Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Rahmantiyo
"Latar Belakang: Lansia rentan terhadap penyakit gigi dan mulut maupun sistemik. Sampai saat ini, belum ada penelitian mengenai laju alir saliva (LAS) dan profil Candida sp pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Binaan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Tujuan: mengetahui profil saliva dan Candida sp pada lansia di PSTW. Metode: Dilakukan pengukuran LAS dengan dan tanpa stimulasi pada subjek lansia. Kemudian sampel saliva tanpa stimulasi dikultur menggunakan media CHROMagarTM yang selanjutnya dilakukan identifikasi dan perhitungan koloni Candida sp. Hasil: Subjek yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 279 orang, yaitu 107 laki-laki, dan 172 perempuan. Sejumlah 160 subjek tidak memiliki penyakit sistemik, sedangkan subjek dengan 1, 2 dan ≥3 penyakit sistemik masing-masing adalah 70, 18 dan 31 subjek. Terdapat 226 subjek yang memiliki LAS normal dan 53 subjek hiposalivasi; 225 subjek memiliki LAS terstimulasi normal dan 74 subjek hiposalivasi.  Dari 48 sampel saliva ditemukan C. albicans, C. tropicalis, C. krusei, dan C. glabrata dengan 153, 84, 72, dan 100 koloni. Kesimpulan: Subjek penelitian ini didominasi oleh perempuan, kebanyakan subjek tidak memiliki penyakit sistemik dan tidak mengalami hiposalivasi. Candida albicans merupakan spesies yang paling sering ditemukan pada penelitian ini.

Background: Elderly is susceptible to systemic and oral disease. Until to now, there has been no research that discuss salivary flow rate (SFR) and Candida sp profiles in elderly at Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Binaan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Objective: To determine the profiles of saliva and Candida sp in elderlies of PSTW. Methods: Stimulated and unstimulated SFR were measured. Then, unstimulated saliva samples were cultured using CHROMagarTM kit and the Candida colonies were counted and identified. Results: There were 279 elderly subjects composed of 107 males and 172 females. There were 160 subjects without systemic disease whereas subjects with 1, 2 and ≥3 systemic diseases were 70, 18, and 31 subjects respectively. There were 226 subjects with normal SFR and 53 hyposalivation subjects. Subjects with normal and hyposalivation in stimulated SFR were 53 and 74 subjects respectively. The saliva culture resulted with 153, 84, 72, and 100 colonies of C. albicans, C. tropicalis, C. krusei and C. glabrata. Conclusion:In this study, female subjects were dominant. Most subjects were without systemic disease and with normal SFR. Candida albicans was the most common species found in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edeh Roletta Haroen
"The aim of the research were to describe how salivary flow rate and pH vary with time during use of chewing and gustatory stimulation. Fifty young adult subjects collected unstimulated saliva by spitting method, and then collected stimulated saliva by chewing paraffin wax, and a few drops of citric acid are usually placed on the subjects tongue. The mean of saliva flow rate that unstimulated: 0.50 cc/minute; stimulated saliva by chewing paraffin wax:1.57 cc/minute, and drops of citric acid stimulation showed that saliva flow rate: 2.98 cc/minute; and pH saliva that unstimulated 6.39; stimulated saliva by chewing paraffin wax 7.2; and stimulated saliva by citric acid: 7.55. Statistical paired t test showed that t lower than t table. The conclusion of the research showed that there were significant influences in the unstimulated salivary flow rates and pH with stimulated saliva elicited by chewing and gustatory stimulation."
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ariani
"

Latar belakang: Populasi lansia di Indonesia meningkat, sebagian ada yang hidup di PSTW binaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah memiliki wewenang untuk menjamin ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendampingan bagi lansia. Namun hanya sedikit penelitian mengenai lesi mulut pada lansia di Indonesia. Tujuan: Untuk menganalisis kondisi rongga mulut dan penyakit sistemik pada lansia di PSTW DKI Jakarta. Metode: Subjek penelitian didapat melalui metode consecutive sampling pada populasi lansia di 5 PSTW di 3 wilayah DKI Jakarta. Dari 1185 penghuni PSTW diperoleh 273 yang memenuhi kriteria inklusi. Data sosiodemografi dan riwayat penyakit sistemik diambil dari rekam medis di panti. Semua subjek dilakukan pemeriksaan oral, yaitu Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S), Papilary Bleeding Index (PBI), Decay, Missing, Filling-Teeth (DMF-T), Skor Indeks Mukosa Plak (MPS), dan pemeriksaan laju alir dan pH saliva, lesi mulut dan topografi lesi mulut. Subjek diwawancarai tentang kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan mulut. Hasil: Prevalensi lesi mulut terbanyak adalah gingivitis dan prevalensi penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi. Kategori OHI-S buruk, kategori PBI baik, kategori DMF-T sangat tinggi, kategori indeks MPS baik. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan jenis pekerjaan dengan penyakit sistemik pada lansia. Lansia dengan kebiasaan merokok, menyirih, dan minum alkohol cenderung memiliki penyakit sistemik. Lansia dengan penyakit sistemik cenderung memiliki lesi mulut. Kesimpulan: Kondisi mulut dan penyakit sistemik pada lansia yang tinggal di PSTW DKI Jakarta dalam keadaan tidak baik. 


Background: The population of elderly in Indonesia is increasing, some are living on government institutions in Jakarta. The government has the authority to ensure the availability of health facilities and assistance for the elderly. There are only a few studies on oral lesions of elderly in Indonesia. Objective: To analyze the condition of the oral lesion and systemic disease of elderly on government institutions in Jakarta. Method: Subjects were obtained through consecutive sampling method of elderly population in 5 governent institutions in 3 areas of Jakarta. Of the 1185 residents, 273 were obtained inclusion criteria. Sociodemographic data and history of systemic diseases were taken from medical records in the institution. All subjects had oral examinations, which are Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S), Papilary Bleeding Index (PBI), Decay, Missing, Filling-Teeth (DMF-T), Mucosal Plaque Index Score (MPS), and examination of flow rate and salivary pH, oral lesions and oral lesions topography. Subjects were interviewed about oral health related habits. Results: The most common oral lesions was gingivitis and most common systemic diseases was hypertension. OHI-Scategory is bad, PBI category is good, DMF-T category is very high, MPS index category is good. There is a relationship between gender and type of work with systemic diseases in the elderly. Elderly with the habit of smoking, snacking, and drinking alcohol tend to have systemic diseases. Elderly with systemic diseases tend to have oral lesions. Conclusion: Oral conditions and systemic diseases in elderly who living in institution in Jakarta are not good.

"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patoni
"Latar belakang: Pendamping lanjut usia (lansia) di panti sosial dalam menjalankan perannya sebaiknya memiliki Oral Health Literacy (OHL) dan pengetahuan terkait kanker mulut yang baik, sehingga dapat memberikan pelayanan terkait kesehatan gigi dan mulut yang baik bagi lansia yang didampinginya. Saat ini belum ada penelitian mengenai OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) DKI Jakarta. Tujuan: Menganalisis faktor sosiodemografi terkait OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini adalah studi observasional potong lintang pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta menggunakan kuesioner HeLD-ID dan kuesioner pengetahuan tentang kanker mulut yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Hasil: 129 dari 196 pendamping lansia dengan rerata usia 35,12±10,97 tahun di 6 PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta bersedia mengikuti penelitian (Respon rate 65,8%). Total skor OHL responden adalah 3,08±0,65. Domain Understanding mempunyai skor tertinggi dan domain dan Communication mempunyai skor terendah. Skor OHL tidak dibedakan oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, kebiasaan merokok, minum alkohol, mengunyah tembakau dan menyirih (p>0,05). Skor OHL dibedakan oleh tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi (p<0,05). Tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut pada responden penelitian masih rendah. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi membedakan skor OHL pada pendamping lansia. Tidak ada faktor yang membedakan tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut. Namun, perlu dilakukan upaya perbaikan tingkat pengetahuan terkait kanker mulut pada kelompok populasi ini.

Background: It is important for the elderly caregivers who work in the nursing homes to have good Oral Health Literacy (OHL) and oral cancer awareness to give optimal service to related oral health to the elderly whom they are working with. Until now, study related to OHL and oral cancer awareness among elderly caregiver is lacking. Objective: To analyze sociodemographic factors related to OHL and oral cancer awareness in the elderly caregiver of nursing homes in DKI Jakarta. Methods: This is a observative cross-sectional study on the elderly caregivers of nursing homes in DKI Jakarta, using previously validated questionarre of HeLD-ID and oral cancer awareness. Results: 129 out of 196 elderly caregivers (mean age 35.12±10.97 score) participated in the study. The OHL total score was 3.08±0.65 with Understanding domain had the highest and Communication domain had the lowest score. The score of OHL was not significantly differed by age, gender, occupation, smoking habit, alcohol habit, betel and tobacco chewing (p> 0.05). The score of OHL was significantly differed by level of education and experience of dental visit (p<0.05). There were 116 (89.9%) participant who had heard about oral cancer, however the level of knowledge on oral cancer risk factors and early sign of the caregiver was still low. None of the sociodemographic factors, habits or dental visits significantly differed the level of both a aspects of oral cancer (p>0.05). Conclusion: This study showed that OHL of elderly caregiver was significantly differed by level of education and experiences of dental visits. No factors influence the level of oral cancer knowledge on risk factors and early signs. However, there is to improve the knowledge of oral cancer in this population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuning Ratnawidya
"Latar belakang: Lanjut usia merupakan populasi yang rentan terhadap gangguan kesehatan dan mempengaruhi kualitas hidup. Kondisi rongga mulut yang buruk dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, infeksi bahkan gangguan nutrisi sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup.  Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting bagi kesehatan umum dan mendukung tercapainya kualitas hidup yang baik. Untuk mengukur persepsi lansia mengenai dampak kesehatan rongga mulut terhadap kehidupan sehari-hari maka dibuat suatu instrumen kualitas hidup terkait kesehatan rongga mulut. Instrumen yang paling umum digunakan adalah versi singkat Oral Health Impact Profile (OHIP-14).
Tujuan: Menguji validitas dan reliabilitas instrumen OHIP-14 versi Indonesia pada populasi lansia di PSTW Binaan Dinsos DKI Jakarta.
Metode: Metode penelitian yang dilakukan adalah potong lintang. Versi asli OHIP-14 yang berbahasa Inggris diterjemahkan ke dalam Indonesia melalui proses cross cultural-adaptation pada populasi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Binaan Dinas Sosial DKI Jakarta. Reliabilitas instrumen diuji menggunakan konsistensi internal yang dinilai dengan Cronbach’s alpha, sedangkan test-retest dinilai menggunakan intraclass correlation coefficient. Validitas konvergen diuji dengan melihat hubungan antar masing-masing domain, total skor OHIP dan persepsi diri mengenai gigi geligi, pengunyahan dan estetika. Validitas konvergen diuji dengan membandingkan skor OHIP dengan status kondisi rongga mulut.
Hasil: Berdasarkan analisis didapatkan hasil bahwa domain pertanyaan OHIP-14 adalah signifikan dengan intraclass correlation coefficient per domain adalah 0,521-0,770, dan intraclass correlation coefficient skor total OHIP-14 adalah 0,78. Sedangkan nilai Cronbach’s alpha skor total OHIP-14 adalah 0,932.
Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen OHIP-14 versi Indonesia adalah valid dan reliabel sebagai alat ukur dalam mengevaluasi dampak kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup pada studi epidemiologi populasi lansia di Indonesia.

Background: To measure individual oral health perception toward daily activities capability, an evaluation of Oral Health Related Quality of Life is made. The most commonly used instrument is the short version of Oral Health Impact Profile (OHIP-14), developed by Slade.
Aim: This study aimed to validate an Indonesian short version of OHIP-14 in elderly population.
Methods: The original English version of OHIP-14 was translated into Indonesian language (OHIP-14ID) and applied in the elderly populations in government nursing homes. Reliability was examined by test-retest with evaluated by Cronbach’s alpha and average inter-item correlation coefficients. Convergent validity was established by examining relationships between the OHIP domain, total OHIP scores, and self-reported satisfaction on general dentition, chewing function, and aesthetics. Discriminant validity was examined by comparing OHIP scores and dental status.
Results: Internal consistency coefficient of the total OHIP-14ID score as absolute agreement was 0.770. The Cronbach’s alpha value for total OHIP-14ID scores was 0.932. All domain of OHIP-14ID confirmed significant value.
Conclusion: This study suggested that the OHIP-14ID can be used as a valid and reliable instrument for evaluating the impacts of oral condition to quality of life in epidemiological studies among the elderly in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Harlistika
"Proses penuaan dapat menyebabkan depresi pada lansia. Depresi dapat dialami oleh lansia yang tinggal di panti akibat kondisi stress dan isolasi sosial. Depresi menimbulkan dampak pada perubahan pola tidur lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dan dilakukan pada 100 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Zung Self-Rating Depression Scale Zung SDS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara depresi dengan kualitas tidur lansia p=0.001; OR=3.778. Lansia yang tidak depresi memiliki peluang 3,8 kali untuk mengalami kualitas tidur yang baik daripada lansia depresi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih berfokus pada komponen-komponen kualitas tidur yang dipengaruhi oleh depresi dan mengembangkan intervensi untuk mengatasi depresi dan kualitas tidur yang buruk pada lansia.

The aging process can cause the depression on elderly. Depression among elderly in institution can caused by stress and social isolation. Depression cause the alteration in sleep pattern. The purpose of this study was to know the correlation between depression and sleep quality among elderly in Panti Sosial Tresna Werdha PSTW in DKI Jakarta. This cross sectional study was done on 100 elderly. The instruments used on this study were Zung Self Rating Depression Scale Zung SDS and Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI.
The results of this study showed that depression had correlation to sleep quality in elderly p 0.001 OR 3.778. Elderly without depression were 3,8 times to have good sleep quality than elderly with depression. The next study can focus on sleep quality components that affected by depression and develop the intervention to resolve the depression and bad sleep quality on elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirenden, Bernadus Herdi
"Jaminan mutu atas keakuratan alat ukur di bidang kesehatan merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan pada masa ini. Salah satu alat yang perlu dikalibrasi adalah infusion pump analyser. Alat ini berfungsi menguji pompa infus yang bekerja pada aliran rendah, yang digunakan di rumah sakit apakah masih layak pakai atau tidak. Sebagai peralatan uji, infusion pump analyser harus terkalibrasi untuk menjamin keakuratan hasil pengujiannya. Pada penelitian ini akan dikembangan sistem kalibrasi yang beroperasi pada laju aliran rendah. Sistem terdiri dari aktuator linear yang menggerakan siringe dari gelas kaca. Aktuator linear terdiri dari ulir bola, linear guide way, rangkaian roda gigi yang terhubung ke motor d.c. Kecepatan motor d.c. dikendalikan oleh FPGA dengan menggunakan metode pulse width modulation. FPGA juga digunakan untuk membaca keluaran rotary encoder yang terhubung ke poros roda gigi untuk memantau kecepatan aktuator. Untuk mengkarakterisasi sistem, pertama osilator FPGA dikalibrasi terhadap universal counter untuk menvalidasi pengukuran waktunya. Kemudian aktuator dikalibrasi menggunakan kaliper untuk menverifikasi pergerakan linearnya. Dalam proses ini diamati efek dinamis dari faktor kalibrasi enkoder, yang membawa kepada penentuan kecepatan intrinsik dari sistem. Dengan menggunakan kecepatan intrinsik dan faktor alat, maka volume dan laju alir yang dibangkitkan oleh sistem dapat ditentukan. Selanjutnya sistem diuji secara gravimetri berdasarkan ISO/FDIS 8655-1, dan didapatkan hasil ketidakpastian pengukuran yang tidak memenuhi syarat. Setelah melakukan penyelidikan lanjut dengan simulasi pada perhitungan pengukuran, didapatkan bahwa kapasistas silinder perlu diperbesar agar ketidakpastian pengukuran yang dibutuhkan dapat dicapai.

Quality assurance of the accuracyof measuring instruments in the health industry is necessary. One of the instruments that need to be calibrated is Infusion pump analyzer. This instruments is used to test infusion pumps used in hospital at low flow rate. As test equipment, infusion pump analyzer must be calibrated to ensure the accuracy of test results. In this study, a low flow rate calibration system is developed. The system consist of linear actuator to move a glass syringe. The linear actuator consist a linear ball screw, linear guide way, and gear box connected to d.c. motor. The motor controlled by FPGA using pulse width modulation method. FPGA also use to read rotary encoder that connected to gearbox shaft to monitor actuator speed. To characterized the system, first the FPGA oscilator is calibrated to universal counter to validated the time measurement. Then the actuator is calibrated using caliper to verify its linear movement. In this porocess a dynamic efect of encoder meter factor are discovered. This dynamic effect lead to determining intrinsic speed of the system. The intrinsic speed together with meter factor are used to determine volume and flowrate generated by the system. The system then tested using gravimetric method base up on ISO/FDIS 8655-1 and the result of measurement uncertainty is not satisfying. After further investigation using simulation on measurement calculation, it is found that the capacity of syringe should be increased to achieve required uncertainty.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susisusanti Daely
"

Jumlah lansia selalu meningkat, begitu juga lansia terlantar, sehingga pemerintahan mendirikan panti sosial. Akibat penuaan, lansia mengalami perubahan yang mempengaruhi kualitas hidup. Metode penelitian deskriptif, pendekatan cross sectional, untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta. Responden dipilih dengan simple random sampling (107). Analisis karakteristik responden  menggunakan uji T-Independent dan anova. Penelitian menemukan responden panti werdha kebanyakan lansia muda, lansia lak-laki dan menikah dengan pendidikan rendah, dan tinggal di panti selama 2 tahun keatas. Kesimpulannya, kualitas hidup lansia panti rendah maka, lansia perlu diberikan dukungan sosial adekuat agar merasa diperhatikan, sehingga tercipta kualitas hidup tinggi.

 


The number of elderly people always increases, as well as abandoned elderly people, so the government has established social institutions. As a result of aging, the elderly experience changes that affect the quality of life. Descriptive research method, cross sectional approach, to describe the quality of life of the elderly at the Panti Sosial Tresna Werdha in Jakarta. Respondents were selected by simple random sampling (107). Analysis of respondent characteristics using independent t-test and anova. The study found that respondents of the panti werdha were mostly young elderly, elderly male and married, with low education, and lived in a nursing home for 2 years and above. In conclusion, the quality of life for the elderly is low, so the elderly need to be given adequate social support in order to feel cared, so that a high quality of life is created.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awwah Halim
"Pada skripsi ini dilakukan rancang bangun perangkat pengukur laju alir gas oksigen menggunakan serat optik. Pengukur ini bekerja berdasarkan rugi macrobending pada serat optik ketika dilengkungkan. Serat optik yang dilengkungkan dikaitkan dengan penampang datar sehingga sensitif terhadap udara yang melewatinya. Sinyal keluaran kemudian diterima oleh fotodiode untuk diolah dengan rangkaian pendukung dan Arduino Uno-ATmega328P agar dapat ditampilkan pada display LCD. Berdasarkan hasil pengukuran skala laboratorium menggunakan gas oksigen, disimpulkan bahawa rancang bangun perangkat ini mampu mengukur laju alir oksigen dari 4 hingga 7 liter/menit dengan beda terhadap flowmeter 3,2%.

This research focus on developing of gases flowmeter. This instrument using macrobending loss fiber optic. The sensor consist of a bended fiber optic attached on a flat plate. The output signal then to be received by photodiode to be processed with an electronic circuit and an Arduino Uno-ATmega328P to be displayed on the LCD display. Based on this research in laboratory with oxygen gas, it can be concluded that this instrument can measure 4 until 7 litters per minute of oxygen flow and the different with flowmeter 3,2%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Jatuh merupakan masalah yang banyak terjadi pada lansia, terutama pada lansia di panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan latihan fisik dengan risiko jatuh pada lansia di panti sosial tresna werdha (PSTW) wilayah DKI Jakarta. Penelitian menggunakan cross sectional dengan metode quota sampling pada 91 lansia di PSTW Budi Mulia 1, 2, dan 4 wilayah DKI Jakarta.
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi, risiko jatuh diukur menggunakan Morse Fall Scale (MFS). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji pearson product moment.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara latihan fisik dengan risiko jatuh (p < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa latihan fisik yang dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia di panti.

Fall is common problem in elderly especially institutional elderly. This research was aim to relation of physical exercise and fall risk in institutional elderly in PSTW DKI Jakarta. The research?s design was cross sectional with quota sampling method on 91 institutional elderly in PSTW Budi Mulia 1, 2, and 4.
Collecting data used interview and observation, fall risk measured with Morse Fall Scale questionnaire. The statistic test that using in this research was pearson product moment.
The results research shown that there was relationship between physical exercise and fall risk (p value < 0,05). Consequently, physical exercise regularly can reduce fall risk for institutional elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>