Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Sela Veronica
"Sistem panas bumi Gunung Tampomas merupakan sistem panas bumi relief tinggi dengan intermediate enthalpy. Data manifestasi air, geologi, dan geofisika didapatkan untuk mengetahui kondisi sebuah sistem panas bumi. Integrasi data dilakukan untuk menghasilkan persebaran litologi, analisis struktur, tipe air manifestasi, asal air manifestasi, zona upflow, outflow, suhu reservoir, fluid path way, dan lokasi sumber panas, reservoir, dan batuan penudung. Daerah Manifestasi Gunung Tampomas memiliki 2 litologi yaitu breksi gunungapi dan andesit, tipe air bikarbonat dengan asal air berupa air meteorik. Zona upflow pada Gunung Tampomas berada pada titik sampel CS dan CC, dengan zona outflow menuju arah utara manifestasi. Suhu reservoir sistem panas bumi ini berkisar 170±10°C. Hasil akhir dari studi ini berupa sebuah model konseptual sistem panas bumi Gunung Tampomas.

The Mount Tampomas geothermal system is a high relief geothermal system with intermediate enthalpy. Water manifestation data, geology, and geophysics are obtained to determine the condition of a geothermal system. Data integration is carried out to produce lithology distribution, structural analysis, type of manifestation water, origin of manifestation water, upflow and outflow zones, reservoir temperature, fluid path way, and location of heat sources, reservoirs and caprock. The Manifestation Area of Mount Tampomas has 2 lithologies, namely volcanic breccia and andesite, has bicarbonate water type with meteoric water as its origin. The upflow zone on Mount Tampomas is at the CS and CC sample points, with the outflow zone towards the north of the manifestation. The reservoir temperature for this geothermal system ranges from 170±10°C. The final result of this study is a conceptual model of the Mount Tampomas geothermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garindia Grandis
"Gunung Pancar merupakan daerah yang memiliki potensi panas bumi yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Potensi panas bumi pada daerah tersebut dibuktikan dengan keberadaan manifestasi permukaan seperti mata air panas dan batuan alterasi. Hal tersebut merupakan indikasi adanya suatu aktivitas panas bumi aktif pada daerah tersebut yang menarik untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem panas bumi Gunung Pancar dengan menggunakan metode analisis geokimia air manifestasi berupa analisis anion, kation, isotop, survei geologi berupa data struktur geologi, litologi, dan geomorfologi serta data pendukung geofisika berupa data MT dan gravity, sehingga didapat gambaran umum sistem panas bumi yang utuh direpresentasikan melalui model konseptual. Gunung Pancar tersusun atas Formasi Jatiluhur berumur Miosen Awal didominasi oleh batuan lanau hingga lempung kemudian terdapat batuan yang lebih muda berumur Miosen Tengah yaitu berupa batuan andesit hasil aktivitas vulkanisme Gunung Pancar. Gunung Pancar memiliki ketinggian 850 mdpl termasuk ke dalam sistem panas bumi relief tinggi. Terdapat tiga titik manifestasi berupa mata air panas yaitu Kawah Merah, Kawah Hitam dan Kawah Putih, keberadaan manifestasi tersebut dikontrol oleh adanya struktur patahan berupa sesar mendatar dengan arah N 195oE/77o dan ditemukan manifestasi berupa alterasi batuan tipe argilik. Kawah Merah memilki tipe air klorida-sulfat, temperatur air 67oC, pH 7,0. Pada Kawah Hitam tipe air merupakan tipe sulfat, temperatur air sebesar 51,8 oC, pH 7,04-8,0. Tipe air pada Kawah Putih adalah tipe air sulfat, temperatur permukaan sebesar 49 oC. Ketiga manifestasi tersebut berada pada zona outflow sistem panas bumi Gunung Pancar. Hasil perhitungan geotermometer silika didapatkan temperatur reservoir berkisar antara 113,5 oC hingga 118,4 oC. Dikategorikan sebagai sistem panas bumi temperatur rendah. Analisis isotop stabil 18O dan 2D menunjukkan sumber air sistem panas bumi Gunung Pancar berasal dari air meteorik.

Gunung Pancar is located in Bogor Regency, West Java and with potential geothermal prospect. Geothermal potential in the area is proven by the presence of surface manifestations such as hot springs and surface alteration. The purpose of this study is to determine the Gunung Pancar geothermal system by integrating 3G data (water geochemical analysis-anion, cation, and isotope analysis, structural, lithological and geomorphological data and supporting MT and gravity secondary data). Gunung Pancar consists of Jatiluhur Formation of the Early Miocene age dominated by silt rock and clay where the youngest lithology is andesite as the product of volcanism activity from Middle Miocene. Gunung Pancar lies at 850 mdpl indicating a high-relief geothermal system. The presence of three surface manifestations of Kawah Merah, Kawah Hitam and Kawah Putih, is controlled by the presence of fault structures in the form of strike slip fault with N 195oE/770 direction. Kawah Merah is sulphate-chloride water manifestation, with temperature 67oC, pH 7.0. Kawah Hitam is sulphate water, with temperature 51.8 oC, pH 7.04-8.0. Kawah Putih is sulphate water, surface temperature 49 oC. The three manifestations are located in the outflow zone of Gunung Pancar geothermal system. Silica geothermometry calculation reveals that reservoir temperatures range from 113,5-118,4 oC. Gunung Pancar can be categorized as a low temperature geothermal system. Stable isotope analysis 18O and 2D shows that the water source of Gunung Pancar geothermal system originates from meteoric water. A conceptual model of Gunung Pancar geothermal system is successfully constructed based on the integration of data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwening Larasati
"Pemanfaatan potensi panas bumi di Gunung Galunggung yang merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia belum dilakukan hingga saat ini. Studi mengenai sistem panas bumi daerah terkait belum banyak dilakukan. Studi pada penelitian ini dilakukan untuk memperjelas pendefinisian sistem pada model konseptual sebelumnya. Studi dilakukan untuk mengetahui keadaan sistem panas bumi daerah penelitian menggunakan data utama geologi dan geokimia. Metode yang digunakan antara lain metode penginderaan jauh, pemetaan geologi lapangan, petrografi, serta analisis geokimia dan isotop air yang diintegrasi dengan data gaya berat dan magnetotelluric literatur. Hasil studi menunjukkan keberadaan sumber panas yang berkaitan dengan vulkanisme aktif Gunung Galunggung. Batuan penudung terduga berada di utara hingga selatan daerah penelitian dengan reservoir yang terbentang di bawahnya. Pendugaan suhu reservoir memiliki kisaran antara 143-152°C menggunakan geotermometer Na-K-Ca. Fluida berasal dari air meteorik dan reservoir yang sama. Fluida panas bumi akan masuk melaui daerah imbuhan di utara, lalu terpanaskan oleh sumber panas, mengalir ke atas sehingga air kondensat termanifestasi, dan mengalir ke selatan hingga air klorida terencerkan termanifestasi. Permeabilitas dikontrol oleh struktur depresi di utara dan sesar normal dari komplek deformasi kuat di selatan. Sistem panas bumi daerah penelitian dikategorikan menjadi dinamis konvektif high-enthalphy liquid-dominated high-relief yang berasosiasi dengan vulkanisme Kuarter Gunung Galunggung.

The utilization of geothermal potential on Mount Galunggung, one of the active volcanoes in Indonesia, has not been carried out yet. There have not been many studies on the geothermal system in the related areas. The study in this research was conducted to further clarify the how the system works in the previous conceptual model. The study was conducted to determine the state of the geothermal system in the research area mainly using the geological and geochemical data. The methods used include remote sensing methods, field geological mapping, petrography, and geochemical and water isotope analysis integrated with gravity and magnetotelluric literature data. The results of the study indicate the presence of a heat source related to the active volcanism of Mount Galunggung. The expected cap rocks are in the north to south of the study area with the reservoir extending beneath it. The reservoir temperature estimation has a range between 143-152°C using Na-K-Ca geothermometer. The fluids originated from meteoric water and the same reservoir. Geothermal fluid will enter through the recharge area in the north, heated by a heat source, flow upwards so the steam-condensate water is manifested, and flows south until dilute chloride water is manifested. Permeability is controlled by the depression structure in the north and the normal fault of the strong deformation complex in the south. The geothermal system in the study area is categorized as a high-enthalphy liquid-dominated high-relief convective dynamic associated with the Galunggung Quaternary volcanism."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmatuloh
"Daerah Aliran Ci Beureum merupakan salah satu bagian dari Daerah Aliran Ci Peles yang melewati kota Sumedang dan terus mengalir ke arah timur bertemu dengan Ci Manuk di bagian timur Kabupaten Sumedang. Ci Manuk ini bermuara di pantai utara Jawa tepatnya di Kabupaten Indramayu. Bagian hulu DA Ci Beureum terletak di kaki selatan Gunung Tampomas yang terletak di Kab. Sumedang Jawa Barat. Luas DA Ci Beureum kira-kira 2.481 Ha.
Berdasarkan pemantauan, muatan sedimen yang terangkut Ci Beureum setiap tahunnya terus bertambah karena bertambahnya kegiatan penggalian pasir dan batu gunung di kaki gunung Tampomas. Sedimen inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab proses pendangkalan Ci Peles terus berlangsung dari tahun ke tahun.
DA Ci Beureum memiliki karakteristik fisik sebagai berikut curah hujan tahunan cukup tinggi antara 2.400 mm - 3.700 mm per tahun, kemiringan lereng sebagian besar antara 2 % - 15 %, ketinggian sebagian besar > 600 m dpl, jenis tanahnya sebagian besar regosol, memiliki kedalaman efektif antara 0 - 60 cm dan sebagian besar bertekstur lempung.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah berapa besar tingkat erosi di Daerah Aliran Ci Beureum dan bagaimana distribusinya serta bagaimana kaitan antara karakteristik fisik wilayah terhadap tingkat erosi yang terjadi.
Tingkat erosi pada DA Ci Beureum - Tampomas, Sumedang - Jawa Barat yaitu tingkat erosi rendah sebesar < 1.500 mg/m3 terletak pada sub DAS 5, tingkat erosi sedang sebesar 1.500 - 3.000 mg/m3 teletak pada sub DAS 4 dan tingkat erosi tinggi sebesar > 3.000 mg/m3 berada sub DAS 1, sub DAS 2 dan sub DAS 3. Analisis statistik uji beda rata-rata yang didapat menunjukkan bahwa nilai tingkat erosi antar sub DAS terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil analisis kualitatif overlay peta menunjukkan kaitan antara tingkat erosi dengan karakteristik wilayah cukup bervariasi. Persamaan regresi linearnya adalah Y = -4430,8 + 3090,6736 X, dimana Y = tingkat erosi, dan X = erodibilitas tanah. Variabel karakteristik wilayah erodibilitas tanah merupakan variabel bebas utama atau faktor yang paling menentukan adanya perbedaan kenaikan tingkat erosi di DA Ci Beureum, dengan nilai r 0,996 dan nilai r2 sebesar 0,993."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"Lapangan panas bumi “X” adalah lapangan yang sudah mengoperasikan Unit 1 khususnya di bagian tengah area, dan akan melaksanakan pengembangan untuk Unit lainnya di bagian Utara. Berbeda dengan kondisi di bagian tengah lapangan “X”, di bagian Utara ini belum banyak data sumur yang tersedia meskipun manifestasi permukaan yang menunjukkan potensi panas bumi banyak ditemukan di sana. Dalam hal ini, analisa kondisi reservoar bawah permukaan bumi penting dilakukan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan produksi dan mengurangi resiko pengeboran yang akan dilakukan di bagian Utara lapangan “X”. Model konseptual panas bumi merupakan informasi yang menentukan kualitas maupun kuantitas reservoar serta berperan sebagai informasi untuk menentukan lokasi pemboran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan informasi tersebut melalui analisa data sumur. Namun pada bagian Utara lapangan “X”, model tersebut sulit diidentifikasi karena data sumur belum banyak tersedia dan survei permukaan mempunyai ketidakpastian tinggi. Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, dilakukan analisa terhadap data survei permukaan dan data pengeboran di bagian tengah lapangan “X” agar dihasilkan model konseptual panas bumi untuk seluruh lapangan. Lebih lanjut, simulasi sumur pemboran dilakukan agar model tersebut ter validasi berdasarkan data produksi dan dapat digunakan dalam well targeting. Data yang digunakan meliputi data literatur sebagai referensi, data survei permukaan (kelurusan struktur, topografi, persebaran lateral batuan, data gravitasi, dan magnetotelluric) serta data pemboran sumur (mineral alterasi, litologi sumur, permeabilitas, dan temperatur di sumur). Metode yang akan dilakukan meliputi pengumpulan data, pemodelan struktur geologi, analisa litologi dan mineral alterasi serta pemprosesan data geofisika. Berikutnya, dilakukan perbandingan antara data sumur di bagian tengah lapangan “X” dengan resistivitas dan densitas sebagai dasar dalam pembuatan model konseptual. Kemudian dari model tersebut dilakukan proses wellbore simulation terhadap sumur uji coba. Pada tahap akhir, analisa hasil pemodelan dilakukan termasuk penentuan korelasi kualitatif data sumur terhadap model geofisika (gravitasi dan magnetotelluric). Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah model konseptual panas bumi lapangan “X” yang tervalidasi sebagai dasar dalam penentuan lokasi sumur pengeboran di bagian Utara lapangan “X”. Meskipun penelitian ini dilakukan pada lapangan panas bumi yang berada pada tahap pengembangan dengan data yang cukup banyak, tetapi hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan tahap eksplorasi ketika data yang tersedia masih terbatas.

Geothermal Field “X” is a field that already operates Unit 1 especially in the central of study area and will carry out development for other units in the North part. In contrast to the conditions in the central part of Field “X”, in the North part the available well data are limited, however surface manifestations that indicate geothermal potential are found there. In this case, the analysis of sub-surface reservoar condition is important to increase the success rate of production and reduce the drilling risk that will be conducted in the northern part of Field “X”. Geothermal conceptual model is information that determine the quality and quantity of reservoar which used as information to identify the drilling location. One of the methods that can be used to determine this information is through the analysis of well data. But in the northern part of Field “X”, these models are difficult to be identified because the well data is limited while the surface surveys have high uncertainty. To reduce the uncertainty, analysis of surface and drilling data in the central of Field “X” was done to generate geothermal conceptual models for entire field. Furthermore, wellbore simulation is done so that the model is validated based on production data and can be used in well targeting. The data used include literature data for reference, surface survey data (structural lineament, topography, lateral distribution of lithology, gravity and Magnetotelluric data) as well drilling data (alteration minerals, lithology, permeability and temperature in wells). The methods that will be carried out include data collection, modelling of geological structures, lithology and mineral analysis of alteration and processing of geophysical data. Next, a comparison were done between well data in the central of Field “X” with resistivity and density model as the basis for the creation of conceptual models. Then from the model is carried out wellbore simulation process for the selected well. In the final stage, the analysis of modelling results was conducted including determining the qualitative correlation between well data and geophysical model (gravity and magnetotelluric). The final results obtained from this study are the geothermal conceptual model of Field “X” that have been validated as the basis for determining the drilling location in the northern part of Field “X”. Although this research was conducted on geothermal fields that are at the development stage with a considerable amount of data, but the results of this study are also expected to provide benefits for the exploration stage when the available data is still limited."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liberte Iusti De Dili
"Area Prospek Geotermal C terletak dibagian Selatan Provinsi Jawa Barat yang berada di sisi barat vulkanik Gunung Patuha dan Kawah Putih. Area C sudah memiliki 3 (tiga) sumur eksplorasi yang direncanakan sebagai sumur produksi. Sumur W1 mencapai kedalaman 1550 mTD mendapatkan reservoar “steam dominated” dengan temperatur lebih dari 240°C dapat membangkitkan dengan kapasitas 4.2 MW sedangkan untuk sumur W2 dan W3 belum keluar uap dari kepala sumur. Untuk menambah kapasitas area geotermal C akan dilakukan pemboran sumur baru. Sebelum melakukan pemboran perlu memperhatikan parameter utama untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemboran. Tiga parameter utama yang harus ada dalam keberhasilan pemboran yaitu didapatkan permeabilitas dan temperatur tinggi serta keberadaan benign fluid. Data geofisika memiliki peran yang penting mengingat keterbatasan data dan jumlah sumur belum mencakup seluruh area geothermal C. Pemodelan serta analisis data geofisika (Magentotellurik dan gravitasi) yang diintegrasikan dengan data geologi, geokimia dan sumur dilakukan untuk membuat model konseptual yang komprehensif untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan seperti persebaran permeabilitas dan temperatur tinggi serta keberadaa benign fluid. Pemodelan 3D data Magnetotellurik dapat menggambarkan secara luas mengenai distribusi temperatur bawah permukaan, indikasi batuan penudung (clay cap) dan potensi sumber panas serta batas reservoir. Analisis data Gravitasi yang meliputi First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertival Derivative (SVD) dapat memberikan gambaran distribusi struktur geologi bawah permukaan di area Geotermal C yang berasosiasi dengan zona permeabilitas. Hasil dari integrasi data-data tersebut diharapkan dapat menjadi dasar analisis data dalam meningkatkan kepercayaan dalam pentuan target pemboran sumur produksi.

Geothermal Prospect Area C is located in the southern part of West Java Province, on the western side of the volcanic Mount Patuha and Kawah Putih. Area C already has 3 (three) exploration wells which are planned as production wells.Well W1 reaches a depth of 1550 mTD and has a "steam dominated" reservoir with a temperature of more than 240°C which can generate a capacity of 4.2 MW, while for wells W2 and W3 no steam has yet emerged from the wellhead. To increase the capacity of geothermal area C, new wells will be drilled. Before drilling, you need to pay attention to the main parameters to increase drilling success. The three main parameters that must be present for successful drilling are high permeability and temperature and the presence of benign fluid. Geophysical data has an important role considering that data is limited and the number of wells does not cover the entire geothermal area of C. Modeling and analysis of geophysical data (Magentotelluric and gravity) which is integrated with geological, geochemical and well data is carried out to create a comprehensive conceptual model to describe subsurface conditions such as the distribution of permeability and high temperatures as well as the existence of fluid beings. 3D modeling of Magnetotelluric data can provide a broad description of subsurface temperature distribution, indications of cap rock (clay cap) and potential heat sources and reservoir boundaries. Gravity data analysis which includes First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) can provide an overview of the distribution of subsurface geological structures in the Geothermal C area which is associated with the permeability zone. It is hoped that the results of the integration of these data can become the basis for data analysis in increasing confidence in determining production well drilling targets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyan Taufiq Kurniadi
"

Batuan travertin merupakan batuan karbonat permukaan yang terbentuk akibat lepasnya karbon dioksida (CO2) dari fluida hidrotermal jenuh karbonat. Pada wilayah panas bumi Ciseeng batuan ini dapat ditemukan di Tirta Sayaga, Gunung Panjang, dan Gunung Peyek. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan proses keterbentukan batuan travertin di ketiga lokasi tersebut. Metode yang digunakan adalah petrologi, petrografi, analisis fluida hidrotermal, X-ray diffraction (XRD), dan X-ray fluorescence (XRF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik makroskopis dan mikroskopis batuan travertin memiliki keterkaitan dengan lokasi keterbentukannya pada suatu morfologi. Laminasi dengan tekstur kalsit yang kompleks ditemukan pada lereng dari fissure ridge dan mound, sedangkan laminasi dengan tekstur yang sederhana ditemukan pada dinding kolam manifestasi. Temuan ini bersesuaian dengan data fluida hidrotermal, XRD, dan XRF yang menunjukan bahwa batuan travertin didominasi oleh mineral kalsit dengan kandungan Ca yang tinggi (>90%wt). Berdasarkan temuan tersebut travertin Ciseeng termasuk travertin termogen yang terpresipitasi akibat lepasnya CO2 dari fluida hidrotermal yang tersaturasi oleh kalsium bikarbonat hasil pelarutan satuan batu gamping di bawah permukaan. Presipitasi yang terjadi secara terus-menerus menghasilkan morfologi fissure ridge, mound, dan bendungan di lokasi penelitian. Perbedaaan tingkat kompleksitas tekstur pada batuan travertin terjadi karena batuan terpresipitasi dari fluida hidrotermal dengan karakteristik dan proses yang berbeda.


Travertines are carbonate rock precipitated by carbon dioxide (CO2) release from carbonate-rich water. These rocks can be found in Ciseeng geothermal area within three distinctive areas Tirta Sayaga, Gunung Panjang, and Gunung Peyek. This study aims to determine the characteristics and formation of travertine in Ciseeng geothermal area. Principal methods consist of petrology, petrography, hydrothermal fluid analysis, X-ray diffraction (XRD), and X-ray fluorescence (XRF). Analysis results indicate that macroscopic and microscopic textures were related to their location on morphology. Lamination of complex calcite textures were found on the slopes of fissure ridge and mound, while lamination of simple calcite textures were found on the walls of manifestation pools. These findings were in accordance with hydrothermal fluid, XRD, and XRF data which shows that travertines were dominated by calcite minerals with high Ca content (>90%wt). Based on these findings Ciseeng travertines are categorized as thermogenic travertine which precipitated by the release of CO2 from calcium bicarbonate rich water resulting from dissolution of limestone unit in the subsurface. Continuous travertine precipitation leads to formation of fissure ridge, mound, and dam. Differences in texture complexity in travertine rocks occurred because travertines were precipitated from hydrothermal fluids with different characteristics and processes.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Mutiara Listanti
"Lokasi penelitian berada pada Formasi Cinambo wilayah Daerah Jatinunggal, Sumedang Jawa Barat. Pada lokasi ini, tersingkap dengan baik beberapa singkapan sepanjang Anak Sungai Ci Jaweu pada Desa Cibuyung dan Desa Cimanintin yang terbagi menjadi dua lintasan. Litologi penyusunnya adalah feldspathic wacke, allochemic mudstone, foraminiferal-packstone, foraminiferal-wackestone, dan batulanau. Porositas batuannya memiliki rentang poor – excellent (>25%). Berdasarkan pengamatan lapangan, pengukuran stratigrafi, dan analisis petrografi, lokasi penelitian tersusun atas Kelompok Fasies B, C, D, dan G yang terbagi lagi menjadi 7 anggota litofasies. Kelompok-kelompok fasies yang saling berasosiasi kemudian dikelompokan menjadi 3 asosiasi fasies yaitu Sandy-silt lobe distal, distal levee, dan distal silt-mud lobe. Analisis mikrofosil yang dilakukan, menunjukan lapisan pada lokasi penelitian memiliki umur Miosen Tengah/Miosen Akhir dan terendapkan pada lingkungan upper-lower bathyal. FormasiCinambo yang tersingkap pada daerah ini diinterpretasikan berada pada lingkungan kipas laut dalam bagian tengah (middle fan).

The research location is in the Cinambo Formation in the Jatinunggal Region, Sumedang, West Java. At this location, several outcrops along the Ci Jaweu River in Cibuyung Village and Cimanintin Village are well exposed and are divided into two tracks. Its constituent lithologies are feldspathic wacke, allochemic mudstone, foraminiferal-packstone, foraminiferal-wackestone, and siltstone. The rock porosity ranges from poor to excellent (>25%). Based on field observations, stratigraphic measurements, and petrographic analysis, the study site is composed of Facies B, C, D, and G which are further divided into 7 lithofacies. Facies groups that are associated with each other are then grouped into 3 facies associations namely distal Sandy-silt lobe, distal levee, and distal silt-mud lobe. The microfossil analysis performed showed that the layers at the study site are Middle Miocene/Lower Miocene and were deposited in an upper-lower bathyal environment. The Cinambo Formation exposed in this area is interpreted to be in the middle fan environment."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Pramudya Hatibie
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan tanah, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), kekritisan lingkungan, dan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang tahun 2007, 2013, 2017, dan 2022. Kajian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui suhu pengukuran menggunakan instrumen Kestrel 5000 dan Lutron LM 8000A, serta data sekunder yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial dan United States Geological Survey. Analisis ini melibatkan analisis statistik dan spasial untuk memeriksa perubahan dan hubungan temporal variabel. Temuan menunjukkan perubahan yang signifikan pada kelas suhu permukaan tanah dari waktu ke waktu, dengan penurunan cakupan kisaran 26-29°C dan fluktuasi pada kisaran 29-32°C. Perluasan daerah pulau panas perkotaan diamati, meningkatkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan kesehatan manusia. Analisis kelas NDVI mengungkapkan perubahan sebaran tutupan vegetasi, dengan peningkatan pada area dengan nilai NDVI tinggi dan sedikit penurunan pada area dengan nilai lebih rendah. Hal ini menunjukkan potensi perubahan penggunaan lahan dan faktor lingkungan. Analisis Indeks Kekritisan Lingkungan menunjukkan adanya perubahan tingkat kekritisan, dengan penurunan pada area tidak kritis dan peningkatan pada area sensitif lingkungan. Kerapatan bangunan tinggi menunjukkan kekritisan lingkungan tertinggi, diikuti oleh kerapatan bangunan moderat. Praktik pengelolaan lahan yang berkelanjutan diperlukan untuk mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan pembangunan kawasan urban. Studi ini menyoroti sifat dinamis suhu permukaan lahan, tutupan vegetasi, dan kekritisan lingkungan di Kawasan Urban Kabupaten Sumedang. Ini menekankan perlunya strategi pengelolaan lingkungan yang efektif dan upaya konservasi untuk memastikan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.

This study aims to determine the spatial patterns of land surface temperature, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), environmental criticality, and land cover in Sumedang Regency in 2007, 2013, 2017, and 2022. This study uses data collected through temperature measurements using the Kestrel 5000 and Lutron LM 8000A instruments, as well as secondary data obtained from the Geospatial Information Agency and the United States Geological Survey. This analysis involves statistical and spatial analysis to examine change and temporal relationships of variables. The findings show significant changes in ground surface temperature classes over time, with decreasing coverage in the 26-29°C range and fluctuations in the 29-32°C range. Expansion of urban heat island areas is observed, raising concerns about environmental and human health impacts. NDVI class analysis revealed changes in the distribution of vegetation cover, with an increase in areas with high NDVI values and a slight decrease in areas with lower values. This shows the potential for changes in land use and environmental factors. Analysis of the Environmental Criticality Index shows a change in the level of criticality, with a decrease in non-critical areas and an increase in environmentally sensitive areas. High building density shows the highest environmental criticality, followed by moderate building density. Sustainable land management practices are needed to reduce the environmental impacts associated with urban development. This study highlights the dynamic nature of land surface temperature, vegetation cover, and environmental criticality in the Urban Area of Sumedang Regency. It emphasizes the need for effective environmental management strategies and conservation efforts to ensure sustainable development in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuta Fauzia Ladiba
"Lapangan Panas Bumi Maritaing terletak di bagian timur Pulau Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Geotermometer menunjukkan temperatur reservoir sekitar 200oC, sementara lapangan ini masih berstatus green field, atau belum dieksploitasi. Model konseptual pada penelitian tahun 2015 dibuat hanya berbasis data geologi dan geokimia, dan pengambilan data Magnetotelurik (MT) pada tahun 2017 belum menghasilkan model konseptual yang representatif dan komprehensif untuk area Maritaing. Sementara itu, sangat penting untuk memahami sistem panas bumi di suatu lapangan, agar menjadi panduan yang tepat dalam tahap pengembangan energi panas bumi selanjutnya. Temperatur dan permeabilitas adalah salah dua hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengembangan energi panas bumi. Temperatur berasosiasi dengan keberadaan heat source (sumber panas), dan permeabilitas berasosiasi dengan struktur geologi yang terisi fluida. Identifikasi struktur geologi ini dapat dilakukan dengan menganalisis data gravitasi menggunakan teknik First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), dan menganalisis data MT melalui pola splitting kurva, arah diagram polar, dan hasil inversi 3D yang sekaligus dapat memperkirakan batas reservoir melalui Base of Conductor (sekitar 500-1.000 m). Data geokimia manifestasi digunakan untuk membantu identifikasi zona permeabel dan jalur fluida. Model konseptual dibangun dengan mengintegrasikan hasil pemodelan inversi 3D data MT, pemodelan forward 2D data gravitasi, dengan data geologi dan geokimia. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih komprehensif tentang sistem panas bumi di Maritaing, dan dapat menjadi panduan bagi tahap eksplorasi selanjutnya.

Maritaing geothermal field is located in eastern part of Alor Island, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Geothermometer at this field shows reservoir temperature of 200oC, while Maritaing is one of a green field or has not been exploited. Conceptual model from research in 2015 was built based on geological and geochemical data only, and Magnetotelluric (MT) data acquisition in 2017 has not been contributed to build a representative and comprehensive conceptual model of Maritaing. In geothermal development planning, temperature and pressure are two of main issues to be carefully considered. Temperature is associated with heat source existence, while permeability is associated with fluid filled geological structure. Identification of geological structure could be done using gravity data analysis such as First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), and MT data analysis such as curve splitting curves, polar diagram, and 3D inversion modeling which could be estimate the reservoir boundary by the Base of Conductor (500-1.000 m). Geochemical data used to identify permeable zone and fluid pathways. Conceptual model then built by integrating MT 3D inverse model, gravity 2D forward model, with geological and geochemical data. Final result of this study hopefully could give brief explanation about geothermal system in Maritaing, and could be the guide of further exploration."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>