran dan kafe. Sementara itu, desain interior Hotel X terdiri dari pencahayaan pada kamar Hotel X, jendela kamar Hotel X, kasur pada kamar Hotel X, serta lantai kamar Hotel X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana semiotika desain arsitektur Hotel X dalam objek berbentuk render desain yang bersifat dua dimensi (2D). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Hotel X memiliki desain arsitektur yang khas dan unik, yaitu didominasi dengan corak geometris yang membentuk motif Batik Kawung dengan filosofi tinggi. Hal ini yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana Hotel X justru lebih menonjolkan budaya “Jawa-sentris” daripada budaya Kalimantan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan semiotika Pierce dan Umberto Eco sebagai ‘pisau analisis’ dalam mengeksplorasi elemen-elemen arsitektur pada Hotel X. Penelitian ini merupakan penelitian dengan paradigma kritis, pendekatan kualitatif, dan jenis eksploratif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

Based on a semiotic perspective, each architectural element contains denotative and connotative meanings that can communicate culture and history in that environment. In this case, the architectural elements of Hotel X can be seen in the exterior design, consisting of building facades, lobbies, swimming pools, gardens, restaurants, and cafes. Meanwhile, the interior design of Hotel X consists of lighting in bedrooms, windows in bedrooms, mattresses in bedrooms, and floors in bedrooms. This study aims to find out how Hotel X's architectural design semiotics is in the form of two-dimensional (2D) design rendering objects. The results of this study indicate that Hotel X has a distinctive and unique architectural design, dominated by geometric patterns that form the Batik Kawung motif with high philosophy. This will then affect how Hotel X puts forward a "Jawa-centric" culture rather than the culture of Kalimantan itself. This study uses Pierce and Umberto Eco's semiotics as an 'analytical knife' in exploring architectural elements in Hotel X. This research is research with a critical paradigm, a qualitative approach, and exploratory type. Data collection in this study was carried out using summaries, observations, and literature studies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Lianawati
"Imajinasi adalah sebuah proses mental yang tujuannya adalah menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya. Imajinasi manusia dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman dan pengetahuannya. Imajinasi bekerja pada proses desain sebagai katalis ide yang akan digunakan dalam proses perancangan. Fiksi mempengaruhi proses desain, yakni sebagai sumber inspirasi direct. Inspirasi direct dapat terealisasi dalam bentuk arsitektural dengan dua macam cara, yakni statis dan dinamis yang diwujudkan dalam studi kasus. Perwujudan karya fiksi ke dalam sebuah realitas ini merupakan sebuah kondisi hiperrealitas sehingga membuat studi kasus yang bersangkutan menjadi simulakrum. Pembahasan studi kasus yang dibahas dalam skripsi ini adalah perwujudan rumah hobbit berdasarkan imajinasi pembaca terhadap narasi J.R.R. Tolkien.

Imagination is a mental process that aims for creating something new and is never existed before. Human imagination works on the design process as an idea catalyst that will be use in the design process. Fiction affects design process as a source of direct inspiration. Direct inspiration can be happen in architectural forms in two ways, static and dynamic that developed in the case studies. Fiction development to reality is a hyper reality condition thus makes the case studies become simulacrum. The case studies that will be discussed in this essay are the development of hobbit houses based on reader's imagination of J.R.R. Tolkien's narration."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Pratama Putra
"Kebutuhan perluasan ruang vertikal di daerah perkotaan terutama Jakarta terkadang mengalami hambatan dari keberadaan bangunan purbakala yang harus dilestarikan. Oleh karena itu bangunan baru yang ingin dibangun diatas bangunan purbakala harus menggunakan sistem transfer, yang dalam penelitian ini berupa balok prategang dan kolom pendukungnya. Terletak pada wilayah gempa, nantinya beban gempa termasuk gempa vertikal dan beban gravitasi akan dikerjakan pada bangunan bertingkat yang akan diteliti. Selain itu, untuk menjamin bahwa sistem transfer tidak gagal terlebih dahulu daripada komponen struktur lainnya, gaya gempa pada sistem transfer diperbesar dengan faktor kuat lebih yang diambil berdasarkan SNI 03-1726-2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem transfer akan semakin baik dengan penambahan dimensi dari balok prategang. Selain itu, kinerja sistem transfer akan semakin baik seiring dengan pertambahan jumlah lantai yang dipikulnya. Displacement pada titik tengah balok prategang akan semakin berkurang seiring peningkatan jumlah lantai dengan profil dan gaya prategang yang berbeda-beda serta akan berkurang juga seiring dengan peningkatan dimensi balok prategang. Dapat dilihat juga dengan adanya sistem prategang pada balok transfer, kebutuhan tulangan longitudinal non-prategang pada balok dapat berkurang.

The need of vertical expansion in cities especially Jakarta sometimes has obstacle from the existence of heritage building which should be kept. Therefore the new building intended to be built above the heritage building must use particular transfer system, in this research it would be a prestress beam and its supporting column. Located in seismic region, later a seismic load including its vertical and horizontal component and gravity force will be assigned to the multi-story building. In addition, to guarantee the transfer system doesn?t fail before the other structural components do, seismic forces for transfer system will be scaled up with excessive strength factor based on SNI 03-1726-2002.
This research shows that the performance of transfer system will be better with the increase of transfer beam dimension. Furthermore, the performance of transfer system also will be better with the increase of number of stories. Displacements at transfer beam mid-span will be less with increasing amount of stories held with different transfer beam dimensions and different prestress loads, also will be less with the increase of prestress beam dimension. It is observable since the existence of prestress system at transfer beam, the need of non-prestress longitudinal reinforcement will be reduced.
"
2012
S44676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audy Daniaguitrianda Mutiarani
"Dalam bidang ritel, inovasi branding merek dilakukan dengan sensory branding yang memanfaatkan indra manusia dalam memberi pengalaman emosional pada pengunjung. Sensori visual merupakan sensori yang merespon pertama, sehingga penting bagi toko ritel mementingkan branding secara visual. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana toko ritel menampilkan branding dalam desain interior secara visual dan bagaimana respon pengunjung terhadap hal tersebut. Material, skema warna, pencahayaan, window display, dan product display pada toko merupakan bentuk usaha visual archetypes pada merek. Maka dalam menampilkan citra dari branding interior toko, diperlukan gaya desain, elemen interior, dan visual merchandising. Studi kasus dilakukan pada toko The Goods Dept.

In the field of retail, innovation in branding the brand conducted with sensory branding, which takes advantage of the senses of human beings in give emotional experience to consumers. Sensory visual is sensory that gives the first respond, so it is important in retail store to concern about branding visually. This thesis is aimed to find out how retail store shows its branding visually in interior design and how consumers response it. The materials, color schemes, lightings, window display and product display in store are visual efforts of archetypes brand. Therefore in showing image from store interior branding, it takes design style, interior element and visual merchandising. Case study is conducted at The Goods Dept."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hifzil Rinandra Putri
"Manusia selalu melihat warna pada segala sesuatu, termasuk dalam ruang interior. Warna sebagai salah satu elemen ruang interior memengaruhi manusia dalam berbagai aspek, seperti kesehatan, emosi dan perilaku. Ruang interior dapat dimanipulasi dengan warna dan memengaruhi manusia sebagai pengguna ruang interior dengan tujuan untuk menstimulasi manusia sehingga tercapai well-being. Untuk mengkomposisi warna dalam ruang interior dapat digunakan kontras sebagai penyusun ruang interior. Kontras warna dikonstruksi dalam ruang interior berdasarkan dua teori warna, yaitu Itten tentang jenis kontras warna dan Albers tentang interaksi warna kontras. Lansia sebagai pengguna ruang mengalami penurunan fungsi penglihatan, sehingga kesulitan untuk melihat dan mendapat informasi dalam suatu ruang interior. Oleh karena itu, untuk mendukung lansia sebagai pengguna ruang interior sehingga tercapai kejelasan visual dan memberi dampak positif psikologis seperti menghilangkan insecurity dibutuhkan kontras warna dalam ruang interior.

People always see color on everything ndash including the color in interior space. Color, as an element of an interior space, affect humans in various aspects, such as health, emotions and behavior. The interior space can be manipulated with color and affect humans as the user of interior space in order to stimulate people to achieve well being. One of ways to compose color in the interior space is by using contrast to construct interior space. In this thesis, color contrast is constructed in the interior space based on two color theories Itten about color contrast and Albers about interaction of color on color contrast. Elderly as the user of interior space undergo vision impairments, making it difficult to see and get information in the interior space. Therefore, to support the elderly as the user of interior space in order to achieve visual clarity and give positive psychological impact such as eliminating insecurity color contrast is required in interior space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Hidayatullah
"Ketika sebuah ilmu eksak menjadi sebuah dasar pemikiran dalam perancangan arsitektur interior, terciptalah sebuah kualitas ruang yang berbeda dari pada umumnya. Melalui salah satu ilmu eksak tersebut yaitu fisika, mencoba menerapkan salah satu cabang keilmuannya. Yang di ambil adalah hukum Newton, mengenai pembelajaran mengenai pergerakan suatu benda dan free fall bodies. Bagaimana hukum Newton itu mengintervensi ruang dengan cara kinetik. Dimana kinetik adalah sebuah seni perpindahan yang tercipta melalui sebuah interkoneksi satu sama lainnya melalui tiga jenis medium, yaitu fluida, cahaya, dan benda solid. Yang mana medium-medium tersebut dijadikan program ruang pada perancangan arsitektur interior. Seberapa besar hal-hal tersebut mempengaruhi sebuah kualitas ruang pada perancangan interior. Sehingga nantinya menciptakan sebuah bangunan baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Dan menciptakan sebuah inovasi baru dalam dunia arsitektur interior mengenai sebuah perpindahan.

When a science become a rationale in interior architecture design , creates a different quality of space in general. Through one of the science that’s physics, try applying one of the scientific branches. Law of Newton was choosen, learning about the movement of an object and the free fall bodies. How does Newton's law intervening space with a kinetic way. Where Kinetic is an art of movement that is created through an interconnect with each other through the medium like, fluid, light, and solid. Which is used as a medium courses in designing space in interior architecture design. How big these things are affect a quality of space in the interior design. So it will create a new building that had not previously been unthinkable. And create a new innovation in the world of interior architecture regarding a movement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54667
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asrianti
"Nickel-Metal Organic Frameworks (Ni-MOFs-ptc) has been succesfully synthesized based on perylene 3,4,9,10-tetracarboxylic dyes as linker organic using solvothermal method. Chromophoric linker in ptc structure are utilized to obtain MOFs with light harvesting properties. In this study, parameters variations in the synthesis of Ni-MOFsptc were carried outthrough time reaction. The absence of absorption at wave number 1700cm-l as vibration stretching v(C = O) from Ni-MOFs-ptc, indicates that the oxygen atom from ligand can coordinate with the Nickel metal ion. This indicates that Ni-MOFs-ptc has been successfully formed. X-Ray diffraction of Ni-MOFs-ptc exhibits sharp and high intensity peak which indicates high crystalinity Ni-MOFs-ptc. Ni-MOFs-ptc posseses a HOMO-LUMO band gap of 2,41 eV determined by UV-Vis spectroscopy with an absorbtion edge at 514 nm, which present effective photocatalytic activity for hydrogen production under UV-Visible irradiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>