Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Afifah
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Salah satu pelayanan kefarmasian klinik yang dilakukan di Puskesmas adalah rekonsiliasi obat. Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Pasien Penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, penyakit paru obstruktif serta tumor payudara menjadi penyebab utama kematian pada segala umur di Indonesia. Rekonsiliasi obat dilakukan kepada pasien di Layanan PTM Puskesmas dilakukan karena beberapa alasan seperti perubahan terapi yang sering diterima oleh pasien serta mencegah terjadinya kesalahan pelayanan obat (medication error), seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis, atau interaksi obat. Proses rekonsiliasi obat pada pasien di Layanan PTM Puskesmas Kecamatan Ciracas dilakukan dengan melakukan pendataan pada setiap pasien yang menerima perubahan terapi. Data pasien kemudian dianalisis untuk melihat jumlah pasien Layanan PTM yang menerima rekonsiliasi obat serta kategori rekonsiliasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil analis data pasien Layanan PTM (Penyakit Tidak Menular) di Puskesmas Kecamatan Ciracas periode November 2022 – Mei 2023 diketahui sebanyak 87 orang dari total 267 pasien (32,58 %) menerima perubahan terapi yang diketahui setelah dilakukannya rekonsiliasi obat. Alasan perubahan terapi tersebut dikategorikan karena adanya perubahan pada cara penggunaan obat (1,1 %), kenaikkan (48,9 %) atau penurunan dosis (3,3 %), penggantian obat baru (36,7 %), atau penghentian penggunaan obat (9,9 %) berdasarkan hasil keputusan Dokter.

Puskesmas is a health service facility that organizes public health efforts and first-level individual health efforts. One of the clinical pharmaceutical services performed at the Puskesmas is drug reconciliation. Drug reconciliation is the process of comparing treatment instructions with the drugs that patients have received. Patients with non-communicable diseases (NCDs) such as stroke, coronary heart disease, diabetes, hypertension, obstructive pulmonary disease and breast tumors are the leading causes of death at all ages in Indonesia. Drug reconciliation is carried out to patients in the Puskesmas NCD Service for several reasons such as frequent changes in therapy received by patients and preventing the occurrence of medication errors, such as drugs not given, duplication, dosage errors, or drug interactions. The drug reconciliation process for patients in the PTM Service of the Puskesmas of Ciracas District is carried out by collecting data on each patient who receives a change in therapy. Patient data was then analyzed to see the number of NCD Service patients who received medication reconciliation and the category of reconciliation performed. Based on the results of data analysis of NCD (Non-Communicable Disease) Service patients at the Ciracas District Health Center for the period November 2022 - May 2023, it is known that 87 people out of a total of 267 patients (32.58%) received changes in therapy known after drug reconciliation. The reason for the change in therapy was categorized as a change in the way the drug was used (1.1%), an increase (48.9%) or decrease in dose (3.3%), replacement of new drugs (36.7%), or discontinuation of drug use (9.9%) based on the doctor's decision.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat yang bentuk, warna, tulisan dan pengucapannya nampak mirip. Sedangkan obat high alert adalah obat yang memiliki risiko tinggi dapat menyebabkan kesalahan/kesalahan serius dan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Maka dari itu diperlukannya pengelolaan yang sesuai terhadadap keduanya untuk dapat meningkatkan keamanan dan mencegah terjadinya medication errors. Pengerjaan pengelolaan obat LASA dan high alert ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terkait pengelolaan obat LASA dan high alert di ruang farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas dengan menggunakan metode observasional. Berdasarkan hasil pengamatan, disimpulkan bahwa penyimpanan penggolongan obat LASA di ruang farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas terbagi menjadi tiga kategori yaitu mirip ucapan, mirip kemasan, dan nama obat sama kekuatan berbeda yang disimpan di rak terpisah, diberi stiker LASA dan terdapat daftar obat LASA di sekitar rak obat. Sedangkan penyimpanan obat high alert disimpan di rak terpisah, diberi selotip merah, diberi label high alert dan diberi daftar obat kategori high alert di sekitar rak obat. Sehingga pengelolaan penyimpanan obat LASA dan high alert di Puskesmas Kecamatan Ciracas sudah sesuai dengan SOP yang berlaku.

LASA drug (Look Alike Sound Alike) is a drug with appear similar shape, color, writing and pronunciation. Meanwhile, high alert drug is a drug that has a high risk of causing serious errors/mistakes and causing undesirable effects. Therefore, appropriate management of both is needed to increase security and prevent medication errors. Process on management of LASA drug and high alertdrug aims to find out an overview the management of LASA drugs and high alert drug in the pharmacy room of the Puskesmas Kecamatan Ciracas using observational methods. Based on the results of observations, it was concluded that the storage of LASA drug classifications in the pharmacy room of Puskesmas Kecamatan Ciracas was divided into three categories, namely similar to speech, similar to packaging, and names of drugs with different strengths which were stored on separate shelves, given LASA sticker and there was a list of LASA drugs around the drug shelf. Meanwhile, the storage of high alert drug were stored on separate shelves, covered with red tape, given high alert sticker and there was a list of high alert drugs around the drug shelf. So that the management of LASA drug and high alert drug in the pharmacy room of the Puskesmas Kecamatan Ciracas is in accordance with the applicable SOP.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Putri Hidayati
"Vaksin merupakan produk rantai dingin yang perlu dipertahankan dan dipantau kesesesuaian suhu dalam pengelolaannya demi menjamin kualitas vaksin. Pengelolaan vaksin diatur dalam Permenkes No 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi mulai dari perencanaan hingga vaksin digunakan. Laporan PKPA ini bertujuan untuk mengetahui, mempelajari dan menganalisis kesesuaian implementasi pengelolaan rantai dingin vaksin di PKC Matraman dengan yang dipersyaratkan oleh Permenkes No 12 tahun 2017. Pengumpulan data diperoleh dari observasi langsung, wawancara, dan pemeriksaan dokumen. Data kemudian di analisis dengan mempertimbangkan persyaratan yang terdapat pada Permenkes No 12 tahun 2017. Pada laporan PKPA Ini didapati aspek pengelolaan vaksin sudah tergolong baik adalah aspek perencanaan, penyimpanan, serta pencatatan dan pelaporan, sedangkan aspek distribusi vaksin kurang baik. Dimana masih terdapat vaksin covid-19 over stock dan kadaluarsa. Namun, over stock dan kadaluarsa juga dapat dikaitkan dengan daya guna pasien yang rendah terhadap vaksin covid 19.

Vaccines are cold chain products that need to be maintained and temperature suitability monitored in their management to ensure vaccine quality. Vaccine management is regulated in Permenkes No. 12 of 2017 concerning administration of immunization from planning to vaccine use. This PKPA report aims to find out, study and analyze the suitability of the implementation of vaccine cold chain management at PKC Matraman with what is required by Permenkes No. 12 of 2017. Data collection was obtained from direct observation, interviews, and document examination. The data was then analyzed taking into account the requirements contained in Permenkes No 12 of 2017. In this PKPA report it was found that aspects of vaccine management were classified as good, namely aspects of planning, storage, and recording and reporting, while aspects of vaccine distribution were not good. Where there is still an over stock and expired Covid-19 vaccine. However, over stock and expiration can also be associated with low patient effectiveness of the Covid 19 vaccine."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kandida Syifaa Diandra Putri
"Tuberkulosis resisten obat (TB RO) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang sangat dikhawatirkan karena pengobatan untuk TB RO membutuhkan obat antibiotik lini kedua, yang kurang efektif, lebih mahal dan juga lebih toksik, serta peralatan untuk menguji sensitivitas obat tidak tersedia di seluruh daerah. Seperti jenis antibiotik lainnya, antibiotik yang digunakan untuk TB juga tidak luput dari resistensi. Resistensi yang terus terjadi terhadap OAT akan mengakibatkan TB menjadi penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mengingat hal-hal terkait dengan efek dan risiko penggunaan antibiotik lini kedua untuk TB RO, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk menetapkan kebutuhan regimen terapi antibiotik yang sesuai dan aman untuk pasien sehingga pengobatan berlangsung secara tepat indikasi dan optimal. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan seperti yang dicantumkan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pasien, seleksi, dan analisis data. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, seluruh pasien diberikan OAT sesuai dengan indikasi dan dosis yang direkomendasikan oleh tatalaksana. Namun, durasi terapi yang dijalani lebih dari durasi terapi yang ditentukan berdasarkan waktu konversi biakan. Analisis data juga menunjukan bahwa pengalihan regimen terapi pendek ke panjang diakibatkan oleh efek samping obat yang dialami selama pengobatan dan hasil uji yang menandakan resistensi terhadap obat regimen jangka pendek.

Drug-resistant tuberculosis is a global health problem with great concern because treatment for drug-resistant tuberculosis requires second-line antibiotics, which are less effective, more expensive, more toxic, and equipment to test drug sensitivity is not available in all regions. Like other types of antibiotics, the antibiotics used for TB are also not immune from resistance. Resistance that continues to occur to antituberculosis drugs will cause TB to become an incurable disease. Given the issues related to the effects and risks of using second-line antibiotics for drug resistant tuberculosis, it is necessary to carry out a thorough evaluation to determine the need for an appropriate and safe antibiotic therapy regimen for the patient so that treatment takes place according to indications and is optimal. Therefore, this research was conducted with the objectives as stated earlier. The research was conducted by collecting patient data, selection, and data analysis. Based on the evaluation that was carried out, all patients were given antituberculosis drugs according to the indications and doses recommended by the guidelines. However, the duration of therapy was more than the duration of therapy determined based on the culture conversion time. Data analysis also showed that the switch from a short to a long regimen was caused by side effects of drugs experienced during treatment and test results indicating resistance to short-term regimen drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Pengelolaan obat LASA penting dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan risiko tingkat kesalahan pengambilan obat. Dalam melakukan penyimpanan terhadap obat-obat LASA, dapat digunakan Tall Man lettering untuk menekankan perbedaan pada obat yang memililki nama atau pengucapan suara yang sama. Tall Man lettering digunakan pada penulisan nama obat untuk menyoroti bagian perbedaan utamanya dan membantu membedakan nama-nama yang mirip. Sistem penyimpanan obat di Puskesmas Ciracas sudah memenuhi ketentuan penyimpanan obat LASA sesuai dengan Permenkes RI dan menerapkan metode Tall Man lettering pada obat LASA dengan baik.

Management of LASA drugs is important as an effort to reduce the risk of drug taking errors. In storing LASA drugs, Tall Man lettering can be used to emphasize differences in drugs that have the same name or sound pronunciation. Tall Man lettering is used in writing drug names to highlight their main differences and help distinguish similar names. The drug storage system at the Ciracas Health Center complies with the provisions for storing LASA drugs in accordance with the Indonesian Minister of Health and applies the Tall Man lettering method to LASA drugs properly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Insiden keselamatan pasien saat ini masih menjadi perhatian khusus di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya di puskesmas. Puskesmas harus memiliki upaya pencegahan serta penanganan insiden untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya keselamatan pasien. Pembuatan laporan insiden keselamatan pasien adalah salah satu prosedur yang dilakukan oleh puskesmas jika terjadi insiden keselamatan pasien. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk mengidentifikasi prosedur, menganalisis kesesuaian antara penanganan insiden dengan SOP, serta menganalisis jenis insiden pelayanan kefarmasian yang paling banyak terjadi selama Januari 2023 – Juni 2023 di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan mengumpulkan data terkait laporan insiden dilanjutkan dengan Pengisian form laporan insiden keselamatan pasien serta analisis. Berdasarkan hal tersebut, Prosedur penanganan insiden pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Ciracas dilakukan sesuai dengan jenis insiden yang terjadi, yaitu KPC, KNC, KTC, KTD, dan Sentinel. Semua insiden didokumentasikan pada form laporan insiden keselamatan pasien. Semua insiden yang terjadi selama bulan Januari 2023 – Juni 2023 termasuk dalam Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang terdiri dari salah pasien dan salah jenis obat. Insiden salah pasien ditemukan paling banyak dari 10 insiden selama periode tersebut.

Patient safety incidents are currently still a special concern in various health service facilities, one of which is the community health center. Community health centers must have efforts to prevent and handle incidents to improve the quality of health services, especially patient safety. Making a patient safety incident report is one of the procedures carried out by the health center if a patient safety incident occurs. This special task report aims to identify procedures, analyze the suitability of incident handling with SOPs, and analyze the types of pharmaceutical service incidents that most often occur during January 2023 – June 2023 at the Ciracas District Health Center. Implementation of special tasks begins with collecting data related to incident reports, followed by filling in the patient safety incident report form and analysis. Based on this, procedures for handling pharmaceutical service incidents at the Ciracas District Health Center are carried out according to the type of incident that occurred, namely KPC, KNC, KTC, KTD, and Sentinel. All incidents are documented on the patient safety incident report form. All incidents that occurred during January 2023 – June 2023 are included in Near-Injury Events (KNC) which consist of the wrong patient and the wrong type of drug. The highest number of wrong-patient incidents was found out of 10 incidents during that period.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nadya Putri
"Pengelolaan obat di puskesmas sangat penting dalam menjamin ketersedian dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif, efesien dan rasional. Kekosongan stok obat dapat mengindikasikan buruknya manajemen persediaan dan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya kekosongan stok obat, maka perlu dilakukan evaluasi dan penentuan stok optimum persediaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif observasional, dengan menggunakan data dari Lempar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Analisis data dilakukan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung stok optimum. Hasil evaluasi dan penentuan stok optimum obat melibatkan stok kerja, stok selama waktu tunggu dan stok pengaman. Perhitungan evaluasi stok optimum untuk tahun 2022 dan penentuan stok optimum tahun 2023 berbeda karena terjadi perpanjangan waktu tunggu pemesanan obat hingga empat minggu karena kelangkaan obat di distributor. Namun, kekurangan stok obat dapat diatasi melalui peminjaman obat dari puskesmas lain. Penetapan stok optimum dapat membantu dalam upaya perbaikan kondisi manajemen logistik obat dan pengendalian stock out obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Effective drug management in puskesmas (community health centers) is crucial to ensure the availability and accessibility of effective, efficient, and rational drug services. Drug stockouts can indicate poor inventory management and compromise healthcare quality. To prevent drug stockouts, an evaluation and determination of optimal drug stock levels were conducted at Ciracas Subdistrict Community Health Center. A quantitative descriptive observational method was employed, utilizing data from the Drug Usage and Request Form (LPLPO). Data analysis was performed using Microsoft Excel to calculate optimal stock levels. The evaluation and determination of optimal drug stock involved working stock, stock during waiting time, and safety stock. The calculation of optimal stock evaluation for 2022 and the determination of optimal stock for 2023 differed due to an extension of the drug ordering waiting time to four weeks caused by drug shortages at distributors. However, drug stock shortages were mitigated through borrowing drugs from other health centers. Establishing optimal stock levels can aid in improving drug logistics management and controlling drug stockouts at Ciracas District Community Health Center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Nice Ririsana
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Kembangan bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kegiatan rutin di Puskesmas dan memahami peran serta fungsi apoteker di Puskesmas sehingga dapat menerapkannya saat bekerja. Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Kembangan berlangsung selama 2 minggu. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta Diabetes Mellitus Tipe 2. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui jumlah persentase penggunaan dan kesesuaian obat pasien hipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes mellitus tipe 2. Hasil yang didapatkan dari tugas khusus ini adalah masih besarnya ketidaksesuaian penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes mellitus tipe 2.

The internship program at Puskesmas Kecamatan Kembangan aimed to know an overview of routine activities at Public Health Center and understand the roles and functions of the pharmacist at Public Health Center and then apply them at work. The internship was held for two weeks. A special assignment was given entitled Analysis of Drug Use in Hypertensive Patients with Diabetes Mellitus Type 2. The purpose of this special assignment is to know total proportion of use and appropriateness of medication hypertensive patients with diabetes mellitus type 2. The results from this special assignment that there were still large mismatch of using of antihypertensive drugs in hypertensive patients with diabetes mellitus type2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhona Irani
"Penyakit diare masih termasuk masalah kesehatan masyarakat yang utama terutama di negara berkembang. Dari tahun ke tahun ditemukan sejumlah kasus baru dan masih sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa. Sebagian besar anak mengalami dehidrasi parah (kehilangan cairan dan elektrolit) ataupun malnutrisi serta komplikasi penyakit lainnya sebagai akibat dari keterlambatan pengobatan karena tatalaksana diare yang tidak tepat di rumah sehingga menjadi penyebab utama kematian akibat diare. Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan berperan penting dalam pelaksanaan upaya promotif dan preventif serta mendukung kemandirian hidup sehat melalui kerjasama lintas program. Dalam hal ini, promosi kesehatan di Puskesmas Jatinegara dalam bentuk media edukasi sangat diperlukan untuk mengenali diare dan gejala dehidrasi dini, upaya pencegahan melalui kebiasaan hidup sehat serta sanitasi yang baik, dan tatalaksana terapi diare yang tepat di rumah (lintas diare dan pengobatan swamedikasi). Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Jatinegara telah disampaikan dengan media leaflet mengenai edukasi pasien terkait diare mulai dari definisi hingga terapi antidiare yang bisa digunakan untuk swamedikasi.

Diarrheal disease is still a major public health problem, especially in developing countries. From year to year, a number of new cases are found and they still often arise in the form of Extraordinary Events. Most children experience severe dehydration (loss of fluids and electrolytes) or malnutrition and other complications as a result of delays in treatment due to improper management of diarrhea at home, which is the main cause of death from diarrhea. Puskesmas as the front line of health services play an important role in implementing promotive and preventive efforts as well as supporting independent healthy living through cross-program collaboration. In this case, health promotion at the Jatinegara Health Center in the form of educational media is needed to recognize diarrhea and symptoms of early dehydration, prevention efforts through healthy living habits and good sanitation, and proper management of diarrhea therapy at home (cross diarrhea and self-medication). Health promotion activities at Puskesmas Jatinegara have been delivered through leaflets on patient education related to diarrhea, from its definition to anti-diarrhea therapy that can be done by self-medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>