"Penelitian ini menganalisis dampak kebijakan tarif integrasi JakLingko terhadap jumlah penumpang MRT Jakarta dengan pendekatan data panel pada 13 stasiun selama periode 2021–2023. Kebijakan yang diperkenalkan pada Agustus 2022 ini memungkinkan perpindahan seamless antar moda transportasi dengan tarif maksimal Rp10.000 per perjalanan, bertujuan meningkatkan efisiensi dan keterjangkauan transportasi publik.
Dengan menggunakan model Fixed Effects (FE), hasil regresi menunjukkan bahwa kebijakan tarif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penumpang MRT, mengindikasikan bahwa penyesuaian tarif mampu mendorong peningkatan penggunaan layanan. Robustness checks yang dilakukan dalam berbagai spesifikasi model mengonfirmasi konsistensi temuan ini.
Namun, efektivitas penuh dari kebijakan ini dalam konteks integrasi antarmoda belum dapat dipastikan. Meskipun terdapat indikasi peningkatan jumlah penumpang seiring dengan faktor kontrol seperti musim/cuaca, kebijakan pembatasan mobilitas (PPKM), serta konektivitas dan karakteristik strategis stasiun, dampak spesifik dari integrasi tarif terhadap pola perjalanan masih memerlukan kajian lebih lanjut.
Selain itu, peningkatan jumlah penumpang MRT juga didukung oleh kenaikan Customer Satisfaction Index (CSI), yang menunjukkan tren positif dalam pengalaman pengguna MRT Jakarta. Hal ini menandakan bahwa selain kebijakan tarif, perbaikan layanan dan pengalaman perjalanan juga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penumpang.
Temuan ini menggarisbawahi bahwa kebijakan tarif yang didukung oleh peningkatan kualitas layanan memiliki peran penting dalam meningkatkan penetrasi MRT Jakarta dalam ekosistem
This study analyzes the impact of the JakLingko fare integration policy on MRT Jakarta's ridership using a panel data approach across 13 stations during the 2021–2023 period. Introduced in August 2022, this policy enables seamless transfers between transportation modes with a maximum fare of Rp10,000 per trip, aiming to enhance efficiency and affordability in public transportation.Using the Fixed Effects (FE) model, regression results indicate that the fare policy has a positive and significant impact on MRT ridership, suggesting that fare adjustments can encourage increased service utilization. Robustness checks across various model specifications confirm the consistency of these findings.However, the full effectiveness of this policy in the context of intermodal integration remains uncertain. While there are indications of increased ridership alongside control factors such as season/weather conditions, mobility restrictions (PPKM), and station connectivity and strategic characteristics, the specific impact of fare integration on travel patterns requires further study.Additionally, the increase in MRT ridership is also supported by the rising Customer Satisfaction Index (CSI), which shows a positive trend in MRT Jakarta users' travel experiences. This suggests that, beyond fare policies, service improvements and travel experiences also contribute to ridership growth.These findings highlight that fare policies, when supported by service quality improvements, play a crucial role in enhancing MRT Jakarta's penetration within the urban transportation ecosystem"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025