Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Faturamadhan
"Permasalahan kualitas tidur menjadi salah satu hal yang umum ditemui pada kelompok mahasiswa. Kualitas tidur buruk ditemukan berasosiasi positif dengan kesepian. Hal ini mengingat mahasiswa masih berada di tahapan perkembangan yang rentan terhadap munculnya kesepian. Mekanisme hubungan antara kesepian dan kualitas tidur diduga dimediasi oleh cara individu merespons terhadap pengalaman kesepian tersebut. Salah satu respons yang umum dilakukan oleh individu saat menghadapi kesepian adalah ruminasi atau memikirkan pengalaman suasana hati negatif secara berulang-ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ruminasi sebagai mediator antara hubungan antara kesepian dan kualitas tidur pada mahasiswa Indonesia. Partisipan pada penelitian ini terdiri atas 124 mahasiswa strata 1 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia (M = 21,08; SD = 0,95). Alat ukur yang digunakan adalah UCLA Loneliness Scale version 3 untuk mengukur kesepian, Ruminative Response Scale Short Version untuk mengukur ruminasi, dan Pittsburgh Sleep Quality Index untuk mengukur kualitas tidur. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ruminasi terbukti secara signifikan berperan sebagai variabel mediator antara hubungan kesepian dan kualitas tidur pada mahasiswa (ab = 0,0198, 95% CI [0,0052, 0,0391]). Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi kepada mahasiswa untuk mengadopsi respons yang lebih adaptif dalam menghadapi kesepian serta kepada perguruan tinggi dan tenaga kesehatan mental profesional untuk merancang intervensi yang dapat meminimalisasi tingkat kesepian dan ruminasi pada mahasiswa.

Sleep quality problems are common among university students. Poor sleep quality was found to be positively associated with loneliness. This is because students are still at a stage of development that is vulnerable to the emergence of loneliness. The mechanism of the relationship between loneliness and sleep quality is thought to be mediated by the way individuals respond to the experience of loneliness. One of the common responses made by individuals when facing loneliness is rumination or thinking about negative mood experiences repeatedly. This study aims to determine the role of rumination as a mediator in the relationship between loneliness and sleep quality in Indonesian university students. Participants in this study consisted of 124 undergraduate students from state and private universities in Indonesia (M = 21.08; SD = 0.95). The instruments used were the UCLA Loneliness Scale version 3 to measure loneliness, the Ruminative Response Scale Short Version to measure rumination, and the Pittsburgh Sleep Quality Index to measure sleep quality. The results of statistical analysis show that rumination is proven to significantly act as a mediator variable in the relationship between loneliness and sleep quality in college students (ab = 0.0198, 95% CI [0.0052, 0.0391]). The results of this study can be a recommendation for students to adopt more adaptive responses in dealing with loneliness and for universities and mental health professionals to design interventions that can minimize the level of loneliness and rumination in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrazzaq Fathur Rahman Luthan
"Permasalahan tidur berkembang semenjak pandemi. Penggunaan gawai pun semakin bertambah bagi mahasiswa dalam kegiatan akademis dan waktu luang secara bersamaan. Kaburnya batas antara dua hal itu berdampak pada kualitas tidur yang menurun dari prokrastinasi waktu tidur berbentuk penggunaan gawai bermasalah. Penelitian ini membahas peran penggunaan gawai bermasalah yang berdampak pada kualitas tidur dengan prokrastinasi waktu tidur sebagai mediasi dalam bentuk penundaan tidur pada mahasiswa. Berdasarkan pengukuran Bedtime Procrastination Scale untuk pengukuran prokrastinasi waktu tidur, Smartphone Addiction Scale-Short Version untuk penggunaan gawai berlebihan, dan Pittsburgh Scale Questionnaire Index untuk kualitas tidur (n = 154), hasil penelitiannya adalah penggunaan gawai bermasalah tidak menjadi prediktor kualitas tidur (c = - 0.04, SE = .04, p = .27) serta prokrastinasi waktu tidur tidak memediasi hubungan antara penggunaan gawai bermasalah dan kualitas tidur (ab = 0.01, 95% CI, -.0036 s.d. .0237). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan hasil berbeda bahwa tidak adanya hubungan antara prokrastinasi waktu tidur dan kualitas tidur serta prokrastinasi waktu tidur tidak menjadi mediator dalam penelitian.

Sleep disturbances have increased in number since Covid-19 pandemic. Smartphone usage for college students have also increased in academic activities and leisure in tandem. The blurred boundary between those two things affects the decrease in sleep quality from bedtime procrastination in the form of problematic smartphone use. This research addresses the role of problematic smartphone use toward sleep quality with bedtime procrastination as mediator in the form of sleep delay in college students. Based on measurement conducted with Bedtime Procrastination Scale to measure bedtime procrastination, Smartphone Addiction Scale-Short Version for problematic smartphone use, and Pittsburgh Scale Questionnaire for sleep quality (n = 154), research show that problematic smartphone use does not predict sleep quality (c = - 0.04, SE = .04, p = .27) and bedtime procrastination does not mediate the relationship of problematic smartphone use and sleep quality (ab = 0.01, 95% CI, -.0036 s.d. .0237). Hence, this research shows different results that there is no relationship between bedtime procrastination and sleep quality and also bedtime procrastination is not a mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahratul Jannah
"Dalam waktu yang lama mahasiswa telah tercatat sebagai populasi dengan kualitas tidur yang buruk. Disregulasi emosi diketahui berkontribusi pada kualitas tidur yang buruk. Problematic internet use (PIU) muncul sebagai bentuk coping dari disregulasi emosi yang kemudian memperburuk kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran PIU sebagai mediator antara disregulasi emosi dan kualitas tidur. Partisipan berjumlah 141 mahasiswa aktif (68,8% perempuan, M usia = 20,68, SD = 1,509) dan mengisi kuesioner online. Disregulasi emosi diukur menggunakan Difficulties in Emotion Regulation Scale - Short Form (DERS-SF), kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan PIU diukur menggunakan Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2). Analisis mediasi menggunakan PROCESS Macro menunjukkan bahwa PIU memediasi hubungan antara disregulasi emosi dan kualitas tidur secara signifikan (ab = 0,022, p < 0,05) dan efek mediasi bersifat partial mediation. Hal ini menunjukkan, semakin tinggi tingkat disregulasi emosi maka akan meningkatkan perilaku PIU sehingga semakin memburuknya kualitas tidur mahasiswa.

In the long run, college students have been documented as a population with poor sleep quality. Emotional dysregulation is known to contribute to poor sleep quality. Problematic Internet Use (PIU) emerges as a form of coping with emotional dysregulation, subsequently worsening sleep quality. This study aims to investigate the role of PIU as a mediator between emotional dysregulation and sleep quality. A total of 141 active students (68.8% female, M age = 20.68, SD = 1.509) completed an online questionnaire. Emotional dysregulation was measured using the Difficulties in Emotion Regulation Scale - Short Form (DERS-SF), sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and PIU was measured using the Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2). Mediation analysis using the PROCESS Macro indicated that PIU significantly mediated the relationship between emotional dysregulation and sleep quality (ab = 0.022, p < 0.05), and the mediating effect was partial. This suggests that higher levels of emotional dysregulation increase PIU behavior, consequently worsening the sleep quality of students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Martina Suminar
"ABSTRAK
Kesepian merupakan masalah psikis yang sering terjadi pada lansia sebagai akibat dari berbagai perubahan akibat proses penuaan. Masalah ini merupakan salah satu faktor penentu kualitas tidur pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesepian dengan kualitas tidur pada lansia di Kelurahan Abadijaya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cluster sampling pada 107 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen Skala Kesepian UCLA untuk mengukur kesepian dan Indeks Kualitas Tidur Pisttsburgh untuk mengukur kualitas tidur. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kualitas tidur lansia di Desa Abadijaya (p value = 0,295; α = 0,05). Perawat komunitas perlu menjaga tingkat kesepian yang rendah pada lansia dengan meningkatkan kegiatan sosial lansia seperti posyandu lansia.
ABSTRACT
Loneliness is a psychological problem that often occurs in the elderly as a result of various changes due to the aging process. This problem is one of the determinants of sleep quality in the elderly. The purpose of this study was to determine the relationship between loneliness and sleep quality in the elderly in Abadijaya Village. This research method used a cross sectional approach with cluster sampling on 107 respondents. Data collection used the UCLA Loneliness Scale instrument to measure loneliness and the Pisttsburgh Sleep Quality Index to measure sleep quality. The results of this study based on the results of the chi-square analysis found that there was no significant relationship between loneliness and sleep quality in the elderly in Abadijaya Village (p value = 0.295; α = 0.05). Community nurses need to maintain a low level of loneliness in the elderly by increasing social activities for the elderly such as posyandu for the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Diansukma Ramadhani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara subtipe ruminasi dan distres psikologis pada mahasiswa di Indonesia. Responden panilitian ini merupakan 1947 mahasiswa berkebangsaan Indonesia yang berkuliah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Distres psikologis diukur menggunakan Hopkins Symptom Checklist-25 HSCL-25 dan ruminasi diukur menggunakan Ruminative Response Scale-Short Version RRS-Short Version.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distres psikologis memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kedua subtipe ruminasi, yaitu reflective dan brooding yang sebelumnya dianggap memiliki pengaruh yang berbeda terhadap distres psikologis ketika dihitung secara bersamaan maupun terpisah.

The aim of this study was to proof the correlation between subtypes of rumination and psychological distress among Indonesian college students. The participants of this study were 1947 Indonesian college students from various colleges in Indonesia. Psychological distress was measured by Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25 and rumination was measured by Ruminative Response Scale-Short Version RRS-Short Version.
The result indicated psychological distress had positive and significant correlation with both two subtypes of rumination, reflective and brooding, which assumed previously to have different effects on psychological distress when calculated either simultaneously or separately.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Alviananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran college adjustment sebagai mediator dalam hubungan antara loneliness dan distress pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan dari penelitian ini merupakan 255 mahasiswa baru Universitas Indonesia yang mencakup mahasiswa Rumpun Sosial Humaniora, Sains dan Teknologi, serta Rumpun Kesehatan yang baru berkuliah selama 1 hingga 3 bulan. Pengambilan data dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim peneliti Fakultas Kedokteran pada bulan September hingga November 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa loneliness dapat memprediksi seluruh dimensi college adjustment, yakni academic adjustment, social adjustment, personal-emotional adjustment, dan institutional adjustment. Selain itu, dua dimensi college adjustment, yakni academic adjustment dan personal-emotional adjustment, ditemukan dapat memprediksi distress. Hal ini menunjukkan bahwa academic adjustment dan personal-emotional adjustment memediasi hubungan antara loneliness dan distress secara parsial. Meski sebagian dari hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya, terdapat beberapa hal yang bertentangan dengan temuan-temuan terdahulu. Hal ini mungkin terjadi karena adanya peran variabel lain dalam mekanisme mediasi antara loneliness dan distress serta adanya pengaruh waktu, salah satunya pengambilan data yang dilakukan pada 3 bulan pertama perkuliahan, yang mana mahasiswa baru mungkin masih merasakan euphoria dan rasa senang telah diterima di perguruan tinggi yang diidamkannya. Peneliti memiliki beberapa saran bagi penelitian-penelitian selanjutnya, di antaranya adalah melakukan penelitian longitudinal, menjadikan tempat tinggal, asal daerah, rumpun ilmu, dan fakultas mahasiswa sebagai salah satu variabel yang dikontrol, serta mempertimbangkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi loneliness, college adjustment, dan distress mahasiswa baru.

his study aims to identify the role of college adjustment as a mediator between loneliness and distress among freshmen in Universitas Indonesia. Participants of this study (n = 255) are freshmen from Social Science and Humanity Program, Science and Technology Program, as well as Medical Science Program that have only studied in UI for 1 until 3 months. Data are gathered along with the health check up done by the research team from Faculty of Medicine ranging from September until November of 2019. This study shows that loneliness is a significant predictor of academic adjustment, social adjustment, personal emotional adjustment, and institutional adjustment. Furthermore, two dimensions of college adjustment, namely academic adjustment and personal-emotional adjustment, significantly predict distress. These results show that academic adjustment and personal-emotional adjustment partially mediate the relationship between loneliness and distress. Some findings of this study are parallel to previous findings, but some are contradictory. This might be caused by the role of other variables in mediating the relationship between loneliness and distress as well as the effect of time, in which freshmen who have just studied for 1 to 3 months may still experience euphoria and happiness from getting accepted to their dream university. For future research purposes, the author suggests to do a longitudinal research, consider participants residence, city of origin, and faculty as a controlled variable, and consider other variables that may affect freshmen’s loneliness, college adjustment, and distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ambarsari
"ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Gejala yang paling sering muncul yaitu kelelahan, nyeri serta terjadi perubahan secara psikologis. Keadaan ini mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kenyamanan pasien kanker secara holistik. Pemenuhan kebutuhan kenyamanan yang holistik ini dapat tercapai jika kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi salah satunya tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kenyamanan dan kualitas tidur pada pasien kanker. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-analitik dengan pendekatan secara cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 95 pasien kanker, dimana pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan terdapat hubungan antara kenyamanan dan kualitas tidur pada pasien kanker p = 0,0001 ; a = 0,05 Hasil penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan pengkajian penyebab ketidaknyamanan dan gangguan tidur yang dialami pasien, sehingga perawat dapat memodifikasi lingkungan serta memberikan edukasi kesehatan yang tepat agar kebutuhan kenyamanan dan tidur dapat terpenuhi dengan baik.

ABSTRACT
Cancer is one of illness that can affect many aspects of life. Symptoms the most often appears that exhaution, pain and psychological suffering. This situation affects the fulfillment of cancer patient rsquo s comfort need in holistically. The fulfillment of need comfort that which holistic would be achieve if their basic needs have been fulfilled like sleep. Research aim to review the relationship between comfort and quality of sleep on cancer patient. This research using design descriptive analytical with cross sectional approach. The research involving 95 cancer patients, where the sample collection used technique consecutive sampling. The result of this research describe there are relationship between comfort and quality of sleep on cancer patients p 0,0001 a 0,05 . This research recommended a nurse to do assesments about couse of discomfort and sleep disturbances in patients. This reaserch also recommended the nurses to modify environment and providing health education so the needs of comfort and sleep could be met."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sheila Andrian
"Kelelahan mencakup kondisi fisik dan mental yang timbul akibat aktivitas atau tuntutan yang berlebihan. Dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, stres kerja diketahui menjadi faktor yang memicu perasaan kelelahan. Kelelahan di tempat kerja menciptakan tantangan baru, karyawan yang mengalami kelelahan kerja cenderung sulit tidur dan sering terbangun di malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran stres kerja terhadap kualitas tidur dengan kelelahan sebagai mediasi pada karyawan. Partisipan berjumlah 101 karyawan (70,3% perempuan, M usia= 26,61, SD= 5,259). Stres kerja diukur dengan Job Stress Survey (JSS), kualitas tidur diukur dengan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kelelahan diukur dengan Fatigue Assessment Survey (FAS). Analisis data menggunakan PROCESS Macro Model 4 dari Hayes menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan. Sementara, kelelahan ditemukan memiliki peran mediasi (fully mediate) yang signifikan pada hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan.

Fatigue encompasses both physical and mental states that arise from excessive activity or demands. In stressful work environments, job stress is known to be a factor that triggers feelings of fatigue. Fatigue in the workplace creates new challenges, employees who experience job burnout tend to have difficulty sleeping and often wake up at night. This study aims to examine job stress on sleep quality with fatigue as a mediator in employees. Participants totaled 101 employees (70.3% female, M age= 26.61, SD= 5.259). Job stress was measured by Job Stress Survey (JSS), sleep quality was measured by The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and fatigue was measured by Fatigue Assessment Survey (FAS). Data analysis using Hayes' PROCESS Macro Model 4 showed no significant relationship between job stress and sleep quality in employees. Meanwhile, fatigue was found to fully mediate the relationship between work stress and sleep quality in employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Khairunnisa
"ABSTRAK
Hubungan romantis menjadi salah satu tugas perkembangan pada individu yang memasuki usia dewasa muda 20-40 tahun . Hubungan romantis sendiri menjadi salah satu hubungan yang paling rentan mengalami konflik yang berakibat pada dirasakannya emosi negatif bagi individu. Salah satu dampak dari emosi negatif yang dirasakan adalah kemunculan perilaku makan sebagai salah satu strategi coping dalam meregulasi emosi negatif tersebut. Salah satu hal yang menyebabkan perilaku makan ini untuk muncul adalah deprivasi tidur yang mana dalam hal ini, deprivasi tidur dapat disebabkan oleh konflik yang dirasakan. Penelitian ini sendiri berupaya untuk mempelajari peran deprivasi tidur sebagai mediator dalam hubungan antara konflik psikologis antar-pasangan dan tingkah laku makan emosional pada populasi dewasa muda yang menjalin hubungan romantis. Data diperoleh dari 474 partisipan berdasarkan respons pada alat ukur CTS2 skala negosiasi dan agresi psikologis, item 4 pada PSQI, dan skala emotional eating dalam alat ukur DEBQ yang diberikan secara online. Berdasarkan perhitungan analisis mediasi, ditemukan adanya pengaruh yang signifikan bahwa konflik psikologis antar-pasangan mempengaruhi tingkah laku makan emosional secara langsung, c rsquo; = 0,03, SE= 0,01, p.

ABSTRACT
Building a romantic relationship has been one of many developmental tasks in a young adult developmental period 20 40 years old . The romantic relationship itself is prone to the conflict that can elicit negative emotions to the people who go through a conflict with their partner. In order to regulate the negative emotions from interpartner conflict, eating behavior is considered as a coping strategy when interpartner conflict arises. Besides the conflict itself, sleep deprivation is considered as a predictor of emotional eating. On the other hand, sleep deprivation is influenced by interpartner conflict. This study aimed to examine the role of sleep deprivation as a mediator between interpartner psychological conflict and emotional eating in young adult population. Data gathered from 474 participants based on their responses in negotiation and psychological aggression scale in CTS2, item number 4 in PSQI, and emotional eating scale in DEBQ via online. Using mediation analysis, result showed that interpartner psychological conflict directly affecting emotional eating with c rsquo 0,03, SE 0,01, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tsamara Rustiadi
"Mahasiswa yang merantau harus menghadapi lebih banyak penyesuaian dalam kehidupan perkuliahannya, terlebih setelah adanya perubahan global yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dalam situasi yang sulit tersebut, kedekatan dengan alam dan resiliensi dapat memiliki peran penting agar mahasiswa tidak mempersepsi situasi secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau. Data diambil menggunakan survei daring pada mahasiswa perantau di seluruh Indonesia (N = 123). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan adaptasi 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), dan Perceived Stress Scale (PSS). Data penelitian dianalisis dengan model mediasi pada perangkat PROCESS dari Hayes di SPSS. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain kedekatan dengan alam berpengaruh positif terhadap resiliensi, resiliensi berpengaruh negatif terhadap persepsi stres, dan terdapat indirect-only mediation dari resiliensi terhadap hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau.

Sojourner college students have to face more adaptation in their college life, especially now after there are global changes all around the world because of COVID-19 pandemic. In this stressful situation, nature relatedness and resilience have an important role in reducing college students’ negative perception of the situation. This research’s objective is to see the role of resilience as mediator between nature relatedness and perceived stress. Data were taken using online survey from sojourner students all over Indonesia (N = 123). Variables were measured using the adaptations of 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), and Perceived Stress Scale (PSS). The data that have already been collected were analyzed using mediation model on Hayes’ PROCESS tool on SPSS. Results from this research is nature relatedness can positively predict resilience, resilience can negatively predict perceived stress, and there is an indirect-only mediation from resilience to the relationship between nature relatedness and perceived stress of sojourner college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>