Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kesejahteraan psikologis memiliki peran dalam memotivasi dan mempertahankan perilaku kesehatan positif. Kajian yang mengukur antara kesejahteraan psikologis dengan perilaku kesehatan pada ibu hamil belum banyak dilakukan, namun beberapa kajian menunjukkan adanya hubungan positif antara kesejahteraan psikologis dengan perilaku kesehatan pada individu. Kesejahteraan psikologis identik dengan kebahagiaan dengan proses pemenuhan pada individu. Konstruk kesejahteraan psikologis dapat menjadi faktor protektif terhadap kesehatan mental individu. Huffman juga menyampaikan bahwa kebahagiaan dan optimisme berkaitan dengan perilaku kesehatan yang baik terhadap prognosis penyakit jantung."
Pekalongan: PT Nasya Expandig Maagemet, 2023
613.043 KES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pekalongan: PT Nasya Expandig Maagemet, 2023
613.043 MOD
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Aspek kebahagiaan sangat penting bagi ibu hamil. Kebahagiaan ini dapat dibangun melalui kesejahteraan psikologis yang baik. Kesejahteraan psikologis pada ibu hamil adalah suatu kondisi di mana ibu hamil memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri, yang tergambar dalam penerimaan diri (self-acceptance), memiliki tujuan hidup (purpose in life), penguasaan lingkungan (environmental mastery), otonomi (autonomy), hubungan yang positif (positive relationship with others), dan pertumbuhan diri (personal growth).
Buku ini dikembangkan untuk memandu ibu hamil untuk dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya secara mandiri. Berisi tentang penugasan dan soal sederhana yang dapat membantu ibu hamil meningkatkan aspek penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, otonomi, hubungan yang positif dengan orang lain, dan pertumbuhan diri."
Pekalongan: PT Nasya Expandig Maagemet, 2023
613.043 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Depok: Perkumpulan Perinatalogi Indonesia ; Pusat Penelitian Kesehatan LPUI, 1991
R 612.63 PEN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Kondisi psikososial pada kehamilan menyangkut kondisi psikologis, kondisi sosial budaya, dan kondisi psikososial yang terjadi pada ibu primigravida. Masalah psikososial dapat diartikan setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor terjadinya gangguan kesehatan atau gangguan jiwa secara nyata (Depkes RI, 1995). Primigravida adalah kehamilan pertama (Donald, 1991). Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya fenomena di masyarakat bahwa ibu hamil sering mengalami pembahan perilaku, seperti ngidam, atau keinginan yang timbul saat hamil dan adanya pantangan terhadap beberapa jenis makanan.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi psikososial ibu primigravida. Metode/ desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan uji statistik tendensi sentral (mean,median dan modus). Hasil penelitian menunjukkan 80% Ibu hamil berpendidikan sekolah menengah dan 7% perguruan tinggi. Usia ibu 53% antara 21- 25 tahun dan 27% kurang dari 20 tahun. Seluruh responden menyatakan memerlukan dorongan semangat dari suami dan keluarga, senang dengan kehamilannya dan gerakan janin yang dikandungnya, semakin dicintai suami, membicarakan masa depan keluarga dengan suami, dan membutuhkan bantuan petugas kesehatan serta mempersiapkan persalinan."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5248
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keteraturan Ante Natal Care pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi
adanya tanda-tanda pre eklampsia sehingga tindakan preventif diharapkan
dapat menurunkan angka kejadian pre eklampsia dan eklampsia sehingga
menurunkan morbiditas dan mortalitas Ibu dan janin. Selain keteraturan
Ante Natal Care terdapat faktor predisposisi yang ikut mempengaruhi
kejadian pre eklampsia diantaranya adalah usia, paritas, pendidikan, riwayat
penyakit hipertensi dan status psikologis ibu. Tujuan penelitian ini adalah
memperjelas konsep keteraturan Ante Natal Care terhadap kejadian Pre
eklampsia pada ibu hamil. Metode penelitian deskriptif perbandingan
dengan cara pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel
dilakukan secara Consecutive dari tanggal 16-27 Juli 2001 di Poliklinik
Kebidanan dan Rawat Inap RSUPN Cipto Mangunkusumo. Diperoleh
sampel sebanyak 30 kasus yang terdiri dari 18 kasus Pre eklampsia ringan
dan 12 kasus pre eklampsia berat. Data yang terkumpul dianalisa dngan
statistik deskriptif perbandingan dan dilakukan uji perbedaan kemaknaan
dengan uji non parametrik Chi Square tabel 2 x 2. Hasil Penelitian : Pada
kasus Pre Eklampsia Ringan (PER) yang melakukan ANC teratur ditemukan
sebanyak 10 kasus (56%) dan pada Pre Eklampsia Berat (PEB) angka kejadian
sangat kecil yaitu 2 kasus (16,7 %). Sebaliknya pada kasus PER yang tidak
melakukan ANC dengan teratur sebanyak 8 kasus (44%) dan pada kasus PEB
sejumlah 10 kasus (83,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa dengan ANC teratur
semakin banyak kasus PER terdeteksi dan jumlah kasus PEB semakin
berkurang, Setelah uji X2 dengan df = 1 menunjukkan perbedaan yang
bermakna pada ibu hamil yang melakukan ANC teratur dan tidak teratur
terhadap kejadian pre eklampsia (X2 = 4,54 dan £2 = 0,025)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5059
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dimana 90% terjadi saat dan setelah persalinan. Tahun 2007-2009 AKI Kabupaten Gorontalo Utara lebih tinggi dari nasional. Upaya untuk penurunan AKI khususnya pada fase antenatal telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Upaya lain dapat dilakukan secara tradisional melalui pendekatan budaya setempat. Upacara adat Molontalo dikenal di Provinsi Gorontalo. Tujuan penelitian meningkatnya pengetahuan KIA dukun kampong (hulango) dan imam kampong (hatibi) dalam upaya meningkatkan kunjungan ibu hamil ke petugas dan fasilitas kesehatan. Metode: Penelitian operasional diawali intervensi, pengumpulan data, menganalisis objek dan situasi kemudian digambarkan secara deskriptif. Hasil: saat pretes pengetahuan hulango dan hatibi kurang, namun sesudah pretes ada peningkatan. Peran hulango dan hatibi dalam usaha penyampaian pesan KIA pada masyarakat khususnya pada ibu hamil dan keluarganya dapat dilanjutkan, sehingga dapat dilibatkan dalam bidang kesehatan. Hulango menyampaiakan sebelum atau sesudah pelaksanaan tondalo pada ibu hamil. Untuk hatibi intervensi yang dilakukan sudah baik hanya perlu dilakukan lagi pada setiap kegiatan molontalo. Kesimpulan: Upacara ini dapat membantu penyampaian promosi program KIA. Diharapkan terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi terutama ibu, keluarga, kerabat, karena mereka mendapat kesempatan mendengarkan program KIA. Saran: Evaluasi perlu dilakukan terhadap pemahaman masyarakat akan upacara Molontalo agar dipahami program KIA. Setiap upacara Molontalo diharapkan dilakukan penyampaian pesan kesehatan KIA terus menerus dan konsisten. "
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasan
"Pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, dimana salah satu komponen pentingnya adalah percepatan penurunan angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Upaya kesehatan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan bentuk atau pola Upaya Kesehatan Puskesmas, serta Upaya Rujukan Kesehatan. Pelayanan terhadap ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pelayanan ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah, ini bisa dilihat dari target pelayanan ibu hamil risiko tinggi sebesar 12% dari seluruh ibu hamil, cakupannya tahun 1998 baru mencapai 4,53%. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang sudah dimulai sejak akhir 1997 maka jumlah keluarga miskin jadi lebih meningkat diperkirakan kenaikan ini dari 20% menjadi 40%, diperkirakan pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi akan menurun karena menurunnya kemampuan dari pada masyarakat terutama keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor yang berpengaruh terhadap cakupan ibu hamil risiko tinggi ini, terutama jarak ke pelayanan kesehatan/RS, ratio bidan per penduduk, ratio partus dukun per penduduk dan ratio dana JPSBK, dilakukan penelitian survey dengan pengambilan data sekunder dari laporan bulanan KIA Puskesmas sekabupaten dan data rujukan ibu hamil risiko tinggi ke Rumah Sakit - Rumah Sakit di Sukabumi periode sebelum JPSBK (November 1997 - Oktober 1998) dan periode sesudah JPSBK (November 1998 - Oktober 1999). Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Pearson untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent.
Hasil analisa data dengan uji korelasi menunjukan, sebelum JPSBK, ratio bidan per penduduk secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama cakupan ibu hamil partus lama (pl,00), dan cakupan ibu hamil risiko total (p=0,005), sedangkan jarak ke rumah sakit secara agak bermakna mempengaruhi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi lain-lain (p=,105), sedangkan ratio jumlah partus dukun tidak mempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. Sesudah JPSBK hasil analisa data menunjukan ratio bidan per penduduk secara bermakna mempunyai hubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p=,O60), dan ibu hamil partus lama (p=1,094). Ratio dana JPSBK secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p4=1,005). Sedangkan jarak ke RS dan ratio partus dukun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa makin tinggi ratio bidan perpenduduk makin tinggi cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan dan partus lama. Makin tinggi dana JPSBK makin tinggi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil perdarahan. Jarak ke RS tidak mempengaruhi cakupan, jadi walaupun jarak ke RS jauh tapi rujukan ibu hamil risiko tinggi tetap dilaksanakan. Ratio partus dukun tidak pempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi.

Factors Related to High Risk Pregnant Women Coverage Before and after JPS-BK at Puskesmas in Sukabumi District, at 1997-1998.Development of Human Resources as a whole effort, is an important component to accelerate the reduction of Maternal Mortality and Infant Mortality in Indonesia. Health services for pregnant women, especially high risk pregnant women, are influenced by many factors. Health services for pregnant women in Sukabumi District is still far from the desired level. This level can be showed by coverage of high risk pregnant women services , that is about 4,53%, while the target is 12% of whole pregnant women. During the economic crisis that has happened since the end of 1997, the number of poor families increased. from 20% to 40%, of total the families. The ability to reach health services among poor families become declined. To prevent this from happening, the Ministry of Health launched a social safety net program.
This study examined association between coverage of high risk pregnant women and several factors such as distance to hospital, midwives-population ratio, traditional birth to population ratio, and ]PS-BK fund-population ratio. The data collected from KIA monthly report made by every Puskesmas from 1997 to October 1999 before and after RS-8K fund distribution. The "Correlation of Pearson" is used to find the significance of association between dependent and independent variables.
The result showed that, before JPS-BK midwives-population. ratio have significant association with coverage of high risk pregnant women especially for neglected labor (p~,000), and total high risk labor (pt,005). The distance to hospital have significant association with the others high risk labor at p=0,105. After JPS-BK the study showed that midwives-population ratio had significant association with coverage pregnant with bleeding (p=0,060) and neglected labor (p~,094}. JPS-BK fund-population ratio had significant association with coverage of high risk pregnant with bleeding (p=0,005). The distances to hospital and traditional birth to population ratio had no significant association with coverage of high risk pregnant women.
The conclusions of this research are 1. the more midwives-population ratio the more coverage of high risk pregnant women especially for bleeding and neglected labor. 2. the more fund is available the more coverage for high risk pregnant especially for pregnant with bleeding. The distance to hospital did not relate to coverage of high risk pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Ferdy Malonda
"Hasil penulisan yang dikemukakan dalam disertasi ini, tersusun berdasarkan penelitian tentang kebudayaan dan perilaku reproduksi masa bumilincalin (ibu hamil, bersalin, dan pascasalin) masyarakat; terfokus pada pengaruh faktor-faktor sosial-budaya reproduksi dan faktor-faktor sosial lainnya terhadap para ibu hamil mengalami gangguan emosi (dalam ansietas) dan fisik, yang mempersulit persalinan, serta kondisi pascasalin mereka berdasarkan kondisi faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat sejak awal tahun 1996 sampai awal tahun 1997, dilanjutkan secara formal terjadual (berkesinambungan) mulai awal bulan September tahun 1998 sampai bulan Juni tahun 1999.
Penelitian ini didasarkan pada bagan kerangka berpikir, sebagai arah kajian yang dibentuk penulis; yang dipengaruhi beberapa pandangan teori yaitu 1) pandangan teoritis Stres Interaktif, dari Charles 1. Sheridan dan Sally A. Radmacher, 2) proposisi Perubahan Dalam Interaksi Sistem Budaya dan Sistem Medis, dari Paul D. Benjamin, 3) proposisi Hubungan antara Harapan-harapan Budaya Reproduksi dengan Ansietas Para Ibu Hamil dan Gangguan Persalinan, dari Margaret Mead, 4) pandangan teoritis antropologi tentang Hubungan Antara Uterus yang Bersifat Negatif dengan Kondisi Emosi Para Wanita Hamil Yang Terganggu, dari Emily Martin, dan 5) pendirian teori secara antropologi tentang Stresstres Akibat Peranan dan Nilai Yang Bersumber dari Sistem-sistem Sosial-Budaya, dari A.F.C. Wallace.
Penelitian dilakukan dengan mengutamakan penggunaan metode kualitatif, dibantu dengan metode kuantitatif untuk memvalidasi data (dalam uji analisis Ylsq dan analisis diskriminan). Sasaran pengumpulan data yaitu para informan umum (sebagai tokoh-tokoh masyarakat dan para ibu yang telah pernah bersalin), serta para informan khusus (para ibu) yang sedang menjalani masa bumilincalin.
Hasil penelitian ini sebagai berikut:
Pertama. Secara umum warga masyarakat Sunda Sumedang memadukan pengetahuan budaya reproduksi / kedokteran moderen dengan pengetahuan budaya reproduksi tradisional atau etno-obstetri Sunda, dalam kepentingan kesehatan bumilincalin; sungguhpun, memang belum semua warga masyarakat setempat sekaligus memanfaatkan pengetahuan moderen tersebut sampai tahap persalinan. Bagian terbesar warga masyarakat setempat masih mementingkan paraji (dukun bersalin) dalam kepentingan penanganan persalinan, berdasarkan peran secara bio-psiko-sosio-budayanya (masa bumilincalin).
Kedua. Para ibu yang ditemukan memiliki kondisi fisik sehat yang juga tidak mengalami hariwang (ansietas) saat hamil, tidak mengalami kesulitan ngajuru (bersalin), dan memiliki kondisi emosi serta fisik sehat saat pascasalin; karena berdasarkan kondisi segi-segi positif faktor-faktor sosial budaya reproduksi serta faktor-faktor sosial lainnya, seperti: (a) memiliki pandangan ada kebebasan dan ketenteraman tinggal di desa sendiri, terikat secara sosial-budaya dan memiliki rasa diri berharga; termasuk memiliki pandangan hidup (premis), yaitu kehamilan merupakan suatu kewajiban yang harus diterima menurut keinginan Tuhan dan berkaitan dengan pemberianNya akan kesuburan bisa hamil; kesulitan bersalin harus diatasi sebagaimana seorang wanita harus menjalani kodrat; sebagai wanita ingin merasakan bagaimana pengalaman sebagai bagian hidup dalam hal hamil/bersalin; dan tidak takut hamil / bersalin, berdasarkan pandangan ibu kandung mengalami hal yang sama (berdasarkan pandangan semua wanita harus hamil dan harus menerima / mengatasi kehamilan dan persalinannya); (b) memiliki hubungan yang serasi dengan suami / keluarga suami; (c) adanya kebiasaan pengaturan keuangan keluarga yang longgar, dan tidak tergantung secara penuh kepada suami; (d) mematuhi semua anjuran dan larangan makanan, anjuran gerak dan latihan fisik, larangan metaforik, dan yang berhubungan dengan kepercayaan lainnya; (e) melaksanakan semua upacara seputar bumillincalin sesuai tradisi asli dan berdasar agama Islam; (f) memfungsikan paraji untuk berbagai kepentingan dari masa hamil, bersalin, dan pascasalin; (g) "mengutamakan" dan memanfaatkan pengetahuan kesehatan moderen dalam fungsi tenaga kesehatan repraduksi moderen; dan (h) sebagai umat Islam sungguh-sungguh pasrah kepada Gusti Allah demi keselamatan dari masa hamil, bersalin, dan pascsalin.
Ketiga. Ada beberapa kelompok faktor sosial budaya dan faktor-faktor sosial lainnya yang mempengaruhi para bumilincalin mengalami hariwang saat hamil dan mengalami kesulitan ngajuru. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut: "Kondisi adanya para ibu saat hamil mengalami hariwang dipengaruhi oleh kelompok faktor PRUBS dan PUHIH"; dan "Kondisi adanya para ibu yang mengalami kesulitan ngajuru dipengaruhi oleh kelompok faktor PRUBS, PUHIH, dan faktor P2". Faktor PRUBS merupakan gabungan faktor, yaitu faktor HPIS (kondisi kepemilikan pengetahuan budaya tentang kritis-tidaknya masa kehamilan dan persalinan), faktor HREN (kondisi kepemilikan pengetahuan dan sikap merencanakan suatu kehamilan), dan faktor HSOS (kondisi wujud perilaku hubungan / pergaulan sosial). Faktor PUHIH merupakan gabungan faktor, yaitu faktor HADIL (kondisi kepemilikan harapan budaya ideal terhadap suatu kehamilan), faktor MKMB (kondisi kepemilikan pengetahuan budaya dan kemampuan maternal dalam mengurus kehamilan dan bayi), dan faktor HUBK (kondisi ikatan hubungan antara pars ibu hamil dengan suami serta keluarga suami). Sedangkan faktor P2 sebagai faktor tunggal yaitu kondisi para ibu mengalami hariwang saat hamil.
Keempat. Para ibu yang telah berpendidikan SLTA sampai perguruan tinggi, dan memiliki status ekonomi baik, cenderung saat hamil mengalami hariwang, serta berprilaku mencari-cari pengobatan / penyembuhan untuk pemeliharaan kehamilan mereka secara berlebihan (tak normal) dengan berpindah-pindah dari satu penyembuh ke penyembuh lainnya (dari bidan ke paraji, ke dokter umum, dan ke dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan); yang kemudian mengalami kesulitan ngajuru."
2001
D231
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>