Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baby Siti Salamah
"Penelitian ini menerapkan wawancara mendalam dan observasi terhadap dua belas orang partisipan laki-laki dewasa dengan pendekatan desain studi kasus. Mereka adalah residivis yang pernah menjalani hukuman penjara, bebas untuk jangka waktu tertentu dan selanjutnya ditahan kembali akibat melakukan tindak kriminal. Partisipan yang berproses menemukan makna hidup dapat bertahan menjalani kehidupan di masyarakat dan tidak kembali di penjara; menjaga perilaku yang tidak menularkan HIV kepada istri dan anakanak mereka; serta terlibat dalam pekerjaan membantu sesama mantan pecandu dan orang dengan HIV/AIDS. Makna hidup ditemukan dalam berbagai bentuk, di antaranya menentukan tujuan hidup, memperbaiki kesalahan, membangun keluarga dan relasi personal yang positif serta keterlibatan dalam aktivitas sosial. Proses pemutusan perilaku berisiko ditunjukkan dengan cara menghindari lingkungan sebelumnya dan melakukan kegiatan yang membuat partisipan merasa hidupnya bermanfaat untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. Sementara mereka yang tidak menemukan makna hidup ternyata kembali di penjara akibat perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkotika; menjadi perantara penjualan narkotika; melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan uang pembeli narkotika, serta melakukan perilaku seks berisiko tinggi yang memungkinkan penularan HIV. Mereka mungkin memiliki keinginan untuk mengubah keadaan namun tidak melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya. Dalam penelitian ini ditemukan berbagai kebiasaan di antara narapidana, seperti tindak kekerasan, penyalahgunaan narkotika, penyewaan jarum suntik kotor, perilaku seks tidak aman dan pemasangan ‘tasbih’ (manik-manik) pada penis yang juga berisiko terhadap penularan HIV.

This study was conducted by using depth interview and observation towards twelve male subjects using the case study design. They are recidivists who have been imprisoned, being released for certain period of time and later on being re-arrested of the criminal cases. Participants whose found meaning in their life could remain staying in society and did not come back into the jail; preventing the HIV transmission to their wives and children; and being involved helping other drug addicts and people living with HIV/AIDS. Victor Frankl (1969) in logotherapy divided meaning in three stages, freedom of will, the will to meaning and the meaning of life. Those who did not find the meaning of life were getting back in prison due to drug abuse; mediating narcotics sales; commit criminal acts to get money for drugs, and engage in high-risk sexual behavior that enables the transmission of HIV. They may have a desire to change things but do not take any real action to make it happen. Meaning in life were found in various forms, such as setting goals in life; correcting the mistakes they have been doing; building a family and positive personal relation; and being involved in social activities. The termination of high risk behavior indicated by subject’s avoidance toward previous vulnerable environment and by doing some valuable works for family and community. This study also found common behavior among inmates inside the prison, such as violence, drug abuse, renting dirty needles, unsafe sexual behavior and inserting penile implant which also increasing the risk of HIV transmission.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra Atensi
"Kemiskinan yang terjadi di suatu negara menyebabkan terjadinya permasalahan sosial, kriminalitas, meningkatnya jumlah siswa putus sekolah, serta kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. Keinginan untuk dapat menolong orang lain dalam hal ini kaum fakir miskin berkaitan dengan kerelaan seseorang untuk dapat meluangkan dan mengorbankan apa-apa yang dia miliki, baik berupa waktu, tenaga, pikiran, serta materi untuk diberikan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan atas pertolongan yang diberikan (Myers, 1988).
Setiap orang yang (normal) senantiasa menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga bagi keluarganya, lingkungan dan masyarakatnya, serta bagi dirinya sendiri (Bastaman, 1996). Dalam pandangan logoterapi hasrat untuk hidup bermakna akan memotivasi setiap orang untuk bekerja, berkarya, dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya- dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga dan dihayati secara bermakna.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dorongan yang membuat seseorang memilih menjadi relawan pemberdayaan masyarakat miskin, makna hidup yang dihayati oleh para relawan, serta alasan yang membuat mereka bertahan dengan berbagai tantangan serta konsekuensi yang dihadapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan menghayati hidupnya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. Terdapat beberapa faktor yang mendorong partisipan memutuskan untuk menjadi relawan antara lain adanya perasaan empati, minat & kecintaan terhadap sesuatu, dan dorongan untuk berbuat kebaikan dalam hidup. Alasan bertahan dipengaruhi oleh faktor adanya dukungan dari significant others, penghayatan kebahagiaan, serta keinginan untuk tetap memberikan manfaat dan kebaikan.

Poverty has caused the arousing of many other social problems namely high crime rate, malnutrition, schooling and health. The will to help the other - in this case the poor - is related to one's voluntarily to be willing to sacrifice everything one's has, whether it is time, body, or mind as well as to be willing to give materials to others without ever expecting any rewards based on what has given (Myers, 1988).
Every normal person has a desire to be meaningful and precious to his/her family, surroundings, society, and to him/herself (Bastaman, 1996). Based on Logotherapy point of view, to have a meaningful life is indeed every human being's main motivation. This is the very desire that has motivated every person to work, to dedicate and to do many other important activities so that his/her life is deeply regarded to be meaningful.
This research has a goal to see what particular motivation that stimulates a person to choose to become a volunteer, what kind of meaning of life that is being deeply regarded by them, and the reason what makes them cling to this kind of life with its challenges as well as consequences faced.
The result has shown that the participants are having a deep understanding that in life, they have to maximize their usability to their surroundings and to the others. There are several factors that encourage the participants to have chosen to become a volunteer which are the feeling of empathy, the feel of affection, and the desire to make good deeds in life. The reason why they keep clinging to this kind of life is the existence of significant others' support, a deep understanding upon happiness, and the desire to keep being able to give self-usability and good deeds."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Enza Azura Mundakir
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara makna hidup dengan well-being subyektif melalui peran mediasi pemaafan dan harapan pada 257 pekerja on call. Pada penelitian ini, pengukuran variabel dilakukan menggunakan Meaning in Life Questionnaire MLQ, Satisfaction with Life Scale SWLS, The Scale of Positive and Negative Experience SPANE, Adult Dispositional Hope Scale ADHS, The State Hope Scale SHS, dan The Heartland Forgiveness Scale SHS. Analisis data dilakukan menggunakan model mediasi ganda yang dikemukakan oleh Hayes 2013. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemaafan dan harapan secara signifikan memediasi hubungan antara makna hidup dan well-being subyektif dengan besaran efek total sebesar 0.2169 c = 0.2169, t 257 = 24.64.

ABSTRACT
This study was conducted to examine the relationship between meaning in life with subjective wellbeing through the mediation role of forgiveness and hope towards 257 on call workers. In this study, the measurement of variables was conducted using the Meaning in Life Questionnaire MLQ, the Satisfaction with Life Scale SWLS , the Scale of Positive and Negative Experience SPANE, the Adult Dispositional Hope Scale ADHS, the State Hope Scale SHS, and the Heartland Forgiveness Scale SHS. The data analysis was conducted using a double mediation method that was proposed by Hayes 2013. The findings of this study showed that forgiveness and hope significantly mediated the relationship between meaning in life with subjective wellbeing with the total magnitude of effect of 0.2169 c 0.2169, t 257 24.64."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Jose Matthew Aldo
"Trauma masa kanak-kanak merupakan salah satu pengalaman traumatis yang terjadi ketika individu memasuki rentang usia 1 hingga 12 tahun. Tingginya angka gangguan mental emosional dan depresi di DKI Jakarta menjadi pertanda kemungkinan adanya trauma masa kanak-kanak pada emerging adulthood di DKI Jakarta. Adanya trauma masa kanak-kanak dapat saja menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang masih mencari makna hidupnya.  Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner secara daring, menggunakan alat ukur Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) dan Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM). Penelitian melibatkan 146 partisipan dengan rentang usia 18—25 tahun dan berdomisili DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara trauma masa kanak-kanak dan makna hidup (r (145) = -0,632, p < 0,01, two-tailed). Dari hasil tersebut, terdapat hubungan negatif antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup.

Childhood trauma is a traumatic experience that occurs when individuals enter the age range of 1 to 12 years. The high rate of emotional mental disorders and depression in DKI Jakarta is a sign of the possibility of childhood trauma in emerging adulthood in DKI Jakarta. The presence of childhood trauma can be a challenge in itself for those who are still looking for the meaning of their lives. This research itself aims to determine the relationship between childhood trauma and the meaning of life. The research was carried out using an online questionnaire, using the Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) and Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM) measuring instruments. The research involved 146 participants with an age range of 18-25 years and domiciled in DKI Jakarta. The results showed that there was a significant negative relationship between childhood trauma and meaning in life (r (145) = -0.632, p < 0.01, two-tailed). From the results, we can conclude that there’s a negative correlation between childhood trauma and meaning in life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Adiska Niramaya
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meninjau lebih lanjut hubungan antara emosi syukur dengan kepuasan hidup melalui peran mediasi pikiran positif dan makna hidup pada 585 individu dewasa. Pada penelitian ini, pengukuran variabel dilakukan menggunakan Gratitude Questionnaire-Six GQ-6, Automatic Thoughts Questionnaire-Positive ATQ-P, Meaning in Life Questionnaire MLQ, dan Satisfaction With Life Scale SWLS.
Analisis data dilakukan menggunakan model mediasi ganda seri yang dikemukakan Hayes. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pikiran positif dan makna hidup secara signifikan, baik serial maupun independen, memediasi hubungan emosi syukur dan kepuasan hidup dengan besaran efek total sebesar 0.6405 c = 0.640, t 581 = 16.002, p.

This current study was conducted as further review of the relationship between gratitude and life satisfaction through the role of positive thoughts and meaning in life mediation in 585 adults. In this study, measurements of variables were performed using Gratitude Questionnaire Six GQ 6, Automatic Thoughts Questionnaire Positive ATQ P, Meaning in Life Questionnaire MLQ, and Satisfaction With Life Scale SWLS.
Data analysis was done by using serial multiple mediation model which proposed by Hayes. Findings of this study show the existence of mediational effects of positive thoughts and meaning in life significantly, both serially and independently, in gratitude and life satisfaction relationship with total effect of 0.6405 c 0.640, t 581 16.002, p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karimatus Salisa
"Konsep kebahagiaan yang tercantum dalam naskah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, dalam kaitannya tidak hanya menyatakan merdeka sebagai negara tetapi juga mengupayakan ‘merdeka’ bagi warga negaranya sebagai manusia, layak dijadikan perenungan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alternatif cara pandang hidup yang bersifat proaktif agar kehidupan yang dijalani manusia menjadi bermakna dan akhirnya layak untuk dijalani melalui penggunaan metode reduksionis. Argumen utama yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pengejaran kebahagiaan, dalam pandangan Bertrand Russell, adalah langkah fundamental untuk menemukan makna hidup yang autentik, sekaligus menciptakan kondisi kehidupan yang layak dijalani dengan penuh kepuasan dan makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis historis dan analisis kritis mengenai konsep kebahagiaan, serta menggunakan pemikiran Russell dalam konsep pengejaran kebahagiaan. Kesimpulannya, makna hidup harus ditemukan dan dijawab terlebih dahulu dan perlunya upaya menaklukan kebahagiaan melalui tindakan proaktif agar hidup menjadi layak dijalani.

The concept of happiness articulated in the Declaration of Independence of the United States, which emphasizes not only independence as a nation but also strives to achieve 'freedom' for its citizens as individuals, merits reflection. This study aims to offer an alternative, proactive perspective on life to ensure that human existence becomes meaningful and ultimately worth living, utilizing a reductionist method. The primary argument proposed in this research is that The pursuit of happiness, according to Bertrand Russell, is a fundamental step in discovering an authentic meaning of life, while simultaneously creating conditions where life becomes worth living with fulfillment and purpose. This research employs historical analysis and critical analysis of the concept of happiness, drawing on Russell's philosophy of the pursuit of happiness. In conclusion, life's meaning must first be discovered and addressed, and proactive efforts to conquer happiness are necessary to make life truly worth living."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Fathia Pramesti
"Film The Falls 《瀑布》 (Pùbù) adalah film dengan tema drama keluarga yang disutradarai oleh Zhong Menghong. Film ini berlatar belakang pandemi COVID-19 yang mengisahkan kehidupan seorang janda bernama Pin Wen bersama putrinya, Xiao Jing. Suasana menegangkan terlihat ketika Pin Wen menderita gangguan mental. Misteri dalam film akhirnya terungkap ketika Pin Wen mengaku bahwa selama ini ia mendengar ilusi suara gemuruh air terjun yang membuatnya gelisah. Penelitian-penelitian terdahulu tentang film ini lebih menyoroti segi psikologi dan hubungan antar ibu-anak. Sementara itu, penelitian ini akan menganalisis apa makna dari air terjun dalam film ini sebab visualisasi air terjun sama sekali tidak dihadirkan hingga akhir film. Hasil penelitian menemukan bahwa air terjun merepresentasikan perjalanan hidup Pin Wen dan Xiao Jing. Layaknya air terjun besar yang menghantam ke permukaan beberapa air terjun kecil di bawahnya hingga membentuk suara gemuruh, lalu mengalir dengan tenang ke sungai. Pin Wen dan Xiao Jing telah melalui berbagai permasalahan, namun akhirnya sampai pada tahap keikhlasan.

The Falls 《瀑布》 (Pùbù) is a family drama film directed by Zhong Menghong. Set against the background of the COVID-19 pandemic, the movie follows the life of a widow named Pin Wen and her daughter, Xiao Jing. The tense scene is seen when Pin Wen suffers from mental illness. The mystery in the movie is finally revealed when Pin Wen confesses that she has been hearing the illusion of the roaring sound of a waterfall that makes her anxious. Previous studies of this film have focused more on psychology and mother-daughter relationships. Meanwhile, this research will analyze the meaning of the waterfall in the film since the visualization of the waterfall is not presented at all until the end of the film. This research found that the waterfall represents the life journey of Pin Wen and Xiao Jing. Like a large waterfall slams into the surface of several smaller waterfalls below to form a roaring sound, then flows calmly into the river. Pin Wen and Xiao Jing have gone through complicated problems, but finally come to the stage of sincerity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Berliany Putri
"Penelitian ini membahas pengaruh pergeseran makna dalam lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang diterjemahkan ke bahasa Jerman pada pesan dalam lagu sumber dengan menggunakan dua jenis metode, yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif untuk menjelaskan pergeseran makna dan metode penelitian kuantitatif dengan survei menggunakan GoogleForm yang berisi penggalan lirik dalam bahasa Jerman dan jawaban iya/tidak untuk melihat kenaturalan terjemahan. Analisis ini menggunakan teori pergeseran makna Leuven-Zwart (1989) dan teori Skopos Vermeer (1978), serta strategi penerjemahan lagu Low (2003), dikenal dengan pentathlon principle, sebagai pendukung teori Skopos. Hasilnya menunjukkan bahwa 83% lirik mengalami pergeseran. Meskipun begitu, pergeseran tersebut tidak mengubah pesan, hanya mengubah kesan dari lagu sumber. Lalu, hanya ditemukan enam kata dan frasa yang tidak natural bagi penutur jati sehingga tidak memberikan pengaruh besar terhadap pergeseran makna. Setelah dianalisis lebih lanjut, ditemukan juga tujuan lain dari penerjemahan ini, yaitu agar dapat dinyanyikan kembali.

This study discusses the effect of shifts in translation of the national anthem "Indonesia Raya" translated into German to the message in the source song by using two types of methods, there are descriptive qualitative method to explain shifts in translation and quantitative method with survey using GoogleForm, which contains German lyrics and yes/no answers to see the naturalness of the translation. The analysis use the theory of shifts in translation by Leuven-Zwart (1989) and Skopos theory by Vermeer (1978), as well as Low's (2003) song translation strategy known as the pentathlon principle to support Skopos theory. The results show 83% lyrics are shifting. However, the shifts do not change the message, only change the impression of the source song. Then, there are only six words and phrases are not natural for native speakers so that they do not have big effect on the shifts. Furthermore, it is also found another purpose of this translation was to be sing it again."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabilah Pratiwi
"Studi sebelumnya berusaha untuk menguji konsekuensi emosional yang mungkin timbul dari penggunaan media sosial. Salah satunya adalah efek pos positif orang asing pada pengaruh seseorang. Ada dua perspektif utama dalam menjelaskan hubungan antara penggunaan media sosial dan pengaruh, yaitu teori perbandingan sosial dan penularan emosional. Peneliti menguji variabel moderator untuk keberadaan makna dalam kehidupan untuk menjelaskan perbedaan hasil yang diperoleh dari melihat posting positif di Instagram dari orang asing pada pengaruh seseorang.
Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan membagi peserta menjadi tiga kondisi, yaitu pos positif, pos netral, dan tidak ada pos. Makna variabel dalam hidup diukur dengan menggunakan Meaning in Life Questionnaire - Presence (MLQ-P) dan variabel yang mempengaruhi diukur menggunakan PANAS dan Efek Negatif Jadwal (PANAS).
Hasil penelitian dari 111 siswa (36 siswa dalam kondisi pos positif, 34 siswa dalam kondisi pos netral, dan 41 siswa dalam kondisi pos tidak) menunjukkan bahwa makna kehidupan variabel memoderasi pengaruh melihat posting positif dari orang asing di pengaruh positif b = 0,447, p <0,05, tetapi tidak pada pengaruh negatif. Temuan ini menunjukkan bahwa makna hidup dapat melindungi pengaruh positif seseorang dari pemaparan pos positif orang asing.

Previous studies have tried to examine the emotional consequences that may arise from the use of social media. One of them is the positive postal effect of strangers on one's influence. There are two main perspectives in explaining the relationship between social media use and influence, namely social comparison theory and emotional contagion. The researcher tested the moderator variable for the existence of meaning in life to explain the difference in results obtained from seeing positive posts on Instagram from strangers on one's influence.
This experimental study was conducted by dividing participants into three conditions, namely positive posts, neutral posts, and no posts. The meaning of variables in life is measured using Meaning in Life Questionnaire - Presence (MLQ-P) and influencing variables are measured using the HEAT and Negative Effects Schedule (HEAT).
The results of 111 students (36 students in positive postal conditions, 34 students in neutral postal conditions, and 41 students in positive postal conditions) showed that the meaning of life variables moderating the effect of seeing positive posts from strangers on positive influences b = 0.447, p < 0.05, but not to a negative effect. This finding shows that the meaning of life can protect a person's positive influence from exposure to positive strangers' posts.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV.

During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>