Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Fouriza Akbar
"Industri sportswear termasuk salah satu industri yang diprediksi akan meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu cara mempertahankan konsumen adalah dengan membangun hubungan antara konsumen dan merek. Salah satu hubungan tersebut adalah perasaan cinta dari pelanggan terhadap merek tersebut (Brand Love). Brand love tersebut dapat menciptakan loyalitas dan positive word of mouth. Pada penelitian ini selain mengidentifikasi pengaruh brand love terhadap loyalitas dan positif word of mouth, tetapi juga mengidentifikasi apakah brand love dapat menciptakan association dan perceived quality terhadap merek. Penelitian ini juga mengidentifikasi apakah positif word of mouth memiliki pengaruh positif pada association, perceived quality, dan juga loyalty, serta apakah association dan perceived quality memiliki hubungan positif terhadap loyalty. Yang menjadi objek penelitian ini adalah merek Adidas. sehingga seluruh responden yang digunakan pada peneletian ini adalah konsumen Adidas. Jumlah responden sebanyak 293 Orang dan data diolah dengan metode SEM menggunakan Aplikasi Lisrel 8.7. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa brand love memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas, positif word of mouth, association, dan perceived quality. Selain itu, ternyata positif word of mouth juga memiliki pengaruh positif pada association, perceived quality, dan loyalty. Namun association dan perceived quality tidak memiliki hubungan positif terhadap loyalty.

Sportswear industry is one industry that is predicted to increase from year to year. So, One way to retain customers is to build relationships between consumers and brands. For example is the love feeling from customers towards the brand (Brand Love). Brand love can create loyalty and positive word of mouth. In this study, in addition to identifying the effect of brand loyalty and love to the positive word of mouth, it also identifies whether brand love has positif impact on brand association and perceived quality. The study also identifies whether positive word of mouth has a positive effect on association, perceived quality, and loyalty, as well as whether the association and perceived quality was positively related to loyalty. The object of this study is the Adidas. so that all respondents used in this study are consumers Adidas. Total respondents are 293 people and data processed using the SEM method in lisrel 8.7. Based on the results obtained from this study, brand love has a positive effect on loyalty, positive word of mouth, association, and perceived quality. Moreover, positive word of mouth also has a positive effect on association, perceived quality and loyalty. But it turns out that the association and perceived quality is not positively related to loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namanda
"Penelitian ini membahas pengaruh brand awareness, perceived quality dan brand association yang dimediasi oleh brand attitude terhadap brand loyalty. Dalam penelitian ini brand awareness, perceived quality dan brand association dikategorikan ke dalam perceptual dimension; sedangkan brand loyalty dikategorikan ke dalam behavior dimension. Hasil penelitian menunjukan bahwa brand awareness dan brand association melalui mediasi brand attitude memberikan pengaruh siginifikan terhadap brand loyalty. Selanjutnya, pada penelitian ini brand attitude dimodifikasi menjadi variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand attitude memberikan efek penguatan hubungan antara brand awareness terhadap brand loyalty dan brand association terhadap brand loyalty, meskipun pengaruh diantara variable tersebut tidak signifikan. Sehingga untuk dapat membangun brand loyalty, Surya Promild harus menitikberatkan kegiatan pemasaran yang dapat menguatkan brand awareness, brand association dan juga brand attitude.

This study discusses the effect of brand awareness, perceived quality and brand association is mediated by brand attitude toward brand loyalty. In this research, brand awareness, perceived quality and brand association categorized into perceptual dimension; whereas brand loyalty categorized into behavior dimension. The results showed that brand awareness and brand association through mediation brand attitude provides a significant effect on brand loyalty. Furthermore, this research modifies brand attitude be moderating variables.
The results showed that brand attitude gives the effect of strengthening the relationship between brand awareness to brand loyalty and brand association to brand loyalty, although the effect was not significant among those variables. So as to be able to build brand loyalty, Surya Promild should focus marketing activities to strengthen brand awareness, brand association and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Triasih Laraswaty
"Semakin berkembangnya jaman, persaingan yang ada juga kian meningkat, begitupula dengan pertumbuhan kosmetik di Indonesia. Dengan maraknya pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia, diharapkan perusahaan dapat memiliki strategi-strategi yang tepat untuk bisa mendominasi pasar. Media sosial dapat menawarkan cara baru untuk perusahaan dan pelanggan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh firm-created dan user-generated social media communication terhadap brand awareness / association, brand loyalty, dan perceived quality produk lisptick, bedak padat, dan foundation merek Wardah di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei berdasarkan purposive sampling. Data diolah menggunakan SPSS dan SmartPLS melalui analisis statistik deskriptif dan SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa firm-created dan user-generated social media communication berpengaruh positif terhadap brand awareness / association, brand loyalty, dan perceived quality produk lisptick, bedak padat, dan foundation merek Wardah di DKI Jakarta.

Along with the development of the era, the existing competition is also increasing, as well as the growth of cosmetics in Indonesia. With the rapid growth of the cosmetics industry in Indonesia, it is hoped that the company will have the right strategies to dominate the market. Social media can offer new ways for companies and customers to communicate with each other. The purpose of this study was to analyze the effect of firm-created and user-generated social media communications on brand awareness / association, brand loyalty, and perceived quality of product lipstick, compact powder, and foundation brand Wardah in DKI Jakarta. This study uses a quantitative approach through a survey method based on purposive sampling. The data obtained were processed using SPSS and SmartPLS through descriptive statistical analysis and SEM. The results of this study indicate that the firm-created and user-generated social media communications have a positive effect on brand awareness / association, brand loyalty, and perceived quality of product lipstick, compact powder, and foundation brand Wardah in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yerrikho Bergas
"Dengan semakin banyaknya jumlah merek di pasar, semakin meningkat pula tingkat persaingan diantara merek-merek dan hanya merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Ekuitas merek (brand equity) merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek dan simbolnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk. Ekuitas merek terdiri atas dimensi-dimensi kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand associations), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty).
Penelitian ini untuk mengidentifikasi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek dari pelanggan XL. XL sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia harus dapat bersaing dengan kompetitornya. Melalui brand equity yang kuat, diharapkan XL akan dapat merencanakan dan menyusun strategi yang tepat terhadap hal ? hal yang dianggap masih kurang di dalam ekuitas mereknya.
Hasil dari brand awareness menunjukkan XL belum menempati posisi top of mind dari sebuah merek provider telekomunikasi tetapi dari brand recall, brand recognition, dan brand unaware, XL sudah cukup baik dan dikenal di masyarkat luas. XL juga memiliki brand image yang kuat di benak pelanggannya. Hal ini harus diperkuat dengan kualitas layanan yang baik sehingga nantinya XL akan memiliki pelanggan dengan loyalitas yang tinggi.
XL saat ini memiliki posisi loyalitas yang baik pada tingkat satisfied buyer di piramida loyalty. Melalui metode service quality dapat dianalisis dimensi apa saja dari kualitas pelayanan XL yang dirasa masih kurang dan dianalisis kembali sehingga posisi brand loyalty pelanggan XL nantinya dapat meningkat pada posisi commited buyer.

With the increasing number of brands on the market, increasing the level of competition among brands and only brand that has strong brand equity that will still be able to compete, win, and dominate the market. Brand equity (brand equity) is a set of brand assets and liabilities relating to the marks and symbols that can increase or decrease the value provided by a product. Brand equity consists of the dimensions of brand awareness, brand associations, perceived quality, brand loyalty.
This study to identify the brand awareness, brand associations, perceived quality and brand loyalty from customers XL. XL as one of telecommunication companies in Indonesia should be able to compete with competitors. Through a strong brand equity, is expected to XL will be able to plan and develop the right strategy against things - things that were deemed to be lacking in the brand equity.
The results of brand awareness shows XL has not finished top of mind of a telecommunications provider, but the brand of brand recall, brand recognition and brand unaware, XL is quite good and well known in the community at large. XL also has a strong brand image in the minds of customers. It must be reinforced with a good quality service so that later XL will have customers with high loyalty.
XL currently has a position of good loyalty customers at the level of satisfied loyalty pyramid. Through the method of service quality dimensions can be analyzed any of the XL service quality is still lacking and re-analyzed so that the position of brand loyalty XL customers will be able to increase the position commited buyer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Evi Donna
"Sejak dikeluarkannya Keppres No 21/2001, yang mengakhiri monopoli Pertamina di pasar oli nasional, maka berbagai merek oli terkemuka dunia mulai memasuki pasar Indonesia. Salah satu perusahaan yang bersaing di pasar oli nasional adalah PT Caltex Oli Indonesia yang memiliki daerah opearasional di wilayah Sumatera yaitu wilayah Riau Daratan. Perusahaan ini memproduksi oli kendaraan roda 4 ringan yaitu Havoline Energy Caltex Oli yang terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu Havoline Energy yang merupakan oli sintetis yaitu semi sintesis dan fully sintetis.
Kedua produk diatas kurang mendapat sambutan dipasaran. Oleh sebab itu penelitian ini ditujukan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana brand image dari Havoline Energy Oli di wilayah Riau Daratan. Adapun fokus penelitian lebih ditujukan kepada bagaimana brand loyalty, perceived quality, brand awareness dan brand assosiation dari Havoline Energy Oli di wilayah Riau Daratan serta bagaimana implikasinya dalam strategi pemasaran.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yaitu dengan cara menyebarkan qustioner di wilayah Riau Daratan. Responden yang diambil adalah yang pernah menggunakan minimal 1 kali Havoline Energy.
Hasil penelitian untuk untuk Brand Loyalty maka loyalitas konsumen yang terbesar disebabkan oleh kepuasan akan produk dengan prosentase satisfied buyer sebesar (64.271%) dari total responden. Hal ini berarti bahwa konsumen sudah merasa puas dengan produk Havoline Energy oli. Sedangkan prosentase paling tendah adalah pada switcher atau price buyer (8.333%). Artinya dalam membeli oli Havoline Energy alasan konsumen bukanlah terletak pada harga melainkan faktor-faktor lain seperti yang seperti kemudahan memperoleh, mutu terjamin, atribut sesuai dengan kebutuhan mesin, iklan menarik dan lain-lain.
Untuk perceived quality maka sebagian besar konsumen yaitu sekitar 52.38% mengatakan bahwa kualitas Havoline Energy Caltex Oli berada jauh diatas kualitas yang diharapkan oleh konsumen. Sedangkan golongan kedua sebanyak 27.38% menyatakan kualitas oli sama dengan kualitas yang diharapkan konsumen. Adapun golongan ketiga sebanyak 20.23 % menyatakan kualitas oli berada dibawah kualitas yang diharapkan konsumen.
Untuk brand association maka sebanyak 26% reponden memiliki asosiasi bahwa Havoline Energy Caltex Oli sebagai oli yang mahal walaupun demikian, sebanyak 40% (22%+ 18%) responden berpendapat bahwa Havoline Energy adalah oli dengan kualitas bagus dan mutu terjamin. Dari uraian diatas terlihat bahwa sebenamya tidak terjadi gap antara positioning oli yang telah ditetapkan oleh perusahaan Caltex dengan asosiasi terhadap Havoline Energy oli yang hadir dibenak konsumen. Sehinggga dapat dikatakan bahwa Havoline Energy oli telah diposisikan dengan tepat dan sudah melekat dibenak konsumen.
Untuk Brand Awareness maka konsumen oli daerah Riau telah mengetahui keberadaan Oli Havoline Energy (20%), terbukti dengan merek tersebut menduduki posisi puncak dalam hal merek yang paling diingat dalam benak konsumen. Berhasilnya Havoline Energy Caltex Oli berada pada posisi Top of Mind di wilayah Riau daratan tidaklah mengherankan mengingat bahwa perusahaan minyak Caltex sendiri sudah beratus tahun berada di wilayah ini, sehingga masyarakat sudah mengenal produk dan hal-hal lain sehubungan dengan PT Caltex Pacific Indonesia dan PT Caltex Oli Indonesia sebagai bisnis unitnya.
Adapun saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan diatas adalah implikasi pada strategi pemasaran oli Havoline Energy di daerah Riau Daratan, yaitu dengan cara lebih memfokuskan strategi pemasaran ke kelompok; Pria, usia lebih dari 40 tahun, Latar belakang pendidikan tinggi, kelas pekerja dengan SES level A/A+ (pengeluaran/bulan Rp.3-Rp 8 jt) dan sangat mengikuti anjuran dari bengkel atau showroom mobil dalarn penentuan merek oli yang dipakai.
Adapun positioning yang tepat untuk Havoline Energy oli berdasarkan gabungan antara telaah dan basil survey adalah "Oli sintetik kelas atas yang memiliki kualitas terbaik dan mutu prima" (The highest class of Sintetic Lubricant with good quality and outstanding performance).
Untuk strategi harga, karena pasar oligopoly maka sebaiknya tidak menaikkan harga apabila pemain lain tidak menaikkan harga. Alasan lain adalah Caltex Havoline sudah diasosiasikan sebagai oli mahal. Sedangkan strategi distribusi adalah memastikan setiap oli tersedia di oli dan bengkel, membina hubungan yang baik dengan dealer mobil dan bengkel sehingga terjalin kerjasama yang menguntungkan dimana dealer dan bengkel dapat bertindak lebih proaktif dalam menjaring customer. Terakhir, untuk strategi promosi adalah melalui Word Of Mouth karena terbukti cara ini cukup effisien didalarn memasarkan Caltex Havoline Energy, menjalin partnership dengan para montir, memberikan sample gratis seperti free trial dan melalui komunikasi pemasaran secara terus menerus serta menanamkan citra kualitas oli yang baik dan mutu terjamin dibenak kustomer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Mutia Muwardati
"Persaingan platform UGC di Indonesia membuat perusahaan mempertahankan bisnis mereka dengan meningkatkan dan mempertahankan loyalitas blogger. Loyalitas merek yang kuat diyakini mampu membuat konsumen membeli kembali dan menolak beralih ke merek lain. Loyalitas blogger seharusnya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan keunikan merek.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki secara empiris faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas merek blogger dengan memeriksa persepsi dan loyalitas blogger terhadap platform blog Kompasiana.com.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian menggunakan survei kuesioner online menargetkan 200 blogger yang menulis di Kompasiana.com dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, korelasi dan regresi berganda yang akan mengenali korelasi antara faktor-faktornya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran merek, persepsi kualitas, dan keunikan merek memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas merek, sementara itu, asosiasi merek tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas merek kepada Kompasiana.com.
Hasilnya juga dapat direkomendasikan kepada perusahaan untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan ekuitas merek mereka agar dapat bersaing untuk keberlanjutan bisnis, terutama pasar blogger di Indonesia.

The competition of the UGC platform in Indonesia makes companies maintain their business by increasing and retaining blogger loyalists. Strong brand loyalty is believed to be able to make consumers repurchase and resist switching to another brand. The bloggers` loyalty is supposed to be effected by many factors, such as brand awareness, perceived quality, and brand associations.
The purpose of this paper is to empirically investigate the factors affecting the blogger`s brand loyalty by examining bloggers perceptions and loyalty toward blog platform Kompasiana.com.
This paper proposes a research method using an online questionnaire survey targeting 200 bloggers who write in Kompasiana.com and analyzed using descriptive, correlation and multiple regression analysis that will recognize the correlation between its factors.
The results of this study show that brand awareness, perceived quality, and brand uniqueness has a significant positive effect on brand loyalty, meanwhile, brand associations doesn`t have a significant positive effect on brand loyalty to Kompasiana.com.
The results can also be recommended to companies to formulate strategies to increase their brand equity in order to compete for business sustainability, especially the blogger market in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bheakanti Bias Btari
"Perkembangan ritel di Indonesia terus meningkat khususnya ritel modern yang memiliki pertumbuhan paling besar dibandingkan dengan ritel tradisional, terutama perdagangan ritel kategori makanan dan minuman. Salah satunya yang berkembang saat ini adalah 7-Eleven, hadir dengan memposisikan dirinya sebagai convenience store tapi juga menyediakan beberapa tempat duduk dan meja yang berada di dalam dan di luar ruangan selama 24 jam (hybrid convenience store). Dengan semakin ketatnya persaingan ritel, hal yang tidak kalah penting adalah apakah brand atau merek sebuah ritel dapat mempengaruhi purchase intention konsumen untuk datang dan berbelanja ke suatu ritel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh retailer awareness, retailer association, retailer perceived quality, dan retailer loyalty terhadap purchase intention yang dimiliki konsumen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil dari pengujian hipotesis diketahui bahwa retailer awareness tidak terbukti berpengaruh positif terhadap purchase intention. Retailer awareness dan retailer association juga tidak terbukti berpengaruh positif terhadap retailer loyalty. Sedangkan retailer association, retailer perceived quality dan retailer loyalty terbukti berpengaruh positif terhadap purchase intention. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukkan bahwa retailer perceived quality berpengaruh positif terhadap retailer loyalty.
Retail developments in Indonesia continue to increase, especially modern retail which has the greatest growth in comparison with traditional retail, especially retail trade of food and beverage categories. One of them developed at this time is 7-Eleven, attended by positioning itself as a convenience store, but also provides some seating and tables inside and outdoors for 24 hours (hybrid convenience stores). With increasing competition in the retail, it is no less important is whether retail brand or brand can affect consumer purchase intention to come to a retail shop. This study aims to analyze the influence of awareness retailers, retailers association, perceived quality retailer, and retailer loyalty towards consumer's purchase intention possessed. Hypothesis testing is done by using Structural Equation Modeling (SEM). The results of testing the hypothesis known that retailer awareness is not proven positive influence on purchase intention. Retailer awareness and retailer association also not proved a positive influence on retailer loyalty. While retailer association, retailer perceived quality and retailer loyalty proven positive effect on the purchase intention. Hypothesis testing results also showed that the retailer perceived quality has a positive effect on the retailer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Luthfia
"Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dampak langsung dan tidak langsung (dimediasi melalui loyalitas pengecer) kesadaran pengecer, asosiasi pengecer, dan persepsi kualitas pengecer terhadap niat pembelian kembali. Tujuh hipotesis dikembangkan dengan dukungan literatur yang relevan. Hipotesis diuji dengan data primer (n = 211) yang dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur menggunakan non-probability convenience sampling dari konsumen Ace Hardware usia 17 tahun ke atas yang tinggal di Jakarta atau Depok.
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural Equation Modeling. Dari tujuh hipotesis yang dikembangkan, hanya ditemukan tiga hipotesis yang dapat diterima. Temuan yang tidak terduga adalah persepsi kualitas pengecer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pengecer dan niat pembelian kembali. Ditemukan pula bahwa hanya kesadaran pengecer yang memiliki dampak langsung terhadap niat pembelian kembali.

The purpose of this study is to determine the direct and indirect impacts (mediated through retailer loyalty) of retailer awareness, retailer association, and retailer perceived quality on repurchase intention. Seven hypotheses were developed with relevant literature support. The hypotheses were tested with primary data (n=211) collected through structured questionnaire using non-probability convenience sampling from Ace Hardware customers of age 17 years old and above who live in Jakarta or Depok.
Structural equation modeling statistical technique was used to test the hypotheses. Out of seven hypotheses, only three hypotheses were supported. A somewhat unexpected finding is that retailer perceived quality did not significantly influence retailer loyalty and repurchase intention. In addition, it is found that only retailer awareness that has a direct impact on repurchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiati Nur Wahyuni
"Tujuan : Mengetahui hubungan attitude, social normsm perceived behavior control terhadap kemauan intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan.
Metode: Desain studi ini adalah eksperimental menggunakan kuesioner TPB yang sudah dilakukan uji reabilitas. Subjek penelitian ini adalah 172 pasangan ibu dan anak usia 36-71 bulan yang dipilih melalui metode purposive sampling. Status kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut anak dinilai berdasarkan pemeriksaan dmf-t, status perdarahan gingiva, dan pemeriksaan indeks plak. Selain itu, guru memberikan dental health education kepada ibu selama 4 sesi dalam 1 bulan dan sikat gigi bersama selama 3 bulan.
Hasil : reabilitas internal kuesioner TPB Cronbach?s alpha =0,735. Hasil korelasi positif antara social norms norms of family dan norms of expert terhadap intention ibu menyikat gigi anak r= 0,6; r=0,43 serta peningkatan status OHIS anak dan penurunan secara signifikan status perdarahan gingiva anak.
Kesimpulan : Adanya hubungan antara social norms terhadap intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan. Dental health education yang diberikan oleh guru PAUD efektif dalam meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan gigi dan mulut serta kebiasaan baik dalam kebersihan gigi dan mulut serta pada siswa pendidikan anak usia dini.

Objective: Association between attitude, social norms, and perceived behavior control to mother s intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Methods: The study is conducted through community trial. Subjects of the study are 172 mothers and children aged 36 71 months who are selected through purposive sampling. The subjects oral health and hygiene condition are assessed by measuring the dmf t index, plaque index and gingival bleeding state. The teachers give education to the mothers for 4 sessions in a month and joint tooth brushing program in three months.
Results: internal reability test of TPB questionnaire Cronbachs alpha 0,735. There is improvement of children s OHIS state and significant decrease in gingival bleeding. The main result is significant positive correlation between social norms norms of family and norms of expert with mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Conclusion: There is association between social norms and mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month. dental health education given by teacher improving dental and oral health status and oral hygiene in children and improving mothers knowledge, attitude, and action.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Mega Anara
"Dampak disfungsi seksual pria (MSD) pada pasangan wanita sulit untuk dipahami. Disfungsi ereksi (DE) pria dan gangguan ejakulasi kemungkinan besar memengaruhi fungsi seksual wanita. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti prevalensi disfungsi dan gangguan seksual wanita serta hubungan antara persepsi MSD dan fungsi seksual wanita dengan menggunakan versi singkat dari Indeks Fungsi Seksual Wanita (FSFI-6) yang telah divalidasi dalam bahasa Indonesia. Penelitian cross-sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia, dari Februari 2018 hingga Februari 2019. Sekitar 702 perempuan Indonesia yang sudah menikah, termasuk pasien, pengunjung, dan staf medis dan nonmedis, memberikan data sosiodemografi, FSFI-6, kualitas hidup, dan fungsi seksual (DE, gangguan ejakulasi, dan masalah hasrat), dan penyakit menular seksual (PMS). Hubungan antara variabel kategorikal dievaluasi menggunakan uji Fisher. Regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat, dan nilai p-value 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Di antara 702 wanita, sekitar 242 mengalami disfungsi seksual (34,5%), 20 mengalami gangguan seksual (2,8%), 172 mengalami hasrat rendah (24,5%), 72 mengalami gairah rendah (10,3%), 253 mengalami fungsi orgasme (36,0%), dan 575 mengalami nyeri seksual (81,9%). Para responden melaporkan adanya PMS, masalah hasrat, DE, dan gangguan ejakulasi pada pasangan mereka. Gangguan seksual wanita dan hasrat yang rendah dikaitkan dengan DE yang dirasakan. Gangguan seksual wanita dikaitkan dengan PMS (Wald = 10.3, p = 0.001) dan masalah hasrat (Wald = 6.89, p = 0.008). Tidak ada MSD lain yang dikaitkan dengan fungsi seksual wanita. Persepsi PMS dan masalah hasrat pria mempengaruhi gangguan seksual wanita.

Male sexual dysfunction (MSD)’s impact on female partners is challenging to understand. Male erectile dysfunction (ED) and ejaculation disorder likely affect female sexual function. This study aimed to examine the prevalence of female sexual dysfunction and disorder as well as the relationship between perceived MSD and female sexual function using the validated Indonesian short version of the 6-item Female Sexual Function Index (FSFI-6). This cross-sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia, from February 2018 to February 2019. About 702 Indonesian married women, including patients, visitors, and medical and nonmedical staff, provided the sociodemographic, FSFI-6, quality of life, and sexual function (ED, ejaculation disorder, and desire problems), and sexually transmitted disease (STD) data. The association between categorical variables was evaluated using Fisher’s test. Logistic regression was used for multivariate analysis, and a p-value of 0.05 was considered statistically significant. Among 702 women, about 242 had sexual dysfunction (34.5%), 20 had sexual disorder (2.8%), 172 had low desire (24.5%), 72 had low arousal (10.3%), 253 had orgasmic function (36.0%), and 575 had sexual pain (81.9%). The respondents reported their partners’ STD, desire problems, ED, and ejaculation disorder. Female sexual disorder and low desire were associated with perceived ED. Female sexual disorder was associated with STD (Wald = 10.3, p = 0.001) and desire problems (Wald = 6.89, p = 0.008). No other MSD was associated with female sexual function. Perceived STD and male desire problems affected female sexual disorder."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>