Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizkiawan Pangestu
"Saat ini masih terdapat kawasan industri yang belum bisa memberikan dampak baik terhadap lingkungan. Dalam merencanakan dan membangun konsep hijau 10-20% lebih mahal dari pada bangunan konvensional. Dalam hal ini Kawasan Industri untuk memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan, dapat melakukan proses Green Retrofitting dengan acuan assessment berdasarkan kaidah-kaidah Petunjuk Teknis Permen PUPR No. 1 Tahun 2022, yang di dalamnya terdapat tiga peringkat. Setelah diterapkannya proses Green Retrofitting pada Kawasan Industri XXX. Diperoleh nilai sebesar 70 poin dengan nilai Rp 24.352.030.022,- pada kondisi awal. Setelah dilakukan assessment dan penyesuaian RAB menjadi tingkat Pratama diperoleh nilai sebesar 84 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 27.409.030.022,-, sedangkan untuk menjadi tingkat Madya diperoleh nilai sebesar 116 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 28.013.580.022,-, sedangkan untuk menjadi tingkat Utama sebesar 135 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 28.872.580.022,-. Secara presentasi peningkatan RAB untuk mencapai tingkat Pratama terdapat penambahan biaya sebesar 11,15%, sedangkan untuk mencapai tingkat Madya membutuhkan penambahan biaya sebesar 13,07% dan tingkat Utama sebesar 15,66% dari biaya awal.

Many industrial estate still failed to positively impact the environment. Implementing and constructing green concepts typically costs 10-20% more than traditional buildings. To improve environmental impact, industrial estate can undergo Green Retrofitting based on the guidelines provided in Technical Instructions Permen PUPR No. 1 of 2022, which outlines three rating levels. Following the Green Retrofitting process in the XXX Industrial Area, the initial assessment yielded a score of 70 points with a cost of Rp 24,352,030,022. After reassessment and adjustment of the Budget Plan (RAB) to achieve the Pratama level, the score increased to 84 points with an RAB of Rp 27,409,030,022. For the Madya level, the score reached 116 points with an RAB of Rp 28,013,580,022, and for the Utama level, the score reached 135 points with an RAB of Rp 28,872,580,022. The cost increases to achieve these levels were 11.15% for Pratama, 13.07% for Madya, and 15.66% for Utama, compared to the initial cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risya Josephine
"Meskipun implementasi green retrofitting sudah terbukti memiliki peran penting untuk memperbaiki masalah lingkungan, keinginan dan kepercayaan masyarakat terhadap penerapan green retrofitting masih minim. Akar permasalahan terdapat pada tidak adanya standar biaya untuk pekerjaan green retrofitting. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun Pedoman Perencanaan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Green Retrofitting pada Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi di Jakarta berdasarkan Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 guna memudahkan pengguna untuk mengaplikasikan green retrofitting sekaligus meningkatkan akurasi biaya pada pembangunan kantor bertingkat tinggi di Jakarta. Pedoman perencanaan biaya ini juga membahas Work Breakdown Structure (WBS) Green Retrofitting, Klasifikasi Peringkat Green Retrofitting dan Komponen Biaya Pekerjaan Green Retrofitting. Pedoman perencanaan biaya ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sebuah standar yang diciptakan oleh perencana pada tahap awal proyek untuk memperkirakan keseluruhan biaya konstruksi yang selanjutnya digunakan oleh owner, konsultan, maupun kontraktor dalam pekerjaan green retrofitting untuk menghasilkan perhitungan biaya yang lebih akurat.

In spite of the well-documented effectiveness of green retrofitting in addressing environmental challenges, the widespread adoption of this approach in Jakarta remains incomplete. The primary underlying factor contributing to this issue is the absence of project cost considerations in green retrofitting initiatives. This study aims to develop Cost-Planning Guidelines for Implementing Green Retrofitting on High-Rise Office Buildings in Jakarta based on PUPR No. 22 Tahun 2018. These guidelines are of utmost importance, as they not only facilitate the advancement of green retrofitting efforts but also enhance project cost accuracy. Additionally, this study delves into various aspects including the Work Breakdown Structure (WBS), building rating systems and cost components in green retrofitting works."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti Silviana Dewi
"Latar belakang penelitian ini adalah komitmen pengurangan emisi karbon hingga 31% pada tahun 2030. Penelitian ini berupaya melakukan green retrofitting pada bangunan eksisting terbanyak di Indonesia yaitu gedung bertingkat tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Sektor konstruksi menyumbang emisi karbon sebesar 40%. Menurut penelitian yang sudah ada sebelumnya, Green Retrofitting atau Penggubahsesuaian merupakan strategi yang paling menguntungkan untuk mengurangi emisi karbon pada sektor konstruksi, karena hanya menggunakan biaya sebesar 30 % hingga 50% dibandingkan dengan bongkar bangunan yang sudah ada dan bangun bangunan baru, serta 20% jika dibandingan dengan membangun bangunan baru dengan standar bangunan hijau di lahan kosong. Implementasi Green Retrofitting di Indonesia belum terlalu banyak walaupun sudah terdapat payung hukum Permen PUPR No.21 Tahun 2021 dan GBCI sebagai standar bangunan hijau. Berdasarkan data yang sudah ada, terdapat banyak masalah dalam menentukan keputusan pembangunan proyek green retrofitting, salah satunya karena estimasi biaya yang kurang akurat. Dengan terjadinya ketidakakuratan estimasi biaya, banyak realisasi proyek yang mengalami pembengkakan anggaran dan tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan pada tahap perencanaan proyek. Penggunaan BIM 5D pada proses estimasi biaya merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan akurasi biaya. Dalam melakukan proses estimasi biaya ini mempertimbangkan juga risiko yang terjadi pada BIM 5D dan proses estimasi biaya itu sendiri. Penelitian ini akan mempelajari setiap proses, aktivitas, output dan risiko pada penggunaan BIM 5D dan proses estimasi biaya. Selain itu untuk mengetahui model hubungan antara risiko BIM 5D dan proses estimasi biaya dengan tingkat akurasi biaya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa model hubungan risiko BIM 5D dengan akurasi biaya adalah saling mempengaruhi dan berbanding terbalik Y = 2,573 – 0,171X1 – 0,052X2. Sedangkan hubungan antara risiko proses estimasi biaya dengan tingkat akurasi biaya sebagai berikut Y’ = 2,573 – 0,201X. Setiap risiko level tinggi sudah diberikan strategi penanganan baik secara tindakan preventif maupun korektif, sehingga penerapan BIM 5D dalam proses estimasi biaya menghasilkan tingkat akurasi biaya yang diharapkan. Penerapan BIM 5D pada penelitian ini menggunakan software Revit untuk melakukan quantity take off kemudian dengan proses Analisa Harga dikombinasikan dengan teknik perhitungan menggunakan Ms. Excel.

The background to this research is the commitment to reduce carbon emissions by up to 31% by 2030. This research seeks to carry out green retrofitting of the largest number of existing buildings in Indonesia, namely high-rise buildings, to achieve this goal. The construction sector contributes 40% of carbon emissions. According to previous research, Green Retrofitting is the most profitable strategy for reducing carbon emissions in the construction sector, because it only costs 30% to 50% compared to demolishing existing buildings and building new buildings, and 20 % when compared to building a new building with green building standards on the land blank. There is not much implementation of Green Retrofitting in Indonesia even though there is a legal umbrella for PUPR Ministerial Decree No. 21 of 2021 and GBCI as a green building standard. Based on existing data, there are many problems in determining the decision to build a green retrofitting project, one of which is due to inaccurate cost estimates. Due to inaccurate cost estimates, many project realizations experience budget overruns and do not comply with the budget set at the project planning stage. Using BIM 5D in the cost estimation process is one solution to increase cost accuracy. In carrying out the cost estimation process, you also consider the risks that occur in 5D BIM and the cost estimation process itself. This research will study each process, activity, output and risk in the use of 5D BIM and the cost estimation process. Apart from that, to find out the model of the relationship between BIM 5D risk and the cost estimation process with the level of cost accuracy. The results of this research show that the 5D BIM risk relationship model with cost accuracy influences each other and is inversely proportional to Y = 2.573 – 0.171X1 – 0.052X2. Meanwhile, the relationship between the risk of the cost estimation process and the level of cost accuracy is as follows Y' = 2.573 – 0.201X. Every highlevel risk has been given a handling strategy, both preventive and corrective, so that the application of BIM 5D in the cost estimation process produces the expected level of cost accuracy. The application of BIM 5D in this research uses Revit software to carry out quantity take off then the Price Analysis process combined with calculation techniques using Ms. Excel."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arkan Akhyari
"Penelitian mengenai risiko pengubahsuaian (Green Retrofitting) belum banyak dilakukan. Hal tersebut tercermin dari masih sedikit nya pengaplikasian pengubahsuaian di negara berkembang salah satunya di Indonesia. Padahal pengubahsuaian bangunan lama menjadi salah satu faktor utama tercapainya target nol emisi karbon di tahun 2040. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Sumber atau Faktor Risiko dan Risiko Tinggi (High Risk) pada pelaksanaan pekerjaan Green Retrofitting aspek tepat guna lahan (ASD) dan konservasi air (WAC) yang berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan Green Retrofitting. Penelitian risiko ini berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS) yang berbasis pada Rating Tools GREENSHIP Existing Building dan Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Dengan menggunakan metode regresi linear, serta dibantu software SPSS. Diketahui beberapa risiko dominan yang berpengruh terhadap biaya green retrofitting salah satunya adalah kelangkaan material yang sesuai dengan spesifikasi green retrofitting.

Research on the risks of green retrofitting has not been widely conducted. This is reflected in the fact that there are still few applications of retrofitting in developing countries, including Indonesia. Even though the conversion of old buildings is one of the main factors in achieving the net zero emission (NZE) target in 2040. The purpose of this study is to determine the sources or risk factors and high risks in the implementation of Green Retrofitting work in the aspects of appropriate site development (ASD) and water conservation (WAC) that affect the cost of implementing Green Retrofitting. This risk research is based on the Work Breakdown Structure (WBS) which is based on the GREENSHIP Existing Building Rating Tools and Permen PUPR Number 21 of 2021. By using the linear regression method, and assisted by SPSS software. It is known that several dominant risks that affect the cost of green retrofitting, one of which is the scarcity of materials that are in accordance with green retrofitting specifications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Aurelia Pasha
"Green retrofit merupakan salah satu langkah bagi Indonesia untuk mengurangi emisi GRK. Melalui retrofitting, bangunan eksisting dapat dimanfaatkan untuk tujuan keberlanjutan yang mengurangi pengeluaran berlebihan. Untuk mengimplementasi bangunan konvensional menjadi bangunan hijau, terdapat 2 (dua) penilaian yang dapat digunakan yaitu Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 dan Rating Tools GBCI. Dalam menyusun struktur WBS pekerjaan retrofitting gabungan dari Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 dan GBCI khususnya aspek BEM, terdapat 74 aktivitas untuk menilai pekerjaan green retrofitting pada bangunan gedung kantor bertingkat tinggi. Agar pekerjaan green retrofitting dapat berjalan maksimal serta dapat mencapai target dan dapat selesai tepat pada waktu seperti yang telah direncanakan, maka dapat lebih memperhatikan sumber daya dari proyek tersebut. Penelitian hanya terbatas pada bangunan gedung kantor bertingkat tinggi khususnya aspek BEM. Hasil kuesioner dianalisa menggunakan metode analisis delphi, metode RII, dan metode statistik seperti uji homogenitas, kecukupan data, validitas, reliabilitas, dan regresi linier. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas yang penting dan berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

Green retrofit is one step for Indonesia to reduce GHG emissions. Through retrofitting, existing buildings can be utilized for sustainability purposes by reducing excessive expenditure. To implement conventional buildings into green buildings, there are 2 (two) assessments that can be used, namely Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 and the GBCI Rating Tools. In compiling the WBS structure for combined retrofitting work from PUPR Ministerial Regulation Number 21 of 2021 and GBCI especially the BEM aspect, there are 74 activities to assess green retrofitting work on high-rise office buildings. In order for the green retrofitting work to run optimally and be able to achieve the target and be completed on time as planned, it can pay more attention to the resources of the project. Research is only limited to high-rise office buildings, especially aspects of BEM. Questionnaire results were analyzed using the Delphi analysis method and statistics such as homogeneity test, data adequacy, validity, reliability, and linear regression. The result of this research is to know which activities are important and influence the accuracy of resource planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Puteri Azzahra
"Pertumbuhan gedung bertingkat tinggi berpotensi terhadap meningkatnya emisi yang disebabkan oleh penggunaan energi, air dan listrik dalam pengoperasian gedung tersebut. Dalam rangka mewujudkan Net Zero Emission, gedung yang sudah terbangun perlu meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan dengan cara green retrofitting. Dengan begitu pada penelitian ini dilakukan komparasi regulasi pelaksanaan green retrofitting di Indonesia dengan negara lain yaitu Singapura, Malaysia dan Hong Kong, dengan harapan ditemukannya perbedaan yang dapat menjadi rekomendasi dalam mendorong pelaksanaan green retfotting di Indonesia. Menurut hasil penelitian,  penerapan penilaian green retrofitting di Indonesia perlu adanya tolok ukur mengenai inovasi, insentif dalam bentuk non-finansial, serta perlu adanya kolaborasi dalam penyusunan regulasi antar pemerintah dan pihak swasta dalam mengintegrasikan sertifikasi.

The growth of high-rise buildings has the potential to increase emissions caused by the use of energy, water and electricity in the operation of the building. In order to encourage Net Zero Emissions, buildings that have been built need to minimize their impact on the environment by means of green retrofitting. Therefore, in this study a comparison was made of regulations implementing green retrofitting in Indonesia with other countries, namely Singapore, Malaysia and Hong Kong, with the hope that in the end, the differences that are found with the hope of finding differences that can be a recommendation in encouraging the implementation of green retrofitting in Indonesia. According to the results of the research, the implementation of green retrofitting assessment in Indonesia needs benchmarks regarding innovation, incentives in non-financial forms, and the need for collaboration in drafting regulations between the government and the private sector in integrating certification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richa Daniella
"Green retrofitting menjadi solusi paling efisien dalam meminimalisir emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim, salah satu fenomena yang sedang melanda dunia. Green retrofitting juga merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam mencapai komitmen Net Zero Emission pada tahun 2060. Terdapat dua standar penilaian green retrofitting yang digunakan di Indonesia, yaitu sertifikasi Greenship dari GBCI dan sertifikasi BGH dari Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Pengembangan standar WBS gabungan antara kedua standar tersebut menjadi tingkat paling kecil, yaitu aktivitas, dari aspek WAC dilakukan agar menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan green retrofitting pada bangunan gedung bertingkat tinggi sehingga dapat lebih mudah dikelola. Standar WBS juga dikembangkan agar kebutuhan sumber daya pekerjaan green retrofitting dapat dengan mudah teridentifikasi dan direncanakan sehingga dapat meningkatkan akurasi perencanaan sumber daya. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai aspek WAC pada bangunan gedung bertingkat tinggi untuk pekerjaan green retrofitting. Hasil yang diperoleh merupakan hasil analisa arsip, analisa deskriptif, analisa delphi menggunakan kuesioner, analisa RII dan analisa statistik yang mencakup uji homogenitas, uji kecukupan data, uji validitas internal, uji reabilitas, dan uji korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan aktivitas atau tolok ukur penilaian pada struktur WBS yang penting serta yang berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

Green retrofitting is the most efficient solution in minimizing greenhouse gas emissions that cause climate change, one of the phenomena that is sweeping the world. Green retrofitting is also an important step for Indonesia in achieving its Net Zero Emission commitment by 2060. There are two green retrofitting assessment standards used in Indonesia, namely Greenship certification from GBCI and BGH certification from Permen PUPR Number 21 of 2021. The development of a combined WBS standard between the two standards into the smallest level, namely activities, from the WAC aspect is carried out so that it becomes a reference in carrying out green retrofitting work in high-rise buildings so that it can be more easily managed. The WBS standard was also developed so that the resource requirements of green retrofitting work can be easily identified and planned so as to improve the accuracy of resource planning. This research will only discuss aspects of WAC in high-rise buildings for green retrofitting work. The results obtained are the results of archival analysis, descriptive analysis, delphi analysis using questionnaires, RII analysis and statistical analysis which includes homogeneity test, data sufficiency test, internal validity test, reliability test, and correlation test. The result of this research is to obtain activities or assessment benchmarks in the WBS structure that are important and that affect the accuracy of resource planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Zata Izzati Shodiqi
"Karawang yang dahulu dikenal sebagai lumbung padi nasional kian beralih menjadi kawasan industri yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek, jaringan Jalan Raya Lintas Pulau Jawa, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Bandar Udara Internasional Kertajati, dan Pelabuhan Patimban. Keterbatasan lahan yang tersedia untuk pembangunan fasilitas fisik dan infrastruktur menyebabkan pengalihan lahan non-terbangun, termasuk ruang hijau, menjadi lahan terbangun secara masif di Kabupaten Karawang. Hal ini menimbulkan dampak negatif pada lingkungan yang secara langsung dapat dirasakan manusia, salah satunya adalah terjadinya urban heat island (UHI) atau pulau bahang perkotaan. UHI merupakan perbedaan suhu udara antara kawasan perkotaan dan pedesaan yang memengaruhi kesehatan, kenyamanan, biaya penggunaan energi, kualitas udara, jarak pandang, ketersediaan dan kualitas air bersih, layanan ekologis, rekreasi, dan kualitas hidup manusia. Selain itu, aktivitas industri menyebabkan pencemaran udara, bau, dan kebisingan yang dapat membahayakan kesehatan manusia, khususnya pada saluran pernapasan. Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang (2018), selama tahun 2017, penyakit utama yang dialami masyarakat Kabupaten Karawang adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan jumlah pengidap sebanyak 173.953 orang. Penyakit ISPA sendiri bisa timbul akibat terhirupnya polutan-polutan hasil aktivitas industri. Oleh sebab itu, peneliti akan merencanakan pembangunan infrastruktur berbasir ruang hijau di kawasan industri Karawang. Dengan adanya ruang hijau, diharapkan dapat mengurangi urban heat effect di kawasan ini dengan mengurangi total emisi CO2. Selain itu, dengan meningkatkan kontak antara manusia dengan alam (ruang hijau), dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis seseorang yang berhubungan erat dengan kesejahteraan. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi literatur tentang bagaimana konsep ruang hijau yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan industri Karawang. Penelitian menghasilkan bahwa konsep infrastruktur yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di kawasan industri Karawang adalah dengan menanam vegetasi yang dapat menyerap polutan secara efektif, seperti pohon dadap kuning, flamboyant, trembesi, lolipop kuning, nusa indah merah, bougenvil ungu, azalea, dan koleus. Selain itu, perlu disediakan tempat sampah dan toilet agar sanitasi ruang hijau lebih terkendali. Lebih lanjut, untuk meningkatkan kesehatan fisik masyarakat, perlu diadakan sarana olahraga seperti jogging track, lapangan futsal, dan alat gym. Sedangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan industri Karawang adalah dengan penyediaan kios (food stall) agar masyarakat sekitar dapat berdagang dan mengutamakan penjual adalah mereka yang menjual produk-produk unggulan yang dimiliki Kecamatan Klari, seperti pepes jambal, sate maranggi, ikan paray, dan kerupuk cikur. Selain itu, untuk mendukung kesenian yang ada, RTH bisa digunakan sebagai tempat latihan kearifan budaya setempat, seperti wayang golek. Dengan begitu, Taman Industri Karawang bisa menjadi objek wisata  yang akan menimbulkan atraksi yang dapat membuat kawasan di sekitarnya ikut berkembang. Setelah itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui lokasi mana yang paling sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada untuk dijadikan ruang hijau. Kemudian peneliti melakukan survei kuesioner terhadap penduduk yang tinggal di Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Dari kuesioner tersebut, didapatkan bahwa masyarakat Kecamatan Klari setuju bila dalam ruang hijau terdapat kolam artifisial, air mancur, area bermain khusus anak, papan nama pada pohon, lintasan lari, lapangan multifungsi, instalasi alat gym, tanah lapang, dan lahan yang cukup untuk parkir mobil dan motor. Namun, masyarakat tidak setuju dengan adanya taman komunitas di ruang hijau. 

Karawang, formerly known as the national rice barn, is increasingly turning into an industrial area with facilities such as the Jakarta-Cikampek Toll Road, Jabodetabek Light Rail Transit (LRT), the Trans-Java Highway network, the Jakarta-Bandung Fast Train, Kertajati International Airport, and Patimban Port. The limited land available for the construction of physical facilities and infrastructure that led to the transfer of non-built land, including green space, became a massive building area in Karawang Regency. This has a negative impact on the environment that can be felt by humans, which is urban heat island (UHI). UHI is one of the main factors between urban and rural areas that affects health and comfort, energy use costs, water quality, visibility, clean air quality needs, ecological services, recreation, and the quality of human life. In addition, industrial activities cause water pollution, odors, and health problems that can endanger humans, especially in the respiratory tract. Based on the Karawang Regency Central Bureau of Statistics (2018) report, during 2017, the main disease experienced by the Karawang with 173,953 sufferers is ARI, which can arise from the inhalation of pollutants from industrial activities. Therefore, the researcher will plan the construction of green space-based infrastructure in the Karawang industrial area. With the existence of green space, it is expected to reduce the urban heat effect by reducing the total CO2 emissions. In addition, increasing contact between humans and nature (green space) can improve physical and psychological health related to well-being.This research began with studying literatures on the concept of green space that can improve the health and well-being of people in the Karawang industrial area. The use of effective pollutant-absorber vegetations is believed as an effective way, such as yellow dadap, flamboyant, trembesi, yellow lollipops, beautiful red deer, purple bougainvillea, azaleas, and coleus. In addition, it is necessary to provide trash bins and toilets so that green spaces sanitation is more controlled. Furthermore, to improve public health, the procurement of sports facilities such as jogging tracks, futsal courts, and gym equipment is needed. Meanwhile, to improve the welfare of the community in Karawang industrial areas, providing kiosks (food stalls) is aimed so that the surrounding communities can trade and prioritize sellers who sell superior products in the Klari District, such as pepes jambal, maranggi satay, paray fish, and cikur crackers. In addition, to support the existing local art, the green space can be used as a place to practice local cultural wisdom, such as puppet shows. That way, this green space can become a tourist attraction that will attract interest that can make the surrounding area grow. After that, the research about which location is best-suited the criteria needed for becoming a green space is done. Then the researcher conducted a survey of the population living in the Klari District, Karawang Regency. From the questionnaire, the Klari District community agreed that if there is an artificial pool, a fountain, a playground for children, vegetation name on the tree, a running track, multifunctional sports field, sports equipment installation, terrain, and enough parking space for cars and motorbikes. However, the community does not agree with the existence of community parks in green spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Hafizh Setiawan
"Emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2000 hingga menjadikannya sebagai penghasil per kapita terbesar kelima di dunia pada tahun 2020. Analisis tolok ukur pelaksanaan green retrofitting bangunan gedung bertingkat tinggi dilakukan dengan cara analisis arsip pada kriteria penilaian GBCI dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Pengembangan Struktur WBS pekerjaan green retrofitting gedung kantor bertingkat tinggi pada aspek MRC berdasarkan GBCI dan Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tersusun atas 3 (tiga) siklus proyek, 16 (enam belas) jenis pekerjaan, 41 (empat puluh satu) metode dan pendukung proses, dan 78 (tujuh puluh delapan) aktivitas pekerjaan. Indikator tolok ukur pekerjaan green retrofitting dari aspek MRC pada rating tools GREENSHIP terdiri dari MRC P1 Fundamental Refrigerant, MRC P2 Material Purchasing Policy, MRC P3 Waste Management Policy, MRC 1 Non ODS Usage, MRC 2 Material Purchasing Practice, MRC 3 Waste Management Practice, MRC 4 Hazardous Waste Management, dan MRC 5 Management of Used Good. Sedangkan, pada Daftar Simak Kinerja BGH untuk Bangunan Yang Sudah Ada Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021 terdiri dari Tahap Pemanfaatan dan Tahap Pembongkaran

Indonesia's greenhouse gas emissions have continued to increase significantly since 2000, making it the fifth largest per capita emitter in the world in 2020. The benchmark analysis of the implementation of green retrofitting of high-rise buildings is carried out by means of archival analysis on the GBCI assessment criteria and the Minister of PUPR Regulation Number 21 of 2021. The development of the WBS structure for green retrofitting of high-rise office buildings in the MRC aspect based on GBCI and Permen PUPR Number 21 of 2021 is composed of 3 (three) project cycles, 16 (sixteen) types of work, 41 (forty-one) methods and supporting processes, and 78 (seventy-eight) work activities. The benchmark indicators of green retrofitting work from the MRC aspect of the GREENSHIP rating tools consist of MRC P1 Fundamental Refrigerant, MRC P2 Material Purchasing Policy, MRC P3 Waste
Management Policy, MRC 1 Non ODS Usage, MRC 2 Material Purchasing Practice, MRC 3 Waste Management Practice, MRC 4 Hazardous Waste Management, and MRC 5 Management of Used Good. Meanwhile, the BGH Performance Checklist for Existing Buildings Permen PUPR Number 21 of 2021 consists of the Utilization Stage and Demolition Stage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Orchianne Hasan
"Usaha pengubahan bangunan menjadi bangunan hijau (green retrofitting) semakin mendapat perhatian dengan adanya konsep keberlanjutan yang sedang diterapkan di dunia; khususnya dalam usaha menerapkan konsep keberlanjutan pada bangunan eksisting. Mendukung inisiatif tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan tinjauan menyeluruh atas manfaat penerapan green retrofitting khususnya dalam membantu mencapai tujuan keberlanjutan pada bangunan eksisting. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan faktor kesuksesan kritis dalam menerapkan green retrofitting di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji interval kepercayaan dan metode DEMATEL-ANP untuk menentukan faktor kesuksesan mana yang paling kritis dalam penerapan green retrofitting. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa manfaat penerapan green retrofitting berkontribusi sama besarnya pada empat aspek keberlanjutan: sosial, lingkungan, ekonomi, dan teknis. Sedangkan, faktor kesuksesan kritis dalam penerapan green retrofitting dalam tingkat dimensi ialah sumber daya manusia. Faktor yang berperan penting pada tingkat meliputi (C1) Dukungan SDM terhadap penerapan green building, (C7) tersedianya penilaian, (C8) kesanggupan pembiayaan proyek, (C14) tersedianya teknologi dan sistem yang akan diterapkan, (C16) pekerjaan pengubahsesuaian, dan (C19) pemeliharaan. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pembuat kebijakan, panduan bagi industri, dan mendukung inisiatif green retrofitting.

The effort to convert buildings into green buildings (green retrofitting) is gaining more attention in line with the sustainability concept being implemented globally, particularly in the effort to apply sustainability principles to existing buildings. To support the initiative, this study aims to provide a comprehensive review of the benefits of implementing green retrofitting, especially in helping to achieve sustainability goals for existing buildings. Furthermore, this study also aims to identify critical success factors for implementing green retrofitting in Indonesia. The methods used in this study are confidence interval testing and the DEMATEL-ANP method to determine the critical success factors in green retrofitting implementation. The results of the study show that the benefits of implementing green retrofitting contribute equally to four aspects of sustainability: social, environmental, economic, and technical. For the critical success factors in implementing green retrofitting, the study found that human resources dimension is the most influential factor. Key criteria include (C1) HR support on green building implementation, (C7) the availability of assessments, (C8) project financing capability, (C14) the availability of technology and systems to be applied, (C16) retrofitting work, and (C19) maintenance. The results of this study can serve as considerations for policymakers, a guide for the industry, and a means to support the green retrofitting initiative. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>