Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iusvaldio Ramadhan
"Era post-truth ditandai dengan matinya kebenaran objektif. Kebenaran yang diutamakan adalah yang sesuai dengan pandangan politik kelompok yang bersifat absolut. Terkait dengan kritik sastra, karya sastra yang mengangkat isu subjektivitas dan kebenaran dalam politik, contohnya novel The Nix karya Nathan Hill, relevan untuk dikaji. Tesis ini meneliti bagaimana The Nix melalui berbagai strategi naratifnya menyuarakan narasi subjektif serta menjadi teks yang secara kritis bereaksi terhadap era post-truth dengan konteks politik yang mempolarisasi dan dogmatis. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan pembacaan dekat untuk menelaah unsur-unsur yang ada di dalam teks. Analisis kemudian diperdalam dengan naratologi Genette, konsep subjektivitas, dan aspek metafiksional. Temuan menunjukkan adanya pengutamaan narasi subjektif melalui kisah yang personal dibandingkan kisah yang politis. Narasi politik kelompok dalam teks digambarkan sebagai sumber distorsi dan mereduksi subjektivitas tokoh, merendahkan kompleksitas demi ide semu tentang kebenaran. Teks menyuarakan narasi subjektif tokoh dengan menyelami berbagai sudut pandang melalui perjalanan tokoh utama dan pengungkapan kisah personal yang didistorsi oleh kesalahpahaman dan narasi politik. Pengungkapan yang dilakukan tokoh utama melalui aspek metafiksional dalam proses mengarang fiksi menunjukkan kesadaran bahwa narasinya bersifat subjektif dan sudut pandangnya terbatas, namun berupaya untuk memahami subjektivitas tokoh lainnya: suatu hal yang kontras dari kecenderungan dinamika politik pada era post-truth yang memecah belah.

The post-truth era is marked by the demise of objective truths. Individuals and groups often prefer truths that suit their political views which are characteristically absolute. In relation to literary criticism, it is relevant to study literary works that raise the issues of subjectivity and truth in politics, like Nathan Hill’s novel The Nix. This thesis examines how The Nix voices subjective narratives and critically reacts to the post-truth era where political narratives are polarizing and dogmatic. The study attempts to elaborate narrative elements in the text by using qualitative method and close reading. It incorporates Genette’s narratology and metafiction to further analyze the narrative elements. The findings show that the text prioritizes subjective narratives in personal stories in comparison to the political. Group political narratives are depicted as distorting and reductive to characters’ subjectivity, demeaning nuance in the name of truth. The text voices subjective narratives by exploring multiple point of views through the main character’s journey in revealing personal stories often distorted by misunderstandings and judgmental political narratives. The disclosure of personal stories by the main character through metafictional aspect in his fiction writing process shows that his narrative is subjective and his point of view is limited, but simultaneously attempts to attain understanding in other characters’ subjectivity through nuance: a contrast to the divisive political dynamics with post-truth inclination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zamira
"Penelitian ini mengangkat isu pelibatan influencer Instagram dalam membuat konten promosi produk oleh pelaku bisnis. Kredibilitas influencer yang menjadi promotor produk diduga menjadi prediktor munculnya intensi membeli konsumen yang melihat iklan tersebut. Variabel lain yaitu rasa percaya konsumen terhadap influencer dihipotesiskan sebagai variabel moderator berdasarkan teori Ohanian (1991) yang menyatakan pentingnya sejauh mana influencer dapat dipercaya sebagai komponen kredibilitas sumber. Penelitian ini melibatkan 311 partisipan yang mengisi kuesioner alat ukur intensi membeli (Sia et al, 2009), kredibilitas influencer (Ohanian, 1991), dan rasa percaya konsumen terhadap influencer (Warner-Soderholm et al., 2018 dan Hajli, 2014). Hasilnya, tidak terdapat efek moderasi dari variabel rasa percaya konsumen terhadap influencer Instagram. Terdapat hubungan korelasional antara variabel kredibilitas influencer, intensi membeli, dan rasa percaya konsumen terhadap influencer. Penelitian ini memberikan temuan baru mengenai perilaku konsumen Indonesia dalam menyikapi konten-konten promosi influencer Instagram.

This research focused on the issue of the growing numbers of Instagram influencers creating product promotional content by business owners. Influencer’s credibility is hypothesized as a predictor in purchase intention of the consumers who are exposed to the advertisement. Consumer’s trust in influencers is also hypothesized as a moderator due to Ohanian’s (1991) source credibility theory that included trustworthiness as a component in building source credibility. The study recruited 311 participants who filled in an online questionnaire on purchase intention (Sia et al, 2009), influencer’s credibility (Ohanian, 1991), and consumer’s trust in influencers (Warner-Soderholm et al., 2018 and Hajli, 2014). The result shows that there was no moderation effect on consumer’s trust in Instagram influencers to between the variable of influencer credibility and purchase intention. Correlational relationship were found between influencer credibility, purchase intention, and consumer’s trust in influencer. This research obtained new findings on Indonesian consumer behaviour towards Instagram influencer’s promotional content in Instagram."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilma Alfida Rahmah
"ABSTRAK
Sastra remaja adalah sastra populer yang dibaca oleh remaja. Salah satu karya sastra remaja populer adalah novel Dear Nathan. Permasalahan yang mencolok dalam novel Dear Nathan adalah pemberian julukan. Julukan tersebut diberikan kepada tokoh utama, yaitu Nathan, di dalam relasi yang dijalinnya. Penelitian ini mengkaji dampak yang muncul dari pemberian julukan terhadap tokoh utama yang dikaji melalui analisis tokoh dan penokohan dalam novel Dear Nathan. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan fakta berupa kutipan dalam novel untuk kemudian dianalisis. Analisis tokoh dan penokohan dapat menunjukkan deskripsi pemberian julukan pada tokoh dan dampak yang dihasilkannya. Relasi yang dijalin remaja terbagi menjadi relasi remaja dengan orang tua, relasi remaja dengan kawan sebaya, dan relasi remaja dengan guru. Relasi tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan teori labeling untuk mengetahui tentang pemberian julukan dan dampaknya. Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat pengaruh atas pemberian julukan terhadap perkembangan kejiwaan dalam diri anak dan remaja. Dampak tersebut berupa perilaku yang negatif dan positif yang muncul pada diri seseorang ketika ia terus mendapatkan julukan dari orang lain.

ABSTRACT
Young adult literature is a popular literature that is read by teenagers. Dear Nathan is one of many popular young adult literatures. Labeling is one of the main problem that can be found in the novel. The label is given by the society to the main character of the novel, Nathan. Based on that problem, this study examines the impact which arises from the labeling of the main character by analizing the characters and characterizations in Dear Nathan. The research method that is used in this paper is descriptive analysis method, which describes the facts in the form of quotes in novels for later analysis. Character and characterization analysis will show descriptions of the character s label and the impact of labeling to the character. The relationships that are established by young adults are divided into three types, which is relations between young adults and parents, relations between young adults and peers, and relations between young adults and teachers. Therefore, the relation in Dear Nathan is analyzed by labeling theory to find out about the label and its effects. The result of this study shows that giving a label can influence the psychiatric development in children and adolescent. The impact can be negative and positive behaviors that arise in a person when he continues to get label from other people."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fadhilla
"Sudut pandang hewan dalam karya sastra bukan lagi dianggap sebagai representasi dari karakter manusia seperti yang biasa muncul dalam cerita dongeng atau fabel. Kemunculan suara-suara dari tokoh hewan dilihat sebagai upaya dalam menyampaikan kritik dengan menggunakan bahasa yang baru. Penggunaan bahasa baru ini dianggap sebagai perlawanan terhadap adanya dominasi yang menghambat penyampaian kritik secara langsung. Hewan tidak lagi dianggap sebagai imitasi dari manusia. Akan tetapi, suara-suara yang muncul melalui tokoh-tokoh hewan tersebut memiliki makna baru yang perlu dipahami lebih lanjut. Pemosisian hewan sebagai hewan dan manusia sebagai manusia dibahas Deleuze dan Guattari dalam konsep becoming-animal. Hal yang dikemukakan dalam konsep tersebut merupakan tindakan-tindakan atau siasat yang dimunculkan oleh karakter-karakter hewan dalam karya sastra untuk mencapai sebuah hasrat atau keinginan sebagai bentuk dari the politics of becoming-animal. Beranjak dari pandangan tersebut, artikel ini akan melihat bagaimana tokoh-tokoh hewan dan manusia ditampilkan untuk mencapai tujuan atau keinginan dalam novel O. Artikel ini akan membahas kategorisasi penokohan di dalam novel O untuk melihat hasrat atau keinginan yang ingin dicapai oleh tokoh-tokoh di dalam teks. Di dalam novel O, hasrat atau keinginan yang ingin dicapai oleh tokoh utama adalah menjadi manusia. O sebagai seekor monyet betina memiliki keinginan yang sangat besar untuk menjadi manusia. Kontradiksi antara manusia yang ingin menjadi hewan dan hewan yang ingin menjadi manusia menohok persoalan humanisme dan animalisme. Novel ini ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa untuk menjadi manusia, hewan perlu melakukan banyak pengorbanan. Akan tetapi, bagi seorang manusia, akan sangat mudah melakukan tindakan seperti hewan. Ketertkaitan antara being human dan becoming animal tidak terlepas dari kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

The viewpoint of animal in literary works is no longer considered as a representation of human character as it appears in fairy tales or fables. The appearance of voices from animal figures is seen as an attempt at conveying criticism using a new language. The use of this new language is regarded as a fight against dominance that impedes the direct delivery of criticism. Animals are no longer considered imitations of humans. However, the voices that emerge through the animal figures have a new meaning that needs to be understood further. The positioning of animals as animals and humans as humans is discussed by Deleuze and Guattari in the concept of becoming animal. The things proposed in the concept are actions or tactics raised by animal characters in literary works to achieve a desire as a form of the politics of becoming animal. Moving on from that view, this article will look at how animal and human figures are displayed to achieve the goals or desires in novel O. This article will discuss the categorization of characterizations in novel O to see the desires that wanted to be achieved by the characters inside the text. In novel O, the desire that the main character wants to achieve is to be human. O as a female monkey has a tremendous desire to become a human being. The contradiction between human beings who want to be animals and animals who want to be human, mention the issue of humanism and animalism. This novel wants to convey a message to the reader that to be human, animals need to make many sacrifices. However, for a human being, it would be very easy to do an animal like act. The relationship between being human and becoming animal is inseparable from the condition of Indonesian society today. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahayan, Avriline M.
"Kredibilitas dan reputasi Indonesia di mana pergaulan internasional memburuk akibat berbagai tragedi yang dideritanya. Tragedi-tragedi ini mencemarkan citra bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah umuk mempelajari strategi-strategi yang telah diterapkan oleh Indonesia dalam rangka membangun kembali identitas internasionalnya. Berbagai departemen dan badan-badan pemerintahan telah menciptakan dan menjalankan strategi-strategi secara independen dan tidak terpadu guna mencapai tujuan mereka masing-masing. Hasilnya tidaklah sebagaimana yang diharapkan. Agar diperoleh basil yang optimal, negara-negara perlu menerapkan prinsip-prinsip nation branding. Pengembangan teknik-teknik nation branding dan memperhatikan berbagai strategi komunikasi pemasaran dan corporate branding.

Indoncsia's credibility and reputation in the eyes of the intemational community have weakened due to the numerous tragedies it suffered. These tragedies are damaging to the country's image. The purpose of this study is to examine the strategies adopted by Indonesia to rebuild its intemational identity. Various government ministries and agencies have designed and implemented independent and non-integrated strategies to accomplish their respective objectives. Consequently, they did not yield the desired outcome. To achieve maximum results, countries need to apply the principles of nation branding. The development of nation branding techniques must incorporate various marketing cornmunications and corporate branding strategies."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kantiana Taslim
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan prinsip-prinsip positive parenting program untuk menurunkan perilaku berbohong pada remaja dengan Parent-Child Relational Problems. Positive Parenting Program bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah perilaku anak dengan cara meningkatkan komunikasi dan hubungan positif antara orangtua anak melalui penerapan praktek gaya pengasuhan positif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan before-after study design dan metode single-subject design. Keberhasilan program pengasuhan positif dalam menurunkan perilaku berbohong terlihat dari perbandingan skor pre-test dan post-test. Perilaku berbohong diukur dengan Lying Towards Parents Scale dan Child Behavior Checklist khusus pada item lie/cheat. Perubahan gaya pengasuhan positif diukur dengan alat ukur Skala Gaya Pengasuhan dan Parents Sense of Competence Scale. Hasil penerapan program intervensi ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor pada perilaku berbohong remaja dan peningkatan skor pada gaya pengasuhan positif orangtua.

This research was conducted to examine the application of positive parenting program principles to reduce lying behavior in adolescence with Parent Child Relational Problems. Positive Parenting Program is a program to prevent and solve children rsquo s behavior problem by increasing positive relationship and communication between parents and their children using positive parenting style. This research is an experimental research, conducted using before after study design and single subject design. The success outcome in the application of this program was seen from the comparison of pre test and post test scores. Lying behavior was measured with Lying Towards Parents Scale and Child Behavior Checklist, specifically in item lie cheat. The changes in positive parenting style are measured with Parenting Style Scale and Parents Sense of Competence Scale. The outcome of this intervention program shows that adolescence rsquo s lying score is decreasing and score of positive parenting style is increasing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniya Khoerani Nadhilah
"Kebohongan prososial merupakan kebohongan yang berorientasi pada orang lain dengan maksud untuk menjaga hubungan dan bersikap sopan terhadap orang lain. Meskipun melanggar prinsip moral komunikasi untuk menyampaikan pesan dengan jujur, tetapi di sisi lain, kebohongan tersebut memiliki fungsi sosial untuk mempertahankan interaksi pada situasi sosial tertentu. Gaya pengasuhan orang tua memiliki kontribusi bagi perilaku kebohongan prososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan gaya pengasuhan otoritatif, otoriter, dan reasoning terhadap perilaku kebohongan prososial pada anak usia 7-10 tahun. Sejumlah 89 partisipan anak menyelesaikan pengukuran perilaku kebohongan prososial menggunakan Disappointing Gift Paradigm dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua diukur dengan kuesioner PSDQ yang diberikan kepada orang tua. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif secara signifikan (rpb = -1.89, p=.038) antara gaya pengasuhan reasoning dengan perilaku kebohongan prososial anak pada usia 7-10 tahun. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada gaya pengasuhan otoritatif (rpb = -.092, p=.196) dan otoriter (rpb = .042, p=.349). Penemuan dalam penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku kebohongan prososial dan membangun kesadaran orang tua terhadap pentingnya menumbuhkan kepekaan sosial pada anak.

Prosocial lying are lies that are oriented towards others with the intention of building relationship and being polite towards others. Although it violates the moral principles of communication to convey the message honestly, on the other hand, such lies have a social function to maintain interaction in particular social situations. Parenting styles contributed to children's prosocial lying behavior. The purpose of this study is to investigate the relationship between authoritarian, authoritarian, and reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10. A total of 89 child participants completed measurements of prosocial lying behavior using the Disappointing Gift Paradigm and measurement of parenting styles using PSDQ questionnaires given to parents. The findings revealed a significantly negative relationship (rpb = -1.89, p=.038) between reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10 years. Meanwhile, other results showed the absence of a significant correlation with authoritative (rpb = -.092, p=.196) and authoritarian (rpb = .042, p=.349) parenting styles. The findings in this study contribute to understanding prosocial lying behavior and build parents’ awareness of the importance of growing social sensitivity in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto
"ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan penilaian pembaca terhadap kredibilitas
berita yang sama yang diakses dari surat kabar, website, dan apps. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperiman terhadap 37 partisipan eksperimen. Adapun dimensi yang diukur adalah completenss, relevance, well written, accuracy, imparsiality, trusworthiness, dan actuality. Penelitian ini menggunakan disain Randomized One-Way Anova. Berdasarkan hasil uji Fhitung > Ftabel (3,505 > 3,28) dan Sig (0,041) < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan penilaian pembaca terhadap Kredibilitas Berita dari Surat Kabar, Website dan Apps. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kendati beritanya sama namun penilaian pembaca yang mengakses berita dari jenis media berbeda adalah berbeda. Hasil penelitian menunjukkan surat kabar menempati penilaian tertinggi oleh pembaca terkait kredibilitas berita, diikuti oleh website, dan apps. Surat kabar menempati penilaian tertinggi untuk dimensi well writen, objectivity, trustworthiness, dan accuracy Pembaca website memberikan nilai tertinggi untuk dimensi relevance Sedangkan pembaca apps memberikan penilaian tertinggi untuk dimensi completenss, actuality dan imparsiality

ABSTRACT
The study evaluated readers' assessment on credibility of news on certain topics accessed from newspaper, website, and app. The study was conducted by taking experiment to 37 participants. The experiment measured a number of dimensions namely completeness, relevance, well written, accuracy, impartiality, trusworthiness, and actuality. This study used randomized design One-Way ANOVA. Based on the test results F count> F table (3.505> 3.28) and Sig (0.041) <0.05 then Ho was rejected, then it argued that readers had different perspectives when they valued the credibility of news articles on Newspaper, Website and App. The study then concluded that readers found different qualities on the way each media presenting its news. Newspaper had the highest rating for credibility while websites and apps were on the second and the third. The newspaper also had the highest rating in terms of well writen aspect, objectivity, trustworthiness, and accuracy. Readers who
accessed news from website valued the media by its relevance, while readers
thought app offered highest level on completeness, actuality, and impartiality"
2016
T45945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Septina Anggraeni
"Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 424 orang berusia 18 hingga 21 tahun yang tinggal di berbagai daerah di Indonesia. Adapun alat ukur yang digunakan yaitu, Self-Concealment Scale SCS untuk mengukur ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua dan Family Assessment Device FAD untuk mengukur keberfungsian keluarga yang dipersepsi oleh partisipan. Didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua R=,496.

This research conducted to examine family functioning as the predictor of self concealment among late adolescents to their parents. There were 424 participants from around Indonesia aged 18 to 21 for this study. The data were collected using Self Concealment Scale SCS to measure late adolescents self concealment and Family Assessment Device FAD to measure family functioning through participant's point of view. Result for this study indicated that significantly family functioning can be a predictor of late adolescents self concealment to their parents R .496, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dis, A. van
Amsterdam: Meulenhoff, 1983
BLD 839.36 DIS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>