Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchammad Arief Gunawan
"Latar belakang: Asma merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Diperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia menderita asma, dengan 250.000 kematian setiap tahun akibat asma. Prevalensi asma terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, Asma menyerang 1 dari 14 orang di Amerika pada tahun 2001 sedangkan pada tahun 2009 alasannya adalah 1 pasien dari 12 orang. Tujuan dari laporan ini adalah untuk membuat pencarian secara sistematis untuk mendapatkan jawaban tentang faktor risiko Asma bronkial dan tindakan pencegahannya. Metode: Seorang wanita berusia 40 tahun yang berprofesi sebagai teknisi gigi mengeluh mengalami gejala sesak napas, mengi, batuk dan rinore. Pencarian dilakukan untuk mendapatkan jawaban klinis dengan database yang diperoleh dari: PubMed, dan ProQuest. Dengan kata kunci “Pekerja”, “Metil Metakrilat atau Akrilik” dan “Asma Kerja” dengan kriteria inklusi studi kohort, studi kasus kontrol, studi cross sectional, metil metakrilat, asma akibat kerja, okupasi, dan laporan kasus. Hasil: Satu studi menemukan bahwa ada hubungan antara asma dan paparan metakrilat. Risiko asma yang didiagnosis dokter dalam 12 bulan (OR 27,6, 95% CI 1,19 - 7-54) dan asma onset dewasa (2,65, 1,14-7,24) jika dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar metil metakrilat. Kesimpulan: Dari kedua penelitian yang kami analisis terdapat hubungan yang signifikan antara paparan metil metakrilat atau akrilik dengan kejadian asma.

Background: Asthma is one of the major health problems in the world. An estimated 300 million people worldwide suffer from asthma, with 250.000 deaths each year from asthma. The prevalence of asthma has continued to increase in recent years, Asthma affects 1 in 14 people in America in 2001 while in 2009 the rationale was 1 patient in 12 people The aim of this report is to get a systematically searching in order to get an answer about the risk factor of the Asthma bronchiale and the prevention measure. Methods: A 40-year-old woman who works as a dental technician complains of experiencing symptoms of shortness of breath, wheezing, coughing and cold. A search was carried out to obtain clinical answers with databases obtained from: PubMed, and ProQuest. With the keyword “Worker”, “Methyl Methacrylate OR Acrylic” AND “Occupational Asthma” with inclusion criteria cohort studies, case control studies, cross sectional studies, methyl methacrylate, occupational asthma, occupational, and case report. Results: One study was found that there was a relationship between asthma and exposure to methacrylate. Risk of doctor-diagnosed asthma within 12 months (OR 27.6, 95% CI 1.19 - 7-54) and adult-onset asthma (2.65, 1.14-7.24) when compared with those not exposed to methyl methacrylate. Conclusion: From the two studies that we have been reviewed there was a significant relationship between exposure of methyl methacrylate or acrylic to the incidence of asthma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Simeon
"Terpajan pestisida secara kronis dapat mempengaruhi status kesehatan . Efek tersebut bergantung pada toksisitas pestisida dan tingkat pajanannya. Bisnis petani kebanyakan memerlukan pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Petani yang menggunakan pestisida harus memakai APD untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pestisida.
Desain kasus-kontrol telah digunakan untuk mengetahui risiko pajanan pestisida pada asma di kalangan petani, dengan 70 sampel yang menderita asma dan 210 sampel kontrol yang tidak asma, bertempat tinggal di desa dan bekerja sebagai petani, telah dilakukan di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.Variabel confounding dalam penelitian ini adalah penggunaan APD dan variabel tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini tingkat eksposur dan penggunaan APD dikategorikan menjadi tiga kategori.
Hasil analisis: Risiko kejadian asma pada tingkat pajanan sedang dibandingkan dengan rendah (OR = 2,33, 95% CI: 0,72 – 7,61) sedangkan risiko kejadian asma pada tingkat pajanan tinggi dibandingkan dengan rendah (OR = 3,24, 95% CI: 1,06 – 10,37). Risiko kejadian asma pada penggunaan APD sedang dibandingkan dengan kurang (OR = 0,37, 95% CI: 0,19 – 0,72), sedangkan risiko kejadian asma pada penggunaan APD baik dibandingkan dengan penggunaan APD buruk (OR = 0,2, 95% CI: 0,07 – 0,53). Efek tingkat pajanan terhadap kejadian asma dipengaruhi oleh penggunaan APD, semakin lengkap penggunaan APD semakin kecil efek tingkat pajanan terhadap kejadian asma.

Chronic exposed of pesticide have harmful effect on health. Those harmful effect depends on the level of exposure and toxicity of pesticide. The farmer bussiness mostly need pesticide achieve the optimal of agriculture results. The farmer who use pesticide must be use personal protected equipments to reduced harmful effect of pesticide.
Design case-control have been use to study the risk of pesticide exposure on asthma among farmers, with 70 sampel who suffer from asthma and 210 control sampel who are not asthmatic, residing in the village and worked as farmer, has been done in Karo district of North Sumatera Province. The confounding in this study are use PPE variable and education level variable. In this study the level of exposure and use PPE are categorized into three categories.
Result analysis: the effect of middle level exposure of pesticide compared to low level on asthma(OR = 2.33, 95% CI: 0.72 to 7.61), while the effect of high level compared with low exposure on asthm (OR = 3.24, 95% CI: 1.06 to 10.37). the effect of middle level usage of PPE compared to less on asthma (OR = 0.37, 95% CI: 0.19 to 0.72), while the effect of good usage of PPE compared to less (OR = 0.2, 95% CI : .07 to .53). Effects of exposure level of pesticide on asthma is reduced by the use of PPE, more complete usage of PPE more diminishing the effect of exposure level on asthma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syakira Diar Imanina
"Menurut Global Initiative for Asthma, (2020), lebih dari 70-80% pasien asma tidak menggunakan obat inhalasi dengan benar. Teknik penggunaan obat inhalasi yang tidak tepat dikaitkan dengan tingkat kontrol asma yang buruk dan risiko tinggi terjadinya eksaserbasi. Edukasi teknik penggunaan obat inhalasi yang tepat dibutuhkan untuk mencapai asma yang terkontrol sepenuhnya. Edukasi berbasis aplikasi seluler memudahkan akses pasien asma dalam memperoleh informasi terkait teknik penggunaan obat inhalasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi berbasis aplikasi seluler yang dikembangkan oleh tim peneliti terhadap tingkat kontrol asma yang dinilai dengan skor Asthma Control Test (ACT, rentang skor 5-25) serta ketepatan penggunaan obat inhalasi. Studi prospektif dengan desain one group pretest-posttest (pre-eksperimental) ini dilakukan di Poliklinik Paru Rumah Sakit Grha Permata Ibu. Sebanyak 40 pasien asma yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian, menerima akses untuk memperoleh edukasi teknik penggunaan obat inhalasi melalui aplikasi seluler. Tingkat kontrol asma dan teknik penggunaan obat inhalasi dinilai sebelum intervensi dan dinilai kembali setelah 1 bulan intervensi. Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukan adanya peningkatan yang bermakna secara statistik dan secara klinik pada median skor ACT [18 vs. 22, (p<0,05)]. Peningkatan ketepatan teknik penggunaan obat inhalasi yang bermakna (p<0,05) juga ditemukan pada pengguna obat inhalasi jenis turbuhaler, diskus, dan pMDI. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi berbasis aplikasi seluler yang dikembangkan oleh tim peneliti mengenai teknik penggunaan obat inhalasi memengaruhi tingkat kontrol asma dan ketepatan penggunaan obat inhalasi.

According to the Global Initiative for Asthma (2020), more than 70-80% of asthma patients in the world do not use inhaler properly. Inappropriate inhaler technique is associated with poor asthma control and high risk of exacerbations. Education on the proper use of inhaler technique is needed to achieve fully controlled asthma. Mobile application-based education eases asthma patient to access information related to appropriate technique of using inhalers. This study aims to examine the effect of mobile application-based education developed by the research team on the level of asthma control assessed by Asthma Control Test (ACT, range 5-25) score and accuracy of inhaler technique. A prospective, one-group pre- and post-test research design (pre-experiment) was conducted at the Pulmonary Clinic of Grha Permata Ibu Hospital. A total of 40 asthma patients who met the inclusion criteria and agreed to participate in the study, received access to mobile application-based education. Asthma control and inhaler technique were assessed before the intervention and reassessed after 1 month of intervention. The results of the analysis using the Wilcoxon test showed a statistically and clinically significant increase in the ACT score [18 vs. 22, (p<0,05)]. A significant increase in the accuracy of inhaler technique (p<0.05) was also found in users of turbuhaler, diskus, and pMDI inhalers. Based on the result of this study, it can be concluded that mobile application-based education developed by the research team about proper inhaler technique affects the level of asthma control and accuracy of inhaler technique."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70511
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Kurniati Tjahjadi
"Asma merupakan penyakit saluran napas kronik yang merupakan masalah kesehatan dunia. Adanya perubahan gaya hidup, kerusakan lingkungan, meningkatnya paparan polusi dan alergen berdampak pada kesehatan sistem pernapasan, mengakibatkan angka kejadian asma semakin meningkat. Ekstrak etanol patikan kebo (Euphorbia hirta) diketahui mengandung antiinflamasi, salah satunya adalah β-amyrin, yang secara turun-temurun dipakai untuk mengurangi keluhan batuk pada asma.
Oleh karena itu peneliti ingin melihat apakah herbal patikan kebo benar mempercepat pengurangan keluhan gejala asma bila ditambahkan pada pengobatan penderita asma persisten sedang. Studi awal ini melibatkan 20 orang responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok plasebo, masing-masing 10 orang. Kelompok perlakuan mendapat kapsul ekstrak patikan kebo 2 x 2 kapsul / hari yang mengandung 385 mg tiap kapsulnya selama 8 minggu.
Hasil studi secara statistik ditemukan adanya kecenderungan perbaikan nilai skor asma kontrol test (ACT). Ditemukan peningkatan yang tidak bermakna dari nilai arus puncak ekspirasi (APE) maupun penurunan jumlah eosinofil sputum.

Asthma is a chronic respiratory disease which has become a global health issue. Effect of lifestyle changes, environmental degradation, pollution and allergen exposure on the health of the respiratory system, have led to the increasing incidence of asthma. Ethanolic extract of patikan kebo (Euphorbia hirta) is known to have an antiinflamatory effect due to one of its active compound, β-amyrin. Patikan kebo has been used for generations to reduce cough in asthma.
Therefore, we wanted to see whether or not the addition of patikan kebo in treatment of moderate persistent allergic asthma can accelerate the reduction of asthma symptoms. This is a preliminary study, consisted of 20 subjects divided into 2 groups: the treatment group and the placebo group, 10 people each. The treatment group received extract capsules patikan kebo extract capsules at 2 x 2 capsules / day containing 385 mg per capsule for 8 weeks.
The study shows a statistically significant trend toward improved asthma control test (ACT) scores. There is no significant increase of peak expiratory flow or decrease in the number of sputum eosinophils."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Pristi Rahmah
"ABSTRAK
Salah satu zat pencemar yang mampu menyebabkan kekambuhan asma adalah
nitrogen dioksida (NO2). Konsentrasi NO2 yang tertinggi di Kota Padang berasal
dari transportasi (50,57 ug/Nm3). Daerah dengan konsentrasi NO2 tinggi di Kota
Padang adalah daerah Lubuk Kilangan dan daerah dengan konsentrasi NO2 rendah
di Kota Padang adalah beberapa wilayah di Kecamatan Koto Tangah. Data pasien
asma diambil dari Puskesmas masing-masing wilayah kerja (Puskesmas Lubuk
Kilangan dan Puskesmas Air Dingin).
Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif, dimana pajanan NO2
telah terjadi di masa lalu, sedangkan riwayat kakambuhan asma diikuti selama
Januari – November 2014. Anak yang menjadi responden adalah anak yang
berusia ≥ 7 tahun dan telah menderita asma selama minimal 2 tahun pada saat
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan konsentrasi NO2
dengan kekambuhan asma pada anak dengan pvalue 0,003 dengan Risiko Relatif
(RR = 2,273). Variabel yang paling dominan mempengaruhi kekambuhan asma
adalah konsentrasi NO2 dan riwayat prematur setelah dikontrol variabel lain
secara multivariat menggunakan uji Cox Regression.

ABSTRACT
One of contaminants that can cause an asthma relapse is nitrogen dioxide (NO2). The
highest concentration of NO2 in Padang is from transportation (50.57 ug / Nm3). An
area with high concentrations of NO2 in the city of Padang is Lubuk Kilangan and
areas with low NO2 concentrations in Padang are some areas in the district of Koto
Tangah. Data of Asthma patient taken from each health center of working area (health
centers Lubuk Kilangan and health centers Air Dingin).
The study was conducted with a retrospective cohort study design, in which NO2
exposure has occurred in the past, while history of asthma relapse followed during
January-November 2014. Children who were respondents are children ≥ 7 years old and
have been suffering from asthma for at least 2 years at the time of research.
The results showed a significant relationship between the concentration of NO2 with
recurrence of asthma in children with p value 0.003 with relative risk (RR = 2.273).
The most dominant variable affecting the recurrence of asthma is the concentration of
NO2 and premature history after controlled others variable in multivariate using Cox
Regression Test"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Sudiro Hendarto
"Tujuan penelitian potong lintang ini adalah menggambarkan tingkat keterkontrolan asma, kualitas hidup, dan kepatuhan pengobatan serta melihat hubungan antara keterkontrolan asma dengan kualitas hidup dan kepatuhan pengobatan. Sebanyak 132 pasien asma poli rawat jalan RSUP Persahabatan menyatakan kesediaan dan mengikuti penelitian ini dengan lengkap. Data diambil melalui wawancara dan pengamatan cara pakai obat. Sebesar 64 pasien (48,5%) menderita asma yang tidak terkontrol dan 68 pasien (51,5%) termasuk dalam asma yang terkontrol. Gambaran kualitas hidup menunjukkan nilai rerata domain gejala sebesar 4,83 (±1,49), domain keterbatasan aktivitas sebesar 5,99 (±0,86), domain fungsi emosi sebesar 5,13 (±1,63), dan domain pajanan lingkungan sebesar 3,89 (±1,88).
Gambaran kepatuhan pengobatan pada penelitian ini sebesar 45,5% pasien minum obat sesuai anjuran dokter, 38,6% pasien rutin kontrol ke petugas kesehatan, dan 45,5% menggunakan obat inhalasi dengan benar. Domain pajanan lingkungan berdampak lebih besar terhadap gangguan kualitas hidup dibandingkan dengan domain lainnya. Terdapat hubungan antara keterkontrolan asma dengan kualitas hidup (r=0,307, p<0,05) dan hubungan antara keterkontrolan asma dengan kepatuhan pengobatan (penggunaan dosis obat, rutin kontrol, dan penggunaan obat inhalasi) (p<0.05).

The aim of this cross-sectional study was to describe the level of asthma control, quality of life, medication compliance, and assess correlation between the level of asthma control, quality of life, and compliance with treatment. A hundred and thirty two patients with asthma in outpatient ward of RSUP Persahabatan hospital have provided consent and completed study. Data collection were conducted from interviews and observation how to use the drug. Sixty four patients (48.5%) had uncontrolled asthma and 68 patients (51.5 %) included in the controlled asthma. The mini asthma quality of life questionaire showed the mean symptom domains score of 4.83 (±1.49), activity limitations domain score of 5.99 (± 0.86), emotional function domain score of 5.13 (±1.63 ), and the environmental stimuli domain of 3.89 (±1.88).
Medication compliance revealed that 45,5% used medication dose as recommended by physician, 38,6% visited the physician for routine follow up, and 45,5% used the inhaled medication correctly. Environmental stimuli had more impact in quality of life compared to symptoms, activity limitation and emotional function. There is a relationship between the domain of quality of life with asthma control level (r=0,307, p<0,05) and there is a relationship between medication dose as recommended by physician, visiting the physician for routine follow up and using the inhaled medication correctly with asthma control level (p <0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T39286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Amirullah A.S
"

Pendahuluan: Tujuan jangka panjang penatalaksanaan asma adalah mencapai status kontrol yang baik, mempertahankan aktivitas secara normal, mengurangi risiko eksaserbasi, mempertahankan fungsi paru mencapai normal atau mendekati normal dan menghindari efek samping obat. Penatalaksanaan secara farmakoterapi dan non farmakoterapi saling berkaitan. Salah satu penatalaksanaan non farmakologi yaitu menilai kepatuhan penggunaan obat pengontrol serta pendekatan kepada pasien terhadap penilaian pengetahuan dan sikap pasien mengenai penyakit asma

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai asma dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol pada asma tidak terkontrol di poli asma Rumah Sakit Pusat Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan Jakarta

Metode: Desain penelitian menggunakan metode desain potong lintang pada 96 subjek dengan status asma tidak terkontrol dan terkontrol sebagian yang berobat di poli asma RSUP Persahabatan Jakarta mulai Juli hingga Agustus 2019. Analisis deskriptif pada data menggunakan SPSS versi 20 dan uji Chi square untuk menilai kemaknaan (dikatakan bermakna bila p<0,05).

Hasil: Subjek perempuan, usia dewasa, tingkat pendidikan sedang, tidak bekerja dan IMT lebih merupakan karakteristik subjek yang terbanyak pada penelitian ini. Sebanyak 80 subjek memiliki tingkat kepatuhan yang baik terhadap penggunaan obat pengontrol. 80 subjek memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 11 subjek memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik, 5 subjek memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 84 subjek memiliki sikap yang baik mengenai asma. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol (p=0,765) dan juga tidak terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol (p=0,408).

Kesimpulan: Hubungan tingkat pengetahuan subjek dan sikap subjek mengenai asma tidak bermakna secara statistik terhadap kepatuhan penggunaan obat pengontrol. Walaupun demikian, tingkat pengetahuan asma yang sangat baik dan sikap yang baik mengenai asma menunjukkan proporsi kepatuhan penggunaan obat pengontrol yang lebih baik dibandingkan kategori lainnya.

 

Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, kepatuhan, obat pengontrol, status 


Introduction:The long-term goals asthma management are achieve symptom control, maintain normal activity, risk reduction, maintain normal lung function and avoid medication side effect. Pharmacology and non-pharmacology management are related each other. Non-pharmacology management are asses the adherence controller medication and approach to the patient in evaluating the knowledge and attitude about asthma.

Aim:Asses the association of knowledge and attitude about asthma with controller medication adherence of uncontrolled asthma patients in asthma clinic Persahabatan Hospital Jakarta.

Method:Cross sectional study of 96 adults with uncontrolled and partial controlled asthma attending asthma clinic at Persahabatan hospital Jakarta in July until August 2019. Descriptive analysis method with SPSS version 20 and Chi square test to asses significancy (p<0,05).

Result:Woman, adult, moderate educational level, non job and higher body mass index are the most characteristic subject in this study. 80 subjects have good adherence with controller medication. 80 subjects have good knowledge, 11 subjects have very good knowledge, 5 subjects have moderate knowledge. Asthma can be cured/controlled and adjust dose of the medications according to patients symptoms/cost are the most attitude found in this study. There is no association between knowledge and controller medication adherence (p=0,765) and no association between attitude and controller medication adherence (p=0,408).

Conclusion: The association between knowledge and attitude about asthma with controller medication adherence have no significancy in statistical analysis. Eventhough, excellent knowledge and good adherence show better proportion in controller medication adherence than other category

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Ariani Kirana Masna
"ABSTRAK
Pendahuluan: Faktor lingkungan seperti alergen dan polusi udara dapat memicu ataupun memperberat gejala asma akut serta menyebabkan persitens gejala asma terutama asma alergi. Telah banyak usaha dilakukan untuk mengurangi kadar alergen dalam udara. Salah satu caranya adalah dengan mempertahankan keseimbangan anion-kation sehingga terjadi denaturasi protein tungau debu rumah yang merupakan alergen utama. Kondisi keseimbangan anion-kation dalam udara ini serupa dengan kondisi alamiah hutan. Lingkungan yang serupa dapat dicapai menggunakan filter udara dengan ioniser sehingga tercapai keseimbangan anion-kation dalam udara. Apakah kondisi ini akan mempengaruhi kondisi inflamasi saluran napas dan fungsi paru pasien asma alergi belum pernah dibuktikan sebelumnya.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis silang (cross-over), terbuka, pada pasien-pasien asma alergi. Data subjek diambil secara mandiri oleh pasien dan pemeriksaan berkala di Poli Asma. PPOK RS Persahabatan sejak Desember 2011 sampai September 2012. Pemeriksaan FeNO menggunakan NIOX mino, uji fungsi paru (spirometri), serta penilaian ACT dilakukan setiap bulan di RS Persahabatan.
Hasil Penelitian: Terdapat 36 pasien yang berhasil mengikuti penelitian sampai selesai, selebihnya mengundurkan diri. Terdapat enam subjek laki-laki dan 30 perempuan, rerata usia 42,72 tahun (18-63). Klasifikasi terbanyak adalah asma persisten ringan (19) diikuti dengan asma persisten sedang dan berat (10 dan 7). Perbandingan selisih nilai ACT akhir dengan nilai awal antara kelompok kontrol dengan perlakuan berbeda bermakna secara statistik (p=0,008) maupun secara klinis (rerata kenaikan 3,31 poin). Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik dalam nilai FeNO dan uji fungsi paru antara kedua kelompok pengamatan.
Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan peningkatan nilai asthma control test setelah penggunaan filter udara dengan ioniser namun tidak didapatkan perbedaan inflamasi saluran napas dan nilai faal paru. Penggunaan filter udara anion-kation seimbang dapat direkomendasikan pada pasien asma alergi.

ABSTRACT
Introduction: Many attempts have been tried to reduce concentration of allergens which may precipitate acute asthma or cause persistence of symptoms especially in allergic asthma patients. One of the techniques used is air filter and ionizer which creates a balance anion-cation ambiance. Studies have showed that its use can reduce airborne allergen concentration. Indoor ionised air has been proven to cause protein denaturation of house dust mite allergen, one of the most prominent indoor allergen. Ionised air has been proved to cause protein denaturation of mite allergens. This condition is similar to the natural condition existing in uncontaminated natural forests. This condition may be achieved by using a commercially available air purifier and ionizer. Whether this condition affects airway inflammation and lung function test in allergic asthma patients is yet to be proven.
Methods: This is a cross-over, unblinded, clinical trial, conducted in allergic asthma patients. Serial spirometry and FeNO measurements are performed monthly. Subjects are also asked to fill ACT for assement of asthma control. Subjects is observed for two months without using air filter in their bedrooms and two months using air filter in their bedrooms with a two weeks interval in between observation.
Results: There were 50 patients enrolled in the beginning of this study but 14 dropped out while 36 completed the study. There were six male subjects and 30 female, averaging 42,72 (min 18, max 63). Most patients were mild persistent (n=30), followed by moderate ande severe persistent asthma (10 and 7, respectively). The difference between baseline and end of two months observation in control and treatment group was statistically and clinically significant (paired t-test, p=0,008, 3 points ACT increase). Although there was a trend of decreased FeNO and increased FEV1/predicted ratio, time series and multivariate analysis in both was not statistically significant.
Conclusion: There was an increase of ACT score after air filter with ionizer usage but the change in FeNO and lung function test was not statistically significant. Air purifier can be recommended in allergic asthma patients to increase asthma control."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumedi
"Sebelum tahun 1950, istirahat merupakan anjuran terapi tetapi hal ini ditentang oleh Aivan Barach, Tetapi masih ada anggapan penderita asma tidak boleh melakukan olah raga. Anggaran ini tentu tidak benar, malah sebaliknya penderita yang melakukan olah raga dapat meningkatkan kemampuan fisik secara keseluruhan. Dari keadaan ini peneliti bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh senam asma terhadap tingkat kekambuhan pasien yang mengikuti senam asrna Yayasan Asma Indonesia RSUP Persahabatan Indonsia.
Desain penelitian yang dilakukan adalah desain penelitian korelasi diman penliti ingin mengidentifikasi hubungan antara pelaksanaan senam asrna terhadap penurunan kekambuhan asma. Dan dari hasil penelitian tersebut didapatkan baha oleh raga atau snam asma merupakan salah satu diantara penatalaksanaan penyakit asma.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Yayasan Asma Indonesia RSUP Persahabatan Indonesia. Pada bulan Februari 2002 didapatkan data bahwa tingkat kekambuhan pada pasien asma yang mengikuti senam asma mengalami perbaikan tingkat kekambuhan senam asma maka didapatkan perbaikan dari 67,5 % (162 gejala) menjadi 30,5 % (72 gejala)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4965
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carlina Cornain Abdullatif
"ABSTRAK
Asma merupakan suatu kelainan yang kompleks dengan banyak faktor penyebab Yang turut berperan untuk menimbulkan serangan asma. Sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor pencetus yang banyak terdapat di lingkungan rumah tangga dan dapat dihindari. Serangan asma dapat terjadi pada setiap waktu dan kadang-kadang selain mendadak juga dapat terjadi serangan yang berat. Disinilah terdapat peran serta orang tua yang harus disadarkan dan ditingkatkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pencetus yang umumnya berada di lingkungan rumah tangga.
Salah satu tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah agar orangtua dapat memahami asma-anak dengan baik supaya dapat menanggulangi asma secara optimal, sehingga tercapai keseimbangan yang serasi dan selaras antara anak-asma dan lingkungannya dengan demikian anak-asma tersebut dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan umurnya.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>