Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Adamy Rayeuk
"Developer aplikasi web biasanya akan meniru dan memodifikasi sistem yang sudah ada. Hal tersebut terjadi karena sistem aplikasi web tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Namun, masalah timbul saat sistem yang ditiru mengalami perubahan. Aplikasi web yang menggunakan sistem tersebut perlu mengalami perubahan dan penyesuaian kembali. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan paradigma pengembangan bernama Software Product Line Engineering (SPLE). SPLE melihat domain dan variasi sistem yang dimiliki domain sebagai suatu product family yang mengklasifikasikan produk-produknya berdasarkan kemiripan dan perbedaan antara setiap variasi produk. Salah satu studi kasus penerapan SPLE pada aplikasi web adalah Amanah, yaitu sebuah web generator untuk organisasi amal yang memanfaatkan teknologi Prices-IDE untuk membangkitkan aplikasi web. Amanah menggunakan WinVMJ untuk membangkitkan back end dan IFML untuk abstraksi front end dari produk Amanah. Fitur yang dihasilkan penelitian ini dievaluasi mengguanakan user acceptance test dan six quality criteria. WinVMJ dan IFML berhasil menjadi tool yang menerapkan paradigma SPLE dalam pengunaannya. Dihasilkan UML diagram dari pengembangan fitur pada penelitian ini. Selain itu, adanya penambahan fitur pada WinVMJ untuk peningkatan WinVMJ sebagai web framework.

Web application developers will usually clone and modify existing systems. It happens because web application systems are not much different from one another. However, problems arise when the cloned system change. The web application that uses the system needs to readjust following the changes. We can use a development paradigm called Software Product Line Engineering (SPLE) to solve that problem. SPLE sees the domain and the variety of systems owned by the domain as a product family that classifies its products based on the commonalities and variabilities between each product variation. One of the case studies of SPLE application in development of web applications is Amanah, a web generator for charity organizations that uses Prices-IDE technology to generate web applications. Amanah uses WinVMJ to produce the back end and IFML to abstract the front end. The features developed in this research were evaluated using six quality criteria and user acceptance tests. WinVMJ and IFML succeeded in becoming tools that apply the SPLE paradigm. This research also produced UML diagrams for the developed features. In addition, there are improvements in WinVMJ as a web framework."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tsaqif Al Bari
"Payment Gateway adalah teknologi perangkat lunak yang menyediakan layanan pembayaran. Seiring berjalan waktu muncul requirement baru dan dilakukan pengembangan perangkat lunak untuk memenuhinya. Namun cara tersebut tidak efisien karena pada tiap iterasi pengembangan requirement baru, diperlukan implementasi ulang requirement yang sudah diimplementasi pada pengembangan sebelumnya. Maka dari itu dibutuhkan paradigma pengembangan perangkat lunak yang terbuka pada perubahan dan penggunaan ulang, yaitu Software Product Line Engineering (SPLE). SPLE adalah paradigma pengembangan perangkat lunak yang memanfaatkan reusable platform dan mass customisation. Pada penelitian ini akan dikembangkan product line untuk Payment Gateway dengan mengimplementasi fitur Payment, fitur layanan pembuatan pembayaran. Penelitian menggunakan framework SPLE yang fokus pada dua tahap dalam Domain Engineering yaitu Domain Design dan Domain Realization. Domain Design akan menggunakan UML-DOP, profil UML untuk merepresentasikan konsep Delta-Oriented Programming, dan U2VMJ Generator, code-template generator dari PricesIDE. Domain Realization akan menggunakan WinVMJ Composer, sebuah FeatureIDE Composer dari PricesIDE. Setelah itu akan dilakukan Application Engineering untuk menghasilkan dan menguji product dari product line. Hasil yang ditemukan adalah dalam satu proses pengembangan perangkat lunak product line Payment Gateway, lima variasi product Payment Gateway berhasil dihasilkan dan diuji dan implementasi pemanggilan external API fitur Payment menghasilkan granularitas fitur.

Payment Gateway is a software technology that serves payment services. As new requirements are needed, a software development is done to fulfill it. This method is not efficient because on each software development started to fulfill a new requirement, similar requirements that has been implemented from previous software development need to be re-implemented. A new paradigm in software development is needed that are open to changes and reusability, one of which is Software Product Line Engineering (SPLE). SPLE is a software development paradigm that uses a reusable platform and mass customisation. In this research we will develop a product line of Payment Gateway by implementing a feature called Payment, a payment creation service. This research uses the SPLE framework and focus on two steps in Domain Engineering which are Domain Design and Domain Realization. Domain Design will use UML-DOP, a UML profile to represent Delta-Oriented Programming concept, and U2VMJ Generator, a code-template generator from PricesIDE. Domain Realization will use WinVMJ Composer, a FeatureIDE Composer from PricesIDE. Next, an Application Engineering will be done to generate and test products generated from the product line. It is found that in one software development process of Payment Gateway product line, five variations of Payment Gateway successfully generated and tested and implementation for external API calls in Payment feature cause a feature granularity."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Karyadiputera
"Metode Clone-and-Own merupakan metode yang umum digunakan dalam pengembangan software. Clone-and-Own merupakan cara pengembangan yang menerapkan teknik kloning terhadap software yang sudah ada dan dimodifikasi dengan menambahkan atau mengurangi modul di softwaretersebut. Terdapat alternatif untuk metode Clone-and-Own, yaitu Software Product Line Engineering atau SPLE. Metode SPLE digunakan pada framework seperti WinVMJ. WinVMJ merupakan framework yang menggunakan bahasa Java dan berbasis Variability Modules for Java. Penelitian ini akan membandingkan metode Clone-and-Own dan SPLE dengan mengimplementasikan modul notifikasi di aplikasi Amanah yang menggunakan framework WinVMJ. Tujuan dari modul notifikasi adalah untuk memberikan pemberitahuan kepada pengguna saat terjadi perubahan dari suatu fitur. Modul ini juga akan memiliki pengaturan yang bertujuan agar pengguna dapat menentukan jenis notifikasi yang diterima, sehingga pengguna hanya mendapatkan notifikasi yang diinginkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode SPLE lebih baik daripada Clone-and-Own di mana metode SPLE memiliki efisiensi yang lebih baik dari segi line of code yang digunakan dalam pengembangan aplikasi.

Clone-and-Own is a method that is commonly used in developing software. Clone-and-Own is a development method that works by cloning an existing software and modifying it by adding or removing modules in that software. An alternative method of it is Software Product Line Engineering or SPLE. SPLE method is used on frameworks like WinVMJ. WinVMJ is a framework that uses Java programming language. WinVMJ is based on Variability Modules for Java. This research will compare Clone-and-Own and SPLE methods by implementing notification module in Amanah app that uses WinVMJ framework. This module's purpose is to notify users of content changes in a feature. This module will also have a configuration to make users decide which kind of notifications will be received, so users will only get needed notifications. This research concludes that SPLE method is better than Clone-and-Own. SPLE method has better efficiency in terms of line of code for developing software."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Komarudin
"Setiap manufaktur memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memiliki perbedaan kebutuhan terhadap perangkat lunak. Perusahaan manufaktur, terutama skala kecil dan menengah, umumnya memilih mengembangkan perangkat lunak sesuai kebutuhan masing-masing dibanding menggunakan enterprise resources planning (ERP) yang bersifat ”commercial-off-the-shelf ”. Pengembangan perangkat lunak pada manufaktur biasanya dilakukan dengan mengadopsi perangkat lunak yang sudah ada kemudian dilakukan perubahan sesuai kebutuhan (clone-and-own). Teknik clone-and-own menyebabkan pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak semakin kompleks. Perubahan dan perbaikan pada satu perangkat lunak sulit diimplementasikan pada perangkat lunak lainnya. Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan konsep pengembangan perangkat lunak yang dapat menghasilkan banyak produk perangkat lunak sejenis dengan tetap mengakomodir perbedaan kebutuhan masingmasing. SPLE menciptakan platform yang dapat digunakan kembali (reusable platform) untuk membangun variasi perangkat lunak sesuai kebutuhan. Untuk menerapkan SPLE pada domain manufaktur, diperlukan langkah-langkah konkrit pada setiap proses SPLE. Penelitian ini akan merumuskan langkah-langkah dalam menerapkan SPLE pada domain manufaktur skala kecil dan menengah. Rancangan penelitian mengacu pada framework pengembangan SPLE yang telah ada. Dengan melakukan studi literatur dan penelitian mendalam, dihasilkan sebuah kerangka kerja yang dapat diikuti oleh pengembang perangkat lunak untuk menerapkan SPLE pada domain manufaktur. Kerangka kerja ini terdiri dari proses yang berkesinambungan, mulai dari domain requirement engineering yang menghasilkan requirements artefact dan digambarkan dalam sebuah variability modeling, domain design menggunakan UML-DOP untuk menggambarkan arsitektur perangkat lunak produk lini, serta domain realisation dalam bentuk reusable artefacts. Micro Textual Variability Language (µTVL) digunakan untuk menggambarkan feature model. Penelitian ini menggunakan ABS modeling language untuk mendefinisikan modul-modul core dan delta. Product configuration menggambarkan koleksi fitur yang dimiliki. Penelitian ini berhasil merumuskan langkah-langkah penerapan SPLE pada domain manufaktur menjadi sebuah kerangka kerja yang dapat digunakan dalam pengembangan perangkat lunak.

Each manufacturing company has different characteristics, resulting in varying software needs. Manufacturing companies, especially small and medium-scale ones, generally prefer to develop software according to their specific requirements rather than using ”commercial-off-the-shelf” enterprise resource planning (ERP) solutions. Software development in manufacturing is typically done by adopting existing software and making modifications as needed (clone-and-own approach). The clone-and-own technique leads to increasingly complex software development and maintenance. Changes and improvements made to one software are difficult to implement in other software systems. Software Product Line Engineering (SPLE) is a software development concept that allows the creation of multiple similar software products while accommodating individual needs. SPLE creates a reusable platform for building software variations based on requirements. To apply SPLE in the manufacturing domain, concrete steps are required for each SPLE process. This research aims to formulate the steps for implementing SPLE in small and medium-scale manufacturing domains. The research design refers to existing SPLE development frameworks. Through literature study and in-depth research, a framework is developed that can be followed by software developers to implement SPLE in the manufacturing domain. The framework consists of a continuous process, starting from domain requirement engineering that produces requirements artifacts and is represented in a variability modeling approach. Domain design utilizes UML-DOP to depict the architecture of software product lines, and domain realization takes the form of reusable artifacts. Micro Textual Variability Language (µTVL) is used to describe the feature model. ABS modeling language is employed in this research to define core and delta modules. Product configuration represents the collection of features possessed. This research successfully formulates the steps for implementing SPLE in the manufacturing domain, providing a framework that can be used in software development."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Mulatua Jeremy
"Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan suatu teknik rekayasa perangkat lunak yang memungkinkan adanya reusability dengan memanfaatkan commonability dalam perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Salah satu studi kasus pengembangan SPLE yang dikembangkan di Lab RSE Fasilkom UI adalah AMANAH, sebuah aplikasi berbasis web dengan tools Prices-IDE yang ditujukan bagi lembaga amal untuk dapat membuat web organisasi secara mudah. Tidak hanya membantu organisasi untuk memiliki laman web, AMANAH juga memiliki modul laporan keuangan yang dapat dipilih oleh organisasi dan dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan dari organsasi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Saat ini AMANAH telah memiliki implementasi laporan keuangan yang berjalan, namun ditemukan bahwa implementasi tersebut belum sempurna serta terdapat aspek-aspek akuntansi yang fundamental yang belum diterapkan dalam modul laporan keuangan pada aplikasi AMANAH. Masalah ini yang menjadi dasar dari penelitian, yakni untuk melakukan rancang ulang implementasi modul laporan keuangan pada AMANAH dengan memperhatikan aspek fundamental akuntansi. Studi literatur yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat beberapa jenis implementasi laporan keuangan pada sistem informasi keuangan dan implementasi tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan SPLE dan delta-oriented programming. Proses perancangan dilakukan untuk membuat suatu artifak desain yang menjadi dasar implementasi perbaikan modul laporan keuangan hingga diinisiasi suatu solusi perbaikan dengan memperkenalkan suatu metode pencatatan transaksi secara double-entry bookkeeping dengan modul Journal Entry serta metode kalkulasi saldo akun-akun keuangan dengan menggunakan Trial Balance. Implementasi dilakukan dengan memanfaatkan proses SPLE, secara spesifik dengan membuat sebuah delta module bernama Journal Entry yang mendekorasi core module AutomaticReport yang telah ada sebelumnya. Evaluasi pada hasil pengembangan yang dilakukan menunjukan bahwa seluruh skenario functionality test telah dipenuhi dengan baik serta rancang ulang ini juga turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada implementasi modul laporan keuangan sebelumnya.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a software engineering technique that allows reusability in software development by utilizing its commonability. One of the case study project used to discover about software development with SPLE by is AMANAH, a web-based application built with PricesIDE tools for nonprofit charity organizations that allows them to make a website easily. Not only providing charity organizations ability to create a website, AMANAH also have an optional feature of financial report that allows the organization to produce a standard-compliance financial report automatically. Currently AMANAH has implemented the financial report features, but it was considered that the current implementation is not perfect and there are some fundamental accounting principles that hasn’t being implemented in the system. The problem become the foundation of this research, which is to do a revamp process into AMANAH’s financial report module, by observing to generally accepted accounting principles. Literature studies done during the research shows that there are several types of financial report module implementation in accounting information systems and those implementations can be done by utilizing SPLE approeach and delta-oriented programming approach. Planning process was done by creating a design artifact that will be implemented during the implementation process and a revamp solution was initialized by introducing a double-entry bookkeeping method by utilizing Journal Entry module and account balance method by utilizing Trial Balance. These implementation was done by utilizing SPLE process, specifically creating a delta module called Journal Entry that decorates the existing AutomaticReport core module. During the evaluation of the implementation result, all the functional test scenario has been passed and this revamp process has solved the problems occurred in previous implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Tupa Febrian
"Terkadang realisasi kebutuhan pengembangan aplikasi web baru sudah diimplementasikan sebagian pada aplikasi web lain. Harusnya efisiensi pengembangan dapat ditingkatkan dengan me-reuse realisasi tersebut dan mengurangi jumlah kebutuhan yang diimplementasikan dari awal. Developer menyelesaikan kasus tersebut dengan pendekatan clone-and-own yang memungkinkan penggunaan fungsionalitas suatu perangkat lunak pada perangkat lunak lain. Meskipun meningkatkan efisiensi pengembangan, namun clone-and-own menimbulkan masalah maintainability pada perangkat lunak yang sudah dikembangkan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pendekatan alternatif seperti paradigma software product line engineering (SPLE) yang efisiensinya dapat ditingkatkan dengan konsep multi product line (MPL). Sayangnya, SPLE dan MPL belum umum digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak web karena kurangnya web framework yang menunjang kedua pendekatan tersebut. Hal ini yang mendasari implementasi WinVMJ framework sebagai web framework untuk mengembangkan aplikasi web dengan SPLE dan MPL. Framework ini belum menerapkan alur kerja SPLE secara menyeluruh, sehingga validitas perangkat lunak tidak terjamin. Untuk melengkapi alur kerja SPLE WinVMJ, penelitian ini mengintegrasikannya dengan FeatureIDE. Integrasi dilaksanakan dalam tiga tahap: merancang alur kerja SPLE, mendefinisikan kumpulan artefak yang diperlukan untuk pengembangan perangkat lunak, dan implementasi plugin bernama WinVMJ composer untuk memproses kumpulan artefak yang didefinisikan. Alur kerja SPLE WinVMJ berhasil dilengkapi dengan WinVMJ composer yang mampu memproses artefak dari FeatureIDE dan melakukan validasi produk secara menyeluruh. Selain itu, evaluasi WinVMJ composer juga menunjukkan adanya keunggulan penerapan MPL dan penyusunan produk dibandingkan WinVMJ framework.

Sometimes the realization of new web application development needs has been partially implemented in other web applications. Development efficiency should be increased by reusing the realization and reducing the number of requirements implemented from scratch. Developers solve this case with a clone-and-own approach that allows using the functionality of one software on another. Although this approach improves development efficiency, clone-and-own causes maintainability issues in the developed software. This problem can be overcome by alternative approaches, such as the software product line engineering (SPLE) paradigm, whose efficiency can be increased by the multi-product line (MPL) concept. Unfortunately, SPLE and MPL are not commonly used to develop web software due to the lack of web frameworks that supports them. This issue underlies the implementation of the WinVMJ framework as a web framework for developing web applications with SPLE and MPL. This framework has not fully implemented the SPLE workflow, which causes a lack of software validity. To complete it, this research integrates it with featured. The integration is carried out in three stages: designing the SPLE workflow, defining the artifact set for software development after integration, and implementing a plugin named WinVMJ composer to process the defined artifacts set. The WinVMJ's SPLE workflow is completed with WinVMJ composer, which can process FeatureIDE's artifacts and perform thorough product validation. In addition, the evaluation of the WinVMJ composer also shows the advantages of implementing MPL and product compilation compared to the WinVMJ framework."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shoman, Martin L.
New York: McGraw-Hill, 1983
005.1 SHO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
William
"Terdapat aplikasi-aplikasi yang mempunyai kesamaan dalam hal fitur-fitur namun berbeda dalam fungsi. Hal ini memotivasi penggunaan Software Product Line Engineering (SPLE). SPLE menentukan fitur-fitur yang umum dan bagaimana fitur-fitur tersebut menghasilkan aplikasi yang bervariasi. Aplikasi SPLE dapat digunakan sebagai layanan pembuatan web. Namun, menjalankan banyak aplikasi produk memerlukan suatu sistem monitoring untuk memantau semua aplikasi. Penelitian ini mencoba menangkal permasalahan tersebut dengan menerapkan sistem monitoring yang terpusat. Sistem monitoring ini diterapkan untuk memonitor dan mendeteksi masalah dalam menjalankan aplikasi produk. Problem tersebut dapat berupa masalah performa dan error dari aplikasi, aplikasi tidak berjalan, atau kekurangan kapasitas CPU, memori, dan disk. Aplikasi produk dimonitor dengan mendapatkan metrik yang menggambarkan performa aplikasi. Log dari aplikasi produk juga didapatkan untuk membantu debugging suatu problem yang timbul. Pada sistem ini, terdapat Prometheus, Promtail, dan Loki yang berperan dalam mengumpulkan metrik dan log. Data yang sudah dikumpulkan ini diakses oleh Grafana untuk visualisasi data dan mendeteksi problem yang terjadi. Untuk memverifikasi kinerja sistem sebagai jawaban dari masalah utama penelitian ini, sistem ini diujikan dalam beberapa skenario. Terdapat 3 jenis skenario yang diujikan, skenario matinya aplikasi produk atau aplikasi monitoring, skenario penggunaan CPU, memori, dan disk yang tinggi, serta skenario terjadinya error dalam aplikasi produk. Penelitian juga menganalisis Beban sistem monitoring dan kemungkinan penerapan monitoring sebagai variabilitas dalam SPLE. Dengan penerapan ini, diharapkan sistem monitoring dapat mendeteksi problem dan membantu developer dalam menyelesaikan problem. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa monitoring dapat diterapkan ada SPLE.

There are applications that are similar in terms of features but different in functionality. This motivates the use of Software Product Line Engineering (SPLE). SPLE defines common features and how they result in varied applications. SPLE applications could be used as web development services. However, running many product applications requires a monitoring system to monitor all applications. This research tries to counteract the problem by implementing a centralized monitoring system. This monitoring system is implemented to monitor and detect problems in running applications. These problems can be in the form of performance issues and errors from the application, the application not running, or lack of CPU, memory, and disk capacity. Applications are monitored by obtaining metrics that describe application performance. Logs of applications are also obtained to help debug a problem that arises. In this system, Prometheus, Promtail, and Loki are responsible for collecting metrics and logs. The data that has been collected is accessed by Grafana for data visualization and problem detection. To verify the performance of the system as an answer to the main problem of this research, this system is tested in several scenarios. There are 3 types of scenarios tested, unexpected application shutdown, high resource usage, and error occurrence in applications. The research also analyzed the resource usage by monitoring system and the possibility of implementing monitoring options as a variability in SPLE. With this implementation, it is expected that the monitoring system can detect problems and assist the developers in solving problems. This research is expected to prove that monitoring can be applied to SPLE.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudio Yosafat
"Kebutuhan masyarakat terhadap sebuah produk berbasis website sangat bervariasi. Soft- ware Product Line Engineering merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi variasi kebutuhan tersebut. SPLE akan melihat persamaan dan variasi dari ke- butuhan pengguna untuk menghasilkan berbagai macam software yang sesuai dengan ke- butuhan pengguna. Software yang sudah dibangun akan melalui tahapan deployment agar dapat diakses secara luas. Terdapat sebuah penelitian yang membantu proses deploy- ment produk SPLE. Namun, produk-produk yang dibangun menggunakan hasil peneli- tian tersebut belum dijalankan di dalam sebuah isolated environment. Hal tersebut dapat menghasilkan beberapa masalah ketika sedang dilakukan maintenance atau konfigurasi pada salah satu produk sehingga dapat mempengaruhi produk lainnya. Penelitian ini akan melakukan eksperimen terhadap deployment produk SPLELive yang dibangun menggu- nakan metode SPLE untuk melalui proses deployment menggunakan Docker. Docker De- ployment pada penelitian ini akan melalui tiga buah proses dan setiap proses dijalankan pada server yang berbeda. Server 1 digunakan untuk proses membangun Docker Im- age produk SPLELive, Server 2 digunakan untuk proses penyimpanan Docker Image menggunakan Docker Registry, dan Server 3 digunakan untuk proses menjalankan pro- duk SPLELive di dalam sebuah Docker Container. Pembangunan Docker Image pada Server 1 akan menggunakan metode Multi-Stage Build untuk mengoptimalkan ukuran Docker Image produk SPLELive. Melalui proses Docker Deployment, produk SPLELive yang dibangun akan berjalan dalam sebuah isolated environment dan dapat meningkatkan portability dari produk SPLELive. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Docker Deployment dapat diterapkan pada SPLE.

People’s needs for a website-based product vary widely. Software Product Line Engineer- ing is a solution that can be used to meet these variations in requirements. SPLE will look at the similarities and differences of user needs to produce various kinds of software ac- cording to user needs. Software that has been built will go through the deployment stage so that it can be widely accessed. There is a study that helps the SPLE product deploy- ment process. However, the results of this research have not yet been run in an isolated environment. This can result in several problems when it is being carried out maintenance or configuration of one product to affect other products. This research will conduct ex- periments on the deployment of SPLELive products built using the SPLE method to go through the deployment process using Docker. Docker Deployment in this study will go through three processes, and each process is run on a different server. Server 1 is used for building Docker Image SPLELive products, Server 2 is used for the Docker Image storage process using the Docker Registry, and Server 3 is used for the process of running SPLELive products in a Docker Container. Docker Image development on Server 1 will use the Multi-Stage Build method to optimize the Docker Image size for SPLELive prod- ucts. Through the Docker Deployment process, the SPLELive products that are built will run in an isolated environment and can increase the portability of the SPLELive products. This research is expected to prove that Docker Deployment can be applied to SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adietya Christian
"Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan suatu paradigma dalam pengembangan perangkat lunak yang mampu menghasilkan software secara masif dalam waktu singkat dan dengan biaya yang relatif rendah. Dalam mengembangkan antarmuka menggunakan paradigma SPLE, diperlukan abstraksi untuk memodelkan antarmuka. Teknologi pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interaction Flow Modeling Language (IFML). Salah satu sistem yang mengadopsi paradigma SPLE adalah Amanah. Amanah adalah aplikasi untuk menghasilkan website organisasi non-profit secara otomatis yang dikembangkan oleh Laboratorium Reliable Software Engineering (RSE) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia menggunakan paradigma SPLE. Aplikasi ini menggunakan UI Generator telah dikembangkan dalam penelitian sebelumnya untuk menerjemahkan IFML menjadi komponen React. Salah satu fitur yang disediakan oleh Amanah adalah fitur donasi. Fitur ini merupakan gerbang utama bagi individu dan organisasi untuk berkontribusi secara finansial. Namun, terdapat kekurangan pada fitur donasi di Amanah yang perlu dikembangkan lebih lanjut, seperti antarmuka yang belum menerapkan mobile-first design. Mobile-first design merupakan pendekatan desain antarmuka yang memprioritaskan tampilan pada perangkat mobile. Dalam beberapa tahun terakhir, mobile-first design semakin banyak diterapkan oleh pembuat web. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya orang yang mengakses internet melalui perangkat seluler. Untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berdonasi di Amanah, diperlukan perubahan pada tampilan donasi yang menerapkan mobile-first design. Saat ini, UI Generator yang dimiliki belum bisa menghasilkan tampilan mobile-first design. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin dikembangkan fitur donasi dengan memodelkan IFML, mengembangkan UI Generator sehingga dapat menghasilkan tampilan antarmuka menerapkan mobile-first design. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap beberapa website donasi yang telah menerapkan mobile-first design. Kemudian, antarmuka dari hasil pengembangan IFML dan UI Generator dievaluasi menggunakan UX Expert Review, sedangkan untuk fungsionalitas fitur diuji menggunakan functional testing.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a software development paradigm that allows the massive software production in a short time and at a relatively low cost. In developing aninterface using the SPLE paradigm, abstraction is needed to model the interface. The modeling technology used in this study is the Interaction Flow Modeling Language (IFML). One of the systems that adopts the SPLE paradigm is Amanah. Amanah is an application to automatically generate non-profit organization websites developed by the Reliable Software Engineering Laboratory (RSE) of the Faculty of Computer Science, University of Indonesia using the SPLE paradigm. This application uses the UI Generator that has been developed in previous research to translate IFML into React components. One of the features provided by Amanah is the donation feature. This feature is the main gateway for individuals and organizations to contribute financially. However, there are shortcomings in the donation feature in Amanah that need to be further developed, such as the interface that has not implemented mobile-first design. Mobile-first design is an approach in interface design that prioritizes the appearance on mobile devices. In recent years, Mobile-first design has been increasingly applied by web developers. This is because more and more people are accessing the internet via mobile devices. To improve the user experience in donating at Amanah, changes are needed to the donation display that implements mobile-first design. Currently, the current UI Generator was not able to produce a mobile-first design display. Therefore, in this study, researcher wants to develop a donation feature by modeling IFML, developing a UI Generator so that it is able to produce a mobile-first design display. In this study, benchmarking was conducted on several donation websites that have implemented mobile-first design. Then, the interface from the results of the IFML and UI Generator development was evaluated using UX Expert Review, while the functionality of the feature was tested using functional testing."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>