Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meika Putri Hidayati
"Vaksin merupakan produk rantai dingin yang perlu dipertahankan dan dipantau kesesesuaian suhu dalam pengelolaannya demi menjamin kualitas vaksin. Pengelolaan vaksin diatur dalam Permenkes No 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi mulai dari perencanaan hingga vaksin digunakan. Laporan PKPA ini bertujuan untuk mengetahui, mempelajari dan menganalisis kesesuaian implementasi pengelolaan rantai dingin vaksin di PKC Matraman dengan yang dipersyaratkan oleh Permenkes No 12 tahun 2017. Pengumpulan data diperoleh dari observasi langsung, wawancara, dan pemeriksaan dokumen. Data kemudian di analisis dengan mempertimbangkan persyaratan yang terdapat pada Permenkes No 12 tahun 2017. Pada laporan PKPA Ini didapati aspek pengelolaan vaksin sudah tergolong baik adalah aspek perencanaan, penyimpanan, serta pencatatan dan pelaporan, sedangkan aspek distribusi vaksin kurang baik. Dimana masih terdapat vaksin covid-19 over stock dan kadaluarsa. Namun, over stock dan kadaluarsa juga dapat dikaitkan dengan daya guna pasien yang rendah terhadap vaksin covid 19.

Vaccines are cold chain products that need to be maintained and temperature suitability monitored in their management to ensure vaccine quality. Vaccine management is regulated in Permenkes No. 12 of 2017 concerning administration of immunization from planning to vaccine use. This PKPA report aims to find out, study and analyze the suitability of the implementation of vaccine cold chain management at PKC Matraman with what is required by Permenkes No. 12 of 2017. Data collection was obtained from direct observation, interviews, and document examination. The data was then analyzed taking into account the requirements contained in Permenkes No 12 of 2017. In this PKPA report it was found that aspects of vaccine management were classified as good, namely aspects of planning, storage, and recording and reporting, while aspects of vaccine distribution were not good. Where there is still an over stock and expired Covid-19 vaccine. However, over stock and expiration can also be associated with low patient effectiveness of the Covid 19 vaccine."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Nadia Nurrahmah
"Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien. Perencanaan obat dengan metode kombinasi analisis ABC-VEN. Analisis ABC atau Pareto adalah suatu analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis pola konsumsi perbekalan farmasi dimana dengan kelompok A 80%, kelompok B 15%, dan kelompok C 5% dari keseluruhan dana, sementara analisis VEN untuk menetapkan prioritas pembelian obat dalam kelompok obat vital (V), essensial (E) dan non essensial (N). Pengadaan dilakukan dengan melakukan pemesanan melalui E-catalogue atau pemesanan langsung melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF).

The management of drugs and health supplies in Puskesmas aims to ensure the availability and affordability of effective and efficient drug services. Drug planning by the combined method of ABC-VEN analysis. ABC or Pareto analysis is an analysis that can be used in analyzing consumption patterns of pharmaceutical supplies where group A is 80%, group B is 15%, and group C is 5% of the total funds, while VEN analysis is to determine drug purchase priorities in vital (V), essential (E) and non-essential (N) drug groups. Procurement is carried out by placing orders through E-catalogue or direct orders through Pharmaceutical Wholesalers (PBF)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Angelia Yohana Ulina
"Vaksin adalah elemen kunci dalam upaya pencegahan penyakit yang telah menjadi fokus utama di tingkat global, terutama dalam menghadapi pandemi COVID-19. Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat memainkan peran penting dalam penyelenggaraan program vaksinasi. Evaluasi yang cermat tentang penggunaan vaksin di puskesmas dapat memberikan wawasan berharga untuk perbaikan program vaksinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis data pemakaian vaksin rutin dan vaksin COVID-19 di Puskesmas se-Kecamatan Matraman dan jejaringnya pada tahun 2022. Data dianalisis untuk menentukan jumlah dan jenis vaksin yang paling banyak digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 18 jenis vaksin digunakan, termasuk vaksin BCG, campak, DPT-HB-HiB, dan vaksin COVID-19 seperti Sinovac Multi Dose. Vaksin DPT-HB-HiB adalah jenis vaksin rutin dengan penggunaan terbanyak pada tahun 2022, sedangkan Sinovac Multi Dose adalah vaksin COVID-19 dengan penggunaan terbanyak. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang berharga dalam perencanaan dan pengembangan program vaksinasi di tingkat lokal, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih efektif dalam upaya pencegahan penyakit. Informasi ini dapat membantu puskesmas dan jejaringnya dalam mengelola persediaan vaksin dan menyusun strategi vaksinasi yang lebih baik.

Vaccines are a crucial element in disease prevention efforts that have garnered global attention, particularly in the face of the COVID-19 pandemic. Health centers, as community-level healthcare institutions, play a pivotal role in the administration of vaccination programs. A meticulous evaluation of vaccine usage data in health centers can offer valuable insights for improving vaccination programs and making better-informed decisions. The primary objective of this research is to analyze the data on routine vaccine and COVID-19 vaccine usage in Health Centers across the Matraman Subdistrict and their networks in the year 2022. The data were analyzed to determine the total quantity and types of vaccines most frequently used. The findings of this research reveal that a total of 18 vaccine types were utilized, including BCG, measles, DPT-HB-HiB, and COVID-19 vaccines like Sinovac Multi Dose. DPT-HB-HiB was the most commonly used routine vaccine in 2022, while Sinovac Multi Dose was the most frequently used COVID-19 vaccine. The results of this analysis are expected to provide valuable insights into the planning and development of vaccination programs at the local level and support more effective decision-making in disease prevention efforts. This information can aid health centers and their networks in managing vaccine supplies and devising better vaccination strategies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aprillia Maysa Fardila
"ABSTRAK
Gambaran Pengelolaan Rantai Dingin Cold Chain Vaksin di Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018 Aprillia Maysa Fardila1 Adik Wibowo21Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia2Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Email korespondensi : maysa.aprillia@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan rantai dingin vaksin di Puskesmas Kecamatan Cakung tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Analisa data dalam penelitian ini dengan melakukan triangulasi sumber yaitu dengan berbagai macam informan yang memiliki latar belakang tugas pokok dan fungsi yang berbeda-beda, dan triangulasi metode dengan melakukan observasi pelaksanaan penyimpanan vaksin di Puskesmas dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada variabel input, SOP yang digunakan dalam pengelolaan rantai dingin vaksin di Puskesmas Kecamatan Cakung belum diperbaharui sesuai dengan kebijakan yang berlaku saat ini, masih terdapat SDM yang kurang disiplin dalam mengelola rantai dingin vaksin, sarana dan prasarana belum terpenuhi, pemantauan suhu di hari libur belum dilakukan oleh petugas pengelola logistik vaksin. Oleh karena itu, Puskesmas Kecamatan Cakung perlu mereview dan memperbaharui SOP yang berlaku, diadakannya pemantauan berkala terhadap pelaksana pengelola logistik vaksin, memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membuat jadwal rutin untuk pemantauan suhu di hari libur.

ABSTRACT
Vaccine Cold Chain management in Cakung Primary Health Care in 2018 Abstract This study aims to determine the description of Vaccine Cold Chain management in Cakung Primary Health Care in 2018. The type of research used is qualitative with in depth interview method. Analysis of the data in this study by triangulating the sources with various kinds of informants who have different background of main tasks and functions, and triangulation of methods by observing the implementation of vaccine storage in the Puskesmas and reviewing documents. The results showed that in Input variables, SOP that used in the management of cold chain vaccines in Cakung District Health Centers were not updated in accordance with current policies, there were still people who lacked discipline in managing cold chain vaccines, facilities and infrastructure had not been met, temperature monitoring on holidays has not been carried out by the logistics management officer. Therefore, the Cakung Primary Health Care needs to review and update the applicable SOPs, holding regular monitoring of the implementers of the vaccine logistics manager, meeting the necessary facilities and infrastructure, creating a routine schedule for temperature monitoring on holidays. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Imunisasi merupakan suatu upaya pembentukan imunitas pada masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu. Puskemas Kecamatan Duren Sawit memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan program imunisasi, khususnya dalam penyaluran vaksin ke puskesmas-puskemas kelurahan di bawah supervise puskemaskas Kecamatan Duren Sawit. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi pemakian vaksin selama  periode Januari-Maret 2023 yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah vaksin yang diberikan oleh pemerintah telah tepat sasaran dan juga dapat digunakan untuk menentukan pola perencanaan pengadaan vaksin untuk dua tahun berikutnya. Metode yang digunakan adalah studiliteratur dengan penelusuran data retrospektif. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa vaksin dengan pemakaian paling banyak pada periode Januari-Maret 2023, adalah vaksin HBO, diikuti dengan DPT-HIB, Polio Oral, PCV, BCG, MR, IPV dan TD dengan presentase berturut-turut, yaitu 32%, 20%, 16%, 9%,  8%, 7%, 6%, dan 2%. Sementara selama 3 bulan tidak ada pemakaian vaksin DT, Influenze, HPV dan meningitis.

Immunization is an effort to form immunity in the community against a certain disease. The Duren Sawit Subdistrict Health Center has important roles in realizing the success of the immunization program, especially in distributing vaccines to village health centers under the supervision of the Duren Sawit District Health Center. This report aimed to evaluate vaccine use during the January-March 2023 period which could be used to find out whether the vaccines given by the government had been right on target and could also be used to determine the planning pattern for vaccine procurement for the next two years. The method used was a literature study with a retrospective data search. Based on the results of data analysis, it could be concluded that the vaccine with the most use in the January-March 2023 period was the HBO vaccine, followed by DPT-HIB, Oral Polio, PCV, BCG, MR, IPV and TD with successive percentages, namely 32%, 20%, 16%, 9%, 8%, 7%, 6% and 2%. Meanwhile, for 3 months there was no use of the DT, Influenze, HPV and meningitis vaccines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annissatul Fitria
"Pelayanan kefarmasian di Puskesmas menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat seperti yang tercantum dalam Permenkes No. 74 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, dimana salah satu kegiatannya adalah farmasi klinis. Salah satu kegiatan dari pelayanan farmasi klinis adalah pelayanan resep yang menjadi satu kesatuan dengan pengkajian resep. Lamanya waktu tunggu dalam penyerahan obat kepada pasien menjadi salah satu masalah yang sering ditemui dalam kegiatan pelayanan resep. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep umum, racikan, dan lansia di Puskesmas Kecamatan Matraman, serta waktu tunggu berdasarkan setiap tahapannya. Pengambilan data dilakukan secara prospektif yang dilakukan bersamaan melalui observasi secara langsung aktivitas pelayanan resep di Apotek Puskesmas Kecamatan Matraman. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu tunggu pelayanan resep obat jadi, racikan, dan lansia berturut-turut adalah 19 menit, 28 menit, dan 15 menit. Proses dengan waktu tunggu tertinggi pada pelayanan resep obat jadi dan lansia terjadi pada proses antara pencetakan resep dan penulisan etiket dengan waktu 7 menit untuk resep obat jadi dan 5 menit untuk resep lansia.  Sedangkan, waktu tunggu tertinggi pada pelayanan resep obat racikan terjadi pada proses antara penulisan etiket dengan penyiapan obat dengan lamanya waktu tunggu sebesar 15 menit.

Pharmaceutical services at the Puskesmas are inseparable from the implementation of health efforts in order to improve the quality of health services for the community as stated in Permenkes No. 74 concerning Pharmaceutical Service Standards at District Health Center, where one of the activities is clinical pharmacy. One of the activities of clinical pharmacy services is prescription service which is an integral part of prescription review. The long waiting time in drug delivery to patients is one of the problems that is often encountered in prescription service activities. The purpose of writing this report is to find out the average waiting time for general prescription services, concoctions, and the elderly at the Matraman District Health Center, as well as the waiting time based on each stage. Data collection was carried out prospectively which was carried out simultaneously through direct observation of prescription service activities at the Matraman District Health Center Pharmacy. Based on the results of observations, it was found that waiting times for ready-made, concocted, and elderly drug prescription services were 19 minutes, 28 minutes, and 15 minutes, respectively. The process with the highest waiting time for ready-made and elderly drug prescription services occurred in the process between printing prescriptions and writing labels with a time of 7 minutes for finished drug prescriptions and 5 minutes for elderly prescriptions. Meanwhile, the highest waiting time in concoction prescription services occurred in the process between writing labels and preparing drugs with a waiting time of 15 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Di rumah sakit merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus, untuk menghindari risiko obat kadaluarsa dan rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama yang dapat berujung pada kerugian rumah sakit. Namun, kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya stock out sehingga harus dilakukan pemesanan cito dan berakibat pada semakian lamanya waktu tunggu dan penurunan tingkat kepuasan pasien. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang termasuk ke dalam kategori slow moving dan fast moving di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP pada setiap depo farmasi rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Indonesia periode januari-maret 2023. Obat kategori fast moving terdiri dari  2 obat non esensial, 7 obat esensial, dan 1 obat vital. Sementara obat slow moving terdiri dari 7 obat esensial dan 3 BMHP.

Availability of drugs in hospitals is a matter that requires special attention, to avoid the risk of drugs being expired and damaged due to storage for too long which can lead to hospital losses. However, a shortage of supplies can cause stock outs so that orders must be made for cito and result in longer waiting times and a decrease in patient satisfaction. This report aimed to determine pharmaceutical preparations and Medical Consumable Materials (BMHP) which were included in the slow moving and fast moving categories at the outpatient pharmacy unit at the Universitas Indonesia Hospital. The method used is to collect data on the release of pharmaceutical preparations and BMHP at each outpatient pharmacy unit at the Universitas Indonesia Hospital for the period January-March 2023. The fast-moving drugs category consisted of 2 non-essential drugs, 7 essential drugs, and 1 vital drug. Meanwhile, slow moving drugs consisted of 7 essential drugs and 3 BMHP."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Lestari Negari
"Puskesmas Kecamatan Duren Sawit merupakan salah satu puskesmas di bawah naungan suku dinas kota Jakarta Timur yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.. Poliomyelitis adalah penyakit infeksi menular yang menyebabkan kelumpuhan syaraf disebabkan oleh polio virus, sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Polio hanya dapat dicegah dengan vaksin polio. Vaksin polio diberikan beberapa kali agar dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Upaya promotif dan preventif penyakit polio dilakukan melalui media promosi kesehatan leaflet yang merupakan selebaran berisi informasi dan himbauan dengan gambar, warna, dan layout yang menarik. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan wawancara. untuk mendapatkan data dan informasi dengan kata kunci poliomyelitis, vaksin polio, imunisasi melalui jurnal penelitian, e-book, website WHO, website Kemenkes RI, dan peraturan pemerintah. Wawancara dilakukan secara langsung kepada apoteker penanggung jawab vaksin Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Hasil data yang diperoleh kemudian didesain sedemikian rupa yang menarik hingga menjadi leaflet menggunakan aplikasi desain online Canva. Leaflet tersebut dicantumkan scan QR-code dan dicetak yang kemudian dipasang pada akrilik mudah dijangkau pembaca baik masyarakat maupun tenaga kesehatan lain.

Puskesmas Kecamatan Duren Sawit is one of the health centers under the auspices of the East Jakarta city service tribe which is a first-level health service facility organizing health maintenance efforts, health promotion (promotive), disease prevention (preventive), disease healing (curative), and health recovery (rehabilitative), which is carried out in a comprehensive, integrated and sustainable manner. Poliomyelitis is a contagious infectious disease that causes paralysis of the nerves caused by the polio virus, mostly affecting children under 5 years of age. Polio can only be prevented by the polio vaccine. The polio vaccine is given several times to protect a child for life. Promotive and preventive efforts of polio disease are carried out through leaflet health promotion media which is a leaflet containing information and appeals with attractive images, colors, and layouts. The methods used were literature studies and interviews to obtain data and information with the keywords poliomyelitis, polio vaccine, immunization through research journals, e-books, WHO website, Ministry of Health website, and government regulations. Interviews were conducted directly to the pharmacist in charge of the vaccine at the Puskesmas of Duren Sawit District. The results of the data obtained were then designed in an attractive way to become a leaflet using the Canva online design application. The leaflet includes a QR-code scan and is printed which is then mounted on acrylic easily accessible to readers, both the community and other health workers.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Fairuztsana Nugraha
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Layanan program penanggulangan HIV/AIDS diberikan mulai dari tingkat puskesmas sebagai layanan kesehatan dasar. Penggunaan terapi ARV sebagai pengobatan HIV/AIDS menunjukkan penurunan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat. Profilaksis antimikroba diindikasikan pada pasien dengan imunosupresi berat dan mengakibatkan peningkatan risiko infeksi oportunistik. Tujuan utama tugas khusus ini yaitu dilakukan profil untuk mengetahui pasien aktif dan pasien baru, pasien meninggal atau rujuk/pindah, penggunaan obat ARV, dan penggunaan obat profilaksis di Puskesmas Kecamatan Matraman. Berdasarkan hasil profil, jumlah pasien aktif, pasien baru, pasien yang dirujuk atau pindah, pasien putus obat atau lost to follow up, dan pasien meninggal pada tahun 2022 berturut-turut sebanyak 81; 21; 12; 20; dan 2 orang dengan menggunakan empat regimen obat ARV, yaitu regimen TLE sebanyak 59 orang, TLD sebanyak 40 orang, Duviral + NVP sebanyak 2 orang, dan Duviral + EFV sebanyak 1 orang. Pasien yang menggunakan TPT dengan regimen 3HP (45 orang) dan 6H (25 orang), serta 32 orang tidak menggunakan TPT. Pasien yang menggunakan terapi profilaksis kotrimoksasol sebanyak 52 orang dan pasien yang belum pernah menggunakan sebanyak 51 orang.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells causing a decrease in human immunity. HIV/AIDS prevention program services are provided starting from the District Health Center level as basic health services. The use of ARV therapy as HIV/AIDS treatment has shown a decrease in mortality and morbidity, improved the quality of life of PLWHA, and increased community hope. Antimicrobial prophylaxis is indicated in patients with severe immunosuppression and results in an increased risk of opportunistic infections. The main objective of this special assignment is to conduct a profile to determine active and new patients, dead or referred/moved patients, the use of ARV drugs, and the use of prophylactic drugs at the Matraman District Health Center. Based on the results of the profile, the number of active patients, new patients, patients who were referred or moved, patients who dropped out or lost to follow up, and patients who died in 2022 were 81; 21; 12; 20; and 2 people, respectively, using four ARV drug regimens, namely TLE regimens for 59 people, TLD for 40 people, Duviral + NVP for 2 people, and Duviral + EFV for 1 person. Patients who used TPT with regimens 3HP (45 people) and 6H (25 people), and 32 people did not use TPT. Patients who used cotrimoxazole prophylaxis therapy were 52 people and patients who had never used it were 51 people."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat yang bentuk, warna, tulisan dan pengucapannya nampak mirip. Sedangkan obat high alert adalah obat yang memiliki risiko tinggi dapat menyebabkan kesalahan/kesalahan serius dan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Maka dari itu diperlukannya pengelolaan yang sesuai terhadadap keduanya untuk dapat meningkatkan keamanan dan mencegah terjadinya medication errors. Pengerjaan pengelolaan obat LASA dan high alert ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terkait pengelolaan obat LASA dan high alert di ruang farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas dengan menggunakan metode observasional. Berdasarkan hasil pengamatan, disimpulkan bahwa penyimpanan penggolongan obat LASA di ruang farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas terbagi menjadi tiga kategori yaitu mirip ucapan, mirip kemasan, dan nama obat sama kekuatan berbeda yang disimpan di rak terpisah, diberi stiker LASA dan terdapat daftar obat LASA di sekitar rak obat. Sedangkan penyimpanan obat high alert disimpan di rak terpisah, diberi selotip merah, diberi label high alert dan diberi daftar obat kategori high alert di sekitar rak obat. Sehingga pengelolaan penyimpanan obat LASA dan high alert di Puskesmas Kecamatan Ciracas sudah sesuai dengan SOP yang berlaku.

LASA drug (Look Alike Sound Alike) is a drug with appear similar shape, color, writing and pronunciation. Meanwhile, high alert drug is a drug that has a high risk of causing serious errors/mistakes and causing undesirable effects. Therefore, appropriate management of both is needed to increase security and prevent medication errors. Process on management of LASA drug and high alertdrug aims to find out an overview the management of LASA drugs and high alert drug in the pharmacy room of the Puskesmas Kecamatan Ciracas using observational methods. Based on the results of observations, it was concluded that the storage of LASA drug classifications in the pharmacy room of Puskesmas Kecamatan Ciracas was divided into three categories, namely similar to speech, similar to packaging, and names of drugs with different strengths which were stored on separate shelves, given LASA sticker and there was a list of LASA drugs around the drug shelf. Meanwhile, the storage of high alert drug were stored on separate shelves, covered with red tape, given high alert sticker and there was a list of high alert drugs around the drug shelf. So that the management of LASA drug and high alert drug in the pharmacy room of the Puskesmas Kecamatan Ciracas is in accordance with the applicable SOP.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>