Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mufti Dinda
"Pendahuluan : Pemberian cairan jernih prabedah dapat menguntungkan pasien dalam masa perioperatif. Konsumsi cairan jernih maltodekstrin 12,5% dua jam prabedah dapat dilakukan terutama dalam ERAS ( Enhanced Recovery After Surgery). Penambahan protein dalam cairan jernih memberikan luaran yang lebih baik. Meskipun secara teoritis protein dapat memperlambat pengosongan lambung, perlu diketahui apakah cairan jernih yang mengandung kombinasi glukosa dan protein dapat mengakibatkan GRV ≥1,5 ml/kgBB ( risiko tinggi aspirasi) dua jam pasca konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan GRV pasca pemberian cairan maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi glukosa dan protein.
Metode: Penelitian uji klinis silang acak tersamar ini melibatkan 56 relawan berusia 25-40 tahun ( peserta didik Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM). Peserta berkesempatan untuk mengkonsumsi dua jenis minuman prabedah, cairan maltodekstrin 12,5% dan cairan kombinasi glukosa dan protein (Fresubin Jucy®), dengan volume masing- masing 400 ml. Volume lambung diukur dua kali, setelah puasa selama minimal 6 jam, (GRV baseline), dan dua jam pasca konsumsi cairan. Peserta diberikan waktu washout dua minggu diantara kedua intervensi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada GRV baseline sebelum pemberian kedua cairan intervensi ( p>0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan pada GRV dua jam pasca konsumsi maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi ( p < 0,05). Secara teori protein dapat meningkatkan produksi leptin, dan menekan produksi ghrelin sehingga memperlambat waktu pengosongan lambung. Selain itu, faktor-faktor lain seperti osmolalitas dan jumlah kalori juga dapat mempengaruhi perbedaan GRV setelah puasa.
Simpulan: Terdapat perbedaan signifikan pada GRV dua jam pasca pemberian cairan maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi glukosa dan protein.

Introduction: Preoperative clear fluid administration have known for giving positive impacts for patients undergoing surgery. Drinking clear fluids containing carbohydrate, is already being a routine and many innovation on optimizing its composition are also being increasingly variative, one of them by adding protein. Theoretically, protein can slow gastric emptying, increasing gastric residual volume which can increase pulmonary aspiration risk. This study aimed to compare gastric volume after administration of 12.5% maltodextrin solution to clear fluid containing glucose and protein.
Methods: This randomized, double-blinded, crossover clinical trial involving 56 trainee anesthetists aged 25-40 years. Each participant consume two types of preoperative clear drinks, 12.5% maltodextrin and clear fluid containing glucose and protein. Gastric volume was measured twice, once after fasting for at least 6 hours, and two hours after drinking fluid. Every participants were given a two-week washout period before undergoing second intervention.
Results: No significant differences were found in the comparison of baseline gastric volume before intervention. Significant difference was found between gastric volume two hours after drinking maltodextrin compared to combination fluid ( p,0,05). This differences might be influenced by leptin increasing after drinking the combination fluid, along with the differences of fluid osmolarity and calories contained, affecting gastric emptying rate and residual volume. Conclusion: There was significant difference in gastric volume two hours after administration of 12.5% maltodextrin solution compared to combination of glucose and protein solution.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Ardito
"ABSTRACT
Latar Belakang: Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah penyakit keganasan yang terjadi pada sel-sel prekursor limfoid yang sering terjadi pada anak-anak. Pengobatan LLA terdiri dari tiga fase, fase induksi, konsolidasi, dan maintenance. Terapi fase induksi merupakan tahap pembersihan sel-sel kanker dan fase ini mempunyai tujuan untuk mencapai masa remisi. Fase ini menggunakan obat kortikosteroid akibat sifat sitotoksik yang dimilikinya. Obat kortikosteroid memiliki salah satu efek samping
berupa peningkatan kenaikan glukosa plasma yang dapat meningkatkan gula darah sewaktu. Deksametason dan prednison merupakan kortikosteroid yang digunakan dalam pengobatan fase induksi. Hingga saat ini, belum terdapat penelitian mengenai tingkatan efek samping dari kedua obat yang diukur berdasarkan nilai glukosa plasma. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat peningkatan nilai gula darah sewaktu dari kedua obat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
penelitian potong lintang. Sampel yang digunakan sebanyak 57 sampel dari rekam medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil: Persebaran data dari nilai glukosa plasma yang diperoleh tidak normal. Perbandingan nilai gula darah sewaktu dari deksametason dan prednison disajikan dalam bentuk median yaitu 107 mg/dL untuk prednison dan 98 mg/dL untuk deksametason. Analisis dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney dan menunjukkan hasil yang tidak bermakna Kesimpulan: Nilai median pada nilai gula darah sewaktu dari penggunaan deksametason dan prednison tidak menunjukkan hasil yang bermakna.

ABSTRACT
Background: Acute lymphoblastic leukemia (LLA) is a malignant disease occurs in lymphoid precursor cells which often occur in children. Treatment LLA consists of three phases, the induction, consolidation and maintenance phases. Phase therapy induction is the stage of cleansing cancer cells and this phase has a purpose to reach a period of remission. This phase uses corticosteroid drugs due to its properties cytotoxic it has. Corticosteroid drugs have one side effect in the form of an increase in plasma glucose which can increase blood sugar
when. Dexamethasone and prednisone are the corticosteroids used in the treatment of the induction phase. Until now, there has been no research on the degree of side effects of both drugs measured by glucose values plasma. Objective: The purpose of this study is to determine the level of improvement Current blood sugar values ​​of both drugs. Method: This research uses design
cross-sectional research. The sample used was 57 samples from the record Cipto Mangunkusumo Hospital. The sampling technique used is consecutive sampling. Results: Data distribution of glucose values plasma obtained is not normal. Comparison of blood sugar values ​​when from dexamethasone and prednisone are presented in the median form of 107 mg / dL for
prednisone and 98 mg / dL for dexamethasone. Analyzes were performed using Test Mann-Whitney and show results that are not meaningful Conclusion: Value median in blood sugar values ​​when using dexamethasone and prednisone did not show meaningful results."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrine Permata Leoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Satlantas dan Sumda di Polresta Depok. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 143 responden. Penelitian dilakukan pada April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah puasa, pendidikan terakhir, suku, riwayat diabetes melitus, umur, IMT, RLPP, asupan karbohidrat, asupan serat, asupan protein, asupan lemak, pengetahuan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan cara pengukuran kadar gula darah puasa, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, dan wawancara (food recall).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, suku, RLPP, dan asupan protein dengan kadar gula darah puasa (nilai p < 0,05). Disarankan untuk melakukan intervensi melalui program pencegahan penyakit degeneratif berupa penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan konsultasi gizi terutama tentang kadar gula darah.

This study aims to know the description of fasting blood glucose levels and the factors that influence in Employees of Satlantas and Sumda Polresta Depok. The design study is a cross sectional study conducted on 143 respondents.The study was conducted from April to May 2012. Data collected were fasting blood glucose levels, the latest education, ethnicity, history of diabetes mellitus, age, BMI, WHR, carbohydrate intake, fiber intake, protein intake, fat intake, knowledge, physical activity, and smoking habits by measuring fasting blood glucose levels, anthropometric measurements, filling questionnaires, and interview (food recall).
The results of this study showed significant correlations between age, ethnicity, WHR, and protein intake with fasting blood glucose levels (p value < 0.05). It is recommended to intervene through programs of prevention of degenerative diseases of education, health, and nutrition consultation, especially on blood glucose levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Junia Mulyadi
"Glukosa merupakan monosakarida yang paling melimpah keberadaannya di alam. Melalui reaksi katalitik, glukosa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan senyawa asam 2,5-furandikarboksilat (FDCA). FDCA yang bernilai guna tinggi karena potensinya sebagai material substitusi pembuatan plastik berbahan dasar fosil. Pada penelitian ini, konversi glukosa menjadi FDCA dilakukan menggunakan katalis NiO dengan support zeolit ZSM-5. ZSM-5 sebagai support disintesis terlebih dahulu menggunakan metode double template dan diimpregnasi dengan NiO dengan metode spray. Katalis NiO/ZSM-5 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan berbagai metode karakterisasi seperti FTIR, XRD, SEM, dan SAA-BET. NiO/ZSM-5 yang diperoleh kemudian diuji aktivitas katalitiknya dalam reaksi konversi glukosa menjadi FDCA. Pelarut yang digunakan dalam reaksi ini adalah gamma-valerolakton (GVL) dan air. GVL merupakan pelarut ramah lingkungan dengan titik didih tinggi, yaitu 207 °C sehingga dipilih pada penelitian ini. Variasi kondisi reaksi yang dilakukan berupa suhu dan rasio pelarut GVL : air. Hasil uji katalitik menunjukkan kondisi optimum reaksi pada suhu 150 °C dan rasio pelarut GVL : air 1 : 1, dimana hasil yang diperoleh berupa persentase yield FDCA sebesar 2,27%.

Glucose is the most abundant monosaccharide in nature. Through catalytic reaction, glucose can be utilized as a raw material to produce a high-use-value compounds, Furandicarboxyluc acid (FDCA) as a subtitute of fossil-based plastics. In this study, the conversion of glucose to FDCA was carried out using double template method and was impregnated with NiO using spray method.  The as-synthesized NiO/ZSM-5 catalyst were then characterized using a various variation of characterization methods such as FTIR, XRD, SEM, and BET. The NiO/ZSM-5 were then tested for catalytic activity in the conversion reaction of glucose to FDCA. The solvents used in this reaction were gamma-valerolactone (GVL) and water. GVL is an environmentally friendly solvent with a high boiling point, which is 207 °C so it was chosen in this study.The factors tests in this study were temperature and the ratio of GVL : water. The catalytic reaction showed the optimum condition at 150 °C and ratio of GVL : water was 3 : 1, in which the yield of FDCA were 2,27%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Budianto
"Latar Belakang: Obesitas diketahui memiliki berbagai macam komplikasi dalam jangka panjang, salah satunya yaitu gangguan motilitas lambung dan perlambatan pengosongan lambung. Hal ini memiliki implikasi yang cukup serius khususnya pada kondisi perioperatif dimana perlambatan pengosongan lambung meningkatkan risiko aspirasi cairan lambung ke saluran napas. Dibutuhkan penilaian isi konten lambung secara riil menggunakan ultrasonografi untuk menilai volume residual lambung perioperatif. Tujuan: Menganalisis posisi pemeriksaan yang optimal dan metode pengukuran ultrasonografi lambung yang terbaik serta membandingkan volume residual lambung berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi dua jam pasca pemberian cairan maltodextrin 12,5% antara populasi obesitas dan non obesitas. Metode: Sebanyak 53 subjek berpartisipasi pada penelitian ini pada periode Desember 2023 hingga Maret 2024. Desain penelitian ini adalah potong lintang perbandingan volume residual lambung antara populasi obesitas dan non obesitas yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Tidak didapatkan perbedaan hasil pengukuran diameter CSA antrum lambung dengan metode elipsoid ataupun dua dimensional. Terdapat perbedaan bermakna antara posisi pemeriksaan RLD dibandingkan berbaring dalam menilai volume residual lambung (p < 0,05). Median volume residual lambung dua jam pasca konsumsi cairan karbohidrat pada kelompok obesitas berat yaitu 1,93 (0,56-3,39) ml/KgBB dengan batas aman risiko aspirasi yaitu <1,5 ml/KgBB. Kesimpulan: Pemeriksaan ultrasonografi lambung terbaik dilakukan pada posisi RLD dan dapat menggunakan metode elipsoid ataupun dua dimensional. Terdapat peningkatan volume residual lambung dua jam pasca konsumsi cairan karbohidrat yang melebihi batas aman risiko aspirasi pada kelompok obesitas berat.

Background: Obesity is known to have various long-term complications, one of which is delayed gastric emptying. This condition has quite serious implications, especially in perioperative conditions which can increases the risk of aspiration of gastric fluid into the airway. Gastric content assessment using ultrasonography is needed to assess perioperative gastric residual volume. Objective: To analyze the optimal examination position, the best gastric ultrasound measurement method and to compare the gastric residual volume two hours after administration of 12.5% maltodextrin fluid in obese and non-obese populations. Method: A total of 53 subjects participated in this study during the December 2023 to March 2024. This was a cross-sectional comparative study of gastric residual volume between obese and non-obese populations analyzed using the Mann-Whitney test. Results: There were no differences in the results of measuring the CSA diameter of the gastric antrum using the ellipsoid or two-dimensional method. There was a significant difference between the RLD examination position compared to supine position in assessing gastric residual volume (p < 0.05). The median residual volume of the gastric antrum two hours after consuming carbohydrate fluids in the severely obese group was 1.93 (0.56-3.39) ml/KgBW which exceed the safe limit for aspiration risk (<1.5 ml/KgBW). Conclusion: The best gastric ultrasound examination is carried out in the RLD position and can use both ellipsoid and two-dimensional method. There was significant increase in gastric residual volume two hours after carbohydrate fluids administration which exceeded the safe limit for risk aspiration in the severely obese group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiwi
"Ruang Lingkup dan Cara penelitian : Selama kehamilan, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang optimal diperlukan adaptasi ibu. Salah satu di antaranya terjadi perubahan kadar hormon pertumbuhan plasenta (hPGH), diduga akan menyebabkan kadar glukosa dan asam amino ibu meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kadar glukosa dan asam amino ibu dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan berat lahir normal (BBLN). Penelitian ini berupa studi eksploratif pada dua kelompok ibu hamil aterm (38 - 40 minggu). Kelompok I, 15 ibu hamil yang mempunyai taksiran berat janin antara 2000 - 2500 g. Kelompok II, ibu hamil yang mempunyai taksiran berat janin antara 2501 - 3500 g. Pengambilan percontoh darah dari vena kubiti ibu dan darah talipusat untuk pemeriksaan kadar glukosa dan asam amino total. Selain itu juga diukur berat plasenta. Dilakukan perbandingan nilai rata-rata antara dua kelompok dengan batas kemaknaan α = 5%.
Hasil dan Kesimpulan : Kadar glukosa serum ibu kelompok BBLR = 112,4 mg/dl. Kelompok BBLN = 110,93 mg/dl. Kadar asam amino serum ibu kelompok BBLR = 5,62 mg/dl. Kelompok BBLN = 4,45 mg/dl. Kadar glukosa serum talipusat (bayi) kelompok BBLR = 97,13 mg/dl, kelompok BBLN = 107,33 mg/dl. Kadar asam amino serum talipusat kelompok BBLR = 6,33 mg/dl, kelompok BBLN = 4,79 mg/dl. Berat plasenta BBLR = 416,66 g. Berat plasenta BBLN = 483,33 g. Kadar glukosa dan asam amino ibu dan bayi dengan berat lahir rendah tidak berbeda dengan berat normal.

Serum Levels Of Glucose And Amino Acids Of Mothers And Babies Of Low Birth Weight And NormalScope and Method of Study : During pregnancy, the mother supplies all essential nutrients for fetal growth and development. Maternal adaptations occur to meet the need of optimal fetal growth. Metabolic function changes represent one of the remarkable maternal adaptations. Maternal serum levels of glucose and amino acids increase as a result of the increasing serum levels of human placenta growth hormone (hPGH). The purpose of this study was to compare the glucose and amino acids levels in the serum of mothers with low birth weight (LBW) and normal birth weight (NBW) babies and the cord blood serum of the LBW and NBW babies. The method used in this study was exploration on two pregnant women groups of 38 - 40 weeks of pregnancy. The first group consisted of 15 pregnant women with LBW babies (2000 - 2500 g), and the second group was a group of 15 pregnant women who have NBW babies (2501 - 3500 g). Placenta weight were also taken.
Result and Conclusion : The result of the study showed that, the mean serum glucose level of mothers with LBW babies was 112.4 mg/dl, while that of mothers with NBW babies was 110,93 mg/dl. The mean serum amino acids level of mothers with LBW babies was 5.62 mg/dl, and that of mothers with NBW was 4.45 mg/dl. The mean glucose value in placental cord of LBW babies was 97.13 mg/dl, while that of NBW babies was 107.33 mg/dl. While the mean serum amino acids levels of LBW babies were 6.33 mg/dl, and that of NEW babies was 4.79 mg/dl, The mean placenta weights of LBW babies was 416.66 g and that of NBW babies was 483.33 mg/dl. There was no significant difference in serum levels of glucose and amino acids in both low birth weight and normal.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Fildza Fakhira
"Limbah biomassa merupakan sumber daya biologi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Limbah sekam padi mengandung selulosa dalam jumlah tinggi (34,4%). Glukosa dapat diperoleh melalui reaksi hidrolisis selulosa limbah biomassa yang telah terdelignifikasi. Glukosa dapat diubah menjadi berbagai bahan kimia bernilai tambah dimana salah satunya adalah FDCA. Pada penelitian ini, katalis NiO/ZSM-5 dan Mn3O4/ZSM-5 berpori hirarki disintesis untuk konversi glukosa menjadi FDCA melalui intermediet HMF dengan metode one pot. Substrat glukosa yang digunakan adalah komersil dan dari sekam padi. Katalis NiO/ZSM-5 dan Mn3O4/ZSM-5 berpori hirarki disintesis menggunakan metode templat ganda pada ZSM-5 yang diikuti dengan metode impregnasi basah secara spray dan dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, XRF, SEM-EDX Mapping, dan BET. Analisis XRD, XRF, dan SEM-EDX menunjukkan keberhasilan impregnasi NiO dan Mn3O4 pada ZSM-5 berpori hirarki. Rentang hasil persen konversi glukosa komersil adalah 40 – 44% setelah reaksi berlangsung selama 8 jam. Yield HMF dan FDCA tertinggi diperoleh menggunakan katalis Mn3O4/ZSM-5 masing-masing sebesar 3,11% dan 0,511 untuk reaksi setelah 4 dan 8 jam berturut-turut. Pada reaksi konversi glukosa dari sekam padi, yield HMF dan FDCA tertinggi juga diperoleh menggunakan katalis Mn3O4/ZSM-5 dengan masing-masing sebesar 0,0008% setelah 4 jam reaksi dan 0,147% setelah 8 jam reaksi.

Biomass waste is a biological resource that can be used as an energy source. Rice husk waste contains high amounts of cellulose (34.4%). Glucose can be obtained through the hydrolysis reaction of delignified cellulose waste biomass. Glucose can be converted into various value-added chemicals, including FDCA. This study synthesized hierarchical porous NiO/ZSM-5 and Mn3O4/ZSM-5 catalysts to convert glucose to FDCA through HMF intermediates using the one-pot method. The glucose substrate used is commercial and made from rice husks. Hierarchical porous NiO/ZSM-5 and Mn3O4/ZSM-5 catalysts were synthesized using the double template method on ZSM-5 followed by the wet spray impregnation method and characterized by XRD, FTIR, XRF, SEM-EDX Mapping, and BET. XRD, XRF, and SEM-EDX analysis showed the successful impregnation of NiO and Mn3O4 on hierarchical porous ZSM-5. The commercial glucose conversion percentage yield range is 40 – 44% after the reaction takes place for 8 hours. The highest yields of HMF and FDCA were obtained by Mn3O4/ZSM-5, respectively, 3.11% after 4 hours of reaction and 0.511% after 8 hours of reaction. In the conversion reaction of glucose from rice husk, the highest yields of HMF and FDCA were obtained by Mn3O4/ZSM-5 with 0.0008% after 4 hours of reaction and 0.147% after 8 hours of reaction, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Firdauzi Ruslan
"Sensor elektrokimia non-enzimatis glukosa berbasis logam nikel dibuat secara elektrodeposisi menggunakan larutan NiCl2 5 mM dalam buffer asetat pH 5 0,1 M pada elektroda Glassy Carbon (GCE). Elektrodeposisi dilakukan dengan potensial -1,376 V vs Ag/AgCl dengan variasi waktu deposisi selama 60, 180, dan 300 s. Lama waktu deposisi mempengaruhi jumlah deposit pada permukaan GCE yang diketahui dengan metode SEM dan jumlah logam Ni diketahui dengan metode EDS. Elektroda GCE terdeposisi nikel selama 300 s (Ni-GCE 300 s) mampu mendeteksi glukosa dengan teknik voltametri siklik kisaran konsentrasi 0,099-0,909 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9982 dan kemiringan sebesar 138,2. Ni-GCE 300 s mampu juga mendeteksi glukosa kisaran 0,999-9,9 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9814 dan kemiringan sebesar 257,89. Ni-GCE 300 s memiliki Repeatabilitas yang baik dimana pada pengukuran 0,909 mM glukosa menghasilkan nilai RSD (n=10) sebesar 0,58 %. Kestabilan Ni-GCE 300 s cukup baik untuk pengukuran glukosa 0,909 mM dengan rentang waktu 12 hari dengan respon arus kisaran 750-800 μA. Dari segi sensitifitas, Ni-GCE 300 s mengalami penurunan arus ketika mendeteksi glukosa 0,099 mM dengan penambahan asam askorbat dan fruktosa pada konsentrasi yang sama dan 1:10 dari glukosa.

Electrochemical non-enzimatic glucose sensor based on nickle metal was made by electrodeposition using NiCl2 5 mM in acetic buffer pH 5 0,1 M solution on Glassy Carbon electrode (GCE). Electrodeposition potential was set on -1,376 V vs Ag/AgCl with varying deposition time of 60, 180, and 300 s. Deposition time affects the amount of deposit at the electrode surface that was analyzed using SEM method and nickle composition was analyzed using EDS method. GCE electrode deposited with nickle for 300 s (Ni-GCE 300 s) can detect glucose using cyclic voltammetry technique with a range of 0,099-0909 mM concentration with a linearity of R2= 0,9982 and a slope of 138,2. Ni-GCE 300 s can also detect glucose with a range of 0,999-9,9 mM concentration with a linearity of R2=0,9814 and a slope of 257,89. Ni-GCE 300 s have a good reproducibillity for detecting 0,909 mM of glucose and gives a RSD (n=10) value of 0,58%. Ni-GCE stabillity was good for detecting 0,909 mM of glucose with a time range of 12 days that gives a current response range of 750-800 μA. In sensitivity, Ni-GCE 300 s experienced on decreasing current response while detecting 0,099 mM of glucose from addition of ascorbic acid and fructose with a same and 1:10 of glucose concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Chryseabacterium indolognes ID6004 has ability to produce protease.Its growth and activiyi of proteolytic enzyme are influenced by carbon source (sugar) and notrogen source (Yeats extract0 which presumably to be repressor
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardika Raydhi Pradipta
"Ester asam lemak glukosa dapat disintesis secara enzimatis menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C. 3.1.1.3 yang terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4- kitosan. Nanopartikel Fe3O4-kitosan disintesis menggunakan metode kopresipitasi, kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red), TEM (Transmission Electron Microscopy), dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer), dan FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). Sintesis ester dilakukan dalam pelarut organik berbeda, yaitu metil isobutil keton dan t-butanol. Proses imobilisasi lipase dilakukan dengan menggunakan bantuan agen pengikat silang glutaraldehida. Persen loading imobilisasi lipase diperoleh sebesar 68,15%. Aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi didapat sebesar 4,87 U/mg, dengan aktivitas spesifik lipase sebesar 1,39 U/mg dan efisiensi imobilisasi sebesar 3,52%. Pada penelitian dilakukan variasi rasio substrat dan waktu reaksi untuk mengetahui kondisi reaksi yang menghasilkan persen konversi tertinggi. Diperoleh kondisi reaksi terbaik pada rasio substrat 1:30 dan waktu reaksi selama 16 jam untuk kedua pelarut. Reaksi esterifikasi menggunakan pelarut metal isobutyl keton (MIBK) relatif menghasilkan persen konversi lebih besar dari tbutanol. Pada kondisi optimum, diperoleh hasil sebesar 12,83% untuk MIBK dan 12,03% untuk t-butanol menggunakan enzim terimobilisasi. Pada pengunaan lipase bebas diperoleh persen konversi sebesar 17,62% untuk pelarut t-butanol, dan 18,07% untuk MIBK.
Glucose fatty acid esters can be synthesized enzimatically using immobilized Candida Rugosa lipase E.C. 3.1.1.3 on nanoparticle Fe3O4-chitosan. Nanoparticle Fe3O4-chitosan were synthesized using co-presipitation method, and then characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red), TEM (Transmission Electron Microscopy), dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer), dan FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). Different organic solvents was used for esterification, which was t-butanol and Methyl isobutyl ketone. Glutaraldehyde was used as cross linking agent to aid the process of lipase immobilization. Lipase was successfully immobilized with loading capacity of 68.15%. The obtained lipase hydrolysis activity was 4,87 U/mg, with immobilization efficiency value of 3.52%. In this research, substrate ratio and incubation time parameters were variated. The best condition of reaction was obtained with substrate ratio of 1:30 and 16 hours of incubation time with both solvents. Esterification using methyl isobutyl ketone (MIBK) as solvents was found relatively has higher conversion rather than using t-butanol. The obtained result for MIBK was 12.83% and 12,03% for t-butanol in esterificarion using immobilized enzyme at the optimum conditions. The conversion percentage value obtained for esterification using free lipase was 17,62% in t-butanol and 18,07% in MIBK."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>