Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allif Fahriyani Masiha
"Dewasa ini industri minyak dan gas bumi mengalami peningkatan kejadian insiden. Data IOGP (2022) menyebutkan bahwa, total keseluruhan tingkat cedera yang tercatat adalah 0,77, 10% lebih tinggi dari tahun 2020 yaitu 0,70. Peningkatan ini menunjukkan bahwa industri hulu migas masih menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kinerja keselamatannya. Salah satu insiden yang sering terjadi adalah cedera tangan dan jari. Hal ini sejalan dengan data di PT. XYZ yang bergerak di industri eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Terjadinya kenaikan insiden cedera tangan dan jari pada PT. XYZ di tahun 2021-2022, dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis insiden cedera tangan dan jari yang terjadi di PT. XYZ pada tahun 2021-2022, dengan menggunakan metode Human Factors Analysis and Classification System(HFACS). Desain penelitian yang digunakan adalah pengkajian mendalam bersifat deskriptif analitik untuk mendapatkan gambaran mengenai insiden, dilaksanakan pada Maret-Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen dari data sekunder PT. XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. XYZ mengalami lima kasus cedera tangan dan jari dengan penyebab yang berbeda-beda. Dari hasil analisis investigasi insiden menggunakan HFACS diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi terjadinya insiden adalah unsafe act sebesar 34%. Dapat dikatakan bahwa unsafe act menjadi active failure yang paling dominan sebagai penyebab terjadinya insiden cedera tangan dan jari. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi laten pada lapisan lainnya dalam kerangka HFACS. Disarankan kepada PT. XYZ untuk melakukan pencegahan insiden dengan pendekatan yang holistik, melibatkan perubahan di berbagai tingkatan, dari individu hingga tingkat organisasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang semua lapisan ini, langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat diambil untuk mengurangi insiden cedera pada tangan dan jari, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman secara keseluruhan.

In recent times, the oil and gas industry has experienced an escalation in incident occurrences. According to IOGP data (2022), the overall recorded injury rate is 0.77, which is 10% higher than the rate of 0.70 in 2020. This increase signifies that the upstream oil and gas industry still faces various challenges in enhancing its safety performance. One of the frequently occurring incidents is hand and finger injuries. This aligns with the data at PT. XYZ, which operates in the oil and gas exploration and exploitation sector. The rise in hand and finger injury incidents at PT. XYZ in 2021-2022 is concerning as it can potentially disrupt productivity. This study aims to analyze hand and finger injury incidents that occurred at PT. XYZ in 2021-2022 using the Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) method. The research design is an analytical descriptive in-depth assessment. The study was conducted from March to June 2023. Data collection was performed through document review of secondary data from PT. XYZ. The results of the study reveal that PT. XYZ encountered five cases of hand and finger injuries with varying causes. From the analysis of incident investigations using HFACS, it is evident that the most influential factor in incident occurrence is unsafe acts, accounting for 34%. Unsafe acts can be considered the most dominant active failure leading to hand and finger injury incidents. However, this is also influenced by latent conditions in other layers within the HFACS framework. It is recommended that PT. XYZ undertakes incident prevention with a holistic approach, involving changes at various levels, from individual to organizational levels. Through an in-depth understanding of all these layers, effective preventive measures can be implemented to reduce hand and finger injury incidents and create an overall safer working environment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumawati
"Pendahuluan: Di dalam industri hulu migas, cedera tangan dan jari merupakan tantangan besar. Setidaknya 50% dari kasus cedera di dalam industri migas merupakan cedera tangan dan jari. Di beberapa perusahaan, proporsi tersebut dapat menjadi lebih besar. Dalam analisis yang pernah dilakukan terhadap kecelakaan di perusahaan anggota IOGP, lebih dari delapan puluh persen diakibatkan karena factor manusia, baik yang disebabkan oleh faktor pribadi ataupun faktor organisasi. Studi ini dilakukan untuk menganalisis factor manusia di dalam kasus cedera tangan dan jari yang teradi di PT. X sepanjang tahun 2014 hingga 2020 dengan menggunakan kerangka HFACS.
Metode: Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder berupa data kasus cedera tangan dan jari di PT. X dari tahun 2014 hingga 2020.
Hasil: Cedera tangan dan jari paling banyak disebabkan oleh skill-based errors dan routine violations. Kasus cedera yang diakibatkan skilled-based errors juga diperparah oleh pelanggaran aturan yang dilakukan bersama secara terus menerus (routine violations). Kondisi yang menjadi prekondisi dari tindakan tidak aman yang berkontribusi dalam cedera tangan dan jari paling banyak terkait crew/ resource management. berbagai faktor yang termasuk ke dalam kategori ini di antara lain komunikasi, koordinasi, perencanaan dan kerja tim yang mempengaruhi kinerja. Pengawasan yang tidak aman yang paling banyak terjadi adalah failed to correct known problems dan inadequate supervision. Inadequate supervision terkait dengan pengelolaan personil dan sumber daya termasuk pelatihan, panduan professional dan kepemimpinan operasional. Sedangkan failed to correct known problems terkait dengan kekurangan pada individu, peralatan, pelatihan atau area keselamatan lain “diketahui” oleh supervisor, namun dibiarkan tidak dikoreksi. Di level 4, pengaruh organisasi yang terbesar adalah Organisational Process. Organisational process adalah proses formal di mana visi sebuah organisasi dijalankan termasuk operasi, prosedur, dan kesalahan di antaranya. 
Kesimpulan: Gambaran HFACS pada kasus cedera tangan dan jari di PT. X sejalan dengan gambaran umum HFACS yang ada dalam industri hulu migas, kecuali di level 2 yakni preconditions for unsafe acts. Sistem pembelajaran kejadian di PT. X masih dipengaruhi oleh teori domino dan belum mengintegrasikan konsep faktor manusia secara menyeluruh. Kerangka HFACS dapat membantu PT. X dalam menelaah lebih dalam defisiensi di dalam faktor manusia untuk dapat menetapkan tindakan perbaikan yang lebih tepat.

Introduction: Hand and finger injuries have always been major challenges in upstream oil and gas industry. At least 50% of injuries in upstream oil and gas impacting hand and fingers. In some companies, the proportion could be larger. More than 80% of incidents in IOGP members were caused by human factors, both personal and organizational factors. This study aims to analyze human factors in hand and finger injuries at PT. X by using HFACS framework.
Methodology: The study was conducted by applying qualitative descriptive analysis by using secondary data, investigation report of hand and finger injures from 2014 to 2020.
Results: Skill-based errors and routine violations contributed in most of hand and finger injuries in PT.X. Routine violations were found as aggravating factors in skill-based errors injuries/ crew resource management were dominating level 2, preconditions for unsafe acts, it consists of coordination, communication, planning and team work that impacting performance. Unsafe supervision that occurred the most are inadequate supervision and failed to correct known problems. Inadequate supervision related to personnel and resources management including trainings, professional guidance and operational leadership. Failed to correct known problems related to deficiencies in individual, equipment, training or the safety area “known” to supervisor but left uncorrected. In level 4, Organizational process was the weak chain of organizational influences. Organizational process is a formal process where organization’s vision is implemented on Site, including operations, procedures.
Conclusion: HFACS of hand and finger injuries in PT. X is in line with general HFACS description in upstream oil and gas industry, except for level 2, pre-conditions for unsafe acts. Learning from incident system in PT. X was still highly influenced by domino theory and has not yet integrated human factors. HFACS framework can help PT. X to dig deeper in human factors deficiencies in organization so PT. X can define more effective mitigation & preventive measures.  
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farell Hwardaya Putraprasetyo
"Latar Belakang: Cedera Otak Traumatik (COT) mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan temuan radiologi TBI dengan angka kecacatan dan kematian di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis, dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari rekam medis dan arsip pasien yang disediakan oleh Departemen Neurologi FKUI-RSCM yang telah didiagnosis menderita COT sedang dan berat di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari hingga Desember 2021. Hasil CT diklasifikasikan menggunakan skor CT Rotterdam. GOSE digunakan sebagai outcome prediktor dimana penilaian dilakukan pada hari ke 14, 30, dan 90. Analisis bivariat akan dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dan uji Mann-Whitney. Hasil: TBI sedang menjadi dominan (88,5%) dan SAH menjadi kelainan CT paling umum di RSCM (57,6%). Usia ditemukan menjadi faktor signifikan dalam perkembangan hasil yang lebih buruk pada hari ke-14 pasca-trauma (p= 0,026). Keparahan juga ditemukan sebagai faktor yang signifikan terlepas dari kapan skor GOSE diambil (hari ke-14 p= 0,004, hari ke-30 p= <0,001, hari ke-90 p=<0,001). SAH merupakan prediktor hasil yang signifikan pada hari ke-14 (p=0,030), hari ke-30 (p=0,010), dan hari ke-90 (p = 0,009). DAI (p= 0,048) dan edema serebral (p=0,009) memainkan peran penting terhadap hasil pada hari ke-90. Skor CT Rotterdam memiliki hubungan yang signifikan terhadap prediksi hasil pada hari ke-14 (p=0,009), hari ke-30 (p <0,001), dan hari ke- 90 (p <0,001). Kesimpulan: Tingkat keparahan COT, SAH, DAI, dan edema serebral mempunyai peran penting dalam prediksi hasil akhir penelitian.

Introduction: TBI affects millions of individuals around the world. This research aims to explore the relationship between radiological findings of TBI and the disability and mortality rate in Cipto Mangunkusumo Hospital Methods: This is a descriptive analytical research, done in a retrospective way by the usage of secondary data extracted from medical records of patients that had been diagnosed with TBI in Cipto Mangunkusumo hospital in 2021. GOSE was used as an outcome predictor in which assessment was done at the 14th, 30th, and 90th day. Analysis was done using Chi-square test and Mann-Whitney test Results: Moderate TBI to be predominant (88.5%) and SAH to be the most prevalent CT abnormality in Cipto Mangunkusumo hospital (57.6%). Age was found to be a significant factor in the development of worse outcomes in the 14th day post-trauma (p= 0.026). Severity was found to be a significant factor also regardless of when the GOSE score was taken (14th day p= 0.004, 30th day p= <0.001, 90th day p=<0.001). SAH was a significant predictor of outcome at the 14th day (p=0.030), 30th day (p=0.010), and 90th day (p = 0.009). DAI (p= 0.048) and cerebral edema (p=0.009) played a significant role on the outcome at the 90th day. Rotterdam CT score had a significant association in outcome prediction at the 14th day (p=0.009), 30th day (p < 0.001), and 90th day (p < 0.001). Conclusion: Severity, Rotterdam CT score, SAH, DAI, and cerebral edema had a significant role in prediction of outcome at the end of the study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Montolalu, Ivan Adrian
"Pengemudi sepeda motor ojek online bekerja tanpa mengenal shift atau jam kerja. Mereka juga bekerja pada posisi statis dalam waktu yang lama, ditambah lagi berada pada kondisi lingkungan jalan raya yang suhunya cenderung berubah-ubah dari panas ke dingin, juga perubahan waktu kerja dari siang ke malam hari. Pengemudi ojek online juga terkena getaran dari sepeda motor, juga ukuran dan berat helm, jenis baju yang dipakai dapat meningkatkan risiko terkena WMSDs. Faktor usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh juga berpengaruh terhadap risiko terkena WMSDs. Tesis ini membahas tentang risiko terkena WMSDs pada pengemudi ojek online di Monas, Jakarta Pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran WMSDs pada pengemudi ojek online di Monas, Jakarta Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional potong lintang menggunakan kuesioner, Nordic Body Map, dan Rapid Entire Body Assessment REBA. Hasil penelitian adalah sebanyak 13 orang responden mengeluhkan keluhan subjektif WMSDs dengan skor REBA sebesar 7 dimana risiko pekerjaan berada pada tingkat menengah dan membutuhkan penanganan dan penelitian lebih lanjut.

Online motorcycle taxi drivers work without knowing shifts or working hours. They also work in static positions for a long time, plus they are in a highway environmental condition where temperatures tend to change from hot to cold, as well as changes in working time from day to night. Online motorcycle taxi drivers are also exposed to vibrations from motorcycles, as well as the size and weight of helmets, the type of clothing worn that can increase the risk of WMSDs. Age factors, smoking habits, exercise habits, body mass index also affect the risk of exposure to WMSDs. This thesis discusses the riskof exposure to WMSDs on the online motorcycle taxi drivers in Monas, Central Jakarta. The purpose of this study is to see the description of WMSDs on the online motorcycle taxi drivers in Monas, Central Jakarta. The research method used was survey with cross sectional approach using questioner, Nordic Body Map, and Rapid Entire Body Assessment REBA. The results of the study were 13 respondents complained about subjective complaints of WMSDs with REBA score of 7 where the occupational risk wasat intermediate level and required treatment and further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farina Chairunnisa
"Needlestick and Sharps Injury (NSSI) atau Cedera Tertusuk dan Tersayat adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam secara tidak sengaja menusuk atau menyayat kulit seseorang yang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi dan faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian NSSI pada perawat di RSUD Cibinong. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada sampel penelitian, yaitu perawat RSUD Cibinong. Analisis data kemudian dilakukan dengan analisis deskriptif dan inferensial menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,2% perawat mengalami NSSI dan terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan tidak aman, persepsi pelatihan, dan kelelahan dengan kejadian NSSI pada perawat RSUD Cibinong. Untuk mencegah terjadinya NSSI diperlukan peningkatan pengetahuan serta kesadaran mengenai tindakan yang aman, pelaporan kejadian NSSI, dan promosi pencegahan NSSI.

Needlestick and Sharps Injury (NSSI) is a wound caused by a sharp object accidentally piercing or slicing the skin of a worker. This study aims to analyze the prevalence and what factors are associated with the incidence of NSSI in nurses at Cibinong Hospital. This research was conducted using analytic methods with a cross-sectional study design. Data collection was carried out by filling out questionnaires to the research sample, namely nurses at Cibinong Hospital. Data analysis was then performed with descriptive and inferential analysis using the chi square test. The results showed that as many as 16,2% of nurses experienced NSSI and there was a significant relationship between unsafe acts, perceptions of training, and fatigue with the incidence of NSSI in nurses at Cibinong Hospital. To prevent the occurrence of NSSI, it is necessary to increase knowledge and awareness regarding safe actions, reporting of NSSI events, and promotion of NSSI prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kharisha
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, dimana memiliki lokasi kerja yang tersebar di Indonesia dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut yang dapat memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaan sesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Peneliti mengkaji kegagalan sistem pertahanan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kasus cedera tangan dan jari masih terjadi dan kejadiannya cenderung berulang. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 33 kasus kecelakaan, permasalahan yang banyak ditemukan diantaranya adalah decisions errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu maupun organisasi, agar risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

XYZ is a company engaged in mining, which has several work sites in Indonesia with varied characteristics. This research aims to get an overview of the defense system in preventing accidents in accordance to the Swiss Cheese Model framework. This research examined the failure of the defense system by using the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) method. The result of this study mention that the case of hands and fingers injury still occurs. Based on the analysis of 33 cases of accident, the causes are mostly the decisions of errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, and organization process. It can be concluded that the defense system in XYZ company is still not optimal to prevent occupational accidents. Therefore, the defense system will need improvement, targeted to both individuals and organizations, so that the risk of accidents can be controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abdul Aziz Adi S.
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas, dimana memiliki anak perusahaan dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Kasus kecelakaan kerja di PT XYZ selama 4 tahun terakhir meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengkaji kegagalan sistem pertahanan pada tingkat HFACS (Human Factor Analysis and Classification System) baik aktif maupun laten. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa fatality terjadi di tahun 2014 dengan lokasi insiden di onshore dan berada di Sumatera dan Sulawesi. Kemudian permasalahan terkait kegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah skill-based error, technological errors, coordination and communication, planned inappropriate operation, inadequate supervision, dan organizational process. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan-kesalahan teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya kecelakaan.

XYZ is a company engaged in oil and gas, which has subsidiaries with varying characteristics. These characteristics raise the risk of accidents. Cases of occupational accidents in XYZ during the last 4 years increased. This study was conducted to assess the failure of the defense system at the level of HFACS (Human Factor Analysis and Classification System), both active and latent. Results of this study stated that the fatality occurred in 2014 with the incident at onshore locations and are located in Sumatra and Sulawesi. Then the problems related to the failure of the defense system HFACS that are found are skill-based errors, technological errors, coordination and communication, planned Inappropriate operation, inadequate supervision, and organizational process. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or eliminate the errors identified so that it will strengthen the resilience of the system against accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Pradesa
"Dokter gigi berisiko tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang berpotensi tertular penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor-faktor risiko terjadinya luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan pendekatan semi kuantitatif. Sampel penelitian adalah seluruh populasi dokter gigi (39 orang) di puskesmas Tangerang Selatan. Hasil telitian mendapatkan kebanyakan (87,2%) responden berpengetahuan baik, sebagian besar (89,7%) mempunyai sikap yang baik, namun masih ada hampir setengahnya (41,0%) tidak mempunyai keterampilan yang baik. Sedangkan fasilitas poliklinik gigi lebih dari setengahnya (68,0%) tidak baik, dan hampir semuanya (96,0%) tidak mempunyai SOP tindakan gigi, sedangkan menurut persepsi responden kebanyakan (82,1%) tidak ada pengawasan. Disarankan harus dilatih dan dibina tentang teknik pencegahan tertusuk jarum atau benda tajam, serta mempertimbangkan rasio dokter gigi dan jumlah pasien agar mengurangi tekanan waktu kerja bagi dokter gigi. Faktor penunjang berupa fasilitas, SOP dan pengawasan masih perlu ditingkatkan.

Dentists are at risk of needle stick injury or other sharps object that potentially get infectious diseases. This study aimed to determine the risk factors of needle stick injury or other sharps. The study design was cross sectional study with semiquantitative approach. The sample was the entire population of dentists at Public Health Centers in South Tangerang. Results found most of the respondents (87.2%) were knowledgeable, most (89.7%) had a good attitude, but there were still nearly half (41.0%) with no good skills. While the dental clinic facility more than half (68.0%) was not good, and almost all (96.0%) had no Standard Operating of dental procedure, while according to the perception of most respondents (82.1%) there was no supervision. It was suggested to traine and to nurture about needle stick injury or sharps prevention techniques, as well as considering the ratio of dentists and the number of patients in order to reduce the pressure of the working time for dentists. Contributing factors such as facilities, SOP and supervision still needed to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhirman
"Cedar kulit terkait perekat medis sering terjadi baik diperawatan biasa, intensif maupun rawat jalan. Cedera kulit merupakan stressor fisik yang dapat menimbulkan nyeri, rasa tidak nyaman dan dapat menjadi tempat masuknya kuman atau bakteri. Cedera kulit pada anak diruang intensif disebabkan oleh penggunaan perekat medis seperti pemasangan NGT, ETT, IV Line, elektroda maupun Spo2. Cedera kulit masih sering dianggap hal yang biasa bahkan pendokumentasiannya masih jarang dilakukan baik di RS pemerintah maupun swasta. Cedera kulit dapat menyebabkan trauma, menimbulkan infeksi dan tentunya hal ini menyebabkan hari rawat semakin panjang. Dalam keperawatan modern diperlukan ketrampilan yang baik dalam mencegah cedera kulit terkait perekat medis. Identifikasi pasien beresiko tinggi cedera kulit, menentukan langkah yang tepat serta tehnik pemakain dan pelepasan perekat sangat diperlukan dalam rangka pelayanan keperawatan yang semakin optimal.

Skin injuries are physical stressors that can cause pain, discomfort and can harbor germs or bacteria. Skin injuries to children in intensive rooms are caused by the use of medical adhesives such as the insertion of NGT, ETT, IV Line, electrodes or Spo2. Injuries to the skin are still considered commonplace and even documentation is rarely done in both government and private hospitals. Injuries to the skin can cause trauma, lead to infection and of course this will lead to longer days of stay. Modern nursing requires good skills in preventing skin injuries related to medical adhesives. Identification of patients at high risk of skin injury, determining appropriate steps and techniques for using and removing adhesive are needed in order to optimize nursing services. Key words: skin injury, medical adhesive"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Listiono Linggo
"Cedera otak pada perdarahan intraserebral spontan (PIS) terdiri dari cedera primer kerusakan struktural karena proses mekanis dan cedera sekunder akibat respons patofisiologis subklinis mencakup inflamasi, stress oksidatif dan sitotoksik terhadap komponen serta produk degradasi darah. Proses subklinis PIS yang sedang berlangsung tersebut masih belum terpantau secara lengkap, sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi perjalanan proses subklinis cedera otak sekunder perdarahan intraserebral spontan dan pengaruhnya terhadap perubahan luaran respons klinis kasus (LRK) PIS pasca-intervensi bedah saraf. Penelitian ini menggunakan desain observasional prospektif, mulai Agustus 2016-April 2018 terhadap 20 subjek yang baru pertama kali mengalami perdarahan intraserebral spontan yang disertai perdarahan intraventricular dan menjalani intervensi bedah saraf external ventricular drainage (EVD). Data tercatat mencakup skor Full Outline of UnResponsiveness (SF), TIK, dan kadar hari ke-1 dan hari ke-7 Tumor Necrosis Factor alpha (TNFα), Superoxide Dismutase (SOD) dan zat besi dalam LSS. Analisis bivariat menggunakan uji Ttak berpasangan atau uji Mann-Whitney. Data skala kategorik diuji dengan Chisquare atau Fisher's exact test, dan untuk data kategorik berpasangan dengan uji McNemar.
TIK pasca-intervensi semua subjek menurun secara gradual menjadi normal dan ada lima subjek yang tidak mengalami perbaikan LRK SF hari 1-7. Semua subjek kelompok 'tanpa perbaikan' mempunyai kadar TNFα LSS hari ke-1 tinggi, sebaliknya yang kadarnya normal mengalami perbaikan LRK (P=0,003). Selisih nilai peningkatan TNFα hari 1-7 juga lebih besar bermakna pada yang 'tanpa perbaikan' (P=0,005). Kadar SOD LSS hari ke-1 dan perubahannya tidak terbukti berbeda bermakna antara kedua kelompok. Pengamatan klinis memperlihatkan 80% subjek 'perbaikan', mempunyai kadar zat besi LSS hari ke-1 normal dalam status saturasi transferin < 50%. Semua subjek yang mempunyai kadar zat besi hari ke-1 tinggi dalam status saturasi transferin ≥ 50% mengalami LRK 'tanpa perbaikan'. Terdapat perbedaan bermakna dari selisih peningkatan status saturasi transferin antara kedua kelompok subjek. (P=0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa subjek PIS dengan kadar TNFα LSS hari ke-1 tinggi dan/atau zat besi LSS tinggi dalam status saturasi transferin ≥ 50%, mempunyai LRK 'tanpa perbaikan'. Semakin besar peningkatan kadar TNFα LSS pada hari ke-7 dan/atau kadar zat besi yang disertai peningkatan saturasi transferrin, mempunyai LRK 'tanpa perbaikan'. Kadar SOD hari ke-1 dan perubahan kadar hari 1-7 belum dapat dimanfaatkan sebagai penanda prognosis dan proses subklinis PIS.

Brain injury of spontaneous intracerebral hemorrhage caused by primary injury of structural damage due to mechanical processes and secondary injuries resulting from subclinical pathophysiological responses of inflammation, oxidative stress and cytotoxicity to components and blood degradation products including iron. The subclinical pathophysiology processes still cannot be monitored explicitly. This study is aimed at identifying the course of ICH subclinical secondary brain injury process and finding its relations with the days 1-7 trend of clinical response outcomes after neurosurgical intervention. This study is a prospective observational designed study done from August 2016 until April 2018. Twenty subjects were diagnosed as spontaneous intracerebral hemorrhage and underwent neurosurgical intervention external ventricular drainage (EVD). Recorded data consist of everyday Full Outline of UnResponsiveness (FOUR) score, intracranial pressure, and cerebro-spinal fluid (CSF) Tumor Necrosis Factor alpha (TNFα), Superoxide Dismutase (SOD), iron and transferrin saturation at day-1 and day-7. Bivariate analysis performed with unpaired T-test or Mann-Whitney test. Unpaired categorical scale data tested by Chi-square or Fisher's exact test, and McNemar test for paired categorical data.
All 'unimproved' subjects had high levels of day-1 CSF TNFα, whereas all subjects with normal TNFα have clinical improvement response (P=0.003). Subsequently those subjects had significantly greater increasing levels (P=0.005). No significant difference of CSF SOD between of 'unimproved' and 'improved' group. Clinical observation clearly showed that 80% of 'improved' subjects have normal day-1 iron levels in controlled by transferrin saturation < 50%. There will be no improvement of those high iron levels with transferrin saturation ≥ 50%. A significant difference results were also noted of increasing transferrin saturation status (P=0,05). This study concluded that SICH with high level of day-1 CSF TNFα and/or high CSF iron with transferrin saturation ≥ 50%, would have an 'unimproved' trend of clinical response outcome. Greater increasing level of those biomarkers in days 1-7, tend to have an unimproved outcome. CSF SOD could not to be use as a significant clinical prognostic and process biomarker."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>