Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemal Aulia Ibrahim
"Penelitian ini mengeksplorasi cara pengetahuan diciptakan melalui penggunaan media sosial oleh Unit Hubungan Masyarakat di Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, dengan fokus pada Instagram, Website, dan Youtube, yang  semuanya diunduh pada bulan Mei 2023. Meskipun Sekolah Kajian Stratejik dan Global telah menggunakan media sosial sebagai saluran penting untuk menyebarluaskan informasi, terutama hasil dari seminar dan kuliah umum, namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan di unit tersebut belum sepenuhnya memahami bagaimana media sosial berperan dalam proses penciptaan pengetahuan.

This research examines the mechanism of knowledge generation via social media platforms by the Public Relations Unit of Universitas Indonesia's School of Strategic and Global Studies. Information was gathered through observations and interviews, primarily focusing on Instagram, Website, and Youtube, which were all accessed in May 2023. While the School of Strategic and Global Studies has relied on social media as a significant avenue for spreading information, particularly findings from seminars and public lectures, the study's findings suggest that the individuals within the unit lack comprehensive understanding of the role social media serves in the process of knowledge creation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rayna Shula Azzahra Amry Sirat
"Latar Belakang : Di era modern, media sosial telah dimanfaatkan oleh populasi dewasa muda untuk mengakses, memperoleh, dan berbagi informasi kesehatan. Literasi kesehatan oral, frekuensi penggunaan media sosial, dan efikasi diri merupakan faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi intensi perilaku. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri dengan intensi perilaku terkait media sosial. Metode : Studi cross-sectional menggunakan kuesioner online pada 361 mahasiswa Universitas Indonesia yang pernah terpapar dengan informasi kesehatan gigi dan mulut di media sosial. Hasil : hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri memiliki korelasi yang bermakna secara statistik (p < 0,05) terhadap intensi perilaku terkait media sosial. Usia juga memiliki korelasi yang bermakna secara statistik dengan literasi kesehatan oral dan efikasi diri, serta pengalaman penggunaan media sosial memiliki korelasi bermakna dengan penggunaan media sosial dan efikasi diri. Namun kedua variabel usia dan pengalaman penggunaan media sosial tersebut bukan merupakan faktor yang memoderasi efek literasi kesehatan oral dan penggunaan media sosial terhadap efikasi diri. Kesimpulan : Literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi perilaku. Responden dengan segmen usia yang lebih muda menunjukkan literasi kesehatan oral dan efikasi diri yang lebih baik serta pengalaman penggunaan media sosial yang positif juga menunjukkan frekuensi penggunaan media sosial dan tingkat efikasi diri yang lebih tinggi.

In the modern era, social media has been used by young adults to access, acquire, dan share health informations. Oral health literacy, social media use, and self-efficacy are essential factors that may influence health behavioral intention. Tujuan : To learn the association of oral health literacy, social media use, and self-efficacy with health behavioral intention regarding social media. Metode : A cross-sectional study using online questionnaire of 361 University of Indonesia students who were exposed with oral health information in social media. Hasil : Spearman correlation test shown that oral health literacy, social media use, and self-efficacy have statistically significant correlations (p < 0,05) with health behavioral intention regarding social media. Age also has statistically significant correlation with oral health literacy andn self-efficacy, as well as social media experience has statistically significant correlation with social media use and self-efficacy. However, both age and social media experience were not moderating factors for the effect of oral health literacy and social media use on self-efficacy. Kesimpulan : Oral health literacy, social media use, and self-efficacy were factors which infleunce health behavioral intention. Respondents in the younger age segment shows better oral health literacy and self-efficacy. Moreover, positive social media experience shows higher frequency of social media use and self-efficacy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Alief Aurum
"Penelitian berikut merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dan religiusitas dengan toleransi. Penelitian ini menggunakan konsep social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiusitas (El-Menouar, 2014), dan toleransi (Vogt, 1997). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei, sementara penarikan sampel menggunakan quota sampling dengan mempertimbangkan proporsi jumlah mahasiswa di setiap fakultas dan persentase jenis kelamin. Survei dilaksanakan secara daring kepada muslim generasi Z dengan rentang usia 17-23 tahun pada Universitas Indonesia melibatkan seluruh empat belas fakultas. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan toleransi, namun terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel religiusitas dengan variabel toleransi, bahkan hubungannya termasuk ke dalam kategori moderate correlation (hubungan sedang). Namun, dalam variabel toleransi, hubungan negatif yang signifikan hanya terjadi antara religiusitas dengan dimensi moral tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang privat), bukan pada political tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang publik) dan social tolerance (toleransi terhadap keberadaan orang lain). Hubungan negatif yang signifikan tersebut memiliki lokus di toleransi ranah privat, bukan publik dan keberadaan orang lain.

This study is quantitative research with a purpose to find a relation between social media uses and religiosity with tolerance. Using social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiosity (El-Menouar, 2014), and tolerance (Vogt, 1997). Data collecting method used in this study is survey and sampling used is quota sampling based on proportion of student in each faculty and percentage of sex. The survey is conducted by spreading an online questionnaire to Moslem Gen-z (age ranges from 17 to 23 years old) from all of faculties in University of Indonesia. The result of this study proved that there is no significant correlation between social media uses and tolerance. However, there is a negative significant correlation between religiosity and tolerance. The negative significant correlation only occured between religiosity and moral tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere). Meanwhile, correlation between religiosity to political tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere) and social tolerance dimension (tolerance of people’s states of being) has no negative significant correlation. The locus of the negative and significant correlation is in the private sphere, not in the public sphere and people’s state of being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavya Christianty L
"Media sosial merupakan sarana dalam membentuk suatu komunitas secara tidak langsung atau sering disebut daring. Penggunaan media sosial secara berlebihan dan tinggi dapat berakibat buruk terhadap kualitas tidur. Kualitas tidur bagian yang paling utama dalam 14 kebutuhan dasar manusia. Kualitas tidur yang buruk dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa FIK-UI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel mahasiswa dipilih menggunakan Stratified random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK-UI reguler 2019, 2020, 2021, dan ekstensi 2021 dengan jumlah 202 orang. Instrumen yang digunakan adalah Social Media Use Questionnaire (SMUQ) untuk penggunaan media sosial dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dengan hasil usia rata-rata pada penelitian ini yaitu 21 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan (96%) laki-laki (4%). Pada penelitian ini terdapat penggunaan media sosial tinggi sebanyak 59,9% dan rendah 41,1%. Hasil kualitas tidur menunjukkan kualitas tidur baik 86,6% dan buruk 13,4%. Analisis data bivariat menggunakan uji statistic chi square dengan hasil p value=0,001, OR= 4,119 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 FIK-UI.

Social media is kind of tool for creating some communities indirectly or often called online. Excessive and high use of social media can bring the negative impact on sleep quality. Sleep quality is the most important part of the 14 basic human needs. Poor sleep quality can impact the daily activities. This study aims to identify the relationship between social media use and sleep quality in FIK-UI students. This study uses a correlative analytic research design with a cross-sectional approach. The sample was selected using Stratified random sampling. The sample in this study were regular FIK-UI students in 2019, 2020, 2021, and the 2021 extension with a total of 202 people. The instruments used were the Social Media Use Questionnaire (SMUQ) for social media use and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) for sleep quality. Univariate data analysis used frequency distribution and percentage with the result that the average age in this study was 21 years, and the majority were female (96%) and male (4%). In this study, there was a high use of social media as much as 59.9% and 41.1% low. The results of sleep quality showed good sleep quality at 86.6% and 13.4% bad. Bivariate data analysis using the chi-square statistical test with the result p value = 0.001, OR = 4,119 states that there is a significant relationship between the use of social media and sleep quality in FIK-UI undergraduate students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ecep Suwardaniyasa
"Penelitian ini ingin menganalisis migrasi atau pergeseran gerakan pelaku teror di Indonesia mulai dari perencanaan, propaganda, perekrutan, pendanaan, konsolidasi dan pelatihan, dari cara-cara konvensional ke cara-cara digital dengan memanfaatkan media baru (new media). Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dalam riset ini adalah bagaimana pengalaman, teknik dan metode yang digunakan para pelaku teror, serta migrasi gerakan terorisme itu sendiri, dari cara- cara konvensional ke penggunaan media baru (new media)/konvergen. Permasalahan penelitian ini dibedah dengan menggunakan teori media dan media baru, teori radikalisme, teori social movement, konsep terorisme, konsep globalisasi dan konsep migrasi. Penelitian ini menggunakan beberapa model analisis, yaitu pendekatan fenomenologi, studi kasus, dan analisis teks. Dalam pendekatan fenomenologi, kuesioner digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman individu yang terlibat dalam gerakan terorisme. Dalam studi kasus, memfokuskan pada beberapa kasus teror di Indonesia yang dilakukan melalui cara-cara konvensional hingga bermigrasi melalui media baru/kovergen. Sedangkan dalam analisis teks, peneliti memeriksa berbagai teks yang tersebar di berbagai media mainstream dan platform sosial media, untuk memahami dan memetakan bagaimana keenam aspek gerakan teror tadi; perencanaan, propaganda, perekrutan, pendanaan, konsolidasi, hingga pelatihan dilakukan. Selain itu, semua hasil wawancara dan riset dari narasumber para pelaku teror, penulis ekstrak melalui analisis sofware deedose. Tujuannya untuk memetakan pola migrasi secara nyata dari model konvensional (cara-cara lama) ke model digital (cara-cara baru) dengan memanfaatkan media baru. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keenam aspek gerakan teroris berubah dari cara lama ke cara baru, mulai dari perencanaan, propaganda, perekrutan, pendanaan, konsolidasi dan pelatihan melalui Google, YouTube, dan internet archive yang mereka produksi dan kemudian diviralkan melalui sosial media. Riset ini merekomendasikan pihak berwajib untuk memahami trend penggunaan media baru oleh para pelaku teror dan memperkuat deteksi dini aparat untuk menanggulanginya, serta meningkatkan literasi digital masyarakat agar mampu memilah informasi yang benar agar terhindar dari propaganda terorisme.

This research aims to analyze the migration or shift in the movement of terror perpetrators in Indonesia starting from planning, propaganda, recruitment, funding, consolidation and training, from conventional methods to digital methods by utilizing new media. The research questions to be answered in this research are the experiences, techniques and methods used by terror perpetrators, as well as the migration of the terrorist movement itself from conventional methods to the use of new/convergent media. This research problem is dissected using media and new media theory, radicalism theory, social movement theory, the concept of terrorism, the concept of globalization and the concept of migration. This research uses several analytical models, namely phenomenological approaches, case studies, and text analysis. In the phenomenological approach, questionnaires are used to explore the experiences of individuals involved in terrorist movements. In the case study, it focuses on several terror cases in Indonesia which were carried out through conventional methods and migrated through new/convergent media. Meanwhile, in text analysis, researchers examined various texts spread across various mainstream media and social media platforms, to understand and map the six aspects of the terrorist movement; planning, propaganda, recruitment, funding, consolidation and training were carried out. Apart from that, the author extracted all the results of interviews and research from sources from terror perpetrators through deedose software analysis. The aim is to map real migration patterns from conventional models (old ways) to digital models (new ways) by utilizing new media. Research findings show that the six aspects of the terrorist movement changed from the old way to the new way, starting from planning, propaganda, recruitment, funding, consolidation and training through Google, YouTube and internet archives which they produced and then made viral through social media. This research recommends that the authorities understand the trend in the use of new media by terror perpetrators and strengthen early detection by authorities to deal with it, as well as increasing the digital literacy of the public so they are able to sort out the correct information to avoid terrorism propaganda."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Nugraha Handi Putra
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana peran modal sosial dalam membentuk pola penggunaan media sosial yang berimplikasi terhadap perasaan terisolasi sosial. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menemukan hasil yang kontradiktif mengenai bagaimana implikasi media sosial terhadap perasaan terisolasi sosial. Hasil pertama menemukan media sosial dapat membuat masyarakat menjadi semakin merasa terisolasi sosial dan hasil kedua menemukan media sosial dapat mengurangi perasaan terisolasi sosial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif studi kasus dalam mengumpulkan data. Hasil studi menunjukkan bahwa perasaan terisolasi sosial sudah dirasakan mahasiswa sebelum menggunakan media sosial. Lalu, implikasi dari penggunaan media sosial terhadap perasaan terisolasi sosial dapat berbeda tergantung modal sosial yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa dengan bonding social capital yang tinggi cenderung memiliki penggunaan media sosial yang aktif bermakna hingga dapat mengurangi perasaan terisolasi sosial. Sedangkan, mahasiswa bonding social capital-nya rendah cenderung memiliki penggunaan media sosial yang pasif tidak bermakna, hingga menimbulkan perasaan terisolasi sosial yang semakin tinggi.

The purpose of this study is to explain how the role of social capital in shaping patterns of social media use has implications for perceived social isolation. Previous studies have found contradictory results regarding the implications of social media on perceived social isolation. The first result found that social media can make people feel more socially isolated and the second result found that social media can reduce feelings of social isolation. This research applies a case study qualitative approach to collecting data. The results of the study show that perceived social isolation exist before using social media. Then, the implications of using social media on perceived social isolation can differ depending on the social capital possessed by students. Students with high bonding social capital tend to have significant active use of social media so that it can reduce perceived social isolation. Meanwhile, students with low bonding social capital tend to have meaningless passive use of social media, thus causing a higher feeling of social isolation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Ditriya Yulistiana
"Akses terhadap pasar global yang dihasilkan dari teknologi internet adalah sebuah kesempatan bagi perusahaan asing untuk mengenalkan produknya kepada khalayak yang lebih besar. Kesempatan tersebut dapat diraih melalui strategi globalisasi, yaitu dengan mendistribusikan produk yang sama dan mengkomunikasikannya secara seragam ke semua negara tujuan. Namun, pergerakan industri di seluruh dunia yang membuat konsumen tak lagi merasakan koneksi terhadap produk memicu perubahan strategi untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan target khalayak. Strategi ini disebut dengan glokalisasi yang dilakukan dengan membedakan cara komunikasi produk di masing-masing negara walaupun distribusi produknya sama. Proses penerapan strategi glokalisasi tersebut dapat dijelaskan melalui teori hibridisasi budaya yang mengatakan bahwa di dalam proses komunikasi yang dilakukan perusahaan asing terjadi peleburan antara budaya global yang dibawa produk dengan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Tulisan ini akan menganalisis bagaimana Netflix menggunakan pendekatan glokalisasi dan hibridisasi budaya dalam mempromosikan produknya di Indonesia menggunakan strategi pemasaran media sosial di platform Instagram. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam konten Instagram, Netflix mengakomodasi budaya lokal seperti bahasa, makanan, dan hiburan populer yang ada di Indonesia. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa Netflix menggunakan tokoh lokal yang familiar bagi masyarakat Indonesia untuk merepresentasikan produk melalui konten yang didistribusikan.

Access to global markets resulting from internet technology is an opportunity for foreign companies to introduce their products to a larger audience. This opportunity can be achieved through a globalization strategy that distributes the same product and communicates it uniformly to all target markets. However, the movement of industries around the world that makes consumers feel no longer connected to products has triggered a change in strategy to adapt to consumers. This strategy is called glocalization, which differentiates the communication of products in different target market even though the products are distributed uniformly. The implementation of the glocalization strategy can be explained through the cultural hybridization theory which states that in the communication process, there is a fusion between the global culture brought by the product with the local culture owned by the community. This essay will analyze how Netflix uses the glocalization and cultural hybridization approach in promoting its products in Indonesia using social media marketing on Instagram. The result of the analysis conducted shows that in its social media content, Netflix accommodates local culture such as language, food, and popular entertainment. Netflix also uses local figures who are familiar to the community to represent products through distributed content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Irma Putri
"Generasi terbaru mahasiswa dibentuk oleh mereka yang dididik dan dibesarkan di tengah teknologi. Penggunaan media sosial telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan mahasiswa adalah termasuk golongan yang menggunakan media sosial dengan antusias. Oleh karena itu, perlu untuk menganalisis bagaimana prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh penggunaan media sosial tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan kepada 100 mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia pengguna media sosial dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dari penelitian ini diolah menggunakan SPSS versi 26 dengan analisis regresi linier. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penggunaan media sosial memiliki pengaruh yang lemah terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Yogaprasetyo
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika dramaturgi dalam penggunaan media sosial Path pada mahasiswa Universitas Indonesia. Media sosial merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-sehari pada masa ini. Salah satu perkembangan media sosial adalah munculnya media sosial Path. Saat ini, Path merupakan media sosial yang populer dan digunakan oleh berbagai kalangan, terutama kaum muda atau mahasiswa. Telah terjadi perubahan interaksi pada masyarakat di era media sosial. Perubahan interaksi langsung menjadi interaksi virtual yang dilakukan melalui media sosial turut menjadikan perubahan proses dramaturgi di era media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam informan, observasi di dunia nyata, observasi di media sosial Path, dan survei ringkas. Berdasarkan hasil survei, mahasiswa Universitas Indonesia secara umum merupakan tipe pengguna media sosial Path ?Socializers?. Penelitian ini juga menemukan bahwa terjadi proses dramatugi yaitu berubahnya batasan antara front stage dan backstage, yang secara spesifik disebut sebagai the forefront of the backstage, melalui interaksi virtual di media sosial Path.

This research discusses the dynamics of dramaturgy in the usage of Path, a platform of social media, among students of Universitas Indonesia. Social media is a product of the technological advancement that nowadays cannot be separated from everyday life. The emergence of Path marks a phase of evolution of social media. Now, Path is one of the more popular social media, and it reaches all kinds of social groups, especially to those who are in young age or are in college. There has been a change in interaction among people in this era of social medias. The change from direct interactions through social media has also brought a change in the process of dramaturgy. This research used qualitative methods with in-depth interviews; observations on real world and virtual world of social media Path; and quick survey. According to the survey, the students of Universitas Indonesia in general are ?Socializers? type of Path user. This research also found that there is a process of dramaturgy, that is a shift of borders between the front stage and the backstage, specifically called as the forefront of the backstage, following the virtual interaction on Path."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Widharini Liatna
"Saat ini sudah banyak layanan video-on-demand (VoD) yang tersedia, salah satunya Netflix. Ketatnya persaingan dalam industri layanan V oD membuat Netflix terus berupaya mempertahankan hubungan dengan para pelanggannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Netflix Indonesia menciptakan dan membangun consumer engagement, serta penerapan humor appeal strategy pada kanal media sosialnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Netflix Indonesia melakukan social media marketing dengan memanfaatkan kanal media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter, mengunggah dua jenis konten (informatif dan menghibur), dan memperhatikan dua format kreatif konten (vividness dan interactivity) untuk membangun consumer engagement. Selain itu, penerapan humor appeal strategy juga dilakukan Netflix Indonesia dalam bentuk caption dan meme yang bersifat menghibur. Cara- cara yang dilakukan Netflix dapat dilakukan merek untuk mulai menciptakan dan membangun keterlibatan dengan pelanggan melalui media sosial.

Currently, there are many video-on-demand (VoD) services available, one of which is Netflix. The intense competition in the VoD service industry makes Netflix continue to strive to maintain relationships with its customers. This study aims to see how Netflix Indonesia creates and builds consumer engagement, as well as applies a humor appeal strategy to its social media channels. The methods used in this research are literature study and content analysis. The results show that Netflix Indonesia carries out social media marketing by utilizing Facebook, Instagram, and Twitter, uploading two types of content (informative and entertaining), and focusing on two creative formats (vividness and interactivity) to build consumer engagement. In addition, Netflix Indonesia also implements humor strategies in the forms of entertaining captions and memes. The methods that Netflix uses can also be applied for brands when creating and building engagement with customers through social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>