Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi.

Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasmawati
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol.
Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.

Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases.
The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control.
The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fatimah
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan kondisi dimana bayi lahir dengan berat <2500 gram. BBLR merupakan penyebab utama tingginya kematian neonatal dan faktor peningkatan resiko terjadinya komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada bayi. Berbagai macam faktor resiko diketahui memiliki asosiasi terhadap kejadian BBLR, diantaranya adalah anemia atau kondisi dimana kadar hemoglobin tubuh <11 gr/dL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah di Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini menggunakan desain case-control dengan data rekam medis ibu beserta bayi yang dilahirkan di RSUD dr Soeselo pada tahun 2021 sebanyak 114 sampel (57 kasus, 57 kontrol). Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi-square dengan batas nilai kemaknaan 95%. Dari 114 ibu melahirkan di RSUD dr Soeselo, didapatkan mayoritas ibu berusia 20-35 tahun, memiliki riwayat melahirkan 2-3 kali, memiliki status gizi berlebih dan 54 ibu mengalami anemia. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian BBLR (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Usia ibu, riwayat paritas dan status gizi ibu berdasarkan indeks massa tubuh tidak memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah. Sedangkan anemia memiliki hubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah.

Low birth weight (LBW) is a term to describe newborns with birth weight <2,500 g. It is a risk factor for morbidity and mortality in infants. LBW can increase the risk of short-term and long-term disease complications in infants. Several studies have suggested that maternal anemia (haemoglobin concentration <11 g/dL within the red blood cells) was associated with low birth weight newborns. This study is to determine the association between maternal anemia and low-birth-weight in the district of Tegal. This is a case-control study using 114 samples (57 cases and 57 controls) collected from clinical record data of mothers who delivered their infants at RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal in 2021. The association of anemia and LBW was analyzed using chi square test (degree of convidence 95%). From 114 samples that were studied (in which the majority of them were mothers aged 20-35 years old, mothers who had 2-3 parturitions, and mothers who is overweight and obese), 54 cases of anemia were found. Bivariate analysis showed that anemia has significant association with the case of low-birth-weight newborns (p value=0.024, OR=2.357, 95%CI =1.111-5.002). Maternal anemia was associated with low birth weight. Mother’s age at childbirth, number of parturitions and nutritional status based on body mass index have no association with the case of low birth weight newborns."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haflina Syofianti
"Kelahiran Bayi Barat Lahir Rendah (BBLR) erat kaitannya dengan gizi ibu hamil khususnya anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh risiko KEK pada ibu hamil dan faktor lainnya terhadap BBLR di Kabupaten Sawahlunto-Sinjunjung tahun 2007. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder, jumlah sampel 228, desain kasus kontrol. Kasus adalah BBLR dan kontrol adalah Bayi Berat Lahir Normal (BBLN). Analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat rnenggunakan multiple logistic regression.
Hasil penelitian ditemukan pengaruh risiko KEK, Ante Natalcare (ANC) dan umur terhadap BBLR. Faktor yang paling domimn mempengaruhi BBLR adalah ibu hamil dengan risiko KEK (OR 4,8; 95% Cl 2,48-9,42), artinya ibu hamil dengan risiko KBK (LILA <23,5cm) berpeluang 4,8 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tanpa risiko KEK (LILA >23,5cm) setelah dikontrol ANC dan umur ibu.
Dengan mencegah risiko KEK dapat mengurangi kelahiran BBLR dan kematian bayi, disarankan kepada dinas kesehatan meningkatkan deteksi dini ibu hamil risiko KEK melalui ANC, mcningkatkan KIE kepada masyarakat, penanganan yang tepat, komitmen dalam evaluasi program dan feedback laporan, advokasi dengan Pemda, DPRD dan instansi terkait.

Low birth weight (LBW) really involved to the mother nutrient especially anemia and chronic malnutrition risk. The purpose of this research is to know the risk of chronic malnutrition influenced on pregnancy and another factor to LBW at district Sawahlunto-Sijunjung on 2007. This research was performed by secondary data analysis with case controls design with minimum sample amount was specified 228, Data were with chi square and multiple logistic regression.
The observational result indicated there are influence on chronic malnutrition risk on pregnancy, ANC and mother age to LBW. The most dominant factor which is influence to LBW is chronic malnutrition risk on pregnancy with odds ratio 4,8 (95% Cl 2,48 - 9,42), it's mean is pregnancy with chronic malnutrition will face the risk 4,8 times to LBW compare to pregnancy with out risk chronic malnutrition after ANC and mother age controlled
To avoid and settles chronic malnutrition risk on pregnancy which is expected could to reduce LBW and presses infant mortality. Recommend health district office to mothers to perform early detection on risk of chronic malnutrition on pregnancy passes through ANC, increasing elucidation (communication, information and education) to community, by performing the right treatment, commitment in evaluates program and feedback on regularly report, Advocate to Government, others institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33616
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Dima Rochmawati
"Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,3, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kejadian BBLR dengan kehamilan pada usia remaja 15-19 tahun setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol 1:1 , dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 871 orang dengan kontrol 871 orang. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna OR: 2,65; p value= 0,013; 95 CI: 1,232-5,712 . setelah mengendalikan variabel confounding yaitu tingkat pendidikan komplikasi kehamilan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC.

Low Birth Weight LBW in Indonesia has the prevalence of 7,3 according to IDHS 2012. Some research showed that more LBW occurences happened to mother aged 15 19 at the time of birth. This study aims to prove the association between adolescent pregnancy and low birth weight after controlling all the confounding variables. The method used for this study is case control 1 1 by analyzing IDHS 2012. The selected cases are 871 with 871 controls. Covariate variables are education, parity, complication during pregnancy, complication at birth, months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit. The result of the study is that there is a significant association between adolescent pregnancy after controlling all confounding variables which are education, complication during pregnancy and months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit OR 2,65 p value 0,013 95 CI 1,232 5,712."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Mardiyana
"Sejak 2012-2015, persentase BBLR tidak menunjukkan penurunan signifikan. Kejadian BBLR di Indonesia merupakan penyebab utama kematian neonatal. Masih tinggiya persentase BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan remaja. Bahkan berdasarkan SDKI 2017 menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Indonesia lebih banyak terjadi pada ibu yang hamil di usia remaja. Sementara itu, berdasarkan hasil SDKI 2002-2017 juga menunjukkan bahwa kehamilan usia remaja lebih banyak terjadi pada pedesaan Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR yang dikhususkan di pedesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan sumber data SDKI 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah WUS yang pernah melahirkan anak lahir hidup dan hanya memiliki 1 anak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja, kunjungan antenatal, suplementasi Fe, dan komplikasi kehamilan. Hasil analisis multivariat juga menunjukkan bahwa ibu yang hamil pada usia 15- 19 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR setelah dikendalikan oleh variabel kunjungan antenatal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kejadian kehamilan usia remaja berpengaruh terhadap kejadian BBLR di pedesaan Indonesia, sehingga diperlukan upaya dari pemerintah untuk dapat menekan angka kehamilan remaja.

From 2012-2015, the percentage of LBW has not shown a significant decrease. LBW in Indonesia is the main cause of neonatal death. One of the most important factors of LBW is adolescent pregnancy. Based on the 2017 IDHS, the incidence of LBW in Indonesia is more prevalent among mothers who become pregnant at the age of adolescent. Meanwhile, the results of the 2002-2017 IDHS show that adolescent pregnancy is more prevalent in rural Indonesia. Therefore, this study aimed to determine the association between adolescent pregnancy and LBW in rural Indonesia. This study used a crosssectional study design using the 2017 IDHS data. The sample in this study is WUS who had given birth and only had 1 child. Based on the results of the analysis, there was an association between LBW and adolescent pregnancy, ANC, Fe supplementation, and pregnancy complications. The results of multivariate analysis showed that mothers who became pregnant at the age of 15-19 years had a greater risk of giving birth to LBW babies after controlling for the variable of ANC. It can be concluded that the incidence of adolescent pregnancy affects the incidence of LBW in rural Indonesia, so government efforts are required to reduce the incidence of adolescent pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maisaroh
"Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Responden penelitian adalah seluruh ibu yang pernah melahirkan selama kurun waktu lima tahun sebelum survei dilakukan, pada kehamilan atau persalinan terakhir. Jumlah sampel 13.587 terdiri dari 1.100 ibu dengan kehamilan tidak diinginkan (terpapar) dan 12.487 ibu dengan kehamilan diinginkan (tidak terpapar).
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR setelah mengendalikan berbagai faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan, pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR berbeda menurut status ekonomi responden.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi tinggi berisiko melahirkan BBLR 1,539 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan. Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko 0,658 kali lebih kecil untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi.
Ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko melahirkan BBLR 0,427 kali lebih kecil dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizah Fauziyana Fadly
"Berat badan lahir rendah (BBLR) menjadi penyebab kematian neonatal terbanyak tiap tahunnya di Indonesia, dengan rata-rata kasus BBLR adalah 6,98%, berada di bawah target RPJMN 2015–2019. Beberapa studi menunjukkan kehamilan tidak diinginkan (KTD) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap BBLR. KTD di Indonesia mengalami kenaikan dari 14% (2012) menjadi 15% (2017). KTD harus dapat dicegah, dan mencegahnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, SDGs ke-5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara KTD dengan kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan menggunakan data SDKI 2017. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan dependen serta hubungannya setelah mengontrol variabel kovariat. Didapatkan, ibu dengan KTD memiliki risiko 1,80 kali memiliki bayi BBLR dibanding ibu dengan KTD. Diketahui bahwa terdapat variabel interaksi diantara hubungan variabel KTD dengan BBLR, yaitu variabel indeks kekayaan rumah tangga. Serta terdapat variabel confounder pada hubungan kedua variabel tersebut, yaitu frekuensi ANC. Jika disimpulkan, terdapat hubungan yang signifikan antara KTD dengan kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel kovariat, yaitu indeks kekayaan rumah tangga dan frekuensi ANC.

Low birth weight (LBW) is the most common cause of neonatal death each year in Indonesia, with an average LBW case of 6.98%, which is below the target of the 2015–2019 RPJMN. Several studies have shown unintended pregnancy is a factor that has a significant effect on LBW. Unintended pregnancy in Indonesia has increased from 14% (2012) to 15% (2017). Unintended pregnancy must be prevented aims to improve maternal health, that is the 5th SDGs. This study aims to determine the relationship between unintended pregnancy and the incidence of LBW in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional design and uses data from the 2017 IDHS. Bivariate and multivariate analysis were used to determine the relationship between the independent and dependent variables and the relationship after controlling the covariate variables. It was found that mothers with unintended pregnancy had 1.80 times the risk of having LBW babies compared to mothers with desired pregnancies. It is known that there is an interaction variable between the relationship between unintended pregnancy and LBW, namely the household wealth index. And there is a confounder variable in the relationship between the two variables, namely the ANC frequency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan kematian neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari. BBLR juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan. Metode: Penelitian ini merupakan analisa data sekunder, sumber data adalah hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 dengan cakupan seluruh provinsi di Indonesia dengan unit analisis bayi (0-1 tahun). Data diolah menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik. Hasil: Secara nasional persentase bayi dengan BBLR adalah 6,37%. Kesimpulan: kejadian BBLR pada bayi dipengaruhi oleh faktor jumlah anak yang banyak, terjadinya komplikasi selama kehamilan, status ekonomi keluarga yang rendah dan jenis kelamin bayi perempuan. Variabel yang paling memberikan dampak adalah komplikasi selama kehamilan yang risiko BBLR mencapai 2,74 kali dibandingkan yang tidak komplikasi. Saran: perlunya peningkatan upaya penanganan pada Bayi dengan BBLR agar tidak berlanjut pada kematian atau terhampatnya tumbuh kembang fisik dan mental bayi yang berdampak pada kualitas SDM Negara dan terjadi pertambahan beban Negara."
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>