Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djasmihul Ashary
"Sengon (falcataria moluccana Miq.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang paling banyak ditanam di areal hutan rakyat Indonesia. Namun kayu dari pohon tersebut memiliki beberapa karakteristik yang kurang baik, khususnya jika kayu tersebut akan digunakan sebagai bahan bangunan, seperti kerapatan, kekuatan dan keawetannya yang rendah."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Noorhayati
"Tunas apikal kecambah Paraseriant/ies falcataria (L.) Nielson ditanam
pada medium MS yang mengandung I ppm NAA dan 6 ppm BAP selama 4
mlnggu. Tunas apikaf dan nodus kedua dart hasil penanaman dipotong menjadl
setek I dan setek II, kemudiân ditanam pada medium MS dengan variast
konsentrasl NM 3; 6 ; 9 ppm dan BAP 3; 6 ppm, selama 6 minggu. Tunas
tumbuh pada semua perlakuan, kalus tumbuh pada sebaglan besar perlakuan,
sedangkan akar tidak terbentuk pada semua periakuan. UJI non-parametrik
Friedman menunjukkan bahwa perlakuan (perbedaan konsentrast fitohormon
dan perbedaan setek) berpengaruh terhadap tinggl, Jumiah nodus, berat basah
dan berat kering tanaman. TInggl tunas tertlnggi untuk setek I (46 mm)
diperoieh pada P6 (6 ppm BAP + 6 ppm NM), sedangkan untuk setek 11(46
mm) pada P9 (3 ppm BAP + 9 ppm NM). Jumlah nodus dart penanaman
setek I paling banyak (5 buah) didapat pada P3 (3 ppm BAP + 9 ppm NM)
dan P6 (6 ppm BAP + 9 ppm NM) sedangkanuntuk setek 11(3,3 buah) pada
P8 (3 ppm BAP + 6 ppm NM) dan P11 (6 ppm BAP + 6 ppm NM). Berat
basah dan berat kering tertinggt setek I (0.1713 g dan 0.0333 g) dlperoieh
pada P6(6 ppm BAP + 9 ppm NM), sedangkan untuk setek 11(0,1111 dan
0,0258) pada P8 (3 ppm BAP + 6 ppm NM). Pada penanaman setek I semua perlakuan menghasllkan satu tunas sedangkapada setek II sebafl perlakuan menghasiikan lebih dart satu tunas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Almira Aryanti
"Kemampuan suatu habitat dalam mendukung kelestarian burung di area setempat turut dipengaruhi oleh jenis pohon yang tersedia. Falcataria moluccana merupakan salah satu pohon yang banyak digunakan dalam lanskap area perkotaan serta pernah diteliti di lokasi lainnya bahwa jenis pohon tersebut berperan besar dalam mengakomodasi keanekaragaman maupun beberapa aktivitas burung setempat. Namun, keseluruhan aktivitas burung yang mampu diakomodasi oleh Falcataria moluccana, lebih khususnya di area perkotaan, masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis aktivitas pemanfaatan pohon serta proporsi relatif antara jenis-jenis aktivitas pemanfaatan pohon Falcataria moluccana oleh burung pada salah satu area hijau perkotaan, yaitu Taman Wisata Pulau Situ Gintung-3. Penelitian dilakukan selama total 24 hari pada bulan April-Mei 2022 di hari tanpa hujan atau angin kencang dan di hari Taman Wisata Pulau Situ Gintung-3 beroperasi. Penelitian menggunakan dua metode yaitu scan sampling untuk mengamati aktivitas makan, bertengger dan menelisik dan nest count untuk mengamati aktivitas bersarang. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai bagian pohon kecuali bagian buah/biji dimanfaatkan oleh 10 spesies burung setempat untuk berbagai aktivitasnya. Jenis aktivitas dan banyaknya jenis aktivitas pemanfaatan pohon tertentu seiring dengan ketersediaan sumber daya untuk aktivitas tersebut yang sesuai dengan karakteristik masing-masing spesies. Aktivitas pemanfaatan pohon jenis makan dapat dilakukan oleh 3 feeding guild (nektarivora-insektivora, insektivora, frugivora-insektivora) serta mungkin 1 feeding guild (piscivora/karnivora). Jenis aktivitas bersarang dapat dilakukan oleh 1 nesting guild (cavity nester) pada bagian cabang mati. Jenis aktivitas yang dapat dilakukan secara relatif paling banyak hingga sedikit yaitu makan, bertengger kemudian menelisik. Pengetahuan tersebut dapat membantu untuk menjadi pertimbangan dalam manajemen terkait pohon untuk mengakomodasi kelestarian burung di area perkotaan, terutama dengan pohon Falcataria moluccana.

The ability of a habitat to support the conservation of birds in an area is also influenced by the types of trees available. Falcataria moluccana is a species of tree that is widely used in urban landscapes and have been studied in other locations that the tree plays a major role in accommodating the diversity and some activities of local birds. However, the overall scope of bird activities that can be accommodated by Falcataria moluccana, especially in urban areas, is still unknown. This study aims to determine and analyze the utilization activites and relative proportions between types of utilization activities of birds upon the Falcataria moluccana tree in an urban green area, namely Situ Gintung Island Recreational Park-3. The study was conducted for a total of 24 days from April to May 2022 on days without rain or strong winds and on days when the Situ Gintung Island Recreational Park-3 was operating. The study used two methods, namely scan sampling to observe feeding, perching and preening activities and nest count to observe nesting activities. Data were tabulated and analyzed descriptively. The results showed that various parts of the tree except the fruit/seeds were utilized by 10 local bird species for various activities. The type of activity and amount of each type of activity observed was in line with the availability of resources for these activities in accordance with the characteristics of each species of bird. The activity of feeding could be carried out by 3 feeding guilds (nectarivores-insectivores, insectivores, frugivores-insectivores) and possibly 1 more feeding guild (piscivores/carnivores). The activity of nesting could be carried out by 1 nesting guild (cavity nester) on dead branches. The types of activities that can be done the most to the least relatively were eating, perching and finally preening. This knowledge can become a consideration in management about trees to help in accomodating bird conservation in urban areas, especially with Falcataria moluccana trees.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Shidqi Ramadhan
"ABSTRACT
Pohon adalah salah satu komponen penting dalam ekosistem. Akan tetapi, ketika sebuah pohon tumbang, dapat menimbulkan kerugian bahkan kematian.Maka dari itu perlu adanya pengecekan berkala terhadap kondisi sebuah pohon, khususnya untuk pohon yang berada di urban area. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemungkinan tumbangnya Pohon Sengon akibat resonansinya frekuensi natural Pohon Sengon dengan frekuensi angin. Pohon yang digunakan pada study ini adalah Paraserianthes falcataria Sengon dengan tinggi 14,04m dan berdiameter 25,1cm. Pada study ini akan dicari nilai frekuensi natural dari Pohon Paraserianthes falcataria yang dianggap sehat dan juga yang dibuat sakit dengan simulasi dan eksperimen,data frekuensi natural yang didapat selanjutnya dianalisis apakah ada kemungkinan resonansi dengan frekuensi angin. Dari study ini didapatkan hasil simulasi frekuensi natural untuk Paraserianthes falcataria sehat adalah sekitar 0,645 Hz dan 4,044 Hz untuk mode 1 2, dan berdasarkan eksperimen sebesar 0,648 0,128 Hz untuk mode pertama dan 3,95 0,564 Hz untuk mode berikutnya. Untuk Pohon Paraserianthe falctaria yang dibuat sakit memiliki frekuensi natural sekitar 1,023 Hz dan 6,433 Hz untuk mode 1 2 dari simulasi, dan 1,083 0,118 Hz untuk mode pertama dan 7,883 0,76 Hz untuk mode berikutnya dari eksperimen. Kemungkinan resonansinya sangat kecil, sehingga tumbangnya sebuah pohon kemungkinan besar diakibatkan ketidak mampuan pohon tersebut menahan beban yang diterimanya.

ABSTRACT
Trees are important components of ecosystem. However, when tree rsquo s collapse, tree can incur loss and even death. Therefore,trees need regular check, especially for trees in urban areas. This study aims to analyze the possibility of collapse of Paraseriathes falcataria trees due to resonance between its natural frequency and the frequency generated by wind.The object are Paraserianthes falcataria Sengon with 14.04m high and 25.1cm diameter.This study looks for the natural frequency of Paraserianthes falcataria trees which is considered healthy and with artificial damage by simulation and experiment. Natural frequency obtained will be analyzed whether there is a possibility of resonance or not. The simulation obtained natural frequency for healthy Paraserianthes falcataria trees is 0.645 Hz and 4.044 Hz for mode 1 2, experiments obtained 0.648 0.128 Hz and 3.95 0.564 Hz for mode 1 2. For the Paraserianthes falctaria trees with artificial damage the natural frequency from simulation is 1.023 Hz and 6.433 Hz for mode 1 2, the experiment obtained 1.083 0.118 Hz and 7.883 0.76 Hz for mode 1 2. The possibility of resonance between natural frequency of Sengon Tree and frequency of wind is really low, so when trees collapse its usually caused by the inability of tree to withstand loads from the wind."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Elizabeth Diane
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas identitas budaya dan makna lsquo;rumah rsquo; bagi kelompok diaspora Maluku di Belanda yang direpresentasikan melalui potret kehidupan sebuah keluarga mantan KNIL, keluarga Kainama. Kisah ini diceritakan oleh Sylvia Pessireron dalam roman De Verzwegen Soldaat. Dalam tulisan ini digunakan konsep identitas budaya dari Stuart Hall. Orang Maluku merekonstruksikan lsquo;ruang rsquo; di Belanda sebagai lsquo;rumah rsquo; mereka dan berusaha membawa instrumen-instrumen budaya Maluku.

ABSTRACT
This paper analyzed cultural identity of the Moluccan diaspora group and meaning of lsquo home rsquo to them through the potrait of an ex KNIL family life, the Kainama rsquo s. The story written by Sylvia Pessireron in a roman titled De Verzwegen Soldaat. This paper also used the cultural identity theory from Stuart Hall. The Moluccans reconstruct lsquo space rsquo in the Netherlands as their lsquo home rsquo and try to bring cultural instruments of the Moluccans within it. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Steijlen, Firdus
"This article deals with the transnational relations between Moluccans in the Netherlands and the Moluccas. Former Moluccan colonial soldiers and their families were forced to go to the Netherlands because of political developments in Indonesia after the transfer of sovereignty in 1949. They hoped to return soon to an independent South Moluccan Republic but, more than seventy years later, they still live in the Netherlands. This article first describes how and why Moluccans came to the Netherlands and began to build a community. At the very beginning, the foundations for a transnational relationship were laid through village-based organizations and political organizations. After decades living in exile, the political dimension of the transnational relation assumed great prominence for most Moluccans, later to make place for a more varied transnational relation. The political ideal changed and its priority on the Moluccan “public agenda” dropped until in 1999 a new conflict flared up in the Moluccas. A renewed, altered political transnational relation emerged. The transnational relationship also simultaneously developed in more diverse ways, via development projects, cultural exchange, and the like. By this time, the position of Moluccans in the Moluccas in this transnational relation had also changed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
909 UI-WACANA 23:3 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Rindhy Nathalya
"Makalah ini bertanya tentang perkembangan pembangunan identitas budaya suatu kelompok ketika mereka tidak tinggal di daerah asli mereka lagi. Diaspora dulu dikenal sebagai penyebaran kelompok tertentu khususnya orang Yahudi dan Cina ke negara atau daerah lain. Namun sekarang term diaspora telah dipakai untuk menyebut setiap orang yang meninggalkan negara asal ke negara lain. Dalam kasus ini, orang-orang Maluku yang pindah ke Belanda dengan alasan menolak bergabung dengan Indonesia. Singkatnya, makalah ini akan menjelaskan tentang pengaruh diaspora dalam pembentukan identitas imigran Maluku yang tinggal di Belanda dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch Graf.

This paper asks about how the establishment of one cultural identity grows while they’re not in their homeland anymore. The word Diaspora has been understood as the dissemination of certain group of people -notably the Jewish and Chinese- to other country or land. Nowadays it has been used to refer every people or groups that leaves their homeland to other countries. In this case, the Mollucans that moved to the Netherland since they don’t want to be under the name of Indonesia. In short, this paper will also explain of the influence of diaspora itself to the shape of identity of the immigrant from Mollucas that has stayed in the Netherland in Onder de sneeuw een Indisch Graf.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Dwika Artati
"Makalah ini merupakan analisis identitas budaya dalam “De Veertigste Dag” Karya Frans Lopulalan. Tujuan makalah ini memaparkan bagaimana identitas budaya generasi kedua orang Maluku di Belanda, yang digambarkan melalui tokoh utama ik (Frans) dalam ”De Veertigste Dag”. Makalah ini menggunakan teori identitas budaya being and becoming dari Stuart Hall.

This paper is an analysis of cultural identity in Frans Lopulalan’s “De Veertigste Dag”. The Purpose of this paper explain about cultural identity of the Moluccas’ second generation in The Netherland, described by the protagonist ik (Frans) in “De Veertigste Dag” . This paper uses theory being and becoming of cultural identity from Stuart Hall
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhman Fadly An
"Krisis identitas merupakan keadaan di mana seseorang mulai meragukan identitas yang dimilikinya. Krisis identitas dapat terjadi karena seseorang menerima represi – represi yang membuatnya harus melakukan sebuah resistensi untuk mengatasi represi tersebut. Karya sastra Onder De Sneeuw Een Indisch Graf bagian De Veertigste Dag karya Frans Lopulalan (1985) menceritakan krisis identitas yang dialami tokoh Ik yang merupakan kaum imigran Maluku di Belanda serta resistensi yang dilakukannya. Jurnal ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana resistensi yang dilakukan tokoh Ik untuk mengatasi krisis indentitas yang dialami olehnya.

Identity crisis is a state where someone start doubting their identity. It could be happen because their receive repressions that make them have to do resistance to get hold the repressions. A literary work Onder De Sneeuw Een Indisch Graf part De Veertigste Dag made by Frans Lopulalan (1985) tells about identity crisis that happened to character Ik who is one of Mollucan in Netherland and how he resist the identity crisis. This scientific journal was made in order to analyze how character Ik resist the identity crisis that happened on himself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meiliya Dwi Utami
"Jurnal ini membahas tindak-tindak budaya, seperti pelaksanaan tradisi dan ritual serta penggunaan bahasa yang dilakukan oleh masyarakat Maluku generasi pertama dan kedua di Belanda pada fragmen “De veertigste dag” dalam roman Onder de Sneeuw een Indisch Graf karya Frans Lopulalan. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa orang-orang Maluku berusaha untuk "membedakan diri" mereka dengan melakukan berbagai tindak budaya sebagai bentuk pertahanan diri. Opresi yang dialami oleh komunitas Maluku di Belanda justru membuat keinginan untuk mempertahankan budaya Maluku tumbuh subur.

This journal discuss about culture acts such as the tradition and ritual execution, and also the language which is used by the first and second generation of Maluku society in Netherlands on fragment “De veertigste dag” in roman Onder de Sneeuw een Indisch Graf written by Frans Lopulalan. The method that is used in this research is qualitative. The result of this research shows that Maluku people try to distinguish themselves by doing any kind of culture acts as a symbol of self defense. The oppression that Maluku community experienced in Netherlands arouses their will to maintain Maluku culture’s development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>