Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197065 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masri Wendy Zulfikar
"Kombinasi berlebihnya jumlah kendaraan bermotor, sempitnya jalan yang tersedia dan semakin pekatnya intensitas emisi akan memicu percepatan kerusakan lingkungan dalam dua hal sekaligus: 1). kemacetan yang mengganggu aktifitas bisnis, sosial dan, 2). polusi udara yang sangat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Tiga strategi yang dinilai dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kota besar. Pertama membangun transportasi umum yang dapat meningkatkan minat masyarakat luas untuk lebih sering menggunakan kendaraan umum dari pada kendaraan pribadi. Kedua meningkatkan kapasitas jalan hingga berimbang dengan kebutuhan transportasi dan luas wilayah. Ketiga membatasi populasi kendaraan bermotor sehingga daya dukung jalan (carrying capacity) tidak terlampaui.
Konsep pembatasan kendaraan 3in1 dan ERP berperan mengurangi jumlah kendaraan bermotor, tetapi tidak secara mutlak dapat menetapkan kuota kendaraan yang diperbolehkan masuk pada zona yang diproteksi. Konsep ZER dapat menyeleksi sejumlah kendaraan bermotor yang boleh beroperasi pada zona yang diproteksi berdasarkan kualitas emisi gas buang yang tercatat pada kartu passing grade hasil uji emisi.
Pada konsep ZER, zona CBD dapat ditekan 36% kendaraan bermotor yang beroperasi, sehingga ketika ada 2 juta kendaraan yang beroperasi tiap hari, maka hanya 800.000 kendaraan yang berpotensi dapat masuk di zona itu dengan mempersyaratkan passing grade emisi 1%. Ketika persyaratan emisi CO diperketat 0,2% sebagai pengganti sebelumnya 1%, maka terjadi penurunan lagi hingga 15% atau hanya 300.000 kendaraan yang potensial dapat masuk pusat kota. Kendali pada konsep ZER ini sangat fleksibel, dengan mengatur variabel CO, HC dan opasitas yang memungkinkan mengurangi kemacetan lalu lintas lebih terukur sekaligus mengurangi polusi udara (twin goal).

The combination of excessive vehicles in narrow roads available and the worst emission intensity will trigger the acceleration of environmental degradation in two things at once: 1). Congestion that disrupt business and social activities, 2). air pollution is very dangerous to human health and safety. Three strategies are considered to reduce traffic congestion in metropolitan cities. First build public transportation that can enhance the public interest for more frequent use of public transportation than private vehicles. Second increase the road capacity balanced with the needs of transportation and land use. Third restrict motor vehicle population so that the road carrying capacity is not exceeded.
The concept of vehicle restrictions as 3in1 and ERP can reduce the number of vehicles, but is not absolutely able to calculate quotas the vehicle is allowed to enter the protected zone. ZER concept can select the number of vehicles that may operate in the protected zone based on the quality of emissions recorded on the card passing grade emission test results.
In CBD zone, the ZER concept can reduce 36% of motor vehicle operated. When there are 2 million vehicles in operation every day, then only 800,000 vehicles could potentially enter in that zone with a emissions passing grade equal 1%. When the CO emission requirements were tightened 0.2% instead of the previous 1%, then decreased again to 15% or just 300,000 vehicles that could potentially enter the CBD. The control of ZER concept is very flexible , with regulate variables CO, HC and opacity that allows be able to limit the traffic congestion more scalable and directly reduce air pollution (twin goal) .
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cysca madona
"DKI Jakarta memiliki luas wilayah sekitar 650 km2 termasuk Kepulauan Seribu. Laju penambahan penduduknya sebesar 4,2% per tahun, sedangkan laju pertambahan kendaraannya mencapai 15% pertahun. Hal ini menyebabkan padatnya lalu Iintas dan mengakibatkan penurunan kualitas udara atau dengan kata lain tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah mencapai tingkat yang membahayakan. Dari data yang tersedia diketahui bahwa hampir 100% gas CO, 90% HC dan 73,4% NOx yang tersebar di udara Jakarta berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Untuk ini telah terdapat sejumlah upaya-upaya penurunan emisi gas buang kendaraan bermotor, seperti peniadaan timbal di dalam bensin, pengurangan penggunaan TEL di dalam bensin, pengembangan penggunaan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil, serta serangkaian kebijakan pemerintah. Apapun bentuk upaya tersebut harus dilakukan secara sinambung dan sinkron, karena penurunan emisi tersebut tidak bisa dengan hanya menggunakan salah satu kebijakan saja. Faktor yang paling penting dan mendasar dalam hal ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya pencemaran udara sehingga akan menumbuhkan kesadaran masyarakat."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T21084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Dicky S.A.
"Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, dewasa ini merupakan salah satu penyebab semakin meningkatnya pencemaran udara. Emisi gas buang sisa hasil pembakaran bensin, masih banyak mengandung konsentrasi CO dan HC yang cukup besar, karena proses pembakaran yang kurang sempurna, Untuk mengatasi hal tersebut, digtmakan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar altematif yang dapat mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermetor.
Compressed Naiural Gas (CNG) merupakan salah satu bentuk bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sifat fisika maupuan sifat kimia CNG yang berbeda dengan bensin, diharapkan akan dapat menghasilkan proses pembakaran yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi pencemaran udara.
Sifat kimia maupun sifat fisika CNG yang berbeda dengan bensin, mengakibatkan perlunya adanya peralatan tambahan pada kendaraan bermotor, diantaranya peralatan pencampur udara dan CNG, yaitu Mixer. Mixer ini berfungsi sebagai pengganti fungsi karburater apabila kendaraan menggunakan bahan bakar bensin.
Untuk mendapatkan dimensi mixer yang optimum, terutama dalam ukuran diameter Venturi mixer, perlu dilakukan pengujian mengenai kemampuan beberapa mixer. Dalam pengujian yang dilakukan di LEMIGAS ini, dilakukan pengukuran terhadap emisi gas buang dan parameter pendukung lainnya, dari empat buah mixer yang merniliki diameter venturi yang berbeda. Hasil dari pengujian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh bahwa semakjn besar diameter Venturi dari mixer CNG, maka rasio perbandingan udara dan bahan bakar (AFR) akan semakin besar dan akan semakin mendekati AFRstoklometri. Kondisi ini menyebabkan reaksi pembakaran yang terjadi akan semakin baik, sehingga konsentrasi CO dan HC dalam gas buang akan semakin kecil. Dan bila dibandingkan dengan penggunaan bensin, pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Wulansari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Puspadewi
"Program Pembangunan Daerah Kota Tangerang bertujuan mengembangkan Kota Tangerang menjadi sebuah kota Industri, Perdagangan dan Pemukiman. Pengembangan ini membawa dampak antara lain pencemaran udara oleh timah hitam (timbal) dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Ini sudah menjadi kenyataan dengan hasil pengukuran oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang mendapatkan kadar timbal dalam udara ambien dan dalam darah anak usia sekolah sudah melebihi nilai Ambang Batas.
Pemerintah Daerah Kota Tangerang walaupun mempunyai Visi, Misi dan Rencana Strategis sebagai pedoman arah pembangunan dan pengembangan wilayah sampai dengan tahun 2006, ternyata belum mempunyai rencana strategis untuk menanggulangi pencemaran udara oleh timah hitam yang sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan suatu rencana strategis penanggulangan pencemaran udara (timah hitam) oleh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan masyarakat dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2004-2008. Adapun desain penelitian yang digunakan penelitian operasional dengan analisa kuantitatif dan kualitatif.
Data tentang faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap posisi Pemda Kota Tangerang dalam menanggulangi pencemaran udara (timah hitam) oleh emisi gas buang kendaraan bermotor diperoleh dari data sekunder dan wawancara mendalam. Data yang terkumpul dibahas dalam Consensus Decision Making Group (CDMG) yang terdiri dari para pejabat Pemda Kota Tangerang yang terkait dan dilakukan analisa lingkungan (SWOT analisis), Kemudian tahap berikutnya (matching stage), CDMG melakukan analisis dengan TOWS Matriks dan IE Matriks, yang menyimpulkan bahwa dalam penanggulangan pencemaran udara (timah hitam), Pemda Kota Tangerang berada pada posisi Hold and Maintain dengan strategi utama Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk.
Dari berbagai altematif strategi yang dapat difikirkan melalui Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat diidentifikasi strategi-strategi yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan, dan disusun dalam suatu rencana program kerja penanggulangan pencemaran udara (timah hitam) untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

Strategic Planning to Overcome Air Pollution by Lead from the Exhaust of Motor Vehicles as a Health Hazard to the Population of the City of Tangerang, year 2004-2008The Regional Development Program of the City of Tangerang envisions Tangerang to develop into an industrial, commercial and residential city. This development brings the implication of air pollution by lead originating from the exhaust of motor vehicles. This implication has become a reality, as proven by measurements carried out by the City of Tangerang Health Service, which shows the concentration of lead in ambient air and in the blood of school age children above normal limits.
Although the government of the City of Tangerang already has vision and mission statements, and a strategic plan as a course of regional development up to year 2006, it has no strategic plan to overcome the effects of air pollution by lead as a public health problem.
This research is carried out to analyze factors affecting the making of a strategic plan to overcome the effects of air pollution by lead for a five year period from 2004 to 2008. The research design used is an operational research with quantitative and qualitative analysis.
Data about the external and internal factors affecting the position of the government of the City of Tangerang to overcome the effects of air pollution by lead was obtained from secondary data and in depth interviews. Data thus obtained was discussed by a Consensus Decision Making Group (CDMG) of city government officials involved in environmental issues, then analyzed using the method of SWOT analysis. Further in the matching stage, the CDMG converts the data into TOWS and IE Matrices respectively, with the resulting conclusion in regard to overcoming the effects of air pollution by lead, the City of Tangerang is in a "Hold and Maintain" position with the main strategies of Market Penetration and Product Development.
From various alternative strategies formulated through Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), strategies most feasible to implement are adopted as a working plan to overcome the effects of air pollution by lead for the future 5 year period.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana
"Pada tahun 1996 Pemda DKI Jakarta meluncurkan program Langit Biru Kota Jakarta dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta. Salah satu langkah yang dilakukan adalah memulai pelaksanaan kendaraan berbahan bakar alternatif termasuk pemakaian bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum di Jakarta. Tetapi pelaksanaan program ini dianggap belum berhasil dengan indikasi justru terlihat semakin sedikitnyajumlah kendaraan yang memakai BBG, bahkan kini semakin jarang ditemui kendaraan yang memakai bahan bakar gas. Penyebab terjadinya hal ini adalah dikarenakan semakin sedikitnya jumlah SPBG yang beroperasi yang menyulitkan kendaraan mengisi bahan baker gas, mahalnya harga konverter kit yaitu alat untuk mengkonversikan kondisi mesin dari bahan bakar minyak seperti solar dan premium kepada BBG. Penyebab lain adalah Pemda DKI yang terlihat kurang sungguh-sungguh untuk mensukseskan program ini. Tidak jelasnya demand & supply BBG untuk SPBG menyebabkan Perusahaan Gas Negara (PGN) juga mengalami kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan BBG. Kemudian Tahun 2004 Pemda DKI meluncurkan program busway sebagai moda transportasi massal yang diharapkan selain dapat mengurangi kemacetan juga dapat mengurangi laju polusi udara di Jakarta karena diharapkan banyak pemilik kendaraan pribadi yang ikut menyumbang 70 % polusi di Jakarta karena kendaraan bermotor beralih menggunakan busway. Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) mulai koridor dua sampai koridor lima belas yang pembangunannya diharapkan selesai tahun 2010 diharapkan pula ikut memasyarakatkan penggunaan BBG. Perhitungan yang dilakukan untuk memenuhi demand and supply BBG dilakukan dengan menghitung berbagai variabel-variabel dan asumsi-asumsi yang terkait seperti banyak unit bus beropersi, kecepatan rata-rata busway, volume tangki BBG, jarak tempuh /liter BBG, lama operasi serta panjang rute dari busway tersebut. Model simulasi power simulation digunakan untuk menghitung sejauh mana peran serta busway 2010 ini dapat mengurangi laju penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Terlihat bahwa kehadiran lima belas koridor busway ini cukup signifikan dalam mengurangi laju partikel-partikel polutan di udara Jakarta.

In 1996 the goverment of Dki Jakarta launched a proram caled 'Langit Biru Jakarta' with the aim to improve air quality of Jakarta. Of of its action was to start the use of vehicles with alternative fuel include usin as fuel (Bahan Bakar as or BBG) for public transportation in Jakarta. This proram wasn't succesful because the number of vehicles using BBG was small, and it's even eting rare now. It happened because SPBG - gas station for gas fuel - was still rare, the price of converter kit - tool to convert machine with gasoline into gas fuel - wasvery expensive. Another cause was because the goverment didn't take this program seriously. The unspecified number of demand and supply for gas fuel made it difficult for Perusahaan Gas Negara ( a gas State-Owned Company) to fulfill the needs of BG. Then in 2004 the goverment launched busway program as mass transportation for reducing traffic jam and air pollution in Jakarta because goverment hped that the owner of private vehicles would used the busway .To sosialize BBG, corridor 2 untill 15 will use BBG, which deveopment will be finished in 2010. The calculation to fulfill demandand supply of BBG is done by calculating some variables and assumption related to number of bus operated, busway average speed, volume ofBBGs tank, BBGs radius per liter, time of operation and rote of busway. The simulation of model power simulation is used to evaluate the role of busway 2010 in reducing number f private vehicles that is used in Jakarta. And since then we can see that 15 corridor of busway is quite significant in reducing number of pollutant particles in Jakarta's atmosphere."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jabar Adam Warsol
"Sistem manajemen transportasi dan tata ruang perkotaan sangat mempengaruhi pola pergerakan manusia dan kendaraan yang dapat menimbulkan kemacetan. Kemacetan menghasilkan tingginya akumulasi emisi gas buang kendaraan bermotor yang berakibat pada menurunnya kualitas udara. Penggunaan model dinamik untuk keperluan analisis dan prediksi dengan berbagai variabel dan sub variabel yang saling terkait sudah banyak dipergunakan untuk mengkaji secara ilmiah berbagai fenomena yang ada. Dalam tugas akhir ini penggunaan model dinamik digunakan untuk pendekatan dan menganalisis program Bus Rapid Transit (BRT) berbasis busway dalam memprediksi kebutuhan bahan bakar gas (BBG) dan pengurangan tingkat laju emisi gas buang kendaraan bermotor dalam pencapaian target penurunan polusi udara, ajakan/himbauan para pengguna mobil kendaraan untuk beralih menggunakan bus Transjakarta Busway serta mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta sampai dengan tahun 2010. Dari penelitian sebelumnya [Bambang Sugiarto, Suryana, 2005] diketahui bahwa polusi udara akan berkurang secara signifikan jika jumlah koridor dan armada yang diberoperasi harus mencukupi sehingga penumpang Bus Transjakarta Busway adalah yang sebelumnya para pengguna mobil pribadi. Maka untuk mendukung program pengurangan polusi udara di DKI Jakarta, penulisan ini disusun sesuai kondisi terakhir yaitu awal tahun 2007, dengan telah diresmikannya busway koridor IV - VII. Pencapaian pengurangan polusi udara dengan program BRT berbasis busway akan bersifat komprehensif dengan pendekatan model dinamik mulai dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kendaraan bermotor, pertambahan armada, koridor, dan jumlah penumpang Bus Transjakarta Busway, perluasan jaringan bus pengumpan (feeder). Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah prediksi kebutuhan BBG dan pengurangan laju emisi gas buang kendaraan bermotor dengan beroperasinya bus Transjakarta Busway dalam menurunkan polusi udara dan mengatasi kemacetan di Jakarta sampai dengan tahun 2010.

The transportation management system and the city planning influence the mobility of large numbers of people to easily move from various locations. Without an organized transportation system, there are mass traffic jams, delays, accidents, etc. Traffic jams cause large pollutans emissions resulting in large quantities of pollution. The dynamic model has been used to analyze and predict these phenomena by using variables and sub variables that are interconnected. In this thesis, the dynamic model is used to analyze the Bus Rapid Transit (BRT) program based on the busway system to predict the need of compresses natural gas (CNG) and to reduce the rapid emission in achieving the goal of reducing air pollution in Jakarta. One of the ways to accomplish this goal is to encourage people to use the Transjakarta bus way instead of their personal vehicles. This would also reduce traffic jams until the year 2010. From previous research conducted by Bambang Sugiarto and Suryana, it was shown that the air pollution would be significantly reduced if the amount of buses and corridors were increased to handle the large number of passengers. For this reason, this thesis is written in accordance with the current condition when the new corridors IV ? VII were officially opened at the beginning of the year 2007. The achievement of reducing air pollution based on BRT program will contribute a comprehensive benefit if the dynamic model is used. For example, the population growth will directly increase the need for greater transportation; thus adding larger numbers of buses, expanding corridors and increasing the number of passengers using Transjakarta busway. The transportation web will automatically be expanded to include smaller feeder areas to facilitate greater flow of traffic. The purpose of this study is to predict the need for CNG and the reduction of pollutan emissions, this is possible if the Transjakarta busway system is implemented. In addition, reducing air pollution and solving the traffic jam problems until the year 2010."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat polusi udara di Indonesia dinilai cukup tinggi. Tingginya tingkat
polusi udara ini diakibatkan oleh polutan yang dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan manusia, sebagian besar adalah aktivitas pembakaran.
Kendaraan bermotor merupakan penyumbang polusi udara terbesar. Hal ini
disebabkan oleh pembakaran yang kurang sempurna dari mesin kendaraan
bermotor dan penyetelan mekanisme pembakaran yang salah.
Dalam mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor,
maka Cara yang paling efektif dan ekonomis adalah dengan menggunakan
peralatan yang dapat menurunkan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor.
Peralatan yang sering dipakai adalah catatytic converter (katalis pengkonversi).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengggunaan peralatan
tambahan catalytic converter, dengan desain bentuk laluan yang optimum
terhadap keefektifan peralatan tambahan catalytic converter terhadap efisiensi
konversi emisi gas buang. Untuk mendapatkan desain bentuk laluan yang optimum,
maka penulis melakukan proses desain dengan bantuan CFD. Adapun
tujuan dari pemakaian CFD ini adalah untuk menghemat biaya penelitian dalam
membuat model bentuk laluan.
Pengujian efisiensi konversi catalytic converter dilakukan pada mesin otto, di
Laboratorium Pembakaran dan Energi Jurusan Mesin FTUI.
Dari pengujian tersebut didapat efisiensi konversi yang baik dari catalytic
converter dengan bentuk laluan yang didesain optimum, dalam mengkonversi
emisi gas buang kendaraan bermotor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syafrizal
"[ABSTRAK
Faktor emisi dan konsumsi bahan bakar tergantung pada berbagai faktor. Driving cycle merupakan perilaku lalu lintas dan merupakan reprsentasi berkendara dari suatu wilayah. Ada banyak standar driving cycle seperti metode Eropa driving cycle, Jepang Cycle, US-EPA, dll. Namun, driving cycle tersebut tidak dapat mewakili kondisi aktual Jakarta. Penelitian ini menjelaskan driving cycle yang diperoleh di Jakarta. Jakarta driving cycle adalah langkah pertama untuk menentukan emisi nyata untuk mengurangi polusi dan untuk mempengaruhi pilihan kendaraan di Jakarta. Faktor emisidigunakan untuk menentukan emisi gas buang di persimpangan Semanggi. Studi kasus persimpangan Semanggi dibahas. Aspek psikologis berkontribusi pada pemahaman tentang perilaku pemilik mobil untuk menggunakan bus rapid transit di Jakarta. Diskusi tentang The theory of planned behaviour (TPB) dan aspek psikologis dibuat untuk studi kasus ini. Penelitian ini juga menjelaskan model dinamis dari pengurangan emisi di sektor transportasi darat, studi kasus perempatan Semanggi di Jakarta. Sistem transportasi perkotaan adalah sistem yang kompleks dengan beberapa variabel, loop umpan balik, dan dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Model system dinamis yang diusulkan terdiri dari dua submodel: "Vehicle Fleet" dan "Perhitungan Emisi". Model ini berjalan dalam perangkat lunak Powersim Studio menggunakan data dari Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) dan Kepolisian Republik Indonesia.;

ABSTRACT
Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
;Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
, Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta’s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: “Vehicle Fleet” and “Emissions Calculation”. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
]"
2015
D2013
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Wasito
"Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan di masyarakat Hal ini dikarenakan mesin diesel dapat menghasilkan tenaga yang Iebih besar dan lebih irit. Banyaknya kegunaan mesin dieseljuga menjadikan mesin diesel sebagai penyumbang emisi gas buang terbanyak. Emisi gas buang yang tidak normal menandakan kendaaran boros dan menyebabkan polusi. Dalam penelitian ini cyclone digunakan untuk meningkatkan efelctiiitas campuran bahan bakar udara agar reaksi menjadi lebih sempurna. Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan cyclone dengan sudut pengarah tertentu lebih efektif dalam hal mengurangi emisi HC di mesin diesel. Cyclone dengan sudut pengarah 30° dapat menurunkan emisi HC sekitar 60% sedangkan dengan 45° menurunkan HC antara 25% hingga 56% untuk pembebanan 5 Kg. Selain itu juga dari analisa suhu dan tekanan gas buang didapatkan pada putaran yang tinggi emisi HC cenderung meningkat sedangkan emisi CO relatif konstan untuk berbagai jenis putaran dan sudut pengarah.

Diesel is a kind oyfengine which is inostly used in several teclinical neefls, because it can produce a bigger and more economical energy. Many advantages of diesel also make the diesel as a biggest support of exlraust-gas emition. The unusual exhaust-gas emition ofa vehicle shows that the vehicle is not economical, it also causes the pollution. ln this experiment, cyclone is used to increase the effectiveness ofairgfuel mixture, so that the reaction goes into perfect. Cyclone in certain direction angle is more efflective in reducing the HC-enzition in the diesel engine. Cyclone in 30° can reduce it for about 60%, while cyclone in 45° can do it between 25% to 56%, with 5 kgs of resistant force against it. From the analysis of exhaust gas temperature and pressure, we can also see that the emition of HC gets increasea in high rotation, while the emition CO is relative constant in all kinds of rotation and direction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>