Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulia Nuryah
"Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya akan mengalami sakit ringan. WHO dan UNICEF menunjukkan cakupan imunisasi secara global turun dari 86% pada tahun 2019 menjadi 83% pada 2020. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia dalam lima tahun terakhir selalu di atas 85%, namun masih belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditentukan. Kota Tangerang Selatan yang mengalami penurunan pencapaian imunisasi dasar 97,6% menjadi 89,8% pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan ibu membawa anak untukmendapatkan imunisasi dasar sebelum sampai setelah masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan pada bulan Desember 2023. Sampel pada penelitian berjumlah 96 ibu dengan penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji statistika deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kepatuhan ibu adalah tingkat pendidikan (p = 0.000) dan tingkat pengetahuan (p = 0.002). kesimpulannya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dan tingkat pengetahuan ibu maka akan semakin tinggi peluang ibu untuk patuh dalam pemberian imunisasi dasar.

Immunisation is an effort to actively increase a person's immunity to a disease so that if one day exposed to the disease, they will not get sick or will only experience mild pain. WHO and UNICEF show that immunisation coverage globally dropped from 86% in 2019 to 83% in 2020. Complete basic immunisation coverage in Indonesia in the last five years has always been above 85%, but it still has not reached the Ministry of Health's Renstra target. South Tangerang City experienced a decrease in the achievement of basic immunisation from 97.6% to 89.8% during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the factors that influence maternal compliance in bringing children to get basic immunisation before and after the COVID-19 pandemic. This study used a cross-sectional design in the Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan in December 2023. The sample in the study amounted to 96 mothers, with sample withdrawal using purposive sampling. The data analysis used in this study was a univariate descriptive statistical test and a bivariate chi-square test. The results of the data analysis showed that the variables associated with maternal compliance were the level of education (p = 0.000) and the level of knowledge (p = 0.002). The conclusion is that the higher the mother's education level and the mother's level of knowledge, the higher the mother's chance to be obedient in providing basic immunisation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rezeki Carolina
"Persentase cakupan imunisasi di Kota Jambi mengalami penurunan 7,1% selama masa pandemi COVID-19 dan angka capaian imunisasi di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi menunjukkan persentase rendah (48%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di wilayah kerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi pada bulan Maret-Mei 2021. Sampel dalam penelian ini adalah ibu yang memiliki baduta usia 9-24 bulan. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 251 ibu. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil analisa data menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kepatuhan adalah tingkat pengetahuan (p = 0,023) dan dukungan suami (p = 0,001). Kesimpulannya semakin baik dukungan suami dan tingkat pengetahuan ibu maka akan semakin tinggi pula peluang ibu untuk patuh dalam pemberian imunisasi pada baduta. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dan menganalisis seluruh faktor kepatuhan baik dari sisi internal maupun eksternal.

The percentage of immunization coverage in Jambi City decreased by 7.1% during the COVID-19 pandemic and the immunization achievement rate at the Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi showed a low percentage (48%). This study aims to determine the factors that influence maternal compliance in providing basic immunization during the COVID-19 pandemic. This study used a cross sectional design in the working area of the Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi in March- May 2021. The sample in this study was mothers who had children aged 9-24 months. Sampling used purposive sampling with a total sample of 251 mothers. The data analysis used in this research is univariate and bivariate descriptive statistical analysis with chi square test. The results of data analysis showed that the variables related to compliance were the level of knowledge (p = 0.023) and husband's support (p = 0.001). In conclusion, the better the husband's support and the mother's level of knowledge, the higher the chances of the mother to be obedient in giving immunizations to children under two. Recommendations for further research are to carry out research on a wider population coverage and analyze all compliance factors both internally and externally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Yani Melda
"Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2019, turut memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pada tahun 2020 dan 2021. Hal tersebut juga berimplikasi pada penerimaan masing-masing daerah, apalagi bagi pusat bisnis dan ekonomi, yaitu ibukota DKI Jakarta. Sektor penerimaan asli daerah terbesar DKI Jakarta meliputi Pajak Daerah yang terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah Pajak Hotel. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan hotel, untuk menganalisis bentuk pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai bentuk kepatuhan yang dilakukan Wajib Pajak Hotel X, dan untuk menganalisis Compliance Cost  dalam pemenuhan kewajiban pajak hotel wajib pajak hotel pada masa pandemi Covid-19 (Studi Kasus pada Hotel X Tahun 2020 dan 2021). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dan studi lapangan. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa yang menjadi faktor Wajib Pajak Hotel X patuh menjalankan kewajiban pajak hotelnya diantaranya dipengaruhi beberapa faktor, yaitu adanya sanksi yang menjerat jika melanggar, pemenuhan kewajiban pajak hotel yang cenderung mudah dan murah, serta adanya risiko diperiksa oleh fiskus. Kepatuhan pajak pada Hotel X dilakukan dengan menjalankan kewajiban mendaftarkan diri, menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak hotel terutang. Saran yang dapat diberikan untuk dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Hotel dalam memenuhi kewajiban perpajakannya disarankan Wajib Pajak Hotel X memiliki pengetahuan lebih mendalam terkait dengan alokasi dana pajak hotel yang setiap bulannya disetorkan, pemenuhan kewajiban pajak hotel yang diimplementasikan dalam sistem online diharapkan Wajib Pajak Hotel X dapat lebih pro-aktif, serta kepada pelayanan khususnya yang berkaitan dengan tax administration yang dilakukan oleh otoritas pajak (dalam hal ini yaitu Bapenda) perlu dioptimalkan kembali, dilakukan evaluasi, guna memberikan pelayanan yang mudah, murah, dan cepat bagi Wajib Pajak Hotel.

The Covid-19 pandemic that has occurred since 2019, has also had a significant impact on the Indonesian economy, especially in 2020 and 2021. This also has implications for the revenue of each region, especially for the business and economic center, namely the capital city of DKI Jakarta. The largest regional revenue sector for DKI Jakarta includes Regional Taxes which consist of various types, one of which is Hotel Tax. This thesis aims to analyze the factors that affect compliance with hotel tax obligations, to analyze the form of fulfillment of tax obligations as a form of compliance by Hotel Taxpayer X, and to analyze Compliance Cost in fulfilling hotel tax obligations of hotel taxpayers during the Pandemic Covid-19 (Case Study on Hotel X in 2020 and 2021). This study uses a qualitative approach by conducting literature studies and field studies. Based on the research, it was found that the factors contributing to the compliance of Hotel Taxpayers in carrying out their hotel tax obligations were influenced by several factors, namely the existence of sanctions that ensnared if they violated, the fulfillment of hotel tax obligations which tended to be easy and cheap, and the risk of being examined by the tax authorities. Tax compliance at Hotel X is carried out by carrying out the obligations of registering, calculating, depositing, and reporting hotel taxes owed. Suggestions that can be given to improve the compliance of Hotel Taxpayers in fulfilling their tax obligations are suggested that Hotel Taxpayers X have more in-depth knowledge related to the allocation of hotel tax funds that are deposited every month, the fulfillment of hotel tax obligations implemented in the online system is expected that Hotel X Taxpayers can more pro-active, as well as services, especially those related to tax administration, which are carried out by the tax authorities (in this case, Bapenda) need to be re-optimized, evaluated, in order to provide easy, cheap, and fast services for Hotel Taxpayers. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armeityansyah Wahyudiputra
"Peserta PBPU nonaktif per Juli 2021 mencapai 16,6 juta, 3,3 juta lebih banyak dari pada Desember 2019. Data Laporan Pengelolaan Program Tahun 2020 menunjukkan pada tahun 2019 BPJS Kesehatan memiliki 224.149.019 peserta terdaftar JKN sedangkan pada 2020 berkurang sebesar 1.687.113 peserta. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan peserta mandiri dalam membayar iuran JKN di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini berbentuk narrative unsystematic review dengan pendekatan kualitatif. Pencarian artikel menggunakan basis data GARUDA Kemdikbud dan Google Scholar. Hasil pencarian ditemukan 7 artikel terseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tingkat kepatuhan peserta berkisar antara 25,9-69%. Dari ketujuh artikel tersebut didapatkan bahwa peserta yang patuh membayar iuran JKN adalah peserta yang memiliki pendidikan tinggi, pendapatan tinggi, persepsi positif terhadap pelayanan kesehatan, bekerja, berpengetahuan cukup, berkemauan membayar tinggi, dan memiliki kecenderungan tinggi untuk mengimitasi kelompok rujukan. Pengetahuan menjadi faktor signifikan yang berhubungan dengan kepatuhan membayar iuran JKN. BPJS Kesehatan diharapkan untuk dapat lebih massif melakukan berbagai upaya edukasi melalui media sosial dengan melibatkan influencer sebagai brand ambassador untuk meningkatkan pengetahuan peserta JKN akan pentingnya kepatuhan membayar iuran JKN.

Inactive PBPU participants as of July 2021 reached 16.6 million, 3.3 million more than in December 2019. Data for the 2020 Program Management Report shows that in 2019 BPJS Kesehatan had 224,149,019 registered JKN participants, while in 2020 it was reduced by 1,687,113 participants. This study identifies the factors that affect the compliance of independent participants in paying JKN contributions during the COVID-19 pandemic. This research is in the form of a narrative unsystematic review with a qualitative approach. Search for articles using the GARUDA Kemdikbud database and Google Scholar. The search results found 7 selected articles based on inclusion and exclusion criteria. In this study, it was found that the compliance level of participants ranged from 25.9–69%. From the seven articles, it was found that participants who obediently pay JKN contributions are participants who have a higher education, a high income, a positive perception of health services, work, have sufficient knowledge, are willing to pay high, and have a high tendency to imitate referral groups. Knowledge is a significant factor related to compliance with paying JKN contributions. BPJS Kesehatan is expected to be able to more massively carry out various educational efforts through social media by involving influencers as brand ambassadors to increase the knowledge of JKN participants about the importance of compliance with paying JKN contributions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Oktavia
"Pandemi COVID-19 menjadi kondisi baru yang harus dihadapi seluruh lapisan masyarakat di dunia. Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat stress remaja selama masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di salah satu sekolah di Jakarta pada bulan Mei-Juni 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-14 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 350 anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat stres responden pada penelitian ini tergolong rendah, variabel yang berhubungan dengan stres adalah pembelajaran jarak jauh (p= 0.004). Kesimpulan: Pembelajaran jarak jauh memiliki hubungan dengan tingkat stres pada remaja. Tingkat pengetahuan terkait COVID-19, usia, jenis kelamin, dan pendapatan keluarga tidak memengaruhi tingkat stres pada remaja selama masa pandemi COVID-19. Implikasi pada bidang keperawatan adalah optimalisasi promosi kesehatan mental pada remaja. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dengan rentang usia remaja yang lebih variatif atau menganalisis faktor lain yang dapat memengaruhi stres pada remaja.

COVID-19 becomes a new condition which must be faced by all people in the world. Adolescence is a group age which vulnerable to stress. This study aims to determine the factors which affect the adolescent’s stress level during COVID-19 outbreak. Methods: this study used the cross-sectional design and implemented at one of the school in Jakarta in Mei-June 2021. The sample was adolescents age 13- 14 years old and choosed by purposive technique sampling. The total sample in this study is 350 students. This study used univariate and bivariate descriptive statical analysis with chi square test to analyze the data. Results: the results show that the adolecent’s stress level in this study is low and distance learning is the only one factor affecting adolescents’s stress level (p= 0.004). Conclusion: Distance learning is correlated with with adolescent’s stress level. There is no correlation between knowledge about of COVID-19, age, different gender, and family income with adolescent’s stress level. Nurses can optimize the mental health promotions to help them stable. For futher, researches can do the same research with wider population or analyze another factors which can affect the adolescent’s stress level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Muhammad Akbar Kaharuddin
"Pendahuluan Penurunan cakupan imunisasi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 menyebabkan dampak diberbagai sektor khususnya dibidang kesehatan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu bayi sehingga tidak membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk di imunisasi antara lain pendidikan, sikap, dan pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor perilaku ibu dalam pemenuhan cakupan imunisasi dimasa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 103 responden, diambil menggunakan metode non- probability dengan jenis consecutive sampling. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dari 3 variabel yang diduga berhubungan secara signifikan dengan cakupan imunisasi adalah variabel sikap dengan P value 0,000 (95% CI: 28.525 -981.422) yang dipengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan ibu. Kesimpulan penurunan cakupan imunisasi dominan dipengaruhi oleh sikap ibu sehingga faktor sikap sangat berpengaruh terhadap pemenuhan cakupan imunisasi dimasa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Temuan penelitian ini menyarankan perlu meningkatkan akses informasi dan edukasi terkait program imunisasi dengan memberikan edukasi yang mudah diakses dikalangan masyarakat, sehingga pemenuhan cakupan imunisasi tetap terpenuhi

Introduction The decline in immunization coverage caused by the Covid-19 pandemic has had an impact on various sectors, especially in the health sector. Purpose of this study was to determine the behavioral factors of mothers in fulfilling immunization coverage during the Covid-19 pandemic in the Cimanggis Health Center working area, Depok City. Research method uses quantitative research with a cross-sectional design. The sample in this study was 103 respondents, taken using a non-probability method with consecutive sampling type. The Results of multivariate analysis using multiple logistic regression showed that of the 3 variables thought to be significantly related to immunization coverage, the attitude variable with a P value of 0.000 (95% CI: 28.525 -981.422) was influenced by mother's education and knowledge. Conclusion is that the decrease in immunization coverage is dominantly influenced by the mother's attitude so that the attitude factor greatly influences the fulfillment of immunization coverage during the Covid-19 pandemic in the work area of ​​the Cimanggis Health Center, Depok City. The findings of this study suggest that it is necessary to increase access to information and education related to immunization programs by providing education that is easily accessible among the public, so that immunization coverage is still fulfilled."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiany Trisnaningtyas
"Munculnya pandemi Covid-19 berdampak pada pertumbuhan sektor farmasi dan membawa perubahan besar pada posisi keuangan dan kinerja bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan farmasi sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Indonesia yang dikaitkan dengan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan kuartal dari sembilan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu Januari 2018-Desember 2019 sebagai periode sebelum pandemi Covid-19 dan Januari 2020-Desember 2021 sebagai periode selama pandemi Covid-19. Panel least square dengan fixed effect digunakan dalam menganalisis data. Hasil menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara pertumbuhan perusahaan, kekuatan pasar, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas baik sebelum dan selama pandemi Covid-19. Sedangkan likuiditas memiliki hubungan positif signifikan sebelum pandemi Covid-19 namun negatif dan tidak signifikan selama pandemi Covid-19. Jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi terbukti memberikan dampak positif pada hubungan kekuatan pasar dan likuiditas terhadap profitabilitas, namun memberikan dampak negatif pada hubungan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.

The emergence of the Covid-19 pandemic had an impact on pharmaceutical growth and brought major changes to financial position and business performance. This study aims to analyze factors affecting the profitability of pharmaceutical companies before and during the Covid-19 pandemic in Indonesia associated with the number of confirmed Covid-19 cases. The data used is secondary data from the quarterly financial statements of nine pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The research period is divided into two parts, namely January 2018-December 2019 as the period before Covid-19 and January 2020-December 2021 as the period during Covid-19. Least square panel with fixed effect is used to analyze the data. The results show that there is a significant positive relationship between company growth, market power, company size and profitability both before and during the Covid-19 pandemic. Meanwhile, liquidity had a significant positive relationship before the Covid-19 pandemic but was negative and insignificant during the Covid-19 pandemic. The number of confirmed Covid-19 cases has proven to have a positive impact on the relationship between market power and liquidity to profitability, but has a negative impact on the relationship between company growth and company size on profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Audrey Davalynn Pane
"Latar belakang: Pandemi COVID-19 yang berjalan sejak Maret 2019 di Indonesia telah membuat pemerintah mengeluarkan peraturan untuk tetap berada di rumah. Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh yang diadakan selama pandemi meningkatkan durasi aktivitas remaja di rumah dan menimbulkan faktor-faktor lain yang mungkin berkaitan dengan kejadian kekerasan. Di sisi lain, kekerasan terhadap remaja terus meningkat setiap tahunnya. Dengan dampak buruk termasuk kematian yang diakibatkan oleh kekerasan, timbul kepentingan mendesak untuk melakukan penelitian mengenai kejadian kekerasan terhadap remaja dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi.
Metode: Penelitian observasional menggunakan analisis deskriptif dan multivariat dengan metode desain studi potong-lintang yang dilakukan dengan pengisian kuesioner daring yang terdapat pada instrumen bernama REDCap.
Hasil: Didapatkan subjek penelitian dengan sebaran berdasarkan usia 10-13 tahun 16%, 14-17 tahun 61.3%, dan 18 tahun 22.6%. Jenis kelamin laki-laki 34% dan perempuan 66%. Posisi anak terbanyak ialah anak terakhir 34%. Remaja yang taat pada protokol kesehatan sebanyak 21.7% dan tidak taat sebanyak 78.3%. Remaja yang mengikuti PJJ sebanyak 96.2%. Jenis keluarga terbanyak ialah keluarga inti 83% dan orang tua remaja yang bekerja sebanyak 91.5%. Pendidikan orang tua tertinggi ialah sarjana, ayah sebanyak 47.2% dan ibu sebanyak 36.8%. Sebanyak 67.9% remaja mengalami kekerasan dengan jenis kekerasan terbanyak ialah penelantaran sebanyak 50.9%. Seluruh faktor pada penelitian ini baik faktor anak maupun lingkungan secara statistik tidak berhubungan bermakna.
Kesimpulan: Prevalensi kekerasan terhadap remaja pada masa Pandemi COVID-19 adalah 67.9%. Kekerasan remaja tidak berhubungan secara statistik dengan faktor anak (usia, jenis kelamin, posisi anak, Pembelajaran Jarak Jauh) dan faktor lingkungan (jenis keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua, tingkat ketaatan terhadap protokol kesehatan).

Introduction: The COVID-19 pandemic has prompted the government of Indonesia to issue regulations to stay at home. Distance learning activities increase the duration of adolescents activites at home and raise other factors that may be related with violence. On the other hand, violence against adolescents continues to increase every year. With the adverse impact including death caused by violence, the urgency to conduct research on the incidence of violence against adolescents and the influencing factors during COVID-19 pandemic arise.
Method: Observational research using analytic and multivariate analysis with a cross-sectional study design method that is conducted by filling out an online questionnaire in REDCap instrument.
Result: The research subjects obtained with a distribution based on the age of 10-13 years (16%), 14-17 years (61.3%), and 18 years (22.6%). 34% of its gender are male and 66% female. Most adolescent position is the last child (34%). The level of adolescents who obey the health protocol are 21.7% and 78.3% are not. As much as 96.2% subjects took distance learning. The most common type of family is the main family (83%) and the working parents of adolescents is 91.5%. Both adolescents' parents' highest education is bachelor degree. As much as 67.9% adolescent experiences violence with neglect as the most frequent violence type. Statistically, all factors in this study are not significantly related.
Conclusion: The prevalence of violence against adolescents during the COVID-19 pandemic is 67.9%. Child maltreatment is not related to both child factors and environmental factors. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salindri Dara Rizkita
"Latar belakang: SARS-CoV-2 dengan infeksinya yaitu COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global. Kondisi ini membuat pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk membatasi segala bentuk kegiatan social yang mengubah banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah perubahan metode kegiatan bersekolah. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan terkait pola aktivitas fisik pada anak usia 10-14 tahun selama pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia.
Metode: Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dalam jaringan untuk menghindari kontak fisik secara langsung. Jenis penelitian observasional dengan desain studi Cross-Sectional. Pengolahan data dengan analisis deskriptif, dilanjutkan analisis analitik bivariat dengan uji statistik chi-square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil: Diperoleh sebaran subjek berdasarkan usia yaitu usia 10-12 tahun 71.2% dan >12- 14 tahun 28.8%. Jenis kelamin perempuan 62.7% dan laki-laki 37.3%. Tingkat ketaatan protokol kesehatan yaitu 75.7% tidak taat dan taat 24.3%, Durasi kegiatan pembelajaran jarak jauh 0-3jam/hari 63.8%, >3-6jam/hari 32.8%, dan >6jam/hari 3.4%. Klasifikasi daerah, rural 36.2% dan urban 63.8%. Tingkat aktivitas fisik tinggi 51.4% dan tingkat aktivitas fisik rendah 48.6%. Tingkat aktivitas fisik berhubungan bermakna dengan usia (p=0.017), durasi PJJ (p=0.005), tingkat ketaatan terhadap protokol kesehatan (p=0.013), tidak berhubungan bermakna dengan jenis kelamin (p=0.059), dan daerah tempat tinggal (p=0.363). Uji multivariat didapatkan hubungan dengan tingkat ketaatan anak (p=0,005;OR=2,870) dan durasi PJJ (p=0,002; OR=2,768)
Kesimpulan: Prevalensi tingkat aktivitas fisik tinggi 51.4%. Faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik anak selama pandemi adalah usia dan faktor yang berhubungan kuat adalah durasi pembelajaran jarak jauh dalam sehari serta tingkat ketaatan anak terhadap protokol kesehatan

Introduction: SARS-CoV-2 with its infection, COVID- is declared as a global pandemic. It makes the Indonesian government limit all social activities such as learning remotely method. Changes in many aspects raise questions regarding the pattern of physical activity in children aged 10-14 years.
Method: Data collected by online questionnaires, conducted by observational study with a cross-sectional design, processed with descriptive analysis, bivariate analytical analysis with chi-square test, and multivariate analysis with logistic regression test.
Result: The distribution of subjects based on age is 71.2% aged 10-12 years and >12-14 years 28.8%. Gender is 62.7% female and 37.3% male. The level of adherence is 75.7% obey and 24.3% disobey, the duration of learning is 0-3 hours/day 63.8%, >3-6 hours/day 32.8%, and >6 hours/day 3.4%. Regional classification, rural 36.2% and urban 63.8%. The level of physical activity is 51.4% high and 48.6% low. The level of physical activity significantly related with age (p=0.017), with learning duration (p = 0.005), and with the level of adherence (p=0.013). Not significantly related with gender(p=0.059) and with regional classification (p=0.363). The multivariate analysis found a strong relation with the level of adherence (p =0.005;OR=2.870) and learning duration (p=0.002;OR = 2.768) with physical activity.
Conclusion: The prevalence of high physical activity is 51.4%. Factors related to children's physical activity during the COVID-19 pandemic is children’s age and strongly related factors is the duration of learning and the level of children's adherence to health protocols
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifaurrahma Hanif
"Latar belakang: Pandemi Covid-19 menyebabkan terbentuknya beberapa kebijakan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran penyakit. Kebijakan yang dibuat berupa PSBB (pembatasan sosial berskala besar). PSBB ini menyebabkan semua aktivitas yang tidak mendesak dilakukan dari rumah termasuk sekolah. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kebiasaan terhadap anak-anak usia sekolah dasar. Perubahan kebiasaan tersebut berupa peningkatan penggunaan internet dan juga perubahan pola tidur. Orang tua yang memiliki anak usia sekolah dasar mengeluhkan bahwa sang anak menngalami penurunan kualitas tidur. Penurunan kualitas tidur dapat menjadi indikasi mengalami gangguan tidur yang kadang tidak disadari oleh sang anak dan orang tuanya. Gangguan tidur dapat berdampak kepada emosi, proses tumbuh kembang dan kognitifnya. Oleh karena itu, perlu diketahuinya hubungan aspek sosiodemografi terhadap gangguan tidur pada anak di sebelum dan selama pandemi Covid-19
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari projek SEANUTS II yang diambil dari anak usia 6-12 tahun di 22 Kabupaten/Kota di Indonesia. Jenis studi yang digunakan adalah before and after studies dengan uji yang digunakan adalah uji Chi-square, Uji normalitas, uji Kruskall-Wallis dan uji Mc-Nemar)
Hasil: Prevalensi gangguan tidur pada periode sebelum pandemi sebesar 41.82%, sedangkan prevalensi gangguan tidur saat pandemi mengalami penurunan dibanding sebelum pandemi menjadi 40.19%. Akan tetapi, hubungan antara gangguan tidur dengan pandemi Covid-19 tidak memiliki hubungan yang bermakna (p>0.05) Terjadinya peningkatan prevalensi gangguan tidur pada domain sleep-wake transisiton disorders dan diorders of excessive sonolence pada periode saat pandemi dibanding sebelum pandemi. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan usia dengan gangguan tidur baik sebelum pandemi dan saat pandemi (p > 0.05). Akan tetapi, pada variabel area tempat tinggal periode sebelum pandemi memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur (p < 0.05), sedangkan area tempat tinggal pada periode pandemi tidak memiliki hubungan yang siginifikan dengan gangguan tidur.
Kesimpulan: Terjadinya penurunan prevalensi gangguan tidur pada pandemi dibanding sebelum pandemi. Tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin dengan gangguan tidur baik periode sebelum dan selama pandemi, sedangkan aspek area tempat tinggal memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur hanya pada periode sebelum pandemi.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Introduction: The Covid-19 pandemic has led to the formation of several policies by the government to prevent the spread of the disease. The policy made is in the form of PSBB (large-scale social restrictions). This PSBB causes all non-urgent activities to be carried out from home, including school. This causes a change in the habits of elementary school-age children. Changes in these habits are in the form of increased use of the internet and also changes in sleep patterns. Parents who have elementary school-aged children complain that their children experience a decrease in sleep quality. Decreased sleep quality can be an indication of having a sleep disorder that is sometimes not realized by the child and his parents. Sleep disturbances can have an impact on emotions, growth, and cognitive processes. Therefore, it is necessary to know the relationship between sociodemographic aspects to sleep disorders in children before and during the Covid-19 pandemic.
Method: This study used secondary data from the SEANUTS II project taken from children aged 6-12 years in 22 districts/cities in Indonesia. The type of study used is before and after studies with the tests used are the Chi-square test, normality test, Kruskal-Wallis test, and Mc-Nemar test)
Result: The prevalence of sleep disorders before the pandemic period was 41.82%, while the prevalence of sleep disorders during the pandemic was 41.82%. the pandemic has decreased compared to before the pandemic to 40.19%. However, the relationship between sleep disturbances and the Covid-19 pandemic was not significant (p>0.05). There was an increase in the prevalence of sleep disorders in the domain of sleep-wake transition disorders and orders of excessive somnolence during the pandemic period compared to before the pandemic. There was no significant relationship between sex and age with sleep disturbances before and during the pandemic (p > 0.05). However, the area of ​​residence in the pre-pandemic period had a significant relationship with sleep disturbances (p < 0.05), while the area of ​​residence during the pandemic period did not have a significant relationship with sleep disturbances.
Conclusion: There was a decrease in the prevalence of sleep disorders during the pandemic compared to before the pandemic. No significant relationship was found between age and sex with sleep disturbances both before and during the pandemic, while the area of ​​residence had a significant relationship with sleep disturbances only in the pre-pandemic period
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>