Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putriyanny Ratnasari
"Pasien diabetes melitus dengan komorbid hipertensi tergolong dalam pasien penyakit kronis yang mengalami complex/multiple chronic conditions. Pasien ini menjalani pengobatan seumur hidup dan sukar menghindari interaksi obat-obat karena banyaknya obat yang dikonsumsi. Demi meningkatkan pemahaman pasien mengenai interaksi obat membahayakan yang dapat terjadi, apoteker sebagai care-giver dan communicator berusaha menginfokan interaksi tersebut melalui Poster Kesehatan. Mayoritas pasien Apotek Kimia Farma Kranggan (KFA Kranggan) adalah pasien Program Rujuk Balik (PRB) yang berusia lanjut dan memiliki pengobatan berpola sehingga penulis menganalisis apa saja interaksi obat yang dapat terjadi pada pengobatan pasien PRB dengan diagnosis DM berkomorbid hipertensi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan pengobatan. Penelitian dilakukan dengan pendataan obat antidiabetes dan antihipertensi untuk Pasien Rujuk Balik yang tersedia di KFA kranggan pada April 2023, dilanjutkan studi literatur menggunakan pustaka drug interaction checker yaitu Stockley’s Drug Interaction 9th Edition dan Lexicomp.com. Hasilnya terdapat tiga interaksi utama yang berkategori C, antara lain: antidiabetes dan antihipertensi golongan beta blocker yang beresiko manimbulkan hipoglikemia yang tidak terdeteksi; antidiabetes dengan antihipertensi agen hiperglikemik, yaitu furosemid yang dapat mengurangi efek terapeutik agen antidiabetes; serta antidiabetes dengan antihipertensi golongan diuretik thiaziddiuretik yang bekerja seperti thiazid, yaitu dapat merusak sensitivitas insulin, meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan konsentrasi insulin basal, dan meningkatkan konsentrasi glukosa plasma. Informasi tersebut dikemas dalam “Poster Kesehatan” berukuran A3 dan ditempel pada dinding area tunggu apotek. Informasi penting dalam poster seperti jenis obat yang berinteraksi, efek interaksi yang ditimbulkan, kategori interaksi dan penanganannya diharapkan dapat mengedukasi pasien.
Diabetes mellitus patients with comorbid hypertension are classified as chronic disease patients who experience complex/multiple chronic conditions. These patients undergo lifelong treatment and difficult to avoid drug-drug interactions because of polypharmacy. In order to increase patient understanding regarding dangerous drug interactions that can occur, pharmacists as care-givers and communicators try to provide information about these interactions through Health Posters. The majority of Kimia Farma Kranggan Pharmacy (KFA Kranggan) patients are from Referral Back Program (PRB) program who are elderly and have patterned treatment. The author analyzes drug interactions possibly occur in the treatment of PRB patients with a diagnosis of DM with hypertension comorbidity which is expected to increase the treatment’s safety. The research was carried out by collecting data on antidiabetic and antihypertensive drugs for PRB patients available at KFA Kranggan in April 2023, followed by a literature study using the drug interaction checker library (Stockley's Drug Interaction 9th Edition and Lexicomp.com). The results showed that there were three main interactions in category C, including: antidiabetic and antihypertensive beta blockers (causing undetected hypoglycemia); antidiabetic with antihypertensive hyperglycemic agents ( furosemide can reduce the therapeutic effect of antidiabetic agents); and antidiabetics with antihypertensives in the thiazide diuretic group-thiazides like diuretics, (damaging insulin sensitivity, increasing insulin resistance, basal insulin concentrations, and plasma glucose concentrations). This information is packaged in an A3 sized "Health Poster" and put on the pharmacy waiting area. It is hoped that important information in the poster, such as the type of drug that interacts, the interaction effects, the interaction category and treatment, can educate patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ratna Shabrina
"Tinggginya resiko polifarmasi pada pasien dislipidemia dan hipertensi menjadi alasan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran pasien terkait resiko terjadinya interaksi obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran pasien terkait interaksi obat hipertensi dan dislipidemia yang dapat beresiko membahayakan dan bagaimana penanganannya dalam bentuk poster kesehatan di Apotek Kimia Farma Kranggan, Metode pelaksanaan tugas khusus  dilakukan dengan melakukan studi literatur dan pengambilan data obat-obat hipertensi dan dislipidemia yang dijual di Apotek Kimia Farma Kranggan yang kemudian hasilnya dicetak dalam bentuk poster edukasi yang menarik dan dipresentasikan ke karyawan dan dipajang di apotek agar bisa dibaca oleh pengunjung. Banyaknya pasien terutama pasien rujuk balik yang mengonsumsi kombinasi obat hipertensi dan dislipidemia di Apotek Kimia Farma Kranggan memerlukan edukasi terhadap interaksi kombinasi obat yang berbahaya dan perlu dilakukan Pemberian Informasi Obat (PIO) dan konseling rutin untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

The high risk of polypharmacy in dyslipidemia and hypertension patients is an important reason to increase patient awareness regarding the risk of drug interactions. The purpose of this special task is to provide education and increase patient awareness regarding hypertension and dyslipidemia drug interactions that can be at risk of harm and how to handle them in the form of health posters at Apotek Kimia Farma Kranggan, The method of carrying out special tasks is carried out by conducting literature studies and collecting data on hypertension and dyslipidemia drugs sold at Apotek Kimia Farma Kranggan which then the results are printed in the form of posters Interesting education and presented to employees and displayed in pharmacies for visitors to read. The large number of patients, especially referred back patients who take a combination of hypertension and dyslipidemia drugs at Apotek Kimia Farma Kranggan, requires education on dangerous drug combination interactions and needs to be carried out Drug Information Provision (PIO) sessions and regular counseling to avoid unwanted side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Poster merupakan media cetak yang dapat digunakan sebagai media Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk pasien PRB. Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan jangka panjang. Salah satu pasien penyakit kronis yaitu pasien yang menerima pengobatan antihipertensi dan antihiperlipidemia. Penelitian ini dilakukan di Apotek Kimia Farma 0003 Lippo dimana obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan adalah amlodipin dan obat antihiperlipidemianya adalah simvastatin. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Tujuan pembuatan poster ini adalah untuk memberikan edukasi melalui kegiatan PIO guna meningkatkan pengetahuan terkait penanganan interaksi obat antihipertensi dan antihiperlipidemia pada pasien PRB Apotek Kimia Farma 0003 Lippo. Pengerjaan mencakup studi literatur dan pembuatan poster menggunakan aplikasi graphic design Canva dengan format poster ukuran 42 x 59,4 cm. Poster ini memuat informasi secara ringkas serta desain warna dan gambar yang atraktif membuat pasien menjadi tertarik untuk membacanya, sehingga pengetahuan pasein PRB Apotek Kimia Farma 0003 Lippo terkait penanganan interaksi obat antihipertensi dan antihiperlipdemia semakin meningkat.

Poster is print media that can be used as a media for Drug Information Services (PIO) of PRB patients. Refer Back Program (PRB) is a health service program for National Health Insurance (JKN) participants with chronic diseases in stable condition and still require long-term care. One of the chronic disease patient is a patient who is receiving antihypertensive and antihyperlipidemia treatment. The study was conducted at Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo where the most commonly prescribed antihypertensive drug was amlodipine and the antihyperlipidemia drug was simvastatin. Using these two drugs together can cause the possibility of drug interactions. The purpose of making this poster is to provide education through PIO activities to increase knowledge regarding handling antihypertensive and antihyperlipidemia drug interactions in PRB patients Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo. The work includes literature study and making a poster using the graphic design application Canva with a poster format measuring 42 x 59.4 cm. This poster contains concise information and the attractive color and image design makes patients interested in reading it, so that the knowledge of PRB patients Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo regarding the handling of antihypertensive and antihyperlipidemia drug interactions increases.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Hipertensi merupakan penyakit yang banyak di temukan di Indonesia, biasanya didefinisikan dengan peningkatan kronis tekanan arteri sistemik di atas nilai ambang tertentu dan ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan resistensi arteri. Akibatnya, jantung bekerja lebih keras dan tekanan darah yang mengalir melalui pembuluh darah meningkat. Penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. hipertensi primer atau biasa disebut hipertensi esensial mendapatkan 95% penyebab hipertensi, dan 5% merupakan penyebab hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit ginjal atau biasa disebut dengan hipertensi renal. Penderita hipertensi ginjal biasanya mendapatkan jumlah obat yang lebih banyak dari penyakit hipertensi saja. Hal ini menyebabkan adanya lebih banyak interaksi obat yang terjadi, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada setiap resep pasien dan juga pasien polifarmasi hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi interaksi obat dan memberikan solusi penanganan pada pasien poli hipertensi ginjal yang mendapatkan polifarmasi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran interaksi obat pada pasien polifarmasi. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu pada resep dan web afya di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan persentasi potensi interaksi obat minor didapatkan sebanyak 65%, moderat 60%, dan mayor 15%.

Hypertension is a disease that is often found in Indonesia, usually defined by a chronic increase in systemic arterial pressure above a certain threshold value, and is determined by the amount of blood pumped by the heart and arterial resistance. As a result, the heart works harder and the blood pressure flowing through the blood vessels increases. The causes of hypertension are divided into two, namely primary hypertension and secondary hypertension. Primary hypertension or what is usually called essential hypertension accounts for 95% of the causes of hypertension, and 5% is the cause of secondary hypertension which is caused by kidney disease or what is usually called renal hypertension. Renal hypertension sufferers usually receive a greater amount of medication than those with hypertension alone. This causes more drug interactions to occur, so it is necessary to evaluate each patient's prescription and also hypertensive polypharmacy patients. This study aims to analyze potential drug interactions and provide treatment solutions for renal poly hypertension patients who receive polypharmacy at the University of Indonesia Hospital. This research was carried out by collecting variable data to obtain an overview of drug interactions in polypharmacy patients. Data collection was carried out retrospectively, namely by searching previous documents on prescriptions and the AFYA website at the Outpatient Installation of the University of Indonesia Hospital. The results of this study showed that the percentage of potential minor drug interactions was 65%, moderate 60%, and major 15%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alina Rahmadiani
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal jika tidak dikelola dengan baik. Penggunaan obat-obatan antihipertensi sering kali dilakukan secara kombinasi untuk mencapai tekanan darah yang terkontrol, namun hal ini juga meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi obat pada pasien hipertensi yang berobat di Apotek Roxy Pondok Labu selama periode Oktober 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan resep obat yang mengandung obat antihipertensi, yang kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Micromedex untuk mengidentifikasi interaksi obat yang mungkin terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa interaksi obat dengan tingkat keparahan moderate hingga major, terutama pada kombinasi obat dari golongan ACE inhibitor, ARB, dan NSAID. Kesimpulannya, interaksi obat berpotensi memengaruhi efektivitas terapi pasien dan dapat menimbulkan risiko kesehatan jika tidak diantisipasi. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan evaluasi resep yang lebih cermat oleh apoteker untuk meminimalkan risiko interaksi obat dan meningkatkan keselamatan pasien.

Hypertension is a common non-communicable disease in Indonesia, known for causing serious complications such as stroke, heart disease, and kidney failure if not properly managed. Antihypertensive medications are often used in combination to achieve optimal blood pressure control, but this also increases the risk of drug interactions. This study aims to analyze drug interactions in hypertensive patients at Roxy Pharmacy, Pondok Labu, during the October 2023 period. The research method involved collecting prescriptions containing antihypertensive drugs, which were then analyzed using Micromedex software to identify potential drug interactions. The results revealed several drug interactions of moderate to major severity, particularly between ACE inhibitors, ARBs, and NSAIDs. In conclusion, drug interactions can affect patient therapy outcomes and pose health risks if not managed properly. Therefore, thorough prescription review and evaluation by pharmacists are necessary to minimize the risk of drug interactions and improve patient safety. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmawati Hidayat
"Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di setiap negara. Peningkatan keparahan hipertensi dan adanya indikasi penyakit lain baik yang terkait ataupun tidak terkait hipertensi membutuhkan terapi obat tambahan untuk mengoptimalkan terapi dan mengurangi efek samping obat. Penggunaan obat dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko interaksi obat. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran karakteristik pasien hipertensi, karakteristik resep dan potensi interaksi obat dalam resep yang mengandung obat antihipertensi di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya periode Juni-Nopember 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan data diambil secara retrospektif.
Hasil analisis dari 350 lembar resep diperoleh persentase pasien perempuan (67,43%) lebih besar dari laki-laki (32,57%) dan prevalensi hipertensi tertinggi terjadi pada usia ≥55 tahun sebesar 60,57%. Potensi interaksi obat yang dianalisis menggunakan Micromedex memperoleh hasil sebesar 11,1% dan potensi interaksi yang paling sering terjadi adalah kombinasi kaptopril dengan obat golongan AINS. Mekanisme interaksi obat yang banyak terjadi adalah farmakokinetik sebesar 51,06%. Hasil uji Chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam resep dengan potensi interaksi, dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001 dan nilai odd ratio sebesar 5,940 (15,588-2,263).

Hypertension is a common disease in each country. Increase severity of hypertension and presence of other disease whether related or not related of hypertension, require additional drug therapy to optimize therapy and reduce side effect of drugs. The use of drug in large amounts may increase the risk of drug interaction. The purpose of this research was to obtain hypertension patient characteristics, prescription characteristics, and potential drug interactions in prescription that containing antihypertensive drugs in Sukmajaya subsdistrict health center from June to November 2015. This research used descriptive analytic method and data were obtained retrospectively.
The results of analysis in 350 prescriptions was percentage of female patients (67.43%) higher than men (32.57%) and the highest prevalence of hypertension were occured at the age of ≥55 years. Potential drug interactions result that analyzed using Micromedex was 11.1% and the most frequently potential interaction was combination of captopril with NSAIDs groups. The mechanism of drug interaction that occurs frequently was pharmacokinetics of 51.06%. Chi-square test results showed that there was significant relationship between the number of drug in the prescription with potential interactions with a probability value of 0.0001, and the value of the odds ratio is 5.940 (15.588 to 2.263).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Gabriella
"Interaksi obat menjadi salah satu permasalahan yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien. Beberapa potensi kejadian interaksi obat yang signifikan pada resep yang diterima di apotek diantaranya kejadian interaksi major, moderate,dan minor. Polifarmasi atau penggunaan obat dengan jumlah dan jenis yang banyak menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya interaksi obat. Pelayanan resep di apotek, termasuk pengkajian resep dan pemberian informasi obat bertujuan untuk menganalisis masalah terkait obat dan meminimalkan risiko klinis. Interaksi obat dapat terjadi melalui mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik dengan tingkat keparahan major, moderate, dan minor. Polifarmasi meningkatkan risiko interaksi obat terutama pada pasien lanjut usia dengan kondisi penyakit kronis. Analisi interaksi obat dilakukan pada lima puluh resep menunjukkan bahwa interaksi moderate paling sering terjadi terutama pada pasien dengan penyakit hipertensi. Pemahaman mengenai interaksi obat dan manajemennya sangat penting dalam memberikan terapi yang efektif dan aman bagi pasien. Manajemen interaksi obat melibatkan penyesuaian dosis obat, monitoring gejala klinis, dan kolaborasi antara dokter dan apoteker yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan hasil terapi pasien.
Drug interaction is one of the issues that can affect patient therapy outcomes. Some potential significant occurrences of drug interactions in prescriptions received at pharmacies include major, moderate, and minor interactions. Polypharmacy, or the use of multiple drugs in large quantities and varieties, is one of the main causes of increased drug interactions. Prescription services at pharmacies, including prescription assessment and drug information provision, aim to analyze drug-related issues and minimize clinical risks. Drug interactions can occur through pharmacokinetic and pharmacodynamic mechanisms with major, moderate, and minor severity levels. Polypharmacy increases the risk of drug interactions, especially in elderly patients with chronic conditions. Analysis of drug interactions conducted on fifty prescriptions shows that moderate interactions are most common, especially in patients with hypertension. Understanding drug interactions and their management is crucial in providing effective and safe therapy for patients. Drug interaction management involves adjusting drug doses, monitoring clinical symptoms, and collaborating between doctors and pharmacists, which can enhance the quality of pharmaceutical services and patient therapy outcomes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Lioner
"Analisis resep pada pasien program rujuk balik memainkan peran krusial dalam memastikan keselamatan dan keberhasilan perawatan pasien. Analisis resep dilakukan guna memverifikasi kesesuaian obat dengan diagnosis pasien, mencegah kesalahan atau kontraindikasi dalam pengobatan, serta memantau interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah jumlah pemenuhan obat antihipertensi PRB di Apotek Kimia Farma Pos Pengumben pada Bulan Februari 2023 serta mengkaji resep obat antihipertensi pasien PRB. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data resep pasien PRB pada bulan Februari 2023, lalu diolah untuk mengetahui pola peresepan obat. Selanjutnya, dilakukan pemilihan 3 resep untuk dikaji menurut aspek administrasi, farmasetis, dan klinis. Jumlah obat antihipertensi pasien PRB untuk kebutuhan 30 hari sudah dapat dipenuhi oleh Apotek Kimia Farma Kemayoran dengan total 30486 obat antihipertensi dari 456 resep pasien PRB. Pada resep pasien PRB yang mengandung obat antihipertensi ditemukan beberapa masalah terkait obat seperti efek samping dan interaksi antara obat yang perlu diperhatikan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mengubah jadwal konsumsi obat pasien atau dengan memberikan obat tambahan untuk mengatasi efek samping yang muncul pada pasien.
..... The analysis of prescriptions in Back-Referral Program (BRP) plays a crucial role in ensuring the safety and success of patient treatment. Prescription analysis aims to verify the suitability of prescribed medications with the patient's diagnosis, prevent errors or contraindications in treatment, and monitor drug interactions. This study aims to examine the fulfillment of antihypertensive medication prescriptions for PRB patients at Apotek Kimia Farma Pos Pengumben in February 2023 and assess the prescriptions for antihypertensive drugs. The research involved collecting prescription data from PRB patients in February 2023 and analyzing the prescribing patterns. Subsequently, three prescriptions were selected for evaluation based on administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. The quantity of antihypertensive drugs for PRB for 30 days use was met by Apotek Kimia Farma Kemayoran, totaling 30,486 antihypertensive drugs from 456 patient prescriptions. Several drug-related issues were identified in the prescriptions containing antihypertensive drugs, such as side effects and drug interactions that need attention. These issues can be addressed by adjusting the patient's medication schedule or providing additional medication to manage the observed side effects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"DRP merupakan suatu peristiwa atau keadaan ketika berpotensi menyebabkan masalah dari hasil pengobatan yang telah diberikan. Interaksi obat terjadi jika efek dari suatu obat berubah akibat adanya obat lain, zat kimia, makanan, atau minuman. Dikatakan terjadi interaksi apabila obat lain, zat kimia, makanan, atau minuman tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan secara bersamaan atau hampir bersamaan. Interaksi obat dengan obat atau drug-drug interactions (DDI) adalah perubahan efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan sebelum atau bersamaan sehingga keefektifan atau toksisitas suatu obat menjadi berubah. Interaksi ini dapat terjadi baik didalam maupun diluar tubuh, dimana yang lebih sering terjadi adalah yang terjadi didalam tubuh. Interaksi obat dapat memberikan perubahan terhadap aktivitas obat, baik dengan meningkatnya efek toksik atau justru menurunkan efek terapi. Selain itu beberapa interaksi obat juga dapat saling mendukung kerja satu sama lain atau kebalikannya interaksi obat dapat mengakibatkan kerja satu obat dihambat oleh obat lain. Salah satu kelompok pasien yang beresiko untuk mendapatkan DDIs adalah pasien pasien usia lanjut diperkirakan antara 2,2 % hingga 30% pada pasien rawat inap dan 9,2% hingga 70,3 % pada pasien di masyarakat. Kemungkinan tersebut hingga 11,1 % pasien mengalami gejala yang diakibatkan oleh interaksi obat. Hal ini dikarenakan pasien geriatrik sering mengalami penyakit kronis yang multipel dan juga penurunan fungsi faal organ tubuh.

DRP is an event or situation that has the potential to cause problems with the results of the treatment that has been given. Drug interactions occur if the effects of a drug change due to the presence of other drugs, chemicals, food or drinks. It is said that an interaction occurs if another drug, chemical, food or drink changes the effect of a drug that is given simultaneously or almost simultaneously. Drug-drug interactions (DDI) are changes in the effect of a drug due to other drugs given before or simultaneously so that the effectiveness or toxicity of a drug changes. This interaction can occur both inside and outside the body, where what occurs more often is what occurs inside the body. Drug interactions can change the activity of the drug, either by increasing the toxic effect or reducing the therapeutic effect. Apart from that, some drug interactions can also support each other's work or, conversely, drug interactions can result in the work of one drug being inhibited by another drug. One group of patients at risk for DDIs is elderly patients, estimated at between 2.2% to 30% in hospitalized patients and 9.2% to 70.3% in patients in the community. It is possible that up to 11.1% of patients experience symptoms caused by drug interactions. This is because geriatric patients often experience multiple chronic diseases and also a decrease in the function of bodily organs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Anshory Hendri
"Meningkatnya angka kunjungan ke fasilitas kesehatan menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan, termasuk penggunaan obat. Sayangnya, penggunaan obat yang tidak tepat dan rasional masih menjadi masalah yang umum di masyarakat. Laporan tugas khusus ditujukan untuk mengidentifikasi persentase kelengkapan resep dan menganalisis potensi interaksi antar obat. Metode yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan 30 sampel yang diambil dari resep pasien rawat jalan di Apotek Kimia Farma Tan Malaka Padang selama bulan Desember 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata persentase kesalahan pada aspek administratif adalah 36,0% dan aspek farmasetik sebesar 26,7%. Parameter dengan persentase ketidaklengkapan terbesar adalah tidak tercantumnya berat badan pasien (96,7%), nomor telepon dokter (96,7%) dan jenis kelamin pasien (83,3%). Berdasarkan analisis potensi interaksi antar obat, dari 30 resep yang dianalisis terdapat 16 resep (53,3%) yang menunjukkan potensi interaksi antar obat, dengan temuan interaksi moderat sebanyak 14 pasang dan interaksi minor sebanyak 11 pasang. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan ketelitian dalam penulisan kelengkapan resep untuk menjamin keamanan dan efektivitas terapi obat.

The increasing number of visits to healthcare facilities reflects a growing demand for medical services, including medication use. Unfortunately, irrational and inappropriate drug use remains a prevalent issue in the community. This special project report aims to identify the percentage of prescription completeness and analyze potential drug interactions. The method employed was Simple Random Sampling, using 30 samples collected from outpatient prescriptions at Kimia Farma Tan Malaka Pharmacy in Padang during December 2023. The results indicate an average error rate of 36.0% in administrative aspects and 26.7% in pharmaceutical aspects. The parameters with the highest incompleteness rates were the absence of the patient’s body weight (96.7%), the doctor’s phone number (96.7%), and the patient’s gender (83.3%). Based on the analysis of potential drug interactions, 16 out of 30 prescriptions (53.3%) exhibited potential interactions, with 14 pairs categorized as moderate interactions and 11 pairs as minor interactions. These findings underscore the need for improved attention to prescription completeness to ensure the safety and effectiveness of drug therapy. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>