Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Kalam Tauhid
"Latar Belakang: Rongga mulut manusia memiliki beragam mikroorganisme yang dapat membentuk suatu komunitas yang memengaruhi kesehatan rongga mulut. Menurut Riskesdas 2018, prevalensi karies di Indonesia mencapai 60-80%. Konsentrasi protein dan polipeptida yang ada dalam saliva penting dalam pemeliharaan kesehatan mulut dan homeostasis dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif dari proteome saliva. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan total konsentrasi protein dan profil protein saliva dengan status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan status karies dental (DMF-T dan def-t) pada subjek kelompok usia dewasa muda dan anak-anak. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif laboratorik dengan menggunakan Uji Bradford untuk menetapkan total konsentrasi protein dan Uji SDS-PAGE untuk menetapkan profil protein saliva. Sampel uji berupa sampel saliva berjumlah 18 sampel masing-masing kelompok usia (total 36 sampel), dengan diketahui status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan status karies dental (DMF-T dan def-t). Analisis statistik dijalankan dengan menggunakan uji normalitas, kemudian Uji T test-independent. Untuk menganalisis hubungan dilakukan uji korelasi spearman. Analisis data menggunakan SPSS iOS versi 22.0. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara total konsentrasi protein saliva kelompok usia dewas muda dan anak-anak (p = 0.001 (p<0.05)), namun tidak terdapat korelasi signifikan antara total konsentrasi protein saliva kelompok usia terhadap OHI-S dan DMF-T atau def-t, serta terdapat perbedaan profil protein saliva berupa perbedaan frekuensi protein bands yang muncul pada masing-masing profil protein.  Kesimpulan: Total konsentrasi protein dan profil protein saliva tidak berhubungan dengan OHI-S dan DMF-T atau def-t pada kelompok usia dewasa muda dan anak-anak, namun tetap memiliki tendensi korelasi.

Human oral health contains various microorganisms that can form a community that affects oral health. According to Riskesdas 2018, the prevalence of caries in Indonesia ranges from 60-80%. The concentration of proteins and polypeptides in saliva is important in maintaining oral health and homeostasis through qualitative and quantitative changes in the salivary proteome.  Objective: This study aims to analyze the relationship between total protein concentration and saliva protein profile with oral hygiene status (OHI-S) and dental caries status (DMF-T and def-t) in adult and child age groups. Methode: This study is a deskriptive laboratory analysis using Bradford tests to determine total protein concentration and SDS-PAGE tests to determine saliva protein profiles. The sample consisted of 18 saliva samples from each age group (total 36 samples), with OHI-S and dental caries status (DMF-T and def-t) determined. Statistical analysis was performed using normality tests, followed by independent sample t-tests. To analyze the relationship, Spearman's correlation test was conducted. Data analysis used SPSS iOS version 22.0. Result: A significant difference was found in the total saliva protein concentration between the young adult and child groups (p = 0.001, p < 0.05), but no significant correlation was found between total saliva protein concentration and OHI-S and DMF-T or def-t status. There was a difference in saliva protein profiles, manifested as differences in the frequency of protein bands in each protein profile.  Conclusion: The total protein concentration and saliva protein profiles do not have a significant relationship with OHI-S and DMF-T or def-t status in young adult and child age groups, but they still show a tendency to correlate."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Nabila Jafna
"Latar Belakang: Nitric oxide (NO) memiliki fungsi antibakterial dan peran dalam proses inflamasi. Penyakit gigi dan mulut berkaitan erat dengan kebersihan rongga mulut yang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk kebiasaan merokok. Konsentrasi NO pada saliva dapat menjadi biomarker kesehatan rongga mulut dan sistemik. Namun, kaitannya dengan kebiasaan merokok dan kebersihan rongga mulut masih perlu dikaji lebih lanjut. Tujuan: Mengetahui korelasi antara status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan derajat keasaman (pH) saliva dengan konsentrasi nitric oxide (NO) pada perokok dewasa. Metode: Sampel yang diteliti merupakan saliva tidak terstimulasi pada 10 subjek perokok dewasa dan 8 subjek non perokok dewasa. Status kebersihan rongga mulut terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kategori baik dan kategori sedang. Konsentrasi nitric oxide diukur menggunakan Griess assay di laboratorium. Analisis dilakukan dengan uji statistik Independent T-tes, Mann-Whitney U, korelasi Pearson, dan korelasi Spearman Hasil: Konsentrasi nitric oxide pada perokok dewasa lebih tinggi dibandingkan konsentrasi nitric oxide pada non perokok dewasa dengan perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Korelasi antara status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dengan konsentrasi nitric oxide adalah positif sedang dengan hubungan yang tidak bermakna (r = 0,346, p > 0,05). Korelasi antara derajat keasaman (pH) saliva dengan konsentrasi nitric oxide adalah positif sedang dengan hubungan yang tidak bermakna (r = 0,285, p > 0,05). Kesimpulan: Konsentrasi nitric oxide tidak berkorelasi dengan status kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan derajat keasaman (pH) saliva sehingga tidak dapat dijadikan sebagai biomarker status kebersihan rongga mulut.

Background: Nitric oxide has antibacterial functions and a role in inflammatory response. Oral diseases are closely related to oral hygiene which can be influenced by various factors, including smoking habits. NO concentration in saliva can be a biomarker of oral and systemic health. However, its relationship with smoking habits and oral hygiene still needs to be studied further. Objectives: To determine the correlation between oral hygiene status (OHI-S) and the degree of acidity (pH) of saliva with the concentration of nitric oxide (NO) in adult smokers. Methods: The samples studied were unstimulated saliva from 10 adult smokers and 8 adult non-smokers. Oral hygiene status is divided into two groups, the good category and the fair category. Nitric oxide concentration was measured using Griess assay in the laboratory. Analysis was carried out using the Independent T-test, Mann-Whitney U, Pearson correlation, and Spearman correlation statistical tests. Results: Nitric oxide concentrations in adult smokers were higher than nitric oxide concentrations in adult non-smokers with a significant difference (p < 0.05). The correlation between oral hygiene status (OHI-S) and nitric oxide concentration was moderately positive with no significant relationship (r = 0.346, p > 0.05). The correlation between the degree of acidity (pH) of saliva and the concentration of nitric oxide was moderately positive with no significant relationship (r = 0.285, p > 0.05). Conclusion: Nitric oxide concentration does not correlate with oral hygiene status (OHI-S) and degree of acidity (pH) of the saliva, thus it cannot be used as a biomarker for oral hygiene status"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Khalissya
"Tujuan: Untuk mendeskripsikan kebutuhan yang dirasakan akan dan pemanfaatan layanan kesehatan gigi di Indonesia Indonesia pada 2013. Metode: Studi cross-sectional dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Indonesia tahun 2013 (n = 260.925). Deskriptif analisis dan regresi logistik digunakan untuk menggambarkan proporsi dan hubungan antara kebutuhan yang dirasakan dan pemanfaatan perawatan kesehatan gigi dari beberapa karakteristik sosiodemografi. Hubungan antara kebutuhan yang dirasakan dan kebiasaan menyikat gigi juga dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil: 1,64% dari Orang Indonesia memiliki kebutuhan yang dirasakan akan perawatan kesehatan gigi pada tahun 2013 dan persentase untuk pemanfaatannya adalah 2,30% orang Indonesia pada tahun yang sama. Analisis regresi logistik menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik yang menunjukkan rasio odds yang lebih tinggi untuk kebutuhan yang dirasakan untuk dan pemanfaatan perawatan kesehatan gigi pada responden yang berusia <15 tahun, perempuan, belum menikah, memiliki pendidikan tinggi, dan diasuransikan. Hasil juga menunjukkan bahwa responden dengan kebutuhan yang dirasakan memiliki rasio odds yang lebih tinggi untuk kebiasaan menyikat gigi. Kesimpulan: The proporsi kebutuhan yang dirasakan dan pemanfaatan layanan kesehatan gigi di Indonesia pada tahun 2013 ditemukan rendah dan dikaitkan dengan beberapa faktor sosiodemografi.
Objective: To describe the perceived need for and utilization of dental health services in Indonesia in Indonesia in 2013. Method: A cross-sectional study was conducted using secondary data from the 2013 Indonesian National Socio-Economic Survey (n = 260,925). Descriptive analysis and logistic regression are used to illustrate the proportion and relationship between perceived needs and utilization of dental health care from several sociodemographic characteristics. The relationship between perceived needs and toothbrushing habits was also analyzed using logistic regression. Results: 1.64% of Indonesians had a perceived need for dental health care in 2013 and the percentage for utilization was 2.30% of Indonesians in the same year. Logistic regression analysis showed statistically significant results which showed a higher odds ratio for perceived need for and utilization of dental health care for respondents aged <15 years, women, unmarried, highly educated, and insured. The results also showed that respondents with perceived needs had a higher odds ratio for toothbrushing habits. Conclusion: The proportion of perceived need and utilization of dental health services in Indonesia in 2013 was found to be low and associated with several sociodemographic factors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Amelia Ruliani
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Saliva memiliki berbagai peran di dalam rongga mulut yang berhubungan dengan karies. Total Antioxidant Capacity berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai kondisi patologis. Tujuan: Menganalisis konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva bebas karies dan early childhood caries dihubungkan dengan OHI-S, dmf-t, serta viskositas dan laju alir saliva. Metode: Sampel saliva tersimpan sebanyak 33 sampel yang diperoleh dari anak usia di bawah 71 bulan dengan kondisi bebas karies dan early childhood caries diuji dengan menggunakan total antioxidant capacity assay kit. Hasil: Terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak bebas karies dan early childhood caries, terdapat korelasi linier positif sedang antara konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan skor dmf-t, tidak terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan kategori OHI-S baik dan sedang, laju alir saliva tinggi dan sedang, serta viskositas saliva encer dan kental. Kesimpulan: Konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva early childhood caries lebih tinggi dibandingkan bebas karies.

Background: Dental caries is a common disease worldwide. Saliva has a big role in oral cavity associated with dental caries. Total Antioxidant Capacity has a role to protect the body from any pathological condition. Objective: Analysing Total Antioxidant Capacity concentration of Early Childhood Caries and Caries Free saliva and its relation to OHI-S, dmf-t, and salivary flow rate and viscosity. Method: 33 stored saliva samples of children under 71 month old with early childhood caries and caries free tested using total antioxidant capacity assay kit. Result: There is a significant difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of caries free and early childhood caries children, there is a moderate linear positive correlation between Total Antioxidant Capacity concentration and dmf-t. There is no difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of children with good and moderate OHI-S, high and moderate salivary flow rate, and watery and thick saliva. Conclusion: Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of early childhood caries children is higher than caries free."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kurniawan
"Terdapatnya suatu jaminan kesehatan baru yang menggantikan jaminan kesehatan sebelumnya dapat membawa kebaikan ataupun keburukan bagi pengguna. Oleh sebeb itu, perlu adanya survei kepuasan kepada peserta pengguna tentang pelayanan yang diberikan oleh masing-masing jaminan kesehatan JPKM Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ataupun JKN Jaminan Kesehatan Nasional di kota Sawahlunto.
Tujuan : Mengetahui hubungan dan membandingkan antara sistem jaminan kesehatan JPKM dan JKN terhadap kepuasan peserta dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di kota Sawahlunto.
Metode : menggunakan cross-sectional, dengan sampel pada penelitian ini diberikan kuesioner ServQual yang terdiri atas harapan dan kinerja. Subjek : Masyarakat yang pernah atau sedang menggunakan JPKM dan JKN, jumlahnya adalah 182 orang.
Analisa : Kepuasan pengguna dilihat dengan menganalisa gap antara kinerja dan harapan pada status sosiodemografi dan uji komparasi Mann Whitney test untuk melihat perbedaan kepuasan JPKM dan JKN.
Kesimpulan hasil : terdapat perbedaan kepuasan pada dimensi assurance JKN kelompok usia, semakin muda tingkat kepuasannya semakin tinggi. Pada kelompok profesi PNS/pensiunan memiliki persepsi kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok profesi lainnya. Kemudian, dimensi assurance dan reliability memberikan pengaruh signifikan pada kepuasan total pengguna JPKM dan JKN. Selanjutnya, pengguna JPKM memiliki nilai hampir mendekati kepuasan dibandingkan JKN.

The new health insurance which change the old insurance it doesn rsquo t absolutely have a goodness. Therefore, we need observe user satisfaction in dental health service which have been given to users by JPKM Sub regional Community Health Insurance and JKN National Health Insurance in Sawahlunto city.
Purpose to see the relationship and compare between JPKM system and JKN system to user satisfaction in dental health service.
Method it was cross sectional study, the subject for this study were given expectation ServQual questionnaire and perception ServQual questionnaire. Subject all users had experiences using JPKM and JKN or were current users in Sawahlunto city, a total are 182 people.
Analysis user satisfaction was identified by analizing gap between perception and expectation on sosiodemographic status and comparison test Mann Whitney test to see significantly differences.
Conclusion of findings on JKN assurance dimention there are differences of satisfaction based on age variable. On profession variables, PNS pensiunan group has higher satisfaction than other professions. Then, reliability and assurance dimentions give signifficant effect to total satisfaction, and JPKM user have higher satisfaction than JKN user.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"Kelainan rongga mulut sebagai manifestasi leukemia dapat disebabkan antara lain karena adanya penekanan sumsum tulang, efek dari kemoterapi dan infiltrasi sel-sel leukemia. Selain dari faktor tersebut kelainan rongga mulut dapat diperberat oleh faktor Iokal (dental plak don kalkulus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi status kebersihan mulut dan status hematologi terhadap timbulnya kelainan rongga mulut.
Dari hasil penelitian terhadap 62 penderita leukemia baik akut maupun kronis ditemukan kelainan rongga mulut sebenyak 77,41 Z. Kelainan yang terbanyak ditemukan adalah perdarahan gusi dengan petekie don ekimosis diikuti pembesaran gusi, ulkus, gingivitis dan kelainan lain berupa pigmentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan status hemetologi (gambaran darah tepi) sangat berpengaruh terhadap timbulnya kelainan rongga mulut don Oral Hygiene memperbera t kelainan tersebut dan Pekerjaan merupakan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya piutang. Karakteristik Piutang Dan Pasien Rawest Inap Bayar Sendiri adalah Pelunasan dan Angsuran Piutang Tanpa Tanggal Pembayaran dan Piutang Ragu-Ragu.
Saran-saran yang bisa disampaikan adalah mengoptimalkan fungsi-fungsi yang terkait dengan manajemen piutang terutama Penataan Rekening dan Penagihan. Monitoring ketat atas pemilihan kelas, pelaksanaan prosedur tetap pasien masuk dan lepas rawat serta meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja petugas melalui pendidikan, latihan dan Reward yang memadai.
vii + 99 halaman : 9 tabel, 2 gambar, 12 lampiran."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Raphaela Kawilarang
"Latar Belakang: Kebersihan rongga mulut yang buruk dapat menyebabkan perkembangan karies gigi dan periodontitis. Lingkungan rongga mulut yang meliputi saliva mengandung berbagai faktor host defense dengan pH yang dapat digunakan untuk memeriksa hubungan biomarker saliva dengan penyakit rongga mulut dimana pH saliva dapat meningkat atau menurun akibat aktivitas mikroba. Dalam mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan, nitrat dan nitrit dalam saliva berperan dalam pembentukan nitrogen monoksida (NO) dengan potensi efek protektif, terutama dalam proses fisiologis tubuh manusia. Tujuan: Menganalisis hubungan kadar nitrogen monoksida (NO) dengan kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan pH saliva. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian laboratorik dan observasional menggunakan 20 sampel saliva kelompok dewasa muda usia 18-30 tahun di provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sampel saliva subjek diuji dengan Griess Reaction untuk mengukur kadar nitrogen monoksida (NO) dan dibaca menggunakan plate reader pada panjang gelombang 600 nm. Selanjutnya, data diolah menggunakan SPSS. Hasil: Nilai korelasi antara kadar nitrogen monoksida dengan kebersihan rongga mulut (r) sebesar 0,390 dengan p>0,05 dan nilai korelasi antara kadar nitrogen monoksida dengan pH saliva (r) sebesar -0,53 dengan p>0,05. Kesimpulan: Kadar nitrogen monoksida (NO) pada sampel saliva kelompok dewasa muda tidak memiliki hubungan dengan kebersihan rongga mulut (OHI-S) dan pH saliva, serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar nitrogen monoksida (NO) sampel saliva kelompok dewasa muda baik berdasarkan kategori OHI-S maupun jika dibandingkan dengan sampel saliva kelompok anak.

Background: Poor oral hygiene can cause the development of dental caries and periodontitis. The oral cavity environment which includes saliva contains various host defense factors with salivary pH which can be used to examine the relationship between salivary biomarkers and oral disease where salivary pH can increase or decrease due to microbial activity. In preventing excessive bacterial growth, nitrates and nitrites in saliva play a role in the formation of nitric oxide (NO) with potential protective effects, especially in the physiological processes of the human body. Aim: To analyze the relationship between nitric oxide (NO) levels on dental and oral hygiene (OHI-S) and salivary pH. Methods: This research is a laboratory and observational study using 20 saliva samples from a group of young adults aged 18-30 years in the provinces of West Java and DKI Jakarta. The subject’s saliva samples were tested with Griess Reaction and read using a plate reader at a wavelength of 600 nm. Furthermore, the data was processed using SPSS. Results: The correlation value of r was 0,390 with p>0,05 between nitric oxide levels and oral hygiene and the correlation value of r was -0,53 with p>0,05 between nitric oxide levels and salivary pH. Conclusion: Nitric oxide (NO) levels in saliva samples from the young adult group are not related to oral hygiene (OHI-S) and salivary pH, and there are no mean differences either based on the OHI-S category or when compared with saliva samples from the children’s group.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Improvement of human resources has the purpose of increasing the quality of service for patients in every treatment unit, which should be anticipated by the oral health unit in every hospital. Improvement of service quality can be obtained by increasing the number of dental units. Along with the increasing knowledge in the society, the need for special services as also expanding. This problem can be solved by increasing the number of specialists in dentistry through scholarships, provided for dentists with high achievements. The samples for this cross sectional designed research were taken from all non-educational class B government hospitals in Indonesia. The data were gathered by using questionnaire and guided in depth interviews. The data were analyzed descriptively. The results showed that most hospitals have no completely with the dental unit is 78.8%. There are 14 hospital (42.4%) needs oral laboratory."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Patel, Meera
Oxford: Radcliffe Publishing, 2007
362.197 PAT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hatamleh, Muhanad
Saarbrucken, Germany: Lap Lambert, 2010
617.601 HAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>