Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagyo Cahyono
"Behavior Based Safety (BBS) adalah salah satu proaktif proses/program yang digunakan secara luas di industri untuk upaya peningkatkan keselamatan kerja dan lingkungan melalui peningkatan perilaku aman dan mengurangi perilaku berisiko pada tempat kerja. Program ini dimulai dengan pembentukan tim pelaksana, pembuatan lembar observasi, dan pelatihan observasi bagi pekerja sebagai aspek input. Kemudian untuk aspek proses meliputi jalannya kegiatan observasi, keaktifan tim pelaksana, hasil observasi dan bimbingan (coaching). Aspek output yakni kepatuhan dalam observasi, tingkat partisipasi, persentase (%) perilaku aman, Total Recordable Incident (TRI) rate, dan review berkelanjutan (sustainability review)
Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi atas implementasi Behavior Based Safety (BBS) program dilihat dari aspek input – proses – output pada pekerja PT.Chevron Indonesia Company Kalimantan Timur tahun 2014
Dari hasil penelitian didapatkan, Aspek input berjalan baik sesuai dengan panduan, bahkan pemahaman akan pelatihan mendapatkan hasil sangat baik. Aspek proses, terdapat 30% anggota tim pengarah yang pasif, 10% hasil observasi tidak memenuhi kriteria observasi yang berkualitas, ada peningkatan jumlah bimbingan 66%. Aspek output; partisipasi yang hampir 100% karena observasi diwajibkan oleh manajemen, peningkatan perilaku aman 0.3% - 0.4% dari tahun sebelumnya, TRI rate menunjukan trending penurunan overall 40% sejak penerapan program di Kalimantan dan hasil review berkelanjutan yang mendapat hasil kenaikan kelulusan untuk kriteria tim pelaksana, lembar observasi, training, komunikasi, serta analisa data sedangkan yang tidak lulus adalah kriteria dukungan manajemen, tindak lanjut komentar yang membutuhkan tindak lanjut dan penghargaan kepada observer dan tim pelaksana.
Program BBS yang sudah dijalankan lebih 6 tahun ini menunjukan tanda-tanda penuaan atau membosankan diperlukan dukungan manajemen untuk memperkuat peran BBS dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Behavior Based Safety (BBS) is one of proactive process/program that is used widely in industry as efforts to increase workplace safety and the environment through the increasing of safe behavior and reducing at-risk behaviors in the workplace. The program started with the establishment of implementation team, develop observation sheets, and observation training for workers as input aspect. Then aspects of the process included activities of observation, effectiveness of the implementation team, result of observation and coaching. The output aspects are compliance to submit observation, the participation rate, the percentage (%) safe behavior, Total Recordable Incident (TRI) rate and sustainability review
Aims of this thesis is to obtain an evaluation of the implementation of Behavior Based Safety (BBS) program reviewed from the aspect input - process - output on workers PT. Chevron East Kalimantan Indonesia Company in 2014.
Results of this research, in all aspect input items were well done accordance with the reference, understanding the training get very good. Aspects of the process, there was 30% passive steering team members, 10% of the observations not meet the criteria of quality observation, increasing of 66% coaching activities. Aspects output; the participation of nearly 100% since observations is mandatory, increasing in safe behavior 0.3% - 0.4% from the previous year, the TRI rate shows decline trending of 40% overall since the implementation of the program in Kalimantan and the results of sustainability review that gets the results of the increase in pass to the criteria of the implementation team, observation sheets, training, communication, and data analysis while not pass criteria are management support, follow-up comments that require follow-up steering team and recognize appreciation to the observer and the implementation team.
BBS programs that have been run over 6 years is showing signs of aging or boring which is management support needed to strengthen the role of BBS in achieving the desired objectives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Irwansyah
"Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2 019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Ada hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepatuhan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat pengaruh langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.

According to ILO data, 2 million workers die per year. In 2021 there will be 234 thousand work accidents in Indonesia. Chemical industry 12% from 2019-2021 work accidents 80,607 cases. Behavior-based safety (BBS) program, namely a safety approach based on human behavior. An approach to increasing employee awareness, involvement, and responsibility creates a safe work environment. Whether the BBS program in the company is able to increase employee compliance levels and change work safety behavior. The research was carried out using quantitative research methods, a type of cross sectional study. The data collected provides an overview of the relationship between variables. A cross-sectional research design was used to collect data regarding the Behavior Based Safety (BBS) program, the level of compliance with work safety behavior, and work safety behavior at PT. X at a certain point in time. Data were collected through questionnaires filled out by respondents. Variations in compliance level values were able to be explained by variations in BBS program values of 14.3%, while the remaining 85.7% were explained by variations in other variables outside the research model. Variations in employee safety behavior values can be explained by variations in BBS Program values and compliance levels of 49.6%, while the remaining 50.4% are explained by variations in other variables outside the research model. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Compliance Levels. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior. There is a positive and significant relationship between the level of compliance and safety behavior. The relationship between the BBS Program and work safety behavior has a direct influence. Therefore, the intervening variable Compliance Level does not mediate the relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yukitri Nofriandita
"Perilaku manusia yang berhubungan dengan keselamatan merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisis apa yang dibutuhkan untuk membuat perilaku aman lebih dimungkinkan dan mengurangi perilaku yang berisiko (Geller, 2001). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bekerja aman sangat penting untuk diketahui sehingga faktor-faktor tersebut dapat diperbaiki dan terus ditingkatkan agar terhindar dari kecelakaan kerja, baik injury maupun near miss.
Aspek keselamatan pada bengkel servis mobil yang bergerak dalam industri sektor informal, merupakan aspek penting karena terdapat banyak kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena kondisi industri informal saat ini masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian dari instansi terkait, tidak sesuainya rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja, rendahnya kesadaran para pekerja untuk berperilaku aman dalam bekerja serta minimnya peralatan pelindung bagi pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dimana informasi dan data dikumpulkan pada satu waktu yang sama melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara pada 22 bengkel servis mobil di Depok. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 responden. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 51,9% pekerja berperilaku aman dan 48,1% pekerja yang berperilaku tidak aman. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perilaku aman adalah pengetahuan. Sedangkan, faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi perilaku aman adalah sikap, pengalaman bekerja, ketersediaan SOP, ketersediaan APD, peran pengawas dan peran rekan kerja.

Human behavior related to safety is an approach to analyzing what is needed to make the behavior more likely to be safe and reduce risk of behavior (Geller, 2001). Factors affecting work safety behavior are very important to be known so that these factors can be repaired and improved continuously in order to avoid accidents, whether injury or near miss.
Safety aspects of the car service station engaged in the informal sector industries, is an essential aspect because there are a lot of conditions or circumstances that can lead to accidents due to the conditions of informal industry is still highly inadequate and also received less attention from the authorities, the incompatibility plans of employment, poor procedures or organizing work, lack of awareness of the workers to behave safely at work and also lack of protective equipment for workers.
This research is a quantitative study with cross-sectional design where information and data collected at the same time through the distribution of questionnaires, observations and interviews in 22 car service stations in Depok. The sample in this research are 106 respondents. Bivariate analysis performed by Chi Square test.
Results of the study, 51,9% of workers behave safely and 48,1% others do not behave safely. Factors that do not affect safety behavior is knowledge. Meanwhile, factors that shown to affect safety behavior are the attitude, working experience, availability of SOP (Standar Operating Procedure), availability of PPE (Personal Protective Equipment), role of supervisor and role of co-worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Contractor safety management system (CSMS) online yang sudah digunakan oleh PT. XYZ pada kurun waktu 2013?2014. CSMS online merupakan suatu sistem berbasis web yang digunakan dalam pelaksanaan CSMS di PT. XYZ untuk menggantikan sistem manual yang diterapkan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara kepada pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan CSMS online dirasakan belum optimal baik bagi perusahaan maupun bagi pengguna sistem, masih ditemukan kendala dan hambatan pada pengguna dan sistem yang digunakan. Perbaikan dalam implementasi CSMS online perlu dilakukan. Perbaikan terutama pada kebijakan, komunikasi yang lebih menyeluruh, peningkatan kesadaran pengguna sistem, pengembangan aplikasi CSMS online, serta perbaikan dari sisi sistem online yang digunakan. Sehingga diharapkan penggunaan CSMS online dapat optimal dan memberikan manfaat bagi perusahaan dan pengguna sistem.

This Study aimed to evaluate the Contractor Safety Management System (CSMS) Online that has been used by PT. XYZ in the period of 2013 - 2014. CSMS online is a web-based system that is use in the CSMS implementation in PT. XYZ to replace the manual system previously applied. The research was carried out by using descriptive qualitative method. Data collection was conducted using interviews to the user. The result showed that the use of CSMS online is not optimal for both companies and user, there are still obstacles and barriers to the user and the system being used. Improvements in the implementation of CSMS online is necessary. Especially in the policy, thorough communication, user awareness, CSMS online aplication development, and improvement of the system being used. Therefor the expection of using CSMS online can be optimal and provide benefits for companies and user of the system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agita Diora Fitri
"Sejak adanya laporan penelitian Heinrich tahun 1951 yang memperlihatkan bahwa perlaku tidak aman bertanggung jawab atas lebih dari 90% kecelakaan kerja dan telah banyak perusahaan dan industri yang menggunakan pendekatan behavioral based safety (BBS) dalam program kesehatan dan keselamatan kerjanya. Sebagai sebuah industri kimia, PT Pupuk Sriwijaya (PT Pusri) juga memiliki banyak resiko kecelakaan kerja bagi karyawannya dan sejak tahun 2012 PT Pusri telah melaksanakan program K3. Pada tahun 2012 PT Pusri berada pada level 3 dari maksimum level 5 berdasarkan hasil survai Safety Culture Maturity Level (SCML). Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan tinjauan terhadap pelaksanaan BBS dalam program K3 di PT Pusri Palembang. Penilitian ini adalah sebuah penelitian potong lintang yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dilaksanakan pada bulan Mei 2013 dengan fokus utama pada implementasi 9 kriteria BBS yaitu ownership, ketetapan baku definisi safe/unsafe behavior, pelatihan, observasi, pengukuran performa program, umpan balik, reinforcement, goal-setting dan review di PT Pusri Palembang. Sampel penelitian adalah karyawan dan manejer yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun yang setuju menjadi partisipan dalam penelitian ini, dengan 44 orang dari unit produksi dipakai sebagai informan kunci. Data dikumpulkan dengan memakai kuesioner yang dirancang khusus, daftar tilik, observasi dan wawancara mendalam. Semua data kemudian dianalisis secara deskriptif dan analisis konten serta analisis triangulasi. Ditemukan bahwa pelaksanaan program K3 di PT Pusri masih belum sejalan dengan kriteria pencapaian BBS. Walaupun demikian ditemukan juga adanya kesadaran akan kelemahan tersebut dan adanya sikap positif dikalangan pimpinan dan staf untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Berdasarkan temuan ini peneliti ingin memberikan rekomendasi kepada PT Pusri untuk merancang ulang program K3 yang disesuaikan dengan pendekatan BBS sebagaimana telah dilaksanakan oleh perusahaan dan industri besar diseluruh dunia.

Since Heinrich reproted in 1951 that unsafe behaviors were responsible for up to 90% of harms and injuries among workers, Behavioral Based Safety approach has been implemented by many industries and corporates around the world. As a chemical industry, PT Pupuk Sriwijaya brings occupational risks to the workers and since 2012 Occupational Health and Safety (K3) programs has been implemented. In 2012 PT Pusri was in level 3 from maximum level of 5, according to Safety Culture Maturity Level (SCML) score. The main objective of this study is to review the implementation of Behavioral Based Safety (BBS) approach integrated in the Occupational Health and Safety Prorams at PT Pusri Palembang. This is a crosssectional study with quantitative and qualitative approach, carried out in May 2013 focusing at the implementation of the 9 BBS criteria i.e., ownership, predetermined definitions of the safe/unsafe behaviors, trainings, observations, program performance assessment, feedbacks, reinforcements, goal-setting and reviews as practiced so far at PT Pusri Palembang. The study participants are managements and labors of PT Pusri who have been working at least for one year and agree to take part in the study, of which 44 of the participants from the production unit were treated as key source-persons. Data and information were collected by means of a specially devised questionnaire, check-lists, observations and in-depth interviews. All data were analyzed using descriptive analysis, content-analysis and triangulation analysis. It was found out that the K3 programs performed at PT Pusri has not been in line with the BBS implementation criteria yet. However it is fortunate to find out that the awareness of the flaws and the need of improvement are profound among the PT Pusri management. Based on these findings, I would like to recommend PT Pusri to redesign its K3 programs according to the BBS criteria as already practised by others big corporates around the world.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Kecelakaan adalah hal yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian. Salah satu tools yang dapat membantu untuk menurukan angka kecelakaan ini adalah inspeksi keselamatan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui implementasi planned safety inspection berdasarkan International Safety Rating System (ISRS) di PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor Tahun 2014. Penelitian ini merupakan study evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara kepada Assistant Manager safety, safety officer, maintanance, dan operator. Berdasarkan sub elemen ketiga International Safety Rating System ditunjukan bahwa hasil penelitian dari 6 sub elemen adalah Perencanaan inspeksi, sistem tindak lanjut, preventive maintanance, Pemeriksaan peralatan sebelum penggunaan, alternatif pelaporan kondisi substandar dan pemenuhan persyaratan telah 100% sesuai dengan International Safety Rating System. Sedangkan untuk sub elemen analisis laporan inspeksi belum dilakukan PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor, bagian/item kritis 90% sesuai dengan International Safety Rating System , dan sistem inspeksi khusus telah 96,7% telah sesuai dengan International Safety Rating System. Secara keseluruhan planned safety inspection PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor telah 91% sesuai dengan International Safety Rating System. Peneliti memberikan rekomendasi untuk mempertahakan sub elemen yang telah sesuai dengan ISRS dan memperbaiki beberapa hal yang belum sesuai dengan ISRS.

Accident is an undesirable event that causes losses. One of tools which can help to reduce the accident is safety inspection. The purpose of this study is to know about the implementation of safety inspection in terms of International Safety Rating System (ISRS) at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor in 2014. This study is a evaluation research. Data was collected through observations and interviews of Assistant Manager safety, safety officer, maintenance and operator. Based on the third element of the ISRS indicated that the result of the 6 elements, which are planned inspection, follow up system, preventive maintenance, pre-use equipment inspection, alternative substandard conditions reporting system and compliance requirements, comply to 100% of the ISRS requirements. The critical part/items comply to 90%, special system inspections comply to 96,7% of ISRS requirements. Otherwise, the analysis of inspection reports element has not done by PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. Overall, safety inspection at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor complies the ISRS requirements up to 91%.Researcher gives some recommendation for sustained suitable sub elements by ISRS and to improve unsuitable sub elements by ISRS."
2014
S55030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ames, Iowa: Wiley Blackwell, 2014
617.6 BEH (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Zalaya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pemenuhan
terhadap implementasi prosedur tentang bekerja di ketinggian PT. Balfour
Beatty Sakti Indonesia (WTC2 Project) tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian
potong lintang atau cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat implementasi prosedur bekerja di ketinggian dan mengidentifikasi
prosedur yang tidak terimplementasi bagi pekerja di ketinggian. Penelitian
menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 106 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara
terstruktur dengan informan, lembar observasi dan menggunakan telaah
dokumen yang ada. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS
untuk kuantitatif dengan menormalisasikan dengan rumus De Boer dan
mstriks, table untuk data kualitatif serta dipresentasikan dengan traffic light
system.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi prosedur
bekerja di ketinggian dalam variable tanggung jawab 60% dan variable
prosedur kerja 47% sehingga tingkat implementasi prosedur bekerja di
ketinggian sebesar 53,5% dalam kategori Merah dan data kecelakaan tahun
2012 dalam kategori Kuning. Tingkat implementasi prosedur bekerja di
ketinggian di tabel tingkat implementasi dan tingkat kecelakaan termasuk
dalam level 5 ( berbahaya ).
Dapat disimpulkan bahwa prosedur bekerja di ketinggian tidak
terimplementasi dengan baik yaitu level 5 (berbahaya) di PT.BBS
Indonesia. PT. BBS Indonesia perlu mengevaluasi dan meningkatkan
pengawasan terhadap program yang prosedur bekerja di ketinggian. Melalui
kegiatan evaluasi terhadap kepala departemen, melakukan perencanaan,
pendataan dan pelaporan pelatihan untuk manajemen, pengawas dan
pekerja, perencanaan dan pelaporan inspeksi peralatan dan area kerja.

ABSTRACT
This study aims to evaluate the level of compliance with the
implementation of working at heights procedures for PT. Balfour Beatty
Sakti Indonesia (WTC2 Project) in 2012. This study uses quantitative and
qualitative approaches to the design of a cross-sectional studies conducted to
determine the level of implementation of working at heights procedures and
identify procedures that are not implemented for workers at height. The
research uses total sampling with a sample of as many as 106 people. The
data was collected by questionnaires, structured interviews with informants,
observation sheets and use the existing document review. Processing the
data in this study using SPSS for quantitative formula with normalizing with
De Boer and matriks, table for qualitative data and was presented with a
traffic light system.
From the study results showed that the implementation of work at
height procedures 60% in a variable responsibility and 47% in variable
working procedures. So that the level implementation of working at height
procedures is 53.5% in the red category and Accident data in 2012 is in the
Yellow category. Level of implementation of working at procedures in the
level implementation working at height procedures table and the accident
rate is in level 5 (dangerous).
Can be concluded that the works at a height procedure in PT.BBS
Indonesia is not properly implemented because in level 5 (dangerous). PT.
BBS Indonesia needs to evaluate and improve the monitoring program and
standard of working at height according procedures. Through the evaluation
of department heads, planning, data collection and reporting of training to
management, supervisors and workers, planning and reporting of inspection
equipment and work area."
2012
T30751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmy Kautsar
"Penilitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran gedung dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Evaluasi dilakukan dengan menilai 12 Safety Parameter dan persyaratan tambahan yang terdapat pada NFPA 101A: Alternate Approach to Life Safety dIsesuaikan dengan standard dari NFPA 101: Life Safety Code. Gedung Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang dievaluasi adalah gedung A, C, D, dan H. Didapatkan kesimpulan bahwa tidak satupun gedung yang dievaluasi memenuhi nilai persyaratan keselamatan minimum pada NFPA 101: Life Safety Code.

This study has the purpose to evaluate the fire safety of buildings using software Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) at the Faculty of Psychology, University of Indonesia. Evaluation is done by assessing 12 Safety parameters and additional requirements contained in NFPA 101A: Alternate Approach to Life Safety adjusted to the standard of the NFPA 101: Life Safety Code. Faculty of Psychology, University of Indonesia, which is evaluated is building A, C, D, and H. Obtained conclusion that none of the evaluated buildings meet minimum safety requirements on the value of NFPA 101: Life Safety Code."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>