Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuanita Lavinia
"Nyeri merupakan alasan primer bagi mayoritas pasien Artritis Reumatoid (AR) datang berobat. Walaupun pasien sudah masuk dalam kriteria remisi, sebagian besar pasien masih melaporkan nyeri yang signifikan dan berkepanjangan. Nyeri kronis diperkirakan berkaitan dengan proses noninflamatorik dan mekanisme sentral, sehingga perlu dipertimbangkan intervensi psikologis sebagai terapi ajuvan—selain edukasi, terapi farmakologis, serta rehabilitasi fisik sebagai tiga aspek utama pilar tatalaksana AR. Salah satu modalitas intervensi psikologis terbaru yang banyak dikembangkan adalah intervensi mindfulnesss yang berfokus terhadap keadaan saat ini (present moment), keterbukaan, dan penerimaan (acceptance) terhadap pengalaman saat ini. Pada penelitian ini 15 subjek penderita AR diberikan intervensi mindfulnesss berbasis video sebanyak 3 kali, dengan durasi 10-15 menit setiap sesi, dan diberikan perawatan standar dari dokter penyakit dalam ahli reumatologi. Skala nyeri dinilai menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dan aktivitas penyakit dinilai menggunakan instrumen Disease Activity Score 28 (DAS28). Didapatkan perbedaan rerata skor nyeri yang signifikan antara sebelum dengan setelah mendapatkan intervensi (beda rerata: 13,33, 95% IK 7,37-19,30, p<0,001). Latihan mandiri pada fase awal juga ditemukan memiliki hubungan yang bermakna terhadap perubahan skor nyeri (beda rerata: 10,60, 95% IK 0,83-20,37, p=0,036). Walaupun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perubahan skor nyeri.

Pain is the main reason for the majority of Rheumatoid Arthritis (RA) patients seek treatment. Eventhough patients have met the remission criteria, most patients still report significant and prolonged pain. Chronic pain is thought to be related to non-inflammatory processes and central mechanisms, so it is necessary to consider psychological interventions as adjuvant therapy—in addition to education, pharmacological therapy, and physical rehabilitation as the three main aspects of RA management. One of the most recent psychological intervention modalities that has been developed is mindfulnesss-based intervention that focuses on the present moment and acceptance of current experiences. In this study, 15 subjects with AR were given 3 video-based mindfulnesss interventions, with duration of 10-15 minutes for each session, and were given standard care from rheumatologist. The pain scale was assessed using the Visual Analog Scale (VAS) and disease activity was assessed using the Disease Activity Score 28 (DAS28) instrument. There was a significant difference in the mean pain score between before and after receiving the intervention (mean difference: 13.33, 95% CI 7.37-19.30, p<0.001). Independent exercise in the early phase also found a significant relationship to changes in pain scores (mean difference: 10.60, 95% CI 0.83-20.37, p=0.036). Even so, further research is still needed to study the factors that influence changes in pain scores."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Intan Widyasari
"Mayoritas populasi produktif di Indonesia merupakan pekerja dengan lebih dari setengah populasi di Kota Depok merupakan pekerja yang bergerak di sektor formal. Pekerja diharapkan melakukan aktivitas pekerjaannya dengan kondisi sehat. Namun, pada kenyataannya pekerja menjadi populasi yang rentan mengalami penurunan kesehatan yang dibuktikan dengan tingginya angka cedera dan gangguan otot tulang rangka akibat kerja. Masalah tersebut disebabkan oleh berbagai macam yang salah satunya yaitu bahaya ergonomis. Gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja menyebabkan ketidaknyamanan fisik seperti nyeri terutama pada leher dan punggung. Bersama dengan pemerintah, perawat ikut andil dalam peningkatan pelayanan kesehatan pekerja melalui pendekatan keluarga dengan pemberian asuhan keperawatan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberikan gambaran penerapan intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri akut pada keluarga dengan pekerja sektor formal. Intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh dilakukan selama 3 minggu sebanyak 9 kali pertemuan. Pemeriksaan tingkat nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) yang diukur pada sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi latihan peregangan dan mekanika tubuh dapat menurunkan skala nyeri sebanyak 7 skala yaitu dari skala nyeri 8 menjadi 1. Penerapan latihan peregangan dan mekanika tubuh harus dilakukan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang optimal. Latihan peregangan dan mekanika tubuh dapat digunakan sebagai alternatif bagi pekerja sebagai upaya untuk menurunkan keluhan nyeri.

The majority of the productive population in Indonesia are workers with more than half of the population in Depok working in the formal sector. Workers are expected to carry out their work activities in a healthy condition. However, in reality, workers are a population that is vulnerable to declining health as evidenced by the high number of injuries and skeletal muscle disorders due to work. This problem is caused by various kinds of hazards, one of which is the hazard of ergonomics. Work-related musculoskeletal disorders cause physical discomfort such as pain, especially in the neck and back. Together with the government, nurses take part in improving workers' health services through a family approach by providing nursing care. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the application of stretching exercises and body mechanics interventions to overcome acute pain nursing problems in families with formal sector workers. The intervention of stretching exercises and body mechanics was carried out for 3 weeks in 9 meetings. Examination of the level of pain using the Visual Analogue Scale (VAS) which was measured before and after the intervention. The evaluation results show that the intervention of stretching and body mechanics exercises can reduce the pain scale as much as 7 scales, from a pain scale of 8 to 1. The application of stretching and body mechanics exercises must be done regularly to get optimal results. Stretching and body mechanics exercises can be used as an alternative for workers as an attempt to reduce pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Hadi
"Latar Belakang : Nyeri seringkali tidak dikelola dengan adekuat pada lebih kurang separo dari semua kasus bedah. 1 Sebuah konsep baru untuk mengurangi rasa nyeri dengan pemberian analgetik sebelum munculnya stimulus nyeri , lebih efektif dibandingkan pemberian analgetik setelah munculnya stimulus nyeri. Inilah prinsip dari preemptive analgesia.1 Nyeri pasca operasi dapat diatasi dengan penggunaan blok anestesi lokal, Opioid, obat anti inflamasi non steroid, atau kombinasi dari ketiganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ketorolak pra operasi pada nyeri Pasca Operasi pada pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral, di RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Manfaat bagi pasien adalah meningkatnya kenyamanan dengan menurunnya sensasi nyeri pasca operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, analitik, dan prospektif. Kami mengelompokkan pasien pembesaran prostat jinak (PPJ) dari bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 di RSUP dr Sardjito Yogyakarta menjadi dua. Kelompok I diberikan Ketorolak 30 mg intravena dua kali sehari , sehari sebelum operasi dan pagi hari sebelum operasi . Kelompok II tidak diberikan Ketorolak preoperatif. Pasien dilakukan operasi prostatektomi transuretral dengan anastesi spinal. Setelah 24 jam pasca operasi, kami melakukan wawancara tentang sensasi nyeri dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) . Kemudian dibandingkan antar kelompok I dan II.
Hasil: Duapuluh empat pasien termasuk dalam penelitian ini dengan rerata umur 66 tahun dengan usia paling muda 45 tahun dan tertua 80 tahun (sd 8,77744). Kelompok I ( 17 pasien ) , Skor VAS 1 hingga 7 dengan median 3 dan rerata 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Kelompok II ( 7 pasien ) Skor VAS 1 hingga 8 dengan median 3 dan rerata 3,8571 ( sd 2,8357 ). Kami menghitung secara statistik menggunakan tes Mann-Witney U dengan p 0,951.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan nyeri pasca operasi yang bermakna antara pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral yang diberikan Ketorolak praoperasi dan yang tidak diberikan Ketorolak pra operasi.

Background : Pain is often not assesed adequately in about half of all surgical case. 1 There is a new concept to relief pain by administering analgesics before pain stimulus, which is more effective than when administered after pain stimulus. This is the principle of preemptive analgesia.1 Postoperative pain maybe controlled by the use of local anaesthetic block, opioids, non steroidal anti inflamatory drugs or combination of these. The aim of this study is to know the effect of preoperative Ketorolak on postoperative Transurethral Prostatectomy pain in Sardjito Hospital Yogyakarta. We expected to increase patients comfort by decreasing postoperative pain sensation.
Methods: This is a cross sectional, analitic, prospective study. We devide BPH patients - from October 2011 until February 2012 in Sardjito Hospital Yogyakarta - into two groups. Group I given Ketorolak 30 mg intravenously twice a day one day before operation day and in the morning before operation. Group II without Ketorolak preoperatively. Patient undergo Transurethral operation with spinal anaesthesia. After 24 hours ,postoperatively, we asses pain using Visual Analogue Scale (VAS) . And then we compare between Group I and Group II
Result: Twenty four patients were included in this study with mean of the age is 66 years old with the youngest 45 years old and the oldest 80 years old (sd 8,77744). Group I ( 17 patients) , VAS score 1 until 7 with median 3 and mean 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Group II ( 7 patients ) VAS score 1 until 8 with median 3 and mean 3,8571 ( sd 2,8357 ). We count it using Mann-Witney U with p 0,951.
Conclusion: There is no significance difference of postoperative pain between Transurethral prostatectomy patients which administered and without Ketorolak preoperatively."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan database ProQuest, Scopus, ScienceDirect, dan Sage Journal. Pada penelitian ini didapatkan 2917 artikel penelitian dengan kata kunci children, music therapy, pain, pediatric, post operative, dan post surgery. Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam database tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords children, music therapy, pain, pediatrics, post-surgery, post-surgery. Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Mosby Elsevier, 2009
616.722 7 RHE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Rachmawati
"ABSTRAK
Penurunan fungsi muskulosketal merupakan masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia. Karya ilmiah ini menjelaskan mengenai asuhan keperawatan nyeri kronis pada sendi melalui intervensi footbath. Instrumen yang digunakan penulis yaitu Geriatric Pain Meassurement (GPM). Intervensi ini dilakukan terhadap tiga lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama lima minggu. Evaluasi hasil terhadap tindakan footbath tersebut menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri pada sendi. Evaluasi menggunakan instrument Geriatric Pain Meassurement (GPM) didapatkan dua klien menurun tingkat nyeri dari berat ke sedang. Satu klien tetap berada di tingkat sedang namun skala nyeri berkurang.

ABSTRACT
Decreased musculosketal function is a health problem that is often complained of by the elderly. This scientific work explains about chronic nursing care in the joints through footbath intervention. The instrument used by the author is Geriatric Pain Meassurement (GPM). This intervention was carried out on three elderly people on the Tresna Werdha Social Home. This nursing care is carried out for five weeks. Evaluation of results for the footbath action The evaluation using the Geriatric Pain Meassurement (GPM) instrument was obtained by two clients decreased from level severity to moderate.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Prihatini Noviansjah
"Latar Belakang: Rheumatoid arthritis merupakan kondisi nyeri yang menyakitkan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya, seperti fisik, psikologis, dan psikososial. Nyeri yang dialami penderita ini dapat membuatnya merasa lemah dan kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Dampak paling buruk yang dialami oleh penderita rheumatoid arthritis ialah pengaruh negatifnya terhadap kualitas hidupnya.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas pemberian manajemen nyeri dengan intervensi multi-component cognitive behavioral therapy (CBT) dalam meningkatkan kualitas hidup pada penderita rheumatoid arthritis.
Metode: Dua orang partisipan yang menderita rheumatoid arthritis diberikan intervensi multi-component cognitive behavioral therapy (CBT) sebanyak enam kali pertemuan. Intervensi ini terdiri dari identifikasi masalah dan sharing mengenai penyakit yang dialami, psikoedukasi, latihan relaksasi, self monitoring, dan restrukturisasi pikiran negatif. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan metode pretest-posttest menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) untuk melihat perubahan skor intensitas nyeri yang dialami dan Rheumatoid Arthritis Quality of Life (RAQoL) untuk melihat perubahan skor kualitas hidup.
Hasil: Kedua partisipan mengalami peningkatan kualitas hidup seiring dengan menurunnya intensitas nyeri yang dirasakan setelah mengikuti manajemen nyeri dengan intervensi multi-component cognitive behavioral therapy (CBT) ini. Hasil penelitian secara kualitatif juga menunjukkan bahwa latihan relaksasi merupakan teknik yang paling bermanfaat bagi kedua partisipan untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan.
Kesimpulan: Intervensi multi-component cognitive behavioral therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pada penderita rheumatoid arthritis.

Background: Rheumatoid arthritis is a painful condition which is painful and affects many aspects of life of sufferers, such as physical, psychological, and psychosocial. Pain experienced by the patient can make her feel weak and difficulties in daily activities. The worst impacts experienced by people with rheumatoid arthritis are negative effects on quality of life.
Purpose: To know the effectiveness of pain management with intervention multicomponent cognitive behavioral therapy (CBT) to improve quality of life in patients with rheumatoid arthritis.
Methods: Two patients with rheumatoid arthritis as participants given intervention multi-component of cognitive behavioral therapy (CBT) as many as six sessions. This intervention consists of identifying problems and sharing about disease experienced, psychoeducation, relaxation training, self-monitoring, and restructuring negative thoughts. Effectiveness measurement was conducted using a pretest-posttest using the Numerical Rating Scale (NRS) to see the change in pain intensity scores experienced and Rheumatoid Arthritis Quality of Life (RAQoL) to see the change in quality of life scores.
Results: Both participants experienced improved quality of life along with a decrease in the intensity of pain experienced after following pain management with multi-component intervention of cognitive behavioral therapy (CBT). Qualitative research results also show that the relaxation exercise is the most beneficial technique for both participants to reduce the perceived pain intensity.
Conclusions: Interventions multi-component cognitive behavioral therapy (CBT) is effective to improve the quality of life in patients with rheumatoid arthritis.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Hanum
"Latar belakang: Nyeri kronis dapat mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan penderitanya. Tingginya penerimaan terhadap nyeri kronis dapat membantu penderita untuk menghadapi nyeri kronisnya dengan baik.
Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang dideritanya.
Metode: Enam orang lansia yang menderita nyeri kronis diberikan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini terdiri dari sharing, latihan relaksasi, psikoedukasi, self-monitoring, activity scheduling, restrukturisasi pikiran negatif, dan teknik pemecahan masalah. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan metode pretest-posttest menggunakan Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Hasil: Seluruh partisipan mengalami peningkatan penerimaan nyeri kronis setelah mengikuti manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) ini. Meskipun demikian, tidak seluruh partisipan mengalami peningkatan dalam masing-masing komponen penerimaan nyeri kronis, yaitu pain willingness dan activity engagement. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa para partispan dapat beradaptasi dengan nyeri kronis yang dideritanya dengan cara yang lebih baik. Di samping itu, latihan relaksasi nampak bermanfaat untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan partisipan.
Kesimpulan: Intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang diderita.

Background: Chronic pain can affect many aspects of sufferers?s life. High level of acceptance towards chronic pain can helps sufferers to cope well with chronic pain.
Purpose: To see the effectiveness of the provision of pain management with multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention in improving acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
Methods: Six elderly people who have chronic pain are given multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention as much as eight times. This intervention consist of sharing, relaxation training, psychoeducation, self-monitoring, activity scheduling, negative thought restructuring, and problem solving techniques. Measurement of effectiveness was assessed with pretest-posttest method using the Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Results: All participants have improvement in acceptance of chronic pain after participating in this pain management. However, not all participants experienced improvement in component of acceptance toward chronic pain, the pain willingness and activity engagement. The result also indicate that the participant can adapt to chronic pain in a better way. In addition, relaxation training seems beneficial to reduce the intensity of pain felt by the participants.
Conclusion: The multi-component group cognitive-behavioral therapy (CBT) intervention is effective to improve acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Hartono
"Latar Belakang. Douleur Neuropathique 4 (DN4) merupakan kuesioner penilaian nyeri neuropatik dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam berbagai bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji validitas, reliabilitas, dan akurasi DN4 ke dalam Bahasa Indonesia
Metode. Dilakukan translasi dan adaptasi lintas budaya sesuai kaidah WHO, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas pengukuran sensitivitas dan spesifisitas skor DN4-Ina. Studi potong lintang dilakukan pada populasi pasien dengan nyeri kronik di poli saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mulai Juli-Desember 2023. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode konsekutif sampling dan total 201 pasien memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data karakteristik demografi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis sensitivitas dan spesifisitas menggunakan tabel silang 2x2, dan kurva ROC. Sebanyak 79 pasien memiliki hasil pemeriksaan elektrofisiologi dan dibandingkan masing-masing dengan DN4 dan painDETECT. Semua analisis data menggunakan SPSS versi 25.0
Hasil. Mayoritas subjek adalah perempuan (68,15%), dengan rerata usia 52,49+12,83 tahun, intensitas nyeri sedang (rerata NRS 4,67+1,93), dan durasi nyeri 13,23+4,17 bulan. Diagnosis terbanyak adalah radikulopati lumbal (35,32%), diikuti dengan polineuropati DM (15,42%), radikulopati servikal (10,94%), dan sindroma terowongan karpal (9,45%). Pada uji validitas DN4- Ina semua pertanyaan memiliki r-hitung lebih besar dibandingkan r-tabel (0,312). Hasil uji reliabilitas antar pemeriksa menggunakan intraclass correlation coefficient sebesar 0,99 dan Cronbach’s Alpha sebesar 0,746. Hasil sensitivitas 100% dan spesifisitas 83,17%. Saat DN4 dan painDETECT dibandingkan terhadap hasil elektrofisiologi, keduanya memiliki spesifisitas 100%, tetapi sensitivitas DN4 lebih unggul dibandingkan dengan painDETECT (90,32% vs 75,80%)
Kesimpulan. Skor DN4-Ina valid, reliabel, dan memiliki akurasi baik untuk menilai nyeri neuropatik.

Background. Douleur Neuropathique 4 (DN4) is a neuropathic pain assessment questionnaire with good sensitivity and specificity in various languages. This study aims to test the validity, reliability and accuracy of DN4 into Indonesian Language.
Methods. Translation and cross-cultural adaptation were carried out according to WHO rules, then validity and reliability tests were carried out to measure the sensitivity and specificity of the scores DN4-Ina. A cross-sectional study was conducted on a population of patients with chronic pain at the Neurology Clinic of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo starting July-December 2023. Sample collection was carried out using the consecutive sampling method and a total of 201 patients met the inclusion and exclusion criteria. Demographic characteristic data is presented in the form of a frequency distribution table. Sensitivity and specificity analysis using a 2x2 cross table, and ROC curve. A total of 79 patients had electrophysiological examination results and were compared respectively with DN4 and painDETECT. All data analysis used SPSS version 25.0.
Results. The majority of subjects were female (68.15%), with a mean age of 52.49+12.83 years, moderate pain intensity (average NRS 4.67+1.93), and pain duration 13.23+4.17 months. The most common diagnosis was lumbar radiculopathy (35.32%), followed by DM polyneuropathy (15.42%), cervical radiculopathy (10.94%), and carpal tunnel syndrome (9.45%). In the DN4-Ina validity test, all questions had an r-count greater than the r-table (0.312). The results of the inter- examiner reliability test used an intraclass correlation coefficient of 0.99 and Cronbach's Alpha of 0.746. The sensitivity results were 100% and specificity 83.17%. When DN4 and painDETECT were compared to electrophysiological results, both had 100% specificity, but the sensitivity of DN4 was superior to painDETECT (90.32% vs 75.80%).
Conclusion. The DN4-Ina score is valid, reliable and has good accuracy for assessing neuropathic pain
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ariyanti
"Kanker prostat merupakan salah satu penyakit keganasan pada saluran kemih atau organ reproduksi pria yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada pria di dunia. Salah gejala yang dirasakan oleh pasien kanker adalah nyeri. Manajemen nyeri yang adekuat diperlukan agar nyeri dapat dikontrol dengan baik. Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk melaporkan kasus pasien dengan kanker prostat dan penerapan intervensi terapi musik pada manajemen nyeri. Salah satu intervensi yang digunakan dalam manajemen nonfarmakologi adalah terapi musik. Musik dapat menstimulasi pelepasan endorphin dan sistem neuro-hormonal, bereaksi pada reseptor spesifik di otak yang dapat mengubah emosi, mood, fisiologis dan psikologis dimana dapat berpengaruh terhadap respon dan persepsi pasien terhadap nyeri yang dirasakan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi selama enam (6) hari didapatkan terdapat penurunan skala nyeri.

 


Prostate cancer is a cancer of the urinary system in the male reproductive organs, which is one of the biggest causes of death in men in the world. One of the symptoms of cancer patients is pain. Adequate pain management is required so that pain can be well controlled. This Paper is a case study which aims to report cases of patients with prostate cancer and the application of music therapy interventions to pain management. One of the interventions used in nonpharmacological management is music therapy. Music can stimulate the release of endorphins and the neuro-hormonal system, reacting to specific receptors in the brain that can change emotions, moods, physiology and psychology which can affect the patients response and perception of pain. The results obtained after the intervention for six (6) days showed a decrease in the pain scale"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>