Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zanuba Nur Arifah Al Lail
"Penelitian mengenai produksi biomassa dan protein Stanieria HS-48 yang ditumbuhkan pada medium NPK dan BBM dalam sistem fotobioreaktor kedap suara telah dilakukan. Medium NPK merupakan salah satu medium dengan biaya rendah yang dibuat dengan melarutkan pupuk NPK komersial. Medium NPK dan BBM dapat digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroalga, termasuk Stanieria. Stanieria HS-48 merupakan salah satu strain Cyanobacteria asli Indonesia yang diisolasi dari sumber air panas Ciater, Jawa Barat. Cyanobacteria berpotensi sebagai sumber protein karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Medium NPK dan BBM digunakan sebagai perlakuan untuk memproduksi biomassa dan protein Stanieria HS-48. Biakan Stanieria HS-48 diinkubasi pada sistem fotobioreaktor kedap suara untuk mencegah gangguan suara dari luar sistem yang dapat memengaruhi pertumbuhan mikroalga. Pengukuran kadar protein terlarut Stanieria HS-48 dilakukan dengan metode Bradford. Penelitian bertujuan untuk mengukur dan membandingkan pertumbuhan serta kadar protein terlarut dari biomassa
Stanieria HS-48 yang ditumbuhkan pada medium NPK dan BBM dalam sistem fotobioreaktor kedap suara. Parameter pertumbuhan yang diukur meliputi kerapatan sel (vegetatif dan baeocyte), kandungan klorofil, dan laju pertumbuhan. Biakan Stanieria HS-48 diinkubasi pada suhu 29—31 °C, intensitas cahaya 1800—1900 lux, pH 5—6, dan fotoperiodisitas 12 jam terang-12 jam gelap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata total kerapatan sel dan rerata kandungan klorofil Stanieria HS-48 pada medium NPK dan BBM dalam sistem fotobioreaktor berdasarkan uji T (a=0,05). Rerata total kerapatan sel Stanieria HS-48, yaitu 1,789 x 106 sel/mL pada medium NPK dan 1,969 x 106 sel/mL pada BBM. Rerata kandungan klorofil Stanieria HS-48, yaitu 0,088 mg/L pada medium NPK dan 0,109 mg/L pada BBM. Meskipun demikian, laju pertumbuhan Stanieria HS-48 pada medium NPK dan BBM memiliki nilai yang berbeda, yaitu 0,217 per hari pada medium NPK dan 0,236 per hari pada BBM. Selain hal tersebut, hasil pengukuran kadar protein terlarut Stanieria HS-48 pada medium NPK dan BBM dalam sistem fotobioreaktor kedap suara tidak berbeda, yaitu 0,155% untuk Stanieria HS-48 pada medium NPK dan 0,158% untuk Stanieria HS-48 pada BBM.

The study about biomass and protein production of Stanieria HS-48 grown in BBM and NPK medium on a soundproof photobioreactor system has been done. NPK medium is one of the low-cost mediums made by dissolving commercial NPK fertilizers. BBM and NPK medium can grow various microalgae, including Stanieria. Stanieria HS-48 is a Cyanobacteria strain indigenous Indonesia isolated from the Ciater hot springs in West Java. Cyanobacteria has the potential as a source of protein because it has a high protein content. BBM and NPK medium were used as treatments to produce Stanieria HS-48 biomass and protein. The Stanieria HS-48 culture was incubated in a soundproof photobioreactor system to prevent noise outside the system from affecting microalgae growth. Soluble protein content of Stanieria HS-48 was measured using Bradford method. This study aimed to measure and compare the growth and soluble protein content of Stanieria HS-48 on BBM and NPK medium in a soundproof photobioreactor system. Growth parameters measured included cell density (vegetative and baeocyte), chlorophyll content, and growth rate. Stanieria HS-48 culture were incubated in the temperature 29—31 °C, the light intensity 1800—1900 lux, pH 5—6, and the photoperiodisity 12 hours dark-12 hours light. The results showed no significant difference between the average total cell density and the average chlorophyll content of Stanieria HS-48 on BBM and NPK medium in a soundproof photobioreactor system based on T test (a=0,05). The average of total cell density Stanieria HS-48 are 1,789 x 106 cell/mL in NPK medium and 1,969 x 106 cell/mL in BBM. The average of chlorophyll content Stanieria HS-48 are 0,088 mg/L in NPK medium and 0,109 mg/L in BBM. Nonetheless, the growth rate of Stanieria HS-48 on BBM and NPK medium had different values, namely 0,217 per day in NPK medium and 0,236 per day in BBM. The results for water-soluble content of Stanieria HS-48 on BBM and NPK in a soundproof photobioreactor system was not different, namely 0,155% for Stanieria HS-48 on NPK medium and 0,158% for Stanieria HS-48 on BBM. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Kristina Eka Yanti
"Penelitian mengenai produksi biomassa dan lipid Stanieria HS-48 pada medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam sistem fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) telah dilakukan. Ekstrak tauge merupakan salah satu bahan alami yang dapat ditambahkan dalam medium NPK untuk menumbuhkan mikroalga, salah satunya Stanieria. Stanieria HS-48 adalah salah satu strain yang diisolasi dari sumber air panas Ciater di Jawa Barat. Stanieria HS-48 ditumbuhkan dalam medium Bold Basal’s Medium (BBM) sebagai kontrol dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge sebagai perlakuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan total lipid dari biomassa Stanieria HS-48 pada medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge dalam medium NPK terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Hal tersebut dapat ditinjau dari pola penaikan dan penurunan rerata kerapatan sel dan laju pertumbuhan (r) pada fase log yang menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu kisaran ±0,5. Sementara itu, hasil kadar total lipid menunjukkan terdapat perbedaan kandungan total lipid biomassa Stanieria HS-48 dalam medium BBM dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Kadar lipid tertinggi terdapat pada Stanieria HS-48 dalam medium NPK 350 ppm dengan penambahan 3% ekstrak tauge, yaitu sejumlah 69,6%.

The study about biomass and lipid production of Stanieria HS-48 on NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract in an airlift photobioreactor (APBR) has been done. Bean sprout extract is a natural substance that can be added to the NPK medium for microalgae growth which is Stanieria. Stanieria with strain code HS-48 was isolated from Ciater hot springs in West Java. Stanieria HS-48 was grown on Bold Basal’s Medium (BBM) as control and NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% as a treatment media. The aim of this study to determine the effect of the BBM and the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK 350 ppm medium in biomass production of Stanieria HS-48. Other than that, this study aimed to determine differences of total lipid from Stanieria HS-48 biomass on BBM and NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3%. The results showed that there was no significant effect on the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK medium to the growth of Stanieria HS-48 biomass.  This phenomenon can be seen from the pattern of increased and decreased the average cell density and growth rate in the log phase which shown relatively similar with range ±0.5. Nevertheless, the results of total lipid from Stanieria HS-48 on NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% has a significant effect. The highest total lipid was produced in Stanieria HS-48 on NPK medium with an addition of 3% bean sprout extract with a percentage of 69.6%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Lathifah Iqlima
"Penelitian mengenai produksi biomassa dan protein Nostoc HS-20 yang dibiakkan dalam medium BG-11 dan BG-11 (N-free) pada sistem fotobioreaktor kedap suara telah dilakukan. Nitrogen merupakan makronutrien yang dapat memengaruhi produksi biomassa dan protein mikroalga. Nostoc HS-20 merupakan strain lokal Indonesia yang ditemukan di air panas Gunung Pancar, Jawa Barat. Fotobioreaktor yang digunakan untuk membiakkan Nostoc HS-20 pada penelitian dibedakan atas dua kelompok perlakuan. Kelompok pertama menggunakan medium BG-11 yang mengandung NaNO3 dan kelompok kedua menggunakan medium BG-11 (N-free) tanpa NaNO3. Penelitian dilakukan untuk mengukur dan membandingkan produksi biomassa, konsentrasi protein, dan morfologi sel Nostoc HS-20 pada medium BG-11 dan BG-11 (N-free). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rerata berat biomassa basah, berat biomassa kering, dan rerata kandungan klorofil a Nostoc HS-20 dalam medium BG-11 dan BG-11 (N-free) (α=0,05). Selanjutnya, terdapat perbedaan tidak signifikan antara persentase protein dalam berat basah Nostoc HS-20 pada kedua medium. Dalam medium BG-11 (N-free) konsentrasi protein sebesar 0,0075%, sedangkan dalam medium BG-11 sebesar 0,0081%. Meskipun demikian, morfologi sel hormogonium hanya dapat ditemukan pada Nostoc HS-20 dalam medium BG-11 (N-free).

Research has been conducted on the production of Nostoc HS-20 biomass and protein grown in BG-11 and BG-11 (N-free) media on a soundproof photobioreactor system. Nitrogen is a macronutrient that can affect the production of microalgae biomass and protein. Nostoc HS-20 is a local Indonesian strain found in the hot springs of Mount Pancar, West Java. Photobioreactor used for culturing Nostoc HS-20 in this study was divided into two treatment groups. The first group used BG-11 medium containing NaNO3, and the second group used BG-11 (N-free) medium without NaNO3. This study measured and compared the biomass production, protein concentration, and cell morphology of Nostoc HS-20 on BG-11 and BG-11 (N-free) medium. The results of the Mann-Whitney test showed that there was no difference between the average weight of wet biomass, dry biomass weight, and the average chlorophyll a content of Nostoc HS-20 in BG-11 and BG-11 medium (N-free) (α=0.05). The two media showed no significant difference between Nostoc HS-20 protein percentage from fresh weight. In BG-11 (N-free) the protein percentage is 0.0075%, while in BG-11 medium, it was 0.081%. However, hormogonium cell morphology can only be found on Nostoc HS-20 in BG-11 medium (N-free)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggari Kirana Dewi
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Stanieria strain HS-31B dan HS-48. Stanieria strain HS-31B diisolasi dari sumber air panas Maribaya dan strain HS-48 diisolasi dari sumber air panas Ciater. Stanieria strain HS-31B dan HS-48 diinkubasi pada suhu 20 C, 35 C, dan 50 C dengan pH awal 6 dan intensitas cahaya 2500 mdash;3000 lux dalam medium BBM Bold Basal Medium . Parameter pertumbuhan yang digunakan, yaitu kerapatan sel dan kandungan klorofil. Kerapatan sel yang dihitung terdiri atas sel vegetatif dan baeocyte. Metode penghitungan kerapatan sel menggunakan kamar hitung Improved Neubauer, sedangkan pengukuran kandungan klorofil menggunakan spektrofotometer UV Vis Nanodrop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baeocyte strain HS-31B dan HS-48 tumbuh baik pada suhu 20 C dengan kerapatan sel sebesar 4,09 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 5,11 x 105 sel/mL strain HS-48 . Sel vegetatif tumbuh baik pada suhu 50 C dengan rerata kerapatan sel 0,55 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 1,74 x 105 sel/mL strain HS-48 . Uji korelasi antara total rerata kerapatan sel vegetatif dan baeocyte dengan kandungan klorofil Stanieria strain HS-31B dan HS-48 menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kerapatan sel dan kandungan klorofil.

ABSTRACT
The study aimed to find out the effect growth temperature of Stanieria strain HS 31B and HS 48. Stanieria strains HS 31B isolated from Maribaya hot springs and HS 48 isolated from Ciater hot springs. Stanieria strains of HS 31B and HS 48 were incubated at 20 C, 35 C and 50 C with initial pH 6 and light intensity 2500 mdash 3000 lux in BBM Bold Basal Medium . Growth parameters that used were cell density and chlorophyll content. The calculated cell density consists of vegetative cells and baeocyte. Method of calculating cell density using Improved Neubauer counting chamber and the measurement of chlorophyll content using UV Vis Nanodrop spectrophotometer. The results showed that baeocyte strains of HS 31B and HS 48 grew well at 20 C with cell density of 4.09 x 105 cells mL HS 31B strain and 5.11 x 105 cells mL HS 48 strain . Vegetative cells grew at a temperature of 50 C with a cell density of 0.55 x 105 cells mL HS 31B strain and 1.74 x 105 cells mL HS 48 strain . The result of correlation between total cell density vegetative and baeocyte with chlorophyll content of Stanieria strain HS 31B and HS 48 showed that there was no correlation between cell density and chlorophyll content."
2017
S67615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Yurista
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh variasi pH awal medium terhadap pertumbuhan cyanobacteria genus Stanieria HS-31B dan HS-48 telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH awal medium terhadap kerapatan baeocyte dan sel vegetatif, serta kandungan klorofil sebagai parameter pertumbuhan Stanieria HS-31B dan HS-48. Stanieria HS-31B dan HS-48 dibiakkan menggunakan Bold Basal Medium BBM dengan variasi pH awal medium yang digunakan, yaitu pH 5, 6, 7, 8, dan 9, dengan tiga kali ulangan. Kedua strain diinkubasi dengan suhu 35 C dan intensitas cahaya 2500 mdash;3000 lux. Penelitian dilakukan selama 22 hari t0 mdash;t21 . Pertumbuhan Stanieria HS-31B dan HS-48 dilihat secara kualitatif berdasarkan kurva pertumbuhan, dan secara kuantitatif berdasarkan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH awal medium tidak memengaruhi pertumbuhan Stanieria HS-31B dan HS-48. Stanieria HS-31B dan HS-48 dapat tumbuh baik pada lingkungan basa hingga pH 9, dan dapat bertahan pada lingkungan asam dengan pH 5. Selain itu, tidak terdapat korelasi antara kerapatan sel total dengan kandungan klorofil Stanieria HS-31B dan HS-48.

ABSTRACT
Research on the effect of initial pH variation on growth of cyanobacteria genus Stanieria HS 31B and HS 48 had been observed. The research aims to know the effect of initial pH medium to growth of Stanieria HS 31B and HS 48, with growth parameters were baeocyte and vegetative cell density, and chlorophyll content. Stanieria HS 31B and HS 48 were grown in Bold Basal Medium BBM with initial pH 5, 6, 7, 8, and 9, with three repetitions. Incubation temperature was 35 C and light intensity was 2500 mdash 3000 lux. The research was observed during 22 days t0 mdash t21 . The growth of Stanieria HS 31B and HS 48 was qualitatively based on the growth curve, and quantitatively based on statistical tests. The results showed that the initial pH treatment of the medium didn rsquo t affect the growth of Stanieria HS 31B and HS 48. Stanieria HS 31B and HS 48 could grow well in an alkaline environment up to pH 9, and could withstand an acidic environment with a pH 5. In addition, there was no correlation between cell density with total chlorophyll content of Stanieria HS 31B and HS 48."
2017
S68477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Toriq Rochmanto
"Penelitian mengenai produksi biomassa Mastigocladus HS-46 pada medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam sistem flat photobioreactor telah dilakukan. Optimalisasi kandungan makronutrien medium NPK sebagai pengganti Bold's Basal Medium (BBM) untuk menumbuhkan cyanobacteria dapat melalui penambahan kandungan ekstrak tauge. Mastigocladus HS-46 diisolasi dari sumber air panas Maribaya pada suhu lingkungan 42 oC. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan Mastigocladus HS-46 terdiri atas medium BBM sebagai kontrol dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan konsentrasi ekstrak tauge 1%, 2%, dan 3%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam medium NPK 350 ppm dan medium BBM terhadap produksi biomassa Mastigocladus HS-46. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar lipid Mastigocladus HS-46 dalam medium. Hasil penelitian menunjukkan medium NPK 350 ppm dengan penambahan ekstrak tauge 3% menghasilkan berat biomassa dan lipid tertinggi Mastigocladus HS-46 dibandingkan dengan medium BBM dan NPK 350 ppm dengan penambahan ekstrak tauge 2% dan 1%. Medium NPK 350 ppm dengan penambahan ekstrak tauge 3% menghasilkan berat biomassa tertinggi sebesar 0,1632 g/mL dengan kadar lipid tertinggi sebesar 62 %.

Research on Mastigocladus HS-46 biomass production on NPK medium with the addition of bean sprout extract with varying concentrations in flat photobioreactor system has been done. Optimization of the macronutrient content as a replacement to the Bold's Basal Medium (BBM) for cyanobacteria cultivation can be done with the use of bean sprout extract. Mastigocladus HS-46 was isolated from Maribaya Hot Spring at the temperature of 42 °C. The mediums used for Mastigocladus cultivation are BBM as control, and NPK mediums with the addition of bean sprout extract of 1%, 2% and 3% concentrations for the experimental group. The purpose of his research is to understand the effect of BBM and bean sprout extract addition with varying concentrations in 350 ppm NPK medium on Mastigocladus HS-46 biomass production. This research also aims to determine differences in the lipid content of Mastigocladus HS-46 in mediums. The results showed that 350 ppm NPK medium with 3% bean sprout extract addition produces the highest amount of biomass and lipid compared to the BBM and 350 ppm NPK medium with 2% and 1% bean sprout extract addition, producing 0,1632 g/ml of biomass and containing 62% lipid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alinda Nurmarina
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh variasi konsentrasi medium NPK terhadap pertumbuhan Mastigocladus HS-46 telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh medium NPK terhadap berat biomassa. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi medium NPK yang tepat agar menghasilkan berat biomassa yang didukung dengan kandungan protein dan lipid yang tinggi. Mastigocladus HS-46 ditumbuhkan menggunakan medium BBM sebagai medium kontrol dan medium NPK sebagai medium uji. Konsentrasi medium NPK yang digunakan, yaitu 80 ppm, 160 ppm, dan 240 ppm. Mastigocladus HS-46 diinkubasi pada suhu 35 C, intensitas cahaya 1500 mdash;3000 lux, dan pH awal medium sebesar 6,5. Pertumbuhan Mastigocladus HS-46 dilihat secara kualitatif berdasarkan kurva pertumbuhan dan secara kuantitatif berdasarkan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mastigocladus HS-46 yang ditumbuhkan dalam medium 240 ppm tumbuh lebih baik dari medium BBM, medium NPK 80 ppm, dan 160 ppm. Hal tersebut didukung dengan berat biomassa tertinggi pada hari ke-25 t25 sebesar 2,09 mg/mL-1 dan kandungan lipid tertinggi 57

ABSTRACT
The study about the effect of variation concentration medium NPK to the Biomass Mastigocladus Cyanobacteria had been done. The aim of the study was to known the effect of variance concentration of NPK growth media within the biomass production. The other aim of the study was to determine the best concentration NPK growth media for Mastigocladus HS 46 to produce higher biomass with high protein and lipid content. Mastigocladus HS 46 was grown in BBM as a control and NPK growth media as working media. The variance concentration of NPK growth media that had been used for this study were 80 ppm, 160 ppm and 240 ppm. Mastigocladus HS 46 was incubated on 35 C with light intensity 1500 mdash 3000 lux and initial pH 6.5. The growth of Mastigocladus HS 46 was meausured with qualitative data based on growth curve and quantitative data based on statistic. The result showed that the best concentration for Mastigocladus HS 46 growth was in 240 ppm than BBM, NPK medium 80 ppm, and NPK medium 160 ppm. Based on the highest biomass production was 2.09 mg.mL 1 and lipid content was 57. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rakhmayanti
"ABSTRAK
Penelitian mengenai variasi konsentrasi medium NPK terhadap pertumbuhan Leptolyngbya HS-16 dibandingkan dengan medium BBM Bolds basal medium telah dilakukan. Medium NPK merupakan salah satu medium pertumbuhan dengan harga ekonomis yang sering digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Leptolyngbya HS-16 diisolasi dari sumber air panas Kawah Gunung Pancar dengan suhu air 69 oC. Leptolyngbya HS-16 ditumbuhkan pada medium BBM sebagai kontrol, dan medium NPK 80 ppm, 160 ppm, serta 240 ppm sebagai medium perlakuan. Tujuan dilakukan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi medium NPK terhadap berat biomassa Leptolyngbya HS-16. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui pemberian konsentrasi medium NPK yang tepat agar menghasilkan berat biomassa yang tinggi, didukung dengan kandungan protein, dan lipid yang tinggi. Hasil penelitian menujukkan bahwa Leptolyngbya HS-16 tumbuh lebih baik pada medium NPK dengan konsentrasi 80 ppm dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rerata berat biomassa yang di produksi pada saat peak sebesar 3,008 mg.L-1dan panjang fase log dari LeptolyngbyaHS-16. Meskipun demikian, kandungan protein dan lipid tertinggi diproduksi pada medium NPK 240 ppm, yaitu sebesar 1,9287 dan 58 .
The study about variant concentrate of NPK growth media for LeptolyngbyaHS 16 growth compared to BBM Bolds Basal Medium has been done. NPK growth media is one of media that had been used for microalgae growth. Leptolyngbya HS 16 was isolated in Pancar mountain crater hotspring with temperature 69 oC. Leptolyngbya HS 16 was grown in Bolds medium BBM as a control, NPK growth media with concentration 80 ppm, 160 ppm, and 240 ppm as treatment medium. The aim of this study to determine the best growth of Leptolyngbya HS 16 in variant concentration of NPK growth media based on highest biomass production, supported with highest protein, and lipid content. The result showed that the best concentration of NPK growth media for Leptolyngbya HS 16 growth was in 80 ppm based on biomass weight with 3.008 mg.L 1and log phase length. Event hough the highest protein content and lipid content of Leptolyngbya HS 16 was in NPK 240 ppm with 1.9287 and 58."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Guslyani
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap pertumbuhan Nostoc HS-5 dan HS-20. Nostoc HS-5 yang digunakan berasal dari sumber air panas Ciseeng yang memiliki suhu habitat 30 mdash;43 C, sedangkan Nostoc HS-20 yang digunakan berasal dari sumber air panas Gunung Pancar yang memiliki suhu habitat 46 mdash;69 C. Penelitian dilakukan dengan menghitung berat biomassa dan kandungan klorofil pada hari ke-0, 1, 2, 3, 4, 7, 10, 14, 17, dan 21. Suhu yang digunakan adalah suhu 20 C, 35 C, dan 50 C. Medium yang digunakan adalah medium BBM dengan pH 6,6. Masing-masing perlakuan dilakukan dalam 4 kali ulangan. Analisis statistik menggunakan uji statistik non-parametrik uji Friedman =0,05 dan uji Spearman =0,01 . Berdasarkan data kualitatif, hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup nyata pada berat biomassa Nostoc HS-5 dan HS-20 pada suhu 20 C, 35 C dan 50 C. Rerata berat biomassa tertinggi terdapat pada biakan Nostoc HS-5 dan HS-20 yang diinkubasi pada suhu 35 C. Selain itu, tidak terlihat adanya korelasi antara berat biomassa dan kandungan klorofil Nostoc HS-5 dan HS-20.

ABSTRACT
The research aims to know the effect of variation temperature to the growth of Nostoc HS 5 and HS 20. Nostoc HS 5 isolated from Ciseeng hot spring which has habitat temperature range of 30 mdash 43 C, and Nostoc HS 20 isolated from Pancar Mountain hot spring which has habitat temperature range of 46 mdash 69 C. The research was done by measuring biomass weight and chlorophyll content on day 1, 2, 3, 4, 7, 10, 14, 17, 21. The temperatures which used were 20 C, 35 C, and 50 C. The growth medium which used was BBM with pH 6,6. Each treatments was made in four replications. Non parametric statistical analysis using the Friedman test 0,05 and Spearman test 0,01 . Based on qualitative, the result showed there were significant differences on the biomass weight of Nostoc HS 5 and HS 20 grown at temperature of 20 C, 35 C and 50 C. The highest amount of average biomass weight for Nostoc HS 5 and HS 20 was showed in 35 C. Beside that, there was no correlation between biomass weight and chlorophyll content of Nostoc HS 5 and HS 20."
2017
S68505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risda Nasuha Bachri
"ABSTRAK
Kandungan protein yang dimiliki oleh Nostoc berpotensi dijadikan sumber bahan makanan alternatif. Protein tersebut dapat diperoleh secara maksimal apabila strain, medium, metode penghancuran sel, dan metode pengukuran kadar protein yang digunakan tepat. Strain yang digunakan dalam penelitian adalah strain CPG8, CPG24, dan GIA13a. Terdapat tiga macam medium yang digunakan, yaitu medium kontrol BG11 N-free, medium A, dan medium B. Ketiga medium tersebut memiliki kandungan Na2CO3 yang bervariasi. Kandungan Na2CO3 dalam medium kontrol adalah 0,02 gr/L, kandungan Na2CO3 dalam medium A adalah 0,04 gr/L, dan tidak terdapat Na2CO3 dalam medium B. Variasi kandungan Na2CO3 tersebut bertujuan untuk mengurangi selubung musilage. Selubung musilage dapat menghalangi proses penghancuran sel oleh sonikator. Akibatnya, jumlah protein yang keluar dari dalam sel tidak maksimal. Filtrat hasil sonikasi diukur kadar proteinnya menggunakan metode Bradford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein Nostoc strain CPG8, CPG24, dan GIA13a yang ditumbuhkan pada ketiga medium berbeda-beda.

ABSTRACT
Protein content owned by Nostoc potentially is used as alternative food sources. The protein can be maximum obtained if strain, medium, cell destruction method, and protein level measuring method is used appropriately. Strains that being used in the study is CPG8, CPG24, and GIA13a strain. There are three kinds of medium, namely the control medium BG11 N-free, medium treatment A and medium treatment B. Those medium contains vary Na2CO3 level. Na2CO3 level in control medium is 0,02 gr/L, Na2CO3 level in medium treatment A is 0,04 gr/L, and there is no Na2CO3 in medium treatment B. Variation content of Na2CO3 aims to reduce mucilage sheath. Mucilage sheath can hinder the process of cell destruction by sonicator. As a result, the amount of protein out of the cell was not optimal. The filtrate?s protein level from sonication is measured using Bradford method. The results showed that the protein content of CPG8, CPG24, and GIA13a strain that were grown in three medium is vary."
2015
S61296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>