Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fezia Nasvira
"Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara belahan dunia disepanjang tahun 2020-2021 memunculkan isu-isu yang ramai dibicarakan, salah satunya adalah isu rasisme. Rasisme dapat terjadi di mana saja, seperti di lingkungan sekitar tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, dan bahkan media sosial. Media sosial seperti Twitter mempunyai peran penting dalam menyebarluaskan isu-isu yang sedang trending. Akun @BTS_UPDATES_GER dalam tweet-nya menuliskan seruan untuk penyiar radio Bayern 3 karena saat siaran langsungnya telah melontarkan ujaran kebencian yang mengandung unsur rasis terhadap grup idola BTS. Melalui tweet tersebut muncullah berbagai reaksi dan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap orang Asia. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis tekstual dan menggunakan teori analisis wacana kritis menurut Norman Fairclough. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap cuitan tweet akun @BTS_UPDATES_GER. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat lima kelompok ungkapan antirasisme.

The Covid-19 pandemic that hit various countries of the world throughout 2020-2021 gave rise to issues that were widely discussed, one of which was the issue of racism. Racism can occur anywhere, such as in the neighborhood, school, workplace, and even social media. Social media, such as Twitter, has an important role in spreading trending issues. The @BTS_UPDATES_GER account, in its tweet wrote a call out to the Bayern 3 radio broadcaster because, during his live broadcast, he had uttered racist hate speech against the idol group BTS. Through these tweets came various reactions and expressions of anti-racism against Asians. This research was compiled using a qualitative method with a textual analysis approach and using critical discourse analysis theory, according to Norman Fairclough. This research aims to show the expressions of antiracism in the tweets of the @BTS_UPDATES_GER account. The results of this research show that there are five groups of antiracism expressions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramadhan SY.
"Topik Penelitian ini membahas diskriminasi, rasisme, dan supremasi kulit putih dalam iklan layanan masyarakat Jerman MTV-Deutschcreme. Iklan ini ditayangkan pada tahun 2010 oleh saluran You Tube Kontrastfilm GmbH & Co. KG Mainz yang menganggap adanya ideologi supremasi kulit putih, rasisme, dan merendahkan orang kulit hitam dalam iklan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pesan anti-rasisme dalam iklan tersebut dibentuk dan mendekonstruksi ideologi yang melingkupi orang kulit hitam dalam iklan berbahasa Jerman tersebut. Konsep ideologi dalam iklan menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Storey bahwa ideologi merupakan bentuk citra ideal yang berusaha menarik perhatian melalui cara-cara yang digunakan dalam teks, termasuk iklan sebagai produk media untuk menampilkan citra tertentu di dunia.

Topic This research discusses discrimination, racism and white supremacy in the German public service announcement MTV-Deutschcreme. This ad was aired in 2010 by the You Tube channel Kontrastfilm GmbH & Co. KG Mainz which considers the ideology of white supremacy, racism, and demeaning black people in the ad. The purpose of this research is to see how the anti-racism message in the advertisement is formed and deconstruct the ideology surrounding black people in the German advertisement. The concept of ideology in advertising uses the concept proposed by Storey that ideology is a form of ideal image that seeks to attract attention through the ways used in texts, including advertising as a media product to display a certain image in the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosepine Novia Ayu Yustika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria kriteria altruisme digital kreatif yang dalam akun Twitter @drhaltekehalte. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan strategi studi kasus dan desain kasus tunggal. Secara khusus, penelitian ini hanya melihat data yang ada pada Twitter dibandingkan dengan kanal lain yang dimiliki Dari Halte Ke Halte. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur melalui panggilan video dan telepon, wawancara tertulis, analisis jaringan dan studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa akun Twitter @drhaltekehalte dimaknai sebagai sebuah media kreatif dengan obligasi moral, membuka peluang bagi pihak lain untuk melakukan tindakan altruistik, serta memiliki indikasi kerja sama.

This study aims to identify the criteria of digital altruism in @drhaltekehalte Twitter account and network based on Klisanins 2011 thoughts about digital altruism. This research is qualitative with a constructivism paradigm and case study strategies. Specifically, this study only looked at the data available on Twitter compared to other channels owned by Dari Halte Ke Halte. Data were collected using structured interviews via video and telephone calls, written interviews, network analysis and literature studies. This study found that the Twitter account @drhaltekehalte was interpreted as a creative medium with moral obligations, opened opportunihubungan for other parhubungan to take altruistic actions, and had indications of cooperation in their network. However, the analysis for the patterns of creative digital altruism in the account is not being presented in this study, thus it requires further research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharishar Kahfi
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan media sosial di
tengah-tengah masyarakat. Dalam bidang jurnalisme, media sosial?khususnya
Twitter?sering digunakan dalam pekerjaan jurnalis dalam mengumpulkan dan
menyebarkan informasi. Hal ini melahirkan potensi media sosial Twitter sebagai
online public sphere (ruang publik daring). Permasalahan yang ingin diteliti
dalam skripsi ini adalah apakah jurnalis Metro TV telah memanfaatkan potensi
Twitter sebagai ruang publik daring dengan meng-tweet (mencuit) informasi
terkait isu publik dan berinteraksi dengan khalayak. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui pemanfaatan potensi Twitter sebagai ruang publik daring
dilihat dari informasi yang dicuit jurnalis dan interaksi mereka dengan khalayak.
Skripsi ini menggunakan asumsi teoritis ruang publik daring yang berangkat dari
konsep ruang publik yang digagas oleh Jurgen Habermas serta kerangka
konseptual partisipasi jurnalis dalam ruang publik daring di media sosial Twitter
dilihat dari topik cuitan dan interaktivitas dengan akun lain. Penelitian dengan
metode analisis isi kuantitatif dilakukan untuk melihat topik yang dibahas oleh
jurnalis dalam cuitan yang dihasilkannya serta interaktivitas jurnalis dengan
publiknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jurnalis
Metro TV sudah mulai memanfaatkan Twitter sebagai ruang publik daring yang
ditunjukkan dengan jumlah cuitan dengan topik yang berkaitan dengan publik
lebih banyak daripada cuitan dengan topik pribadi meskipun partisipasi aktif baru
ditunjukkan kepada jurnalis yang menggunakan akun profesional mereka.
Meskipun demikian, pemanfaatan tersebut belum maksimal karena belum banyak
diskusi antara jurnalis Metro TV dengan publik di Twitter yang ditandai dengan
minimnya interaksi antar ajurnalis dengan pengguna Twitter lainnya.

ABSTRACT
The development of information and communication technology inspire the
emergence of social media in internet. For journalism, social media?especially
Twitter?is often used on journalism works to gather and spread information. This
thing makes Twitter have a potential to be a new online public sphere. Problems
want to be solved in this research is whether Metro TV journalists have utilize
Twitter?s potential to be online public sphere by spreading information of public
affair and interact with public in it. The purpose of this research was to find the
utilisation of Twitter?s potential to become online public sphere by looking on the
topics of journalists? tweets and their interaction with public. This research used
conceptual framework of online public sphere, which derived from Jurgen
Habermas? public sphere concept. A quantitative content analysis research was
conducted to see topics discussed on journalist?s tweets and their interactivity
with the public. Based on the research, we can conclude that Metro TV journalists
have tweeted informations about public affairs though they only do it with their
professional account instead of personal account. They also have not interacted
with public that much on Twitter."
2016
S65128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatul Khimayah
"Media sosial kini telah menjadi bagian dari komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan. Bagi humas, yang memiliki peran dalam membangun dan menjalin hubungan baik dengan publik, kehadiran media sosial dapat menjadi peranti baru dari strategi information subsidies. Di sisi lain, setiap organisasi perlu memiliki reputasi positif supaya tercipta kesepahaman dan kepercayaan antara publik dan organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial twitter sebagai information subsidies tool terhadap reputasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui survei kuesioner online dengan 75 responden. Dari pengujian korelasi rank Spearman, menunjukkan hasil ada hubungan yang kuat antara variabel media sosial dan reputasi dengan angka koefisien korelasi positif 0,563. Sehingga penelitian ini menyimpulkan media sosial berpengaruh terhadap reputasi.

Social media has become a fundamental part of organizational communication, included educational organization. For public relations, which has a central role in building and maintaining good relationship between organization and its public, social media can be a new tool of its information subsidies strategy. In addition, every organization should has a good reputation in order to create mutual understanding and mutual trust between organization and its public.
This study aimed to determine the influence of social media as information subsidies tool towards reputation of university of Indonesia. This study is quantitative research by online questionnaire survey to 75 respondents. By using Spearman's correlation test, the result obtained there was strong correlation between two variables with the correlation coefficients of 0,563. The study conclude that there was influence of social media on reputation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein Hasan Zulfikar
"Rasisme merupakan suatu fenomena yang kerap terjadi, bahkan di era kontemporer seperti saat ini. Sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik rasisme, gerakan anti-rasisme juga semakin berkembang. Anti-rasisme perlahan hadir sebagai norma yang mulai diterima pada akhir abad ke-20 yang mana perkembangannya merupakan fenomena yang terintegrasi pada level global, regional, nasional, sampai lokal. Berangkat dari gambaran besar tersebut, tulisan ini berusaha untuk melihat perkembangan literatur yang menjelaskan mengenai norma anti rasisme dalam ilmu hubungan internasional. Adapun, terdapat 16 literatur yang digunakan dalam tulisan ini, dari mulai artikel jurnal, bab dalam buku edited volume, buku secara keseluruhan, hingga monograf. Dalam penggoraganisasian literaturnya, tinjauan pustaka ini menggunakan metode taksonomi yang terbagi menjadi tiga tema utama, yakni: 1) Norma Anti-Rasisme dalam Entitas Negara dan Kawasan; 2) Norma Anti-Rasisme dalam Perspektif Global; 3) Upaya Transnasional dalam Pengarusutamaan Norma Anti-rasisme. Setelah menjabarkan pengorganisasian literatur, tulisan ini juga berupaya untuk melihat konsensus dan perdebatan, refleksi, serta sintesis dari literatur-literatur yang sudah dipaparkan. Pada akhirnya, tulisan ini mengarah pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan norma anti-rasisme tidak dapat dilepaskan dari dinamika relasi kuasa. Dinamika tersebut dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu kolonialisme dan kapitalisme, kepentingan politik negara, serta determinasi identitas. Kemudian, tulisan ini akan ditutup dengan rekomendasi penulis secara akademik dan praktik.

Racism is a phenomenon that often occurs, even in the contemporary era like today. As a form of resistance to the practice of racism, the anti-racism movement is also growing. Anti-racism slowly emerged as a norm that began to be accepted at the end of the 20th century where its development occurred at the global, regional, national and local levels. Departing from the big picture, this paper attempts to look at the development of literature that explains the norms of anti-racism in the science of international relations. Meanwhile, there are 16 literatures used in this paper, ranging from journal articles, chapters in edited volumes, books as a whole, to monographs. In organizing the literature, this literature review uses a taxonomic method which is divided into three main themes, namely: 1) Anti-Racism Norms in State and Regional Entities; 2) Anti-Racism Norms in a Global Perspective; 3) Transnational Efforts in Mainstreaming Anti-racism Norms. After describing the organization of the literature, this paper also attempts to look at the consensus and debate, reflection, and synthesis of the literature that has been presented. In the end, this paper leads to a conclusion that the development of anti-racism norms cannot be separated from the dynamics of power relations. These dynamics are influenced by three aspects, namely colonialism and capitalism, the political interests of the state, and the determination of identity. Then, this paper will be closed with the author's recommendations academically and practically."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rizky Afriliano
"Pandemi COVID-19 menyebabkan setiap individu terpaksa melakukan komunikasi secara daring sehingga media sosial menjadi sarana komunikasi yang sering digunakan. Selain sebagai alat komunikasi, media sosial juga memiliki fungsi sebagai alat pencarian informasi. Dewasa ini, propaganda lebih banyak ditemukan di dalam media sosial daripada di media cetak. Penelitian ini menganalisis unggahan-unggahan propaganda antikebijakan COVID-19 pada akun Twitter @querdenken711 pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori tindak tutur dari John Rogers Searle (1969) dan hanya berfokus pada tindak tutur ilokusi serta fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan data primer yang digunakan berupa kata, klausa, dan kalimat yang pada akun Twitter @querdenken711. Selama bulan Desember 2021 – Februari 2022 terdapat 14 unggahan yang ditulis langsung oleh gerakan Querdenken-711 (Stuttgart) dan mengandung tindak tutur ilokusi. Bentuk tindak tutur ilokusi yang muncul adalah asertif, ekspresif, dan direktif. Bentuk tindak tutur asertif muncul sebanyak delapan unggahan. Kemudian, sebanyak dua buah unggahan mengandung tindak tutur ilokusi bentuk ekspresif dan sebanyak empat buah unggahan yang mengandung tindak tutur direktif. Kemudian, penulis menemukan enam buah fungsi tindak tutur, yaitu mengklaim, menegaskan, menyangkal, memberi informasi, mengucapkan terima kasih, dan mengundang.

The COVID-19 pandemic has forced every individual to communicate online, therefore social media has become the most frequently used means of communication. Besides as a communication device, social media also has a function as a tool for finding information. Today, propaganda is found more in social media than in printed media. This study analyzes uploads of Anti-COVID policy on the Twitter account @querdenken711 from December 2021 to February 2022. The author used the data from December 2021 to February 2022 due to the German government is intensively vaccinating COVID-19 and the infection of Omicron variant has increased drastically. The author conducted this research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and only focuses on illocutionary speech acts and the function of illocutionary speech acts. This research is qualitative research with descriptive method research and the primary data of this research are words, clauses, and sentences which are on the Twitter account @querdenken711. During December 2021 - February 2022, there were 14 uploads which were written by Queerdenken-711 (Stuttgart) and containing illocutionary speech acts. The illocutionary speech acts that appear are assertive, expressive, and directive. There were eight uploads that contain assertive speech acts. Then, two uploads contain illocutionary speech acts in expressive form and four uploads contain directive speech acts. In addition, the authors found six functions of speech acts, namely claiming, affirming, denying, giving information, thanking, inviting"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Adisti Susilo
"Seiring perkembangan teknologi komunikasi, dunia public relations bertransformasi menuju arah yang lebih dinamis dan cepat. Memanfaatkan kelebihan platform digital dan menggunakan media sosial seperti Twitter, public relations officer (PRO) saat ini seolah difasilitasi untuk bisa berkreasi dalam melaksanakan perannya di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sebuah akun Twitter milik perusahaan perbankan yaitu Bank BNI 46 sebagai wujud pelaksanaan customer relations. Bank BNI 46 dipilih karena menjadi pelopor pengguna social media dan memiliki akun Twitter paling aktif dengan jumlah followers terbanyak dibandingkan perusahaan perbankan lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis percakapan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Twitter sebagai sarana pelaksanaan customer relations terbukti menjanjikan dalam menumbuhkan keterikatan antara perusahaan dengan customer-nya. Namun dibutuhkan suatu langkah yang lebih stratejik lagi agar manfaat dari Twitter ini bisa lebih optimal.

As the development of communication technology, the public relations's world has transformed into a more dynamic and fast. Utilize the advantages of digital platforms and also using social media such as Twitter, public relations officer these days as facilitated to be creative in carrying out its role in the company. This study aims to determine the activities of a banking company's Twitter account which is BNI 46 Bank as a form of implementation of customer relations. BNI 46 Bank was chosen for being the pioneers of social media users and has the most active Twitter account with the number of followers than any other banking companies. This research used a qualitative approach using the method of conversation analysis. The findings of this research indicate that the use of Twitter as an implementation of customer relations proved a promising in a growing attachment between the company and its custumers. But also needs a more strategic moves in order to get this Twitter's advantages optimally."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqru Mafar
"Sejak diluncurkan pada tahun 2006, Twitter telah berkembang dengan pesat sebagai jaringan sosial di dunia. Twitter jugatelah tumbuh sebagai jejaring social popular untuk perpustakaan. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan gambaran pertumbuhan akun twitter Perpustakaan. Sebanyak 89 account Twitter dari berbagai jenis perpustakaan di Indonesiatelah dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa tahun 2012 merupakan tahun di mana sebagian besar perpustakaan diakun Twitter diciptakan. Sebagian besar dari mereka adalah perpustakaan universitas. Analisa ini juga menunjukkan bahwa tidak semuaperpustakaandikomunikasikansecara aktif melalui Twitter. Kami menyarankan bahwa perpustakaan dapat menunjuk seorang staf khusus untuk membuat dan mengelola akun Twitter."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2013
020 VIS 15:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Emmanuella
"Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya berbagai tingkatan stigma yang dialami oleh transpuan, sehingga terdapat kesulitan untuk melakukan afirmasi diri secara aman. Ruang afirmasi virtual dilihat sebagai alternatif ruang afirmasi diri yang dapat digunakan oleh transpuan. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami mengenai makna eksistensi diri transpuan dalam menggunakan Twitter/X sebagai ruang afirmasi. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi deskriptif. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah transpuan Indonesia yang menggunakan Twitter/X dalam masa afirmasi gendernya, memiliki lebih dari 1000 pengikut pada platform Twitter/X, serta pernah mengalami diskriminasi/stigmatisasi terhadap identitas gendernya di dunia nyata. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumen pendukung lainnya. Tema-tema yang ditemukan terkait pengalaman transpuan menggunakan Twitter/X antara lain adalah membangun hubungan, mendapatkan informasi, mengedukasi pengikut, memvalidasi eksistensi dirinya, serta mengalami diskriminasi/stigmatisasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pengungkapan identitas diri menjadi kekhasan pengalaman transpuan yang menjadi makna eksistensi dirinya dalam ruang afirmasi virtual, yaitu pilihannya untuk membukakan identitasnya sebagai seorang transpuan. Pengungkapan identitas diri menimbulkan rasa nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain, adanya validasi terkait femininitasnya, serta otonomi untuk mengatur batasan privasi, yang pada akhirnya membantu transpuan dalam proses afirmasi diri.

The background of this study is trans women experience various levels of stigma, which pose challenges to self-affirmation in a safe manner. Affirmative virtual spaces are seen as an alternative space for self-affirmation that can be used by trans women. The purpose of this study is to understand the meaning of trans women’s self-existence in using Twitter/X as an affirmative space. The research employs a qualitative approach with a descriptive phenomenology strategy. The study participants are Indonesian trans women who use Twitter/X during their gender affirmation processes, have more than 1000 followers on the platform, and have experienced discrimination or stigmatization related to their gender identity in the real world. Data were collected through interviews, observations, and supporting documents. The key themes identified regarding trans women’s experiences on using Twitter/X include building relationships, obtaining information, educating followers, validating self-existence, and experiencing discrimination/stigmatization. The findings suggest that the disclosure of self-identity is central to the trans women’s experience, and that this disclosure constitutes the meaning of their existence in affirmative virtual spaces. The process of self-identity disclosure creates comfort in interacting, validation of their femininity, and the autonomy to set privacy boundaries, which ultimately helps transgender women in self-affirmation processes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>