Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miftah Adityagama
"Latar Belakang: Nocturia adalah kondisi urologi di mana individu lebih sering buang air kecil pada malam hari dan ini mempengaruhi kedua jenis kelamin. Klinisi sering menggunakan kuesioner untuk mendiagnosis nocturia, namun, beberapa pertanyaan yang telah divalidasi berada dalam bahasa Inggris. Studi ini mengevaluasi validitas dari Kuesioner Konsultasi Internasional tentang Inkontinensia – Nokturia (ICIQ-N) pada pasien di Indonesia
Metode: Dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Inggris-Indonesia) menerjemahkan kuesioner ICIQ-N dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Terjemahan balik dilakukan oleh dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Indonesia-Inggris), dan penulis meninjau semua terjemahan yang mengarah pada terjemahan akhir dalam bahasa Indonesia. Alih- alih terjemahan linguistik, teknik ini memastikan terjemahan intelektual yang menyeluruh dan tidak ambigu. ICIQ-N yang telah diterjemahkan disajikan dua kali kepada subjek, dengan jarak dua minggu, untuk memverifikasi kuesioner tersebut. Validitas dan reliabilitas respons kemudian diselidiki. Analisis Pearson and Cronbach’s alpha digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas.
Hasil: Nilai korelasi R-Pearson berkisar dari 0,933 hingga 1 (p:0,001). Item-item kuesioner ICIQ-N yang telah diterjemahkan ditemukan memiliki reliabilitas dengan nilai Cronbach's alpha sebesar 0,994 (>0,6).
Kesimpulan: Versi bahasa Indonesia ICIQ-N yang dibuat untuk studi ini valid dan reliabel, sehingga, ini dapat digunakan sebagai alat diagnostik pada populasi di Indonesia.

Introduction: Nocturia is a urological condition in which individuals urinate more frequently than usual at night and it affects both genders. The clinician frequently uses questionnaires to diagnose nocturia however, some validated questions were in English. This study evaluated the validity of the International Consultation on Incontinence Questionnaire – Nocturia (ICIQ-N) in Indonesian patients.
Methods: Two certified bilinguals (English-Indonesian) translated the ICIQ-N questionnaire from English to Indonesian. The reverse translation was done by two certified bilingual (Indonesian-English) translators, and the writers reviewed all of the translations leading to the final Indonesian translation. Instead of a linguistic translation, this technique ensured a thorough and unambiguous intellectual translation. The translated ICIQ-N was presented twice to the subjects, two weeks apart, to verify the questionnaire. The responses' validity and reliability were then investigated. Pearson and Cronbach’s alpha analysis were used to determine validity and reliability.
Result: The r-Pearson correlation values ranged from 0.933 to 1 (p:0.001). The translated ICIQ-N questioner items were found to be reliable with a Cronbach's alpha of 0.994 (>0.6).
Conclusion: The ICIQ-N Indonesian version generated for this study is valid and reliable. As a result, it may be utilized as a diagnostic tool in Indonesian population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Nocturia : causes, consequences and clinical approaches is the first volume exclusively on the topic of nocturia and is designed to be a comprehensive treatise on the subject. The volume is organized into 11 chapters first introducing and defining nocturia and its impact to patients and society, followed by chapters dealing with predictors and risk factors, relationship to sleep disorders; overactive bladder; and water homeostasis. Therapeutic areas addressing nocturia are covered in specific chapters and include pharmacotherapy affecting the bladder, prostate and kidneys as well as behavioral therapy and surgical intervention. Separate chapters are devoted to alternative therapies as well as the impact of nocturia in the elderly. The volume closes with a chapter presenting avenues for future investigation into the etiology and management of nocturia. Clinical case scenarios inclusive of figures and tables illuminate the evaluation and management of patients with nocturia.
"
New York: Springer, 2012
e20426275
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syifana Hanan
"Penelitian ini membahas mengenai konsultasi kesehatan mental bagi pekerja yang dilakukan oleh Konsultan S sebagai penyedia jasa layanan kesehatan mental. Urgensi dari dilakukannya penelitian ini berangkat dari adanya peningkatan masalah pekerja, terutama terkait masalah kesehatan mental di tempat kerja. Konsultasi kesehatan mental menjadi salah satu pilihan dalam memberikan bantuan bagi pekerja untuk mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja sehingga dapat mencapai kesejahteraan pekerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni tahun 2023 melalui studi literatur dan wawancara mendalam dengan 1 orang Chief Executive Officer dan 1 orang Chief Operating Officer, di mana keduanya juga berperan sebagai konsultan dalam layanan konsultasi kesehatan mental. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan konsultasi kesehatan mental, Konsultan S berperan sebagai profesional (expert) yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam mendiagnosis masalah klien, memberikan informasi yang tidak tersedia sebelumnya, serta memberikan dukungan emosional. Klien utama pada konsultasi adalah pekerja, yang meliputi karyawan dan guru. Model konsultasi kesehatan mental yang dilaksanakan oleh Konsultan S adalah model the purchase of information or expertise, di mana klien yang meminta bantuan kepada konsultan telah mengetahui kondisi dan masalah, serta layanan apa yang dapat disediakan oleh konsultan untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Tipe konsultasi yang diberikan Konsultan S berfokus pada 1) penyelesaian kasus pada consultee (consultee-centered case consultation) dan 2) penyelesaian kasus pada klien dari consultee (client-centered case consultation). Signifikansi penelitian ini adalah terungkapnya perbedaan proses konsultasi kesehatan mental yang dilakukan Konsultan S dengan konsultasi dalam pekerjaan sosial, di mana output implementasi tidak hanya sebatas nasihat, tetapi juga berlanjut hingga terlibat dalam memberikan layanan seminar kesehatan mental yang dapat mengatasi masalah consultee. Kebermanfaatan hasil penelitian ini bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah tentang tipe dan proses konsultasi dalam mata kuliah Teori dan Teknik Supervisi dan Konsultasi.

This research discusses the implementation of mental health consultations for workers conducted by Consultant S as a mental health service provider. The urgency of conducting this research departs from the increasing problems of workers, especially related to mental health problems in the workplace. Mental health consultations an alternative option in providing assistance for workers to overcome mental health problems in the workplace so as to achieve worker well-being. This research was conducted using a descriptive type of qualitative research method. Data were collected from March to June 2023 through literature review and in-depth interviews with 1 Chief Executive Officer and 1 Chief Operating Officer, both of whom also act as consultants in mental health consultations services. The informants were selected using purposive sampling technique. The results showed that in carrying out mental health consultations, Consultant S acts as a professional (expert) who has the knowledge and expertise in diagnosing client problems, providing information that was not previously available, and providing emotional support. The primary clients are workers, which include employees and teachers. The mental health consultation model implemented by Consultant S is the purchase of information or expertise model, where the client seeking assistance from the consultant already knows the condition and problem, as well as what services the consultant can provide to help overcome the problem. Furthermore, the type of consultation provided focuses on 1) consultee-centered case consultation and 2) client-centered case consultation. The significance of this research is revealing of differences between Consultant S's mental health consultation process and social work consultation, where the output of the implementation was not only limited to advice, but also continued to be involved in providing mental health seminar services that could overcome the consultee's problems. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the theme of the type and process of consultation in the Theory and Techniques of Supervision and Consultation course."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ciptadi Putra
"Pendahuluan dan tujuan: Inkontinensia urin merupakan masalah umum pada anak-anak, dengan prevalensi berkisar antara 6-20%. Pediatric Incontinence Questionnaire (PINQ) telah dikembangkan untuk menilai kualitas hidup anak-anak dengan inkontinensia urin dan telah diadaptasi dan divalidasi ke dalam 20 bahasa. Namun, belum diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai realibilitas dan validitas PINQ.
Metode: PINQ diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh 2 orang dokter (1 ahli urologi anak dan 1 ahli urologi fungsional) dan 1 penerjemah tersertifikasi. 110 subjek berusia 6 hingga 18 tahun mengisi PINQ-ID dua kali, pada kunjungan awal dan dua minggu setelahnya. Reliabilitas konsistensi internal dinilai dengan menghitung Cronbach. Reliabilitas tes-tes ulang diukur dengan menggunakan koefisien Intra Class Correlation (ICC) untuk ukuran tunggal. Validitas kuesioner dihitung dengan mengukur koefisien korelasi Pearson terhadap total skor PINQ-ID. Variabel sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis inkontinensia) dan skor PINQ-ID dievaluasi korelasinya menggunakan ANOVA univariat, uji t independen, dan koefisien korelasi Spearman. Semua tes dilakukan dengan nilai p standar 2-tailed 0,05.
Hasil: Kuesioner PINQ terdiri dari 20 pertanyaan, masing-masing meminta subjek untuk memilih skor dari 1 hingga 5 sesuai dengan keluhannya. Skor minimal yang dapat dilaporkan adalah 20, sedangkan skor maksimum adalah 100. Pada subjek kami, skor total rata-rata untuk PINQ-ID masing-masing adalah 33,78 dan 32,32 di T0 dan T1. Perbedaan antara rata-rata ini tidak signifikan secara statistik (Tabel 1). Tidak ada perbedaan skor rata-rata antara subjek pria dan wanita pada kedua titik waktu (nilai p > 0,05). Tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan skor PINQ-ID (p 0,014). Koefisien korelasi Pearson antara 0,284 dan 0,778 dengan korelasi yang signifikan.
Kesimpulan: Studi kami mengungkapkan kelayakan, validitas, dan reliabilitas PINQ-ID yang sangat baik secara keseluruhan. Namun, beberapa item pada PINQ-ID, terutama yang berkaitan dengan relevansi klinisnya dengan budaya Indonesia, dapat memerlukan studi yang lebih lanjut.

Introduction and Objectives: Urinary incontinence is a common problem in children, with prevalences range between 6-20%. Pediatric incontinence questionnaire (PINQ) has been developed to assess quality of life children with urinary incontinence and has been adapted and validated into 20 languages. However, it has not been adapted into Bahasa Indonesia. This study aims to asses realibility and validity of PINQ.
Method: PINQ was adapted and translated into Bahasa Indonesia by 2 physicians (1 paediatric urologist and 1 functional urologist) and 1 sworn translator. 110 subjects aged 6 to 18 years old filled PINQ-ID twice, at initial visit and two weeks after. Internal consistency reliability was assessed by calculating Cronbach’s 𝛼. Test-retest reliability was measured using intra class correlation coefficient (ICC) for single measure. Validity of questionnaire was calculated by measuring Pearson correlation coefficient to total PINQ-ID score. Sociodemographic variables (gender, level of education, and type of incontinence) and PINQ-ID score were evaluated for correlation using univariate ANOVA, independent t-test, and Spearman correlation coefficient. All tests were performed with 2-tailed predefined p-value 0.05.
Results: The PINQ questionnnaire consists of 20 questions, each requiring the subject to choose a score from 1 to 5 according to their complaints. The minimal score that could be reported is 20, whilst the maximum score was 100. In our subjects, the mean total score for PINQ-ID were 33,78 and 32,32 at T0 and T1 respectively. The difference between these means was not statistically significant. There was no difference in the mean score between male and female subjects at both time points (p value > 0.05). Level of education had significant correlation with PINQ-ID score (p 0.014). Pearson correlation coefficient was between 0,284 and 0,778 with significant correlation.
Conclusion: Our study revealed overall excellent PINQ-ID feasibility, validity, and reliability. However, several items on the PINQ-ID, especially in relation to their clinical relevance to the Indonesian culture and setting, may require further exploration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fatin
"Inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia. Lansia mengalami penurunan fungsi sistem tubuh salah satunya adalah perkemihan. Permasalahan ini dapat ditangani dengan berbagai macam intervensi diantaranya adalah intervensi senam kegel dan bladder training yang menjadi terapi lini pertama dalam penanganan masalah inkontinensia urin. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti dapat memberikan gambaran asuhan keperawatan masalah inkontinensia urin dengan senam kegel dan bladder training. Hasil yang didapatkan selama 3 minggu melakukan intervensi adalah terdapat penurunan derajat inkontinensia urin dari sedang ke ringan dengan menggunakan kuesioner ISI dan perubahan interval serta frekuensi berkemih sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi. Intervensi ini dapat dilakukan di panti werdha untuk mengurangi angka kejadian inkontinensia urin di panti werdha.

Urinary incontinence is a common health problem in the elderly. The elderly experience a decline in body system functions, one of which is urination. This problem can be treated with various interventions, including Kegel exercises and bladder training, which are the first line therapy in treating urinary incontinence problems. The aim of this research is that researchers can provide an overview of nursing care for urinary incontinence problems using Kegel exercises and bladder training. The results obtained during the 3 weeks of intervention were a decrease in the degree of urinary incontinence from moderate to mild using the ISI questionnaire and changes in the interval and frequency of urination before and after the intervention. This intervention can be carried out in nursing homes to reduce the incidence of urinary incontinence in nursing homes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ahmadi Farid
"ABSTRAK
Nama : Imam Ahmadi FaridNPM : 1406667463Program Studi/Divisi : Obstetri ndash; Ginekologi / Uroginekologi Rekonstruksi Judul: Prevalensi, karakteristik dan Faktor Risiko Terkait Pada Pasien Inkontinensia Urin Dalam Poliklinik Ginekologi Menggunakan Kuesioner Untuk Diagnosis Inkontinensia Urin QUID Versi Bahasa Indonesia Latar belakang: Inkontinensia urin tetap menjadi masalah kesehatan utama wanita karena dampaknya yang menghancurkan terhadap kualitas hidup. Namun, studi epidemiologi tentang inkontinensia urin UI di Indonesia sangat terbatas. Bisa jadi karena keluhan pasien yang kurang dilaporkan. Kami bertujuan untuk menentukan prevalensi, karakteristik dan faktor risiko UI di antara pasien ginekologi. Metode: Pasien mengunjungi klinik rawat jalan ginekologi di Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Umum, Jakarta, Indonesia yang ditawarkan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Subyek yang memenuhi syarat melakukan wawancara untuk mengisi kuesioner QUID versi Bahasa Indonesia. Faktor terkait untuk stres inkontinensia urin SUI , mendesak inkontinensia urin UUI , dan kontinum urin campuran MUI diidentifikasi setelah analisis bivariat dan multivariat. Hasil: Prevalensi SUI, UUI, dan MUI masing-masing 4,3 , 3,0 , dan 2,7 di antara 400 subjek yang memenuhi syarat. Usia di atas 61 tahun, usia antara 51 hingga 60 tahun, tingkat pendidikan rendah, kelebihan berat badan, multiparitas, persalinan pervaginam dan keadaan menopause meningkatkan risiko untuk semua jenis UI. Pada analisis multivariat, usia yang lebih tua adalah faktor risiko paling signifikan untuk memiliki UI p = 0,000, OR 5,4 95 CI: 2,13-13,87 . Kesimpulan: Usia di atas 61 tahun, usia antara 51 hingga 60 tahun, tingkat pendidikan rendah, kelebihan berat badan, multiparitas, persalinan pervaginam dan menopause adalah faktor risiko untuk SUI, UUI, dan MUI. Umur adalah faktor terkait yang paling signifikan. Kata kunci: QUID Questionnaire, faktor risiko, inkontinensia urin.

ABSTRACT

Abstract Nama Imam Ahmadi FaridNPM 1406667463Program Studi Divisi Obstetri ndash Ginekologi Uroginekologi Rekonstruksi Title Prevalence, characteristics and Related Risk Factors In Urinary Incontinence Patients In Gynecology Polyclinics Using Questionnaire For Urinary Incontinence Diagnosis QUID Indonesian Version Background Urinary Incontinence remains a main women rsquo s health problem due to its devastating impacts to the quality of life. However, the epidemiology study of urinary incontinence UI in Indonesia is very limited. It could be due to the under reported complaints of the patients. We aim to determine the prevalence, characteristics and risk factors of UI among gynecological patients. Methods Patients visited gynecological outpatient clinic at Cipto Mangunkusumo, General Hospital, Jakarta, Indonesia were offered to be participated in this study. Eligible subjects underwent interview to fulfill Indonesian version of QUID questionnaires. The associated factors for stress urinary incontinence SUI , urge urinary incontinence UUI , and mixed urinary continence MUI were identified after bivariate and multivariate analysis. Results The prevalence of SUI, UUI, and MUI were respectively 4.3 , 3.0 , and 2.7 among 400 eligible subjects. Age over 61 years old, age between 51 to 60 years old, low education level, overweight, multiparity, vaginal delivery and menopausal state were increased the risk for any types of UI. On multivariate analysis, older age was the most significant risk factor for having UI p 0.000, OR 5.4 95 CI 2,13 13,87 . Conclusion Age over 61 years old, age between 51 to 60 years old, low education level, overweight, multiparity, vaginal delivery and menopausal state were the risk factor for SUI, UUI, and MUI. Age was the most significant associated factor. Keywords QUID Questionnaire, risk factors, urinary incontinence "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sari Rizkiyah
"Incontinence-Associated Dermatitis (IAD) merupakan peradangan pada kulit ketika urin dan feses bersentuhan dengan kulit perianal atau perigenital. Berbagai intervensi dilakukan untuk menjaga integritas kulit pada lansia salah satunya dengan penggunaan spray skin barrier yang bertujuan sebagai pelindung dari stratum korneum yang mulai mengalami penurunan pada lansia. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis penerapan penggunaan spray skin barrier terhadap pencegahan Incontinence-Associated Dermatitis (IAD) pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus (case study) yang melibatkan tiga kasus kelolaan. Intervensi dilakukan dengan penggunaan no-sting barrier film dan melakukan monitoring harian menggunakan The Ghent Global IAD Monitoring Tool (GLOBIAD-M). Hasil intervensi memperlihatkan bahwa terjadinya penurunan tanda dan gejala IAD pada kulit lansia. Penelitian ini diharapkan dapat berguna menjadi sumber pengetahuan perawat dalam menerapkan intervensi perawatan integritas kulit dalam pencegahan IAD.

Incontinence-Associated Dermatitis (IAD) is inflammation of the skin when urine and feces come into contact with perianal or perigenital skin. Various interventions are carried out to maintain skin integrity in the elderly, one of which is the use of spray skin barrier which aims to protect the stratum corneum which begins to decline in the elderly. This case study aims to analyze the application of the use of spray skin barrier to prevent Incontinence-Associated Dermatitis (IAD) in the elderly. This study used a case study research design involving three managed cases. Intervention is carried out by using no-sting barrier film and conducting daily monitoring using The Ghent Global IAD Monitoring Tool (GLOBIAD-M). The results of the intervention showed that there was a decrease in signs and symptoms of IAD in the skin of the elderly. This research is expected to be useful as a source of knowledge for nurses in implementing skin integrity care interventions in the prevention of IAD."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Febriyansyah
"Penelitian ini bertujuan memberi bukti empiris pengaruh fungsi-fungsi pelayanan, konsultasi, dan pengawasan perpajakan yang dilaksanakan oleh Account Representative, baik secara sendiri maupun simultan, terhadap kepatuhan perpajakan Wajib Pajak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan survei terhadap Wajib Pajak efektif yang terdaftar, Account Representative, dan pejabat terkait pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya fungsi pelayanan yang berpengaruh positif terhadap kepatuhan perpajakan, sedangkan fungsi konsultasi dan pengawasan tidak. Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa ketiga fungsi tersebut berpengaruh positif terhadap kepatuhan perpajakan Wajib Pajak.

This study is conducted to provide empirical evidence about influence of service, consultation, and supervision functions of taxation undertaken by the Account Representative, either individually or simultaneously, to the taxpayer's compliance. The research method used is mixed method. The research is conducted by surveying the taxpayer effectively registered, Account Representative, and relevant officials on KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. The result shows that only service function which has positive influence on tax compliance, while the consultation and supervision functions do not have influence. Simultaneous hypothesis test results show that these three functions positively effect on tax compliance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Nur Ramadhani
"Penelitian membahas tentang peranan media sosial dalam pelaksanaan diet penurunan berat badan pada klien obesitas di PT. Gizi Sehat Indonesia tahun 2022. Beberapa faktor penentu keberhasilan penurunan berat badan yang digali dalam penelitian ini meliputi gambaran penggunaan media sosial, kepatuhan terhadap preskripsi diet dan rekomendasi aktivitas fisik, motivasi, dukungan sosial, dan pengetahuan gizi. Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan desain Rapid Assesment Procedure. Pengambilan data dilaksanakan dengan wawancara mendalam terhadap 4 orang klien obesitas yang berhasil menjalankan diet penurunan berat badan dan pada 2 klien obesitas yang belum berhasil. Triangulasi dilaksanakan dengan mewawancarai 6 orang ahli gizi dari klien terkait dan melalui telaah laporan asupan makan dan laporan tingkat aktivitas fisik klien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek gambaran penggunaan media sosial, tidak terdapat perbedaan terkait jenis, alat, dan durasi menggunakan media sosial antara kedua kategori informan. Perbedaan terletak pada waktu paling aktif menggunakan media sosial serta bentuk engagement informan terhadap konten di media sosial. Peranan dari media sosial terhadap kepatuhan dalam mematuhi preskripsi diet dan rekomendasi aktivitas fisik, serta untuk memperoleh motivasi bergantung pada masing-masing individu terlepas dari kedua jenis kategori informan. Dari aspek dukungan sosial, terdapat perbedaan atas kebutuhan jenis dukungan di media sosial dari kedua kelompok informan. Dari aspek pengetahuan gizi, tidak terdapat perbedaan gambaran pengetahuan dari kedua kelompok informan. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan pada subjek yang memiliki penurunan >5% berat badan awal dan telah berhasil mempertahankannya selama setidaknya 1 tahun untuk memperoleh hasil yang lebih presisi.

The study discusses the role of social media in the implementation of a weight loss diet for obese clients at PT. Gizi Sehat Indonesia in 2022. Some of the critical success factors for weight loss explored in this study include an overview of social media use, adherence to dietary prescriptions and recommendations for physical activity, motivation, social support, and nutritional knowledge. Qualitative research was carried out with a Rapid Assessment Procedure design. Data collection was carried out by in-depth interviews with 4 obese clients who succeeded in losing weight and 2 obese clients who had not succeeded. Triangulation was carried out by interviewing 6 nutritionists from related clients and by reviewing reports on food intake and reports on the client's physical activity level. The results showed that from the aspect of the description of the use of social media, there were no differences related to the types, tools, and duration of using social media between the two categories of informants. The difference lies in the time they are most active in using social media and the form of engagement of informants on social media content. The role of social media in complying with dietary prescriptions and physical activity recommendations, as well as for obtaining motivation depends on each individual regardless of the two types of informant categories. From the aspect of social support, there are differences in the type of support needed on social media from the two groups of informants. From the aspect of nutritional knowledge, there is no difference in the description of the knowledge of the two groups of informants. It is recommended for further research to be carried out on subjects who have lost >5% initial body weight and have managed to maintain it for at least 1 year to obtain more precise results. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lado Rayhan Najib
"Pandemi virus Corona yang telah masuk di Indonesia menyebabkan terciptanya program pembatasan sosial dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran virus sehingga menciptakan suatu keadaan baru yang harus dijalani masyarakat yang disebut dengan New Normal. Dengan adanya New Normal ini membuat masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk memiliki alternatif untuk berkonsultasi kesehatan yaitu dengan telekonsultasi menggunakan aplikasi Halodoc. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat beralih penggunaan layanan konsultasi kesehatan offline ke telekonsultasi dengan studi kasus aplikasi Halodoc menggunakan teori push pull mooring (PPM). Penelitian ini menggunakan metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif (mix method). Metode analisis secara kuantitatif dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner online yang menghasilkan sebanyak 538 data valid. Hasil data kuantitatif diolah dan dianalisis menggunakan metode CB-SEM dengan bantuan software AMOS 26 dan SPSS 25. Metode analisis secara kualitatif dilakukan dengan memberikan wawancara ke 5 responden. Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat 9 hipotesis yang diterima dan 2 hipotesis yang ditolak. Variabel perceived severity, perceived susceptibility, perceived usefulness, perceived ease of use, economic feasibility, perceived informativeness, subjective norm, switching cost, dan trust berpengaruh terhadap niat beralih masyarakat dari konsultasi kesehatan di rumah sakit ke telekonsultasi. Sedangkan variabel inconvenience dan ubiquitous care tidak berpengaruh terhadap niat beralih. Semua variabel yang dianalisis memiliki efek yang tidak signifikan terhadap niat beralih. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat membantu Halodoc untuk menyesuaikan fitur telekonsultasinya agar meningkatkan niat beralih masyarakat Indonesia untuk menggunakan fitur telekonsultasi aplikasi Halodoc.

The Coronavirus pandemic that has entered Indonesia has led to creation of a social restriction program to reduce the spread of the virus to create a new situation that must be endured by the community called the New Normal. With this New Normal, Indonesian people desire an alternative for health consultations, namely teleconsultation using the Halodoc application. This study analyses the factors that influence the intention to switch offline health consulting services to teleconsultation with a case study of the Halodoc application using the push-pull mooring (PPM) theory. This research uses quantitative and qualitative analysis methods (mix method). The quantitative analysis method was carried out by distributing online questionnaires, which resulted in 538 valid data. The results of quantitative data were processed and analyzed using the CB-SEM method with the help of AMOS 26 and SPSS 25 software. The qualitative analysis method was carried out by giving interviews with five respondents. The results of quantitative data analysis show that there are nine accepted hypotheses and two rejected hypotheses. Variables perceived severity, perceived susceptibility, perceived usefulness, perceived ease of use, economic feasibility, perceived informativeness, subjective norm, switching cost, and trust affects on people's intention to switch from health consultations in hospitals to teleconsultation. Meanwhile, inconvenience and ubiquitous care variables do not affect switching intentions. Furthermore, all variables analyzed had no significant effect on switching intention. The researcher hopes that this study's results can help Halodoc adjust its teleconsultation feature to increase the intention of switching Indonesian people to use the teleconsultation feature of the Halodoc application."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>