Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Acute Kidney Injury (AKI) merupakan komplikasi serius yang umum terjadi pada pasien rawat inap. Berdasarkan penelitian tahun 2005, terjadi peningkatan insiden dan keparahan AKI hingga 50% akibat penggunaan obat selama rawat inap. Salah satu tugas apoteker di RS adalah melakukan pemantauan terapi obat, terdapat beberapa obat di RSUI yang dinilai mampu menginduksi terjadinya AKI. Oleh karena itu, dilakukan pembuatan daftar obat yang dapat menginduksi terjadinya AKI serta studi kasus terjadinya AKI pada pasien rawat inap akibat penggunaan obat di RSUI pada bulan Maret 2023. Daftar obat penginduksi AKI dibuat berdasarkan studi literatur dari pustaka tahun 2005 – 2023 kemudian obat dikategorikan berdasarkan kelas terapi obat. Sedangkan, studi kasus dilaksanakan secara retrospektif menggunakan data sekunder pasien rawat inap RSUI pada bulan Maret 2023 yaitu rekam medis salah satu pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 26 obat yang mampu menginduksi AKI di RSUI. Berdasarkan studi kasus, terapi ramipril diduga mampu meningkatkan risiko terjadinya AKI pada salah satu pasien RSUI yang dinilai berdasarkan peningkatan nilai serum kreatinin dan penurunan nilai GFR. Ramipril diduga menjadi penyebab peningkatan risiko terjadinya AKI berdasarkan angka prevalensinya sebesar 28%, adanya riwayat perbaikan fungsi ginjal saat penghentian obat, serta fungsi ginjal yang kembali memburuk ketika terapi ramipril kembali dilanjutkan. Penilaian kondisi pasien menggunakan instrumen naranjo dibutuhkan untuk mengonfirmasi insiden terjadinya AKI akibat ramipril.

Acute Kidney Injury (AKI) was a serious complication that commonly occurs in inpatients. Based on a study in 2005, there was an increase in the incidence and severity of AKI up to 50% due to drug induce during hospitalization. One of the responsibilities of the pharmacist in the hospital was to perform drug therapy monitor and several drugs in RSUI were considered likely to induce AKI. Therefore, a list of drugs induced AKI was created, and a case study of drug-induced AKI in hospitalized patients at RSUI in March 2023 was performed. The list of drugs induced AKI was made based on a literature study from 2005 – 2023, then the drugs were categorized based on the drug therapy class. Meanwhile, the case study was carried out retrospectively using secondary data from hospitalized patients at RSUI in March 2023, which was the medical records from one of the patients who met the inclusion and exclusion criteria. There are 26 drugs-induced AKI in RSUI. Based on the case study, ramipril therapy was thought to be likely to increase the risk of developing AKI in one of the RSUI patients as assessed by the increase of creatinine serum and the decrease GFR values. Ramipril is thought to be the cause of the increased risk of AKI based on its prevalence rate which was 28%, history of improvement in kidney function when stopping the drug, and worsened kidney function when ramipril therapy is resumed. Assessment of the patient's condition using the Naranjo instrument is needed to confirm the incidence of AKI due to ramipril."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Patient satisfaction was one thing that was very important in reviewing the quality of health services, including health center. Measuring patient satisfaction can be used to evaluate the quality of health services. In this study the dimensions related to health service user satisfaction, were in terms of reliability, assurance, tangible, emphaty and responsiveness. The purpose of this research was to know the level in district of outpatient services and inpatient care at district health center Sidoarjo."
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkay Hadiwati
"Kejadian yang berhubungan dengan reaksi obat sangat sulit dikenali, karena seringkali tampak seperti penyakit lain dan banyak gejala reaksi obat yang muncul, terutama untuk paparan obat yang singkat. AKI adalah salah satu dari kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal, keadaan ini ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang menyebabkan nekrosis pada tubulus, pedoman Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012. Di Indonesia, perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung. Tujuan penelitian ini mengetahui prevalensi kejadian D-AKI dan menentukan faktor risiko utama serta data obat-obatan yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar kreatinin serum selama dirawat. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan observasional retrospektif dengan menggunakan desain cross sectional. Tempat pengambilan sampel berada dibagian Rekam Medis RSPAD Gatot Soebroto. Data pasien rawat inap yang diambil periode Januari – Desember 2021 dicatat berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 56 orang pasien yang diidentifikasi dengan menggunakan kriteria Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) dan menggunakan trigger tool, pengambilan sampel ditentukan dengan simple random sampling. Izin Ethical Approval diperoleh dari tim kaji etik RSPAD Gatot Soebroto dan informasi pasien dikumpulkan atas izin Kepala RSPAD Gatot Soebroto. Prevalensi angka kejadian D-AKI diruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto adalah 82,1%. Faktor-faktor terjadinya DAKI di ruang rawat inap adalah Interaksi obat nefrotoksik (OR = 8,926, 95% CI: 1,557-51,179 p value = 0,014) dan Lama penggunaan obat >=7 hari (OR = 5,303, 95% CI: 1,057-177,26,62) p value = 0,043. Secara umum obat nefrotoksik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi obat nefrotoksik > 3 macam, obat diuretik, NSAID, Sefalosporin, ARB, ACEi dan obat kemoterapi. Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pemakaian obat nefrotoksik dengan faktor-faktor risiko yang dialami pasien di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto, dengan nilai p value ≤ 0,05. Dimana faktor-faktor yang diketahui sangat mempengaruhi secara sifnifikan.

Events related to drug reactions are very difficult to identify, because they often look like other diseases and many symptoms of drug reactions occur, especially for short drug exposures. AKI is one of the conditions that affect the structure and function of the kidney, this condition is characterized by a sudden decrease in kidney function that causes necrosis of the tubules, the 2012 Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) guideline. In Indonesia, kidney disease treatment is ranked second the largest financing from BPJS health after heart disease. Analyzing the prevalence of D-AKI and determining the main risk factors and drug data that can affect the increase in serum creatinine levels during hospitalization. The research method used was retrospective observation using a cross sectional design. The sampling location is in the Medical Record section of the Gatot Soebroto Army Hospital. Inpatient data for the period January – December 2021, recorded based on inclusion and exclusion criteria. The number of samples is 56 patients who were identified using the criteria of Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) and using trigger tool, sampling with simple random sampling. Ethical approval permission was obtained from the ethics review team of Gatot Soebroto RSPAD and patient information was collected with the permission of the Head of Gatot Soebroto RSPAD. The prevalence of the incidence of D-AKI in the inpatient room of the Gatot Soebroto Hospital is 82,1%. The factors for the occurrence of DAKI in the inpatient ward were nephrotoxic drug interaction (OR = 8,926, 95% CI; 1,557-51,179) p Value =0,014 and duration of drug use > = 7 days (OR = 5,303, 95% CI: 1,057-177,26,62) p value = 0,043. In general, the most widely used nephrotoxic drugs are a combination of > 3 kinds of nephrotoxic drugs, diuretic drugs, NSAIDs, cephalosporins, ARBs, ACEi and chemotherapy drugs. In this study, there was a relationship between the use of nephrotoxic drugs and the risk factors experienced by patients in the inpatient room of the Gatot Soebroto Hospital, with a p value of 0.05. Where the factors that are known to have a significant influence. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erisa Adellia Pratiwi
"ABSTRAK
Off-label merupakan istilah penggunaan obat yang diresepkan di luar
informasi yang tertera pada izin edar. Penggunaan obat off-label memiliki risiko
tinggi terkait dengan aktivitasnya pada kelompok pasien tertentu, salah satunya
yaitu pasien hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan
obat off-label pada pasien hamil di Instalasi Rawat Inap dan Gawat Darurat
Kebidanan-Kandungan RSUP Fatmawati periode Maret 2015. Penelitian ini
menggunakan desain studi cross-sectional dengan pengambilan data melalui
resep, rekam medis, serta kardeks. Sampel penelitian adalah data pasien hamil
yang menerima obat pada bulan Maret 2015. Evaluasi dilakukan terhadap 670
terapi obat dari 196 pasien yang sebagian besar berusia 20-35 tahun dengan usia
kehamilan trimester ketiga dengan diagnosis persalinan kurang bulan. Terdapat
sebanyak 8 obat off-label yang meliputi 5 obat off-label (62,50%) dengan 145
terapi off-label di Instalasi Rawat Inap dan 3 obat off-label (37,50%) dengan 37
terapi off-label di Instalasi Gawat Darurat Kebidanan-Kandungan. Penggunaan
obat off-label dalam terapinya di kedua instalasi dengan kategori off-label indikasi
sebanyak 58,65%, kategori obat off-label kontraindikasi sebanyak 27%, dan
kategori obat off-label dosis sebanyak 14,35%. Berdasarkan hasil dapat diketahui
bahwa penggunaan obat off-label tertinggi terdapat di Instalasi Rawat Inap dengan
golongan obat sistem kardiovaskuler.
ABSTRACT
Off-label is a term used in drug which is prescribed outside the official
information of the marketing authorization. Off-label use of drug has a high risk
to certain group of patient regarding to its activity, especially pregnant patient.
This study aimed to evaluate the pattern of off-label use in pregnant patients in the
Inpatient Unit and Obstetric-Gynecology Emergency Unit Fatmawati Hospital
March 2015. Cross-sectional study design was used for the research and the data
was collected from prescriptions, medical records, as well as index card. The
research sample were the data of pregnant patients who received drug on March
2015. Evaluation was conducted to 670 drugs therapy of 196 patients aged 20-35
years old with third trimester of pregnancy and preterm labour diagnosed mostly.
There were 8 off-label drugs use including 5 (62,50%) drugs and 145 medications
were off-label in the Inpatient Unit also 3 (37,50%) drugs and 37 medications
were off-label in the Obstetrics-Gynecology Emergency Unit. The medications
with the off-label indication category were 58.65%, off-label contraindication
category were 27%, and off-label dose category were 14,35%. Based on the
results, it can be concluded that the highest use of off-label drug was at Inpatient
Unit with the drug classification of cardiovascular system class."
2014
S60632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Achadijat Parwoto
"ABSTRAK
Diantara masalah yang timbul di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang khususnya didalam bidang keuangan terjadinya piutang yang makin lama makin bertambah banyak sehingga mengakibatkan kurangnya penerimaan pendapatan rumah sakit.
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mempelajari karakteristik pasien yang menunggak.. Sampel penelitian adalah pasien penunggak hutang tahun 1996 sampai dengan Juni 1997. Untuk kontrol sampel diambil pasien yang membayar lunas biaya perawatan dari waktu yang sama yang diambil secara acak sejumlah sama yaitu 360 pasien. Dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa umur dan jenis kelamin antara kedua kelompok tidak berbeda.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik pasien yaitu lamanya hari rawat, kelas rawat yang dipilih, pendidikan pasien dan pekerjaan pasien berhubungan dengan terjadinya tunggakan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang. Sedangkan karakteristik tempat tinggal pasien tidak berhubungan bermakna dengan terjadinya tunggakan biaya rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang.
Saran yang diajukan adalah penataan di dalam administrasi rawat inap, meningkatkan kemampuan tenaga-tenaga yang berhubungan dengan penerimaan pasien dengan melihat faktor karakteristik pasien dan dibuat kebijakan tertulis tentang penanganan terjadinya tunggakan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang.
Hasi1 kesimpulan ini diharapkan dapat bermanfaat di dalam mempertimbangkan mengurangi kemungkinan terjadinya tunggakan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang.
Daftar bacaan = 33 (1970 - 1997)
Characteristic of Patients With Unpaid Hospital Bills for Inpatient Care at the Central Mental Hospital SemarangUnpaid Bill is one of the problems faced by Central Mental Hospital Semarang, As the amount becomes larger annually, hospital income is reduced.
This study was done to understand some of the reasons. The objective was to identify patient characteristics, which contribute to unpaid hospital bills.
The sample consisted of patients with unpaid bills from 1996 until June 1997. As a control group, we use patients who had already paid their bills from the same period who are picked up randomly with a total equal number of 360 patients.
The study found that the length of stay, the choice of class, patients education and occupation were associated with the occurrence of unpaid hospital bills at the Central Mental Hospital Semarang.
The study concluded some recommendation, i.e. reorganization of the administration of inpatient care, and enhancement of personnel skills who are involved with inpatient administration an construction of a written policy about the management of unpaid hospital bills at the Central Mental Hospital Semarang.
We hope that these measures will benefit in reducing the risk of unpaid hospital bills at the the Central Mental Hospital Semarang.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Sarmadi
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada khususnya serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyrakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Peranan nimah sakit dapat diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien.
Dalam tiga tabula terakhir di runah sakit PMI Bogor terjadi penurunan tingkat penghunian tempat tidur ( Bed Occupancy Rate ) sehingga dibawah angka rata-rata nasional sedangkan angka kematian kasar ( Gross Death Rate ), angka kematian bersih ( Net Death Rate ) berada diatas angka rata-rata nasional. Salah satu sebab yang diduga adalah kurang puasnya pasien / keluarga terhadap penampilan upaya pelayanan rawat inap di rumah sakit tersebut.
Tujuan penelitian ini, adalah untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dan hubungan antara kepuasan pasien / keluarga dengan penampilan upaya pelayanan rawat inap kelas ZQ di rumah sakit.
Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan "cross sectional" dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner.
Tehnik analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat ( Chi-square ) dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik.
Dari anliasa univariat menunjukkan bahwa pasien / keluarga sebagian besar puas dengan pelayanan yang diberikan, dan analisa bivariat dengan chi square menunjukkan bahwa dari tujuh variabel yang diteliti ternyata empat variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kepuasan pasien. Sedangkan uji regresi logistik disini bertujuan untuk melihat seberapa kuatnya hubungan tersebut.
Berdasarkan hasil yang didapat maka saran-saran yang dikemukakan adalah terus meningkatkan kualitas pelayanan baik dokter maupun perawat, memperbaiki keadaan lingkungan rumah sakit dan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap kelas III di rumah sakit PMI Bogor.
Daftar pustaka 38 ( 1965 - 1994 )

The development of the science and medical technology in one hand and the development of the society in the other hand have influenced the demand of the public in obtaining a healthful service both in a kind and a quality as well. The role of the hospital, could be measured by the successfulness of the service that to be provided and its quality as well, and thereby, it could accelerate the recovering process of the patient.
In the last three years, at the hospital of PMI Bogor, there has been accurred a decreasing of the Bed Occupancy Rate so it could reach below the National average rate, while the Gross Death Rate, Net Death rate are above the national average rate. One of the considering factor is the unsatisfactory patient/family against the presentation of the servicing effort towards inpatient in that hospital. The goal of this research to be aimed as such to obtain a picture of the situation and the relationship between the satisfaction of the patient/family with the presentation of the servicing effort of the III rd class inpatient in the hospital.
This research is a kind of a survey that uses a "cross sectional" approach from a primary data to be obtained through a questionnaire.
The techniques of the statistical analysis those to be used are, univariant analysis, bivariant analysis (chi square test) and then to be continued by a logistical regression test.
The univariant analysis has shown that a large number of patients/families have been satisfied by the services those to be given, and the bivariant analysis with chi square test shown that, of the seven variables those to be examined, in fact, four variables have a meaningful connection statistically with the satisfactions of the patients. While this logistical regression test to be aimed to see how strong the connections are.
Based on the results those have been obtained, there are some suggestions may be forwarded such as, a continuing effort to increase a serviceable quality of all, the doctors as well as the nurses, to improve the environment of the hospital and a further research towards another matters those would influence the satisfactions of the III rd class inpatients at the hospital of PMI Bogor.
Refferences : 38 (1965 - 1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Safar N.
"Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi RS UI dalam mengedepankan pelayanan kepada pasien yang bersifat holistik, demi kepentingan dan keselamatan pasien. Case manager merupakan jabatan baru di RS UI, sehingga dianggap masih memiliki banyak celah dalam penerapannya. Peran case manager dirasakan belum optimal di lapangan, terutama oleh klinisi dan manajemen. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan tugas pokok fungsi case manager dalam pelayanan pasien Covid-19, dan mengidentifikasi peran yang telah dilaksanakan oleh case manager. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental kualitatif, menggunakan pendekatan fenomenologi dengan desain potong lintang. Peneliti menemukan bahwa case manager RS UI belum menjalankan peran sesuai rumusan tugas pokok fungsi case manager yang ada dalam standar akreditasi RS; rumusan tugas pokok fungsi case manager belum sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien Covid-19 di RS UI, sehingga case manager RS UI belum menjalankan peran sesuai rumusan tugas pokok fungsi case manager untuk kebutuhan pelayanan pasien Covid-19 di RS UI. Secara garis besar, terdapat tiga hambatan peran case manager, yaitu hambatan pengorganisasian, hambatan aktivitas, dan hambatan evaluasi. Peneliti merekomendasikan agar tupoksi case manager tetap memenuhi standar akreditasi, dan disesuaikan dengan karakteristik RS. Selain itu, perlu dilakukan penguatan case manager secara kualitas dan kuantitas, agar dapat berperan lebih optimal.

The Covid-19 pandemic is a challenge for UI Hospital in prioritizing its services to patients that are holistic in nature, for the benefit and safety of patients. Case manager is a new position at UI Hospital, so it is considered that there are still many gaps in its implementation. The role of the case manager is felt to be not optimal in the field, especially by clinicians and management. The purpose of the study was to formulate the main duties and functions of the case manager in the service of Covid-19 patients, as well as to identify the roles that have been carried out by the case manager. This research was a non-experimental qualitative using a phenomenological approach with a cross-sectional design. The researcher found that the case manager of the UI Hospital had not carried out the role according to the formulation of the main duties and functions of the case manager in the hospital accreditation standard; The formulation of the main duties and functions of the case manager was not in accordance with the service needs of Covid-19 patients at the UI Hospital. Therefore, the case manager was considered not to have carried out the roles accordingly for the service needs of Covid-19 patients at the UI Hospital. Thus, in general terms, there are three barriers to the role of the case manager, namely organizational barriers, activity barriers, and evaluation barriers. The researcher recommends that the main duties of the case manager still meet accreditation standards, and are adjusted to the characteristics of the hospital. In addition, it is necessary to strengthen case managers in terms of quality and quantity, so that they can play a more optimal role."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yetty Fariaty
"ABSTRAK
Latar belakang: Tuberkulosis TB menempati peringkat kedua penyebab kematian akibat infeksi setelah human immunodeficiency virus HIV di dunia. Tanpa pengobatan, angka kematian TB tinggi. Selama pengobatan TB, dapat terjadi hepatitis imbas obat HIO . Kejadian ini dapat menyebabkan pasien mendapat perubahan paduan obat antituberkulosis OAT . Perubahan paduan obat mungkin akan berakibat pada angka konversi.Metode: Lima puluh dari 72 sampel dengan TB paru bakteriologis kasus baru dengan HIO yang tercatat di dalam rekam medik diambil datanya secara retrospektif. Data usia, jenis kelamin, status gizi, hasil pemeriksaan batang tahan asam BTA , waktu timbulnya HIO, faktor komorbid HIV dan DM , riwayat merokok, alkohol, OAT yang dihentikan, jenis OAT yang digunakan saat HIO dan parameter hematologi dicatat untuk kemudian dianalisis.Hasil penelitian: Angka konversi TB paru kasus baru yang mendapat perubahan paduan OAT akibat HIO adalah 70 . Kami dapatkan 26 pasien dengan usia > 50 tahun, 60 status gizi kurang dan 26 dengan DM. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, status gizi, komorbid DM dan HIV serta jenis OAT yang digunakan saat HIO terhadap terjadinya konversi namun didapatkan responden HIO dengan status gizi kurang sebesar 60 mengalami konversi yang rendah 67 . Obat anti tuberkulosis yang digunakan saat HIO terbanyak adalah kombinasi RHES 76 dengan angka konversi 65,7 .Kesimpulan: Angka konversi TB paru kasus baru yang mendapat perubahan paduan OAT akibat HIO adalah 70 . Pasien TB paru dengan usia tua, status gizi kurang dan DM perlu mendapat pemantauan selama pengobatan. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar serta diikuti secara prospektif untuk mendapatkan data yang lebih detail sehingga faktor lain yang berpengaruh terhadap angka konversi dapat diketahui.

ABSTRACT
Background Tuberculosis TB ranks as the second leading cause of death from an infectious disease worldwide after the human immunodeficiency virus HIV . Without treatment, the mortality rates of TB are high. Drug induced hepatotoxicity can occure during TB treatment which is leading to non standard antituberculosis drugs use. Modification of therapy might influence the conversion rate.Method Data collected from medical records retrospectively, 50 0f 72 samples with newly diagnosed pulmonary tuberculosis and drug induced hepatitis who received modified regimen included in this study. Age, gender, nutritional status, sputum smear, time to occurance of hepatotoxicity, comorbid, smoking history, antituberculosis drug used after hepatotoxicity and hematology parameter are written for analysed.Results Conversion rate in newly diagnosed pulmonary TB patients with drug induced hepatitis who received modified regimen was 70 . We found 32 patients with age 50 years old, 60 poor nutritional status and 26 with DM. No significant assosiation found between age, gender, nutritional status, comorbid DM, HIV and antituberculosis drug used after hepatotoxicity to conversion. Subjects with poor nutritional status are 60 with less sputum conversion 67 . Combination of RHES were more frequence used of antituberculosis drugs 76 with conversion rate 65,7 .Conclution Conversion rate in newly diagnosed pulmonary TB patients with drug induced hepatitis who received modified regimen was 70 . Pulmonary tuberculosis patients with older age, poor nutritional status and DM need evaluation during treatment. Further research with large samples and prospective design are needed for getting more information and find other factors that influence sputum conversion."
2016
T55586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Rosma
"Sejalan dengan membaiknya tingkat pendidikan, meningkatnya keadaan sosial ekonomi dan semakin mudahnya informasi didapat mengakibatkan sistem nilai dari masyarakat berubah. Masyarakat menuntut pelayanan umum yang lebih baik dan bermutu, termasuk pelayanan kesehatan. Perubahan perilaku masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tidak saja menginginkan kesembuhan secara klinis tetapi juga menginginkan kenyamanan selama dalam perawatan. Masyarakat lebih mengetahui akan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang diterimanya. Masyarakat lebih terbuka dalam menyampaikan keluhan tentang pelayanan kesehatan yang diterimanya tidak terkecuali pasien Askes.
Dewasa ini peranan rumah sakit selalu diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan kesehatan secara baik sehingga mempercepat penyembuhan orang sakit dan memberikan kepuasan bagi pasien maupun keluarganya. Dalam hal meningkatkan sumberdaya rnanusianya, RSUD Pasar Rebo telah melaksanakan Gugus Kendali Mutu (GKM). Kegiatan GKM ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan sehari-hari dalam memberikan pelayanan pada pasien yang tujuan akhimya adalah menghasilkan pelayanan yang lebih baik, bermutu dan memuaskan pasien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien Askes dan non Askes terhadap proses pelayanan yang di terimanya di ruang rawat inap rumah sakit Pasar Rebo dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat kepuasan pasien Askes dan Non Askes terhadap proses pelayanan rawat inap tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dari data primer yang didapat melalui kwesioner.
Teknik analisa data adalah analisa deskriptif untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien askes dan Non Askes terhadap prosess pelayanan, dan analisa statistik untuk melihat ada tidaknya perbedaan tingkat kepuasah pasien Askes dan Non Askes terhadap proses pelayanan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan umumnya tingkat kepuasan pasien Askes sedikit lebih tinggi dari pada pasien Non Askes, kecuali di Bagian Kebidaiian pasien Non Askes sedikit lebih puas. Penilaian oleh pasien Askes dan Non Askes tidak berbeda dan tidak terbukti secara statistik. (p > 0.05) Penilaian paling tidak puas terdapat pada waktu menunggu dibagian penerimaan, kehadiran dokter di ruangan, kesungguhan perawat dalam memberikan pelayanan, tidak tersedianya sarana bel untuk memanggil perawat, kurangnya pispot dan karet pemanas di ruangan, kenyamanan di ruangan pasien, kurang ramahnya petugas pelayanan makanan dan menu, makanan yang disajikan dan waktu menunggu dibagian administrasi dan keuangan, sulitnya menjumpai petugas pengendali Askes, dan pengambilan resep Askes di luar rumah sakit.
Berdasarkan hasil yang didapat, maka saran-saran ditujukan bagi RSUD Pasar Rebo dan P.T. Askes. Saran yang dikemukakan adalah mengadakan perbaikan terhadap hal-hal yang menyebabkan paling tidak puas pada pasien.

With the improvement in the level of education and socio-economic environment, as well as in the access to information, the system value in society has also been changed. People demand better and higher quality in public services including in health care. Public attitude to health care has changed: They demand not only recovery from illness, but also are comfort during treatment period. People are more aware of health services and health care. This People, with include patient's of Askes holder, in expressing their dissatisfaction at health services that they receive.
To day the success of a hospital is measure by its ability to provide good health services that will expedite the treatment process and give satisfaction to both patient's and families.
In improving the human resources development, the RSUD Pasar Rebo, has been implementing a program which is called "Gugus Kendali Mutu (GKM), a quality control taskforce. The aim of the GKM program activities is to solve daily health treatment problems encountered in "patient's needs satisfying", with better services and higher quality in health care.
The objectives of the study are to identify the degree of patient's satisfaction of both Askes and Non-Askes holders in receiving of health services while being hospitalized at the RSUD Pasar Rebo and to find out if a difference in the degree of "patient's satisfaction of Askes and Non-Askes holders towards the hospitalization process if evident.
A survey was conducted using a descriptive method and cross sectional approach and the primary data were collected by distributing questionnaires.
The data were analyzed by descriptive analytical technique in order to obtain the degree of patient's satisfaction on health services and by statistical analysis to identify if a difference in degree of "patient's satisfaction" of Askes and Non Askes holders if evident.
The findings reveal that generally degree of satisfaction of patient's who are Askes holders are somewhat higher than of patients who are Non-Askes holders, except patient's of Maternal Unit. Statistically, degree of the data show the patient's satisfaction is not evident (p>0.05). The findings also show that the most dissatisfaction in receiving health services are found while waiting for admittance in the reception room; doctor is not present in the room; nurses do not pay fool attention in facilitating health services; no alarms to call nurses; urinal appliances and heater rubber are limited; the room is not comfortable; no variations in meals; the meal providers are not hospitable; the administrative and finance staff are not cooperative; difficult to meet with Askes Certifying Officer for approval; prescribed medicines should be bought from out side.
Based on findings, to the RSUD Pasar Rebo and Askes are encourage to improve all related aspects which attributed to patients? dissatisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yani
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur kualitas layanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas layanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya karakteristik pasien.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari tanggal 14 September -- 30 November 1999. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 117 pasien rawat inap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat dan multivariat: distribusi frekuensi, chi square, dan regresi logistik.
Hasil yang didapat menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 50,4%. Kepuasan pasien ini dari diagram kartesius berhubungan dengan layanan dokter dan layanan perawat. Dari uji bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan dan jenis pekerjaan. Regresi logistik mendapatkan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan adalah variabel pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan usia.
Dari hasil ini disarankan bagi manajer rumah sakit untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat terutama layanan dokter dan perawat terutama bagi petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan mereka dengan pendidikan dan pendapatan yang tinggi, mempunyai harapan yang tinggi terhadap layanan dan cenderung tidak puas terhadap pelayanan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan pasien antar kelas ataupun antar peserta asuransi.

Factors Related to In-patient Satisfaction of Dr.Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 1999Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of services. A low patient satisfaction is reflection of under-standard of level quality services, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by many factors, one of them is patient characteristic.
This is a cross sectional study which aim to obtain information about patient satisfaction and factors that associate with patient satisfaction. The study was conducted at 117 in-patients of Dr. Zainoel Abidin hospital from September 14th to November 30th 1999. Data were analyzed by univariate, bivariate and multi-variate : frequency =iibution, chi square and logistics regression.
The result showed only 50.4 % of in-patient were satisfied to health services of Dr. Zainoel Abidin hospital, which was related to doctors and nurses services. It's also proved that education and job were a significant correlation to patient satisfaction. Logistic regression analyzed found that education, job, income and age were main factors, which are related to patient satisfaction.
It was suggested that doctors should be more courtesy to patient, on time visiting, and especially for GP it's necessary to improve skill and knowledge. Nurse should be more kindness, responsiveness to patient's complaining, and should be in schedule in giving medicine. In order to get a comprehensive result of patient satisfaction, a -combination a qualitative and quantitative method is suggest for measure patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>