Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wardah Hanifah
"Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa. 

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ;  95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and  getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sedya Dwisangka
"Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan berdampak terhadap peningkatan penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup termasuk kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko terjadinya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik rendah dan sedang terhadap kejadian obesitas sentral di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan survey. Populasi penelitian adalah masyarakat berusia 20 ? 65 tahun di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakata Pusat. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi sebanyak 221 responden. Analisis data menggunakan Chi Square dan Cox regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral sebesar 37,1% dan prevalensi aktifitas fisik rendah?sedang (total aktivitas fisik < 3000 METs) sebesar 59,7%. Aktivitas fisik rendah?sedang terbukti berhubungan dengan obesitas sentral. Setelah dikontrol variabel jenis kelamin, interaksi aktivitas fisik dan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, intake kalori, pekerjaan, dan status merokok, aktivitas fisik rendah?sedang berisiko 8,58 kali (PR= 8,58; 95% CI 1,92 – 38,34) untuk terjadi obesitas sentral dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik berat.

Abdominal obesity is a health issues in Indonesia and have the impact to increasing of degenerative diseases. Lifestyle change including physical inactivity could increase risk of abdominal obesity. This study was attempt to identify association of low?middle physical activity with abdominal obesity in Johar Baru Village, Sub Distric of Johar Baru, Central Jakarta. The study was conducted by cross sectional survey. Population of the study was settled in Johar Baru Village, Sub District of Johar Baru, Central Jakarta. The sample was part of population including of 221 respondents. The result of the study presents that the prevalence of abdominal obesity was 37.1% and prevalence of low and middle physical activity (total activity <3000 METs) was 59.7%. Low and middle physical activity is significantly associated to abdominal obesity. After gender variable is being controlled, the interaction between physical activity and gender, age, level of education, calories intake, work, and smoking indicate to low and middle physical activity by increasing risk of 8.58 fold (PR= 8,58; 95% CI 1.92 – 38.34) to become abdominal obesity compare to high physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Hapsari
"Prevalensi obesitas pada remaja di Karawang lebih tinggi dibandingkan di antara kabupaten di Jawa Barat. Gaya hidup remaja yang tidak sehat di Karawang mengarah pada obesitas. Salah satu contoh gaya hidup yang tidak sehat adalah kurangnya latihan fisik. Remaja yang gemuk cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah dan berisiko mengalami tingkat obesitas yang lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi deskripsi aktivitas fisik pada remaja gemuk di Kabupaten Karawang. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross sectional dengan 97 responden remaja dengan status gizi dianggap obesitas. Data diambil di sekolah menengah pertama dan menengah atas di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah pengukuran tinggi menggunakan microtoise dan pengukuran berat menggunakan skala berat badan digital untuk menunjukkan Indeks Massa Tubuh (BMI). Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan dilanjutkan dengan menerapkan tabulasi data (crosstabb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja yang menderita obesitas adalah remaja pria dengan obesitas kelas 1. Sementara itu, remaja perempuan juga pasif dalam melakukan aktivitas fisik. Studi ini merekomendasikan bahwa sekolah perlu melakukan program manajemen obesitas yaitu promosi aktivitas fisik untuk menjadi intervensi berbasis sekolah.

The prevalence of obesity in adolescents in Karawang is higher than among districts in West Java. Unhealthy adolescent lifestyles in Karawang lead to obesity. One example of an unhealthy lifestyle is lack of physical exercise. Obese adolescents tend to have low physical activity and are at risk of experiencing higher levels of obesity with age. This study aims to identify the description of physical activity in obese adolescents in Karawang Regency. This descriptive study uses a cross sectional design with 97 teenage respondents with nutritional status considered obese. Data were collected at junior high and senior high schools in Karawang Regency. The method used in collecting data is height measurement using microtoise and weight measurement using a digital weight scale to show the Body Mass Index (BMI). The analysis carried out was univariate analysis and continued by applying data tabulation (crosstabb). The results showed that the majority of adolescents suffering from obesity were male adolescents with grade 1 obesity. Meanwhile, female adolescents were also passive in physical activity. This study recommends that schools need to conduct obesity management programs, namely the promotion of physical activity to become school-based interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Naviandi
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dengan berbagai dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, serta kesehatan tidak hanya pada individu namun juga keluarga. Bahkan pada wanita, obesitas mempengaruhi siklus hidup (life cycle). Prevalensi overweight dan obesitas dewasa di Indonesia terus meningkat terutama pada wanita (32,9 persen) pada tahun 2013. Ini menjadi tantangan dalam menghadapi bonus demografi mengingat jumlah populasi wanita akan meningkat menjadi 152,6 juta pada tahun 2035 dengan populasi wanita usia produktif (15-54 tahun) diperkirakan mencapai 85,86 juta (56,2 persen dari total populasi perempuan). Tingginya obesitas wanita usia produktif mengindikasikan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi peningkatan obesitas.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisis faktor sosio-demografi yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada wanita usia produktif dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik multinomial. Secara khusus, penelitian ini mempelajari pengaruh living arrangement dan status kawin (sebagai variabel utama) terhadap obesitas wanita dengan menggunakan data 301.119 wanita usia 15-54 tahun yang tercakup dalan Riskesdas 2013.
Adapun model regresi dikontrol oleh karakteristik sosio-ekonomi dan demografi seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, status kerja, status ekonomi, kesehatan mental; dan gaya hidup wanita seperti merokok, konsumsi beresiko dan aktifitas fisik. Wanita yang tinggal bersama pasangan ditambah anggota rumahtangga lainnya adalah lebih berpeluang untuk obesitas dibandingkan wanita yang tinggal sendiri atau kategori living arrangement lainnya. Selain itu, status perkawinan juga berpengaruh signifikan terhadap obesitas. Wanita kawin lebih cenderung untuk obesitas dibandingkan yang cerai maupun belum kawin.

Obesity has been defined as a global epidemic with various impacts on social, economic, psychological, and health not only on individuals but also on families. It affects life cycle. The prevalence of overweight and obese adults in Indonesia was quite high, especially among women (32,9 percent) in 2013. It was a challenge for the demographic dividend considering the number of female population will reach 152,6 million in 2035 with the productive female population (age 15-54) is expected to be 85,86 millions (56,2 percent of total female population). This indicates that there are certain factors that affect the increase of obesity in women of productive age.
The primary objective of this study is to analyze the socio-demographic of obesity in women of productive age. It uses descriptive analysis and multinomial logistic regression. Specifically, the paper examined the effects of living arrangement and marital status (as the main independent wariables) on women obesity status by analysing the data of 301.119 women aged 15-54 included in Indonesia Basic Health Research 2013.
The regression is controlled for socio-economy and demography characteristics such as age, living area, education, working status, economic status, mental health; and women life style such as smoking, consumption risk, and physical activity. The preliminary results suggest that women living with a spouse plus others are more likely to be obese than women living alone or in other living arrangement. In addition, "marital status" is a significant predictor of obesity. Married woman are more likely to be obese than divorced nor single woman.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin Nabila Fitriyah
"Obesitas anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan saat ini. Salah satu kontributor obesitas pada anak saat ini yaitu konsumsi berlebih minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel independen utama penelitian yaitu konsumsi minuman manis dan variabel kovariat yaitu demografi, pola hidup dan konsumsi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar dengan jumlah sampel sebesar 841 anak usia 10 – 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,4%. Hasil penelitian belum dapat membuktikan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimalisasi program unit kesehatan sekolah oleh pemerintah serta
dukungan dari anggota keluarga dalam pelaksanaan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada anak.

Childhood obesity is a significant public health problem currently. One of the biggest contributors to childhood obesity is excessive sugar-sweetened beverages consumption. The aim of the study was to determine the association between sugar-sweetened beverages consumption and obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. The main independent variable was sugar-sweetened beverages consumption and covariate variables were demographics, lifestyle and consumptions pattern, father’s education, mother’s education, father’s occupation and mother’s occupation. This study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study used Basic Health Research data with total sample of 841 children aged 10 – 12 years. The results showed that the prevalence of obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta was 13,4%. The results of the study have not been able to prove a significant relationship between the consumption of sugar-sweetened beverages and obesity in children aged 10-12 years in DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimization of school health program as well as support from family members in implementing a balanced nutritional diet and physical activity can help prevent obesity in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Anindya Dhika M
"Peningkatan prevalensi obesitas sentral di Indonesia diikuti dengan terjadinya peningkatan prevalensi aktivitas fisik yang kurang. Risiko meningkat saat usia ≥40 tahu, hal ini berkaitan dengan pengurangan aktivitas fisik dan kecenderungan gaya hidup yang menetap yang membuat orang dewasa yang lebih tua lebih rentan untuk mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral pada usia ≥ 40 tahun di Indonesia bedasarkan data IFLS 5. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional yang menggunakan data sekunder IFLS 5 Tahun 2014. Sampel yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 9.124 orang. Analisis cox regression dilakukan untuk mengetahui besar risiko aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi obesitas sentral pada usia ≥ 40 tahun di Indonesia adalah 44,8 %. Analisis multivariat menunjukkan responden yang kurang aktif secara fisik memiliki risiko 1,049 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden yang cukup aktif secara fisik setelah dikontrol variabel jenis kelamin tinggal (95% CI 1,012-1,087). Kepada masyarakat disarankan untuk melakukan aktivitas fisik sedang dan kuat dengan prinsip BBTT (Baik,Benar, Terukur, dan Teratur).

The increase in the prevalence of central obesity in Indonesia is followed by an increase in the prevalence of physical inactivity. The risk increases at age ≥40 years, this is related to the absorption of physical activity and the tendency for a sedentary lifestyle that makes older adults more susceptible to obesity. This study aims to determine the relationship between physical activity and the incidence of central obesity at the age of ≥ 40 years in Indonesia based on IFLS 5 data. This research is an analytic study with a cross-sectional design using IFLS 5 secondary data in 2014. The samples analyzed in this study were 9,124. person. Cox regression analysis was performed to determine the risk of physical activity on central obesity. The results of the study explain the prevalence of central obesity at the age of ≥ 40 years in Indonesia is 44.8%. Multivariate analysis showed that respondents who were less physically active had 1,049 times the risk of developing central obesity compared to respondents who were quite physically active after controlling for the remaining sex variable (95% CI 1,012-1,087). The community is advised to carry out moderate and vigorous physical activity with the principle Good, Right, Measured, and Regular."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firohmatin
"ABSTRAK
Remaja obesitas cenderung memiliki aktivitas fisik rendah sehingga lebih beresiko mengalami penyakit degeneratif, salah satunya adalah Diabetes Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pada remaja obesitas di Depok tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampelnya adalah remaja yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 56 responden, dengan consecutive sampling, menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini menunjukan remaja obesitas yang memiliki aktivitas fisik rendah memiliki kadar gula darah tinggi (17,2%) dengan hasil (p=0,04; α= 0,05) artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan promotif dan preventif untuk pencegahan peningkatan kadar gula darah pada remaja dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

ABSTRACT
Adolescents are obese tend to have low levels of physical activity which risk of degenerative diseases, one of which Diabetes Mellitus. The aim of this study was investigate the relationship between physical activity with fasting blood sugar levels in obese adolescents in Depok 2016. This study used a cross-sectional design, the sample are teenagers who have the nutritional status of obesity with 56 respondents, by consecutive sampling, using statistical tests Kolmogorov- Smirnov. This study shown that obese adolescents with low levels of physical activity have high blood sugar levels (17.2%) with the result (p= 0.04; α= 0.05) means that there was a relationship between physical activity with fasting blood sugar levels. This study is expected to be the basis for promotion and preventive activities to prevent an increase in blood sugar levels in adolescents by conducting regular physical activity."
2016
S63997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Rachmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran bedasarkan status obesitas, aktivitas fisik, asupan gizi dan kebiasaan merokok pada PNS Dirjen Kesmas Kementerian Kesehatan . Penelitian ini menggunakan disain studi crosssectional dengan responden 78 orang. Data yang dikumpulkan meliputi denyut nadi, IMT, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Pengukuran kebugaran dengan menggunakan metode YMCA. Status obesitas diukur dengan indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik menggunakan kuesioner GPAQ dan asupan gizi menggunakan food recall. Hasil penelitian ada perbedaan bermakna status kebugaran berdasarkan asupan karbohidrat. Disarankan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan terutama protein yang pada penelitian ini terbukti berperan terhadap tubuh yang bugar.

This study aimed to determine differences in fitness status based on the status of obesity, physical activity, nutrition and smoking habits on the government employees Directorate General for Public Health, Ministry of Health. This study used a cross-sectional study design with respondents of 78 people. Data collected were pulse, BMI, physical activity, smoking habits, intake of energy, protein, fat and carbohydrates. Fitness measurements used the YMCA; obesity status was measured with body mass index(IMT); physical activity obtained with GPAQ and nutrient intake used a 24 hour food recall. There is significant difference in fitness status based on the intake of carbohydrates. It is advisable to consume food in accordance with nutritional requirements recommended especially proteins in this study proved to contribute to a fit body.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Izza Arifa
"Obesitas di seluruh dunia sudah lebih dari dau kali lipat sejak tahun 1980. Lebih dari 600 juta orang dewasa usia 18 tahun dan lebih tua mengalami obesitas. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki angka prevalensi obesitas sentral yang cukup tinggi yaitu 26,6 . Obesitas sentral berkontribusi terhadap beberapa dampak kesehatan yang merugikan seperti diabetes tipe 2, sindrom metabolik, hipertensi dan dislipidaemia. Salah satu faktor yang mempengaruhi obesitas sentral adalah aktivitas fisik. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat berkontribuasi dalam penurunan risiko kejadian obesitas sentral. Namun demikian, di Indonesia proporsi aktivitas fisik kurang masih tinggi yaitu sebesar 26,1 . Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder Germas 2016. Analisis regresi logistic dilakukan pada sampel 8.335 responden yang diukur lingkar pinggang. Hail penelitian multivariable didapatkan bahwa terdapat asosiasi antara aktivitas fisik dan obesitas sentral dimana responden yang kurang melakukan aktivitas fisik memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang cukup melakukan aktivitas fisik.

Worldwide obesity has more than doubled since 1980. More than 600 million adults aged 18 and older were obese. Indonesia as a developing country has a high prevalence of central obesity rate of 26.6 . Central obesity contributes to some adverse health effects such as type 2 diabetes, metabolic syndrome, hypertension and dyslipidaemia. One of the factors that affect central obesity is physical activity. By doing regular physical activity can contribute to decreased risk of central obesity events. However, in Indonesia the proportion of physical activity is still high at 26.1 . This study is a quantitative study using Germas 2016 secondary data. Logistic regression analysis was conducted on the sample of 83335 respondents who measured waist circumference. Multivariable research results found that there is an association between physical activity and central obesity where respondents who lack physical activity have a higher risk compared with respondents who are quite doing physical activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>