Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nababan, Friska
"Latar belakang. Berdasarkan analisis dari database online Global Burden of Disease (GBD), tingkat insiden penyakit jantung bawaan (PJB) di seluruh dunia ialah 17,9/1000. Indonesia Heart Association menyatakan bahwa angka kejadian PJB hingga tahun 2019 sebesar 43.200 kasus dari 4,8 juta angka kelahiran dengan perkiraan sebesar 2,4% kasus sudah mendapatkan penanganan bedah. IDEAL discharge planning ditemukan dapat meningkatkan tanggung jawab akan perawatan yang kompleks, meningkatkan kepuasan pasien dan orangtua/pengasuh, dan mencegah pengeluaran biaya kesehatan dan readmisi yang tidak diinginkan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh IDEAL discharge planning terhadap kesiapan orang tua merawat anak di rumah paska operasi jantung dan terhadap tingkat readmisi. Metode. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental post test only dengan besar sampel 81 orang. Hasil. Hasil yang didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok intervensi dan kontrol terhadap kesiapaan orang tua merawat anak (p-value: 0,19). Perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok ditemukan pada tiga dari empat domain kesiapan orang tua (p-value <0,05). Sementara itu, tidak ada perbedaan signifikan akan tingkat readmisi pada kedua kelompok (p-value: 0,42). Usia orang tua menjadi faktor paling berpengaruh terhadap kesiapan orang tua. Lama perawatan di rumah sakit menjadi faktor paling berpengaruh terhadap kejadian readmisi. Diskusi. Program terstruktur dengan adanya keterlibatan orang tua dalam perawatan (family involvement care) dalam setiap level perawatan dapat dipertimbangkan untuk membantu meningkatkan proses transisi orang tua. Aplikasi berbasis mobile dan penggunaan chat board perlu untuk dipertimbangkan dalam membantu staff rumah sakit dalam proses follow up kondisi pasien setelah berada di rumah.

Background. Based on an analysis of the Global Burden of Disease (GBD) online database, the incidence rate of congenital heart disease (CHD) worldwide is 17,9/1000. In Indonesia, the incidence of PJB until 2019 was 43,200 cases from 4.8 million births, with an estimated 2.4% of cases having received surgical treatment. IDEAL discharge planning was found to increase responsibility for complex care, increase patient and parent/caregiver satisfaction, and prevent unwanted health expenses and readmissions. Aim. This study aims to see the effect of IDEAL discharge planning on the readiness of parents to care for children at home after heart surgery and the rate of admission. Method. The research method used was a quasi-experimental post-test with a sample size of 81 people. Result. The results showed that there was no significant difference between the two intervention groups and controls on whom parents cared for children (p-value: 0,19). Significant differences between the two groups were found in three of the four parental readiness domains (p-value <0.05). Meanwhile, the two groups had no significant difference in the readmission rate (p-value: 0.42). The age of the parents becomes a factor that is most influential on parental readiness. The length of hospital stay is the most influential factor in the incidence of readmission. Discussion. A structured program with family involvement at each level of care may be considered to help improve the parental transition process. Mobile-based applications and chat boards need to be considered in assisting hospital staff in following up on the patient's condition at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misfatria Noor
"Penyakit gagal jantung merupakan suatu keadaan patologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung merupakan penyakit kronis sehingga akan menimbulkan kecemasan, depresi dan resiko kekambuhan serta kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap pengetahuan dan mekanisme koping yang dirasakan oleh pasien gagal jantung.
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non equivalent control group design. Jumlah sampel 68 orang terbagi atas 34 kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol yang dilakukan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.
Hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap pengetahuan (p value 0001:α 0.05) dan mekanisme koping (p value 0.001;α 0.05) pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang komprehensif dapat diterapkan di pelayanan klinik untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Heart failure is a pathological state where the heart fails to maintain an adequate circulation for the body needs although filling pressures is sufficient. Heart failure is one of chronic diseases so that can lead to anxiety, depression, and risks of recurrence as well as lack of knowledge. This study aimed to determine the effect of discharge planning application on knowledge and coping mechanisms perceived by patients.
This research used quasi experiment design with non equivalent control group approach. A number of 68 heart failure patients in Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital were involved and divided into intervention and control groups.
The results identified that there was a positive influence of discharge planning application on patients knowledge (p=0.001; α=0.05) and coping mechanism (p=0.001; α=0.05). This finding implies that a comprehensive discharge planning should be applied in clinical service to improve the quality of nursing care and patients? quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artati
"Latar belakang: Penyakit katup jantung merupakan penyakit yang disebabkan ketidakmampuan katup dalam menjalankan fungsinya dengan penyebab penyakit katup jantung yang paling umum yaitu demam rematik. Walaupun telah dilakukan pembedahan, readmisi terjadi dengan angka kejadian yang terus meningkat pada pasien pasca operasi katup jantung.. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan readmisi pasien pasca operasi katup jantung. Desain yang digunakan yaitu crossectional dengan pendekatan retrospektif dengan sampel sebanyak 111 responden. Uji statistik menggunakan Chi Square alternatif exact fisher dengan signifikasi (α < 0,050) menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, dukungan keluarga, aktivitas fisik dan fleksibilitas, kepatuhan minum obat pengencer darah (warfarin) dengan  readmisi pasien pasca operasi katup jantung (p=0,047, p= 0,030, p= 0,030, p=0,029, p= 0,024). Direkomendasikan untuk pendidikan kesehatan pada pasien pasca operasi katup jantung dilakukan oleh perawat pendidik yang dapat memberikan edukasi kesehatan yang tepat sesuai dengan kondisi, dan mengembangkan metode untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya readmisi, serta meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman pasien readmisi pascaoperasi katup jantung.

Background: Heart valve disease is a disease caused by the inability of the valve to carry out its function with the most common cause of heart valve disesase, rheumatic fever. Despite surgery, readmissions occur with an increasing incidence. This study aims to identify the factors associated with patient readmissions after heart valve surgery. This research design used a cross -sectional with a retrospective approach with a sample of 111 respondents. Statictical test using Chi Square alternative exact fisher with significant ( α < 0,050) showed a significant relationship between education level, family support, physical activity and flexibility, adherence to taking blood thinners (warfarin) with patient readmission after heart valve surgery (p=0,047, p= 0,030, p= 0,030, p=0,029, p= 0,024). It is recommended that health education for post-heart valve surgery patients be carried out by educating nurses who can provide proper health education according to the conditions, and develop methods to prevent or minimize readmissions, as well as increase the knowledge and understanding of patients with postoperative heart valve readmissions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Aryani
"Intervensi keperawatan merupakan bagian dari proses discharge planning. Proses discharge planning yang meliputi edukasi, konseling dan koordinasi tim diharapkan dapat meningkatkan self efficacy pada pasien gagal jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh discharge planning terhadap self-efficacy pada pasien gagal jantung. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre-test and post-test nonequivalent with control group design. Besar sampel 21 responden (11 responden kelompok intervensi dan 10 responden kelompok kontrol).
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan selisih self efficacy antara kelompok kontrol dan intervensi (p=0,02) walaupun tidak terdapat perbedaan self efficacy antara kelompok kontrol dan intervensi secara statistik (p=0,515). Hal ini bisa terjadi karena minimnya jumlah sampel sehingga mengakibatkan power penelitian yang setelah dihitung ulang adalah sebesar 55%. Namun demikian dapat disimpulkan secara klinis bahwa discharge planning mempengaruhi nilai self efficacy selisih antara kelompok kontrol dan intervensi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian ulang dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

Nursing intervention is a part of discharge planning process. Discharge planning process that consist of education, conseling and tim coordination can be expected to improve self efficacy in heart failure patients. This study aims to examine the effect of discharge planning on self efficacy in heart failure patients. This study was a quantitative research with quasi experiment, using pre-test and post-test nonequivalent with control group design. The number of samples was 21 respondents (11 respondent in intervention group and 10 respondent in control group).
The result showed that there was significant mean difference in self efficacy on both groups after providing discharge planning intervention (p=0,02) although there was no difference in self efficacy on both groups (p=0,515). This could be caused by small sample size that make this research power 55%. However, there was conclusion that discharge planning influence self efficacy mean diferenceon both groups. This study recommends further research to examine the effect of discharge planning on self efficacy with larger samples size.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puriani
"Operasi jantung paliatif masih menjadi pilihan untuk menghadapi beberapa kasus penyakit jantung bawaan saat operasi jantung korektif belum mungkin dilakukan. Sebagai pengasuh utama, ibu memiliki tantangan untuk melanjutkan perawatan yang optimal di rumah pasca operasi jantung paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu dalam merawat anak di rumah pasca operasi jantung paliatif. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu yang merawat anak di rumah pasca operasi jantung paliatif, berjumlah 15 orang yang berasal dari tujuh provinsi di Indonesia, yakni Jakarta, Aceh, Bali, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Wawancara secara mendalam dilakukan dengan pertanyaan terbuka, hasil kemudian dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Tema yang dihasilkan yakni seringkali timbul ketidakpastian, memiliki kebutuhan terhadap pelayanan rumah sakit yang belum terpenuhi, mengupayakan berbagai cara dalam merawat anak, memahami berbagai kondisi anak, mendapatkan informasi kesehatan untuk merawat anak di rumah, dan memiliki sumber dukungan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa selama melakukan perawatan anak di rumah setelah operasi jantung paliatif, ibu tetap memainkan peran mereka untuk memberikan perawatan yang terbaik, meskipun harus menghadapi kondisi ketidakpastian. Ditemukan bahwa para ibu akan mengusahakan upaya optimal mereka untuk menjaga kesehatan anak dengan dukungan maksimal dari lingkungan mereka. Perawat harus menyediakan perencanaan pemulangan yang komprehensif untuk memfasilitasi keterlibatan ibu dalam perawatan anak di rumah.

Palliative heart surgery is still an option for dealing with several cases of congenital heart disease when corrective heart surgery is not yet possible. As the primary caregiver, mothers have challenges to continue optimal care for their child at home after palliative heart surgery. This study aims to explore the experiences of mothers in caring for children at home after palliative heart surgery. Descriptive phenomenology used as study design. Participants in this study were 15 mothers who cared for children at home after palliative heart surgery, from seven provinces in Indonesia; Jakarta, Aceh, Bali, North Sumatra, West Java, Central Java, and Banten. In-depth interviews were conducted with open questions, the results were then analyzed using the Colaizzi method. The resulting theme is that uncertainty often arises, has unmet needs for hospital services, tries various ways of caring for children, understands various children's conditions, gets health information to care for children at home, and has sources of support. This study revealed that during child care at home after palliative heart surgery, mothers continued to play their role in providing the best care, despite having to deal with conditions of uncertainty. It was found that mothers would make their optimal efforts to maintain children's health with maximum support from their environment. Nurses must provide comprehensive discharge planning to facilitate maternal involvement in child care at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamal Bahua
"Self care penderita gagal jantung merupakan penentu keberhasilan perawatan. Self care membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan melalui discharge planning sejak penderita dirawat. Discharge planning yang tidak maksimal memberikan pengaruh langsung dan menyebabkan rehospitalisasi serta penambahan lama perawatan. Discharge planning membutuhkan kolaborasi multidisiplin, pasien harus terlibat aktif dalam pelaksanaannya. Di Indonesia, rumah sakit mempunyai kewenangan mengatur pelaksanaan discharge planning, namun pada kenyataannya discharge planning disusun hanya dalam bentuk ringkasan yang akan disampaikan seperti jadwal kunjungan dan obat – obatan. Tujuan: mengidentifikasi pengaruh discharge planning terstruktur terhadap self care. Metode: quasy experiment dengan 46 menggunakan 3 kuisioner dan analisis meliputi univariat dan bivariat (beda 2 mean). Hasil: terdapat beda mean yang signifikan sebelum dan sesudah interevensi pada kelompok intervensi. Kesimpulan: terdapat pengaruh pemberian discharge planning terhadap self care. Rekomendasi: dalam perawatan gagal jantung, discharge planning menjadi bagian penting untuk memaksimalkan perawatan dan self care. 

Self-care of patients with heart failure is a determinant treatment to success. Patient’self-care requires knowledge and skills that can be provided through a program of discharge planning since the patient is admitted to the hospital. The discharge planning program that is not optimally given to the patient will produce direct effect and cause re-hospitalization and possible extended hospital stay. The implementation of the discharge planning requires multidisciplinary collaboration and the patient must be actively involved in the practice. In Indonesia, hospitals have authorities to regulate the implementation of discharge planning program, but in reality, what they said a discharge planning is consists of only a form of medical summary that concluded with a schedule of visits and medicines to be consumed. The objective of the study was to identify the effect of structured discharge planning structured on self-care of patients with heart failure. Method: A quasy experimental study has involved 46 subjects, used 3 different questionnaire and analysis included univariate and bivariate (Two Difference mean). The result showed that there is a significant difference mean before and after intervention in the treatment group. Conclusion: There is a significant effect of structured discharge planning on self-care. Recommendation: A structured discharge planning program becomes an important part of caring for patients with heart failure in order to maximize nursing care and self-care ability of the patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner.
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi.
Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yuliani
"Pneumonia merupakan salah satu penyebab tingginya morbiditas dan mortalitas anak di Indonesia. Salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia dan meningkatkan risiko anak untuk dirawat inap adalah kurang mampunya ibu merawat anak di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perencanaan pulang terhadap kemampuan ibu merawat anak pneumonia di rumah. Penelitian ini merupakan studi quasi-experiment dengan rancangan posttest only group design. Sampel penelitian adalah 26 responden di dua rumah sakit di Sulawesi Barat.
Hasil posttest menggambarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan masing-masing kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,05), dan ibu pada kelompok intervensi mampu merawat anak pneumonia di rumah, berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol (p < 0,05). Perencanaan pulang perawatan anak dengan pneumonia hendaknya diberikan secara terstruktur guna mendukung terlaksananya konsep family centered care dalam asuhan keperawatan anak di rumah sakit.

Pneumonia is one of the causes of high morbidity and mortality of children in Indonesia. One risk factor for pneumonia and increased risk for hospitalized children is the lack of maternal knowledge. The aims of this study was identify the effect of discharge planning for maternal ability in caring the child pneumonia at home. This research was a study of quasi-experiment with group posttest only design. Study sample was 26 respondents in two hospitals in West Sulawesi.
The result were describe the post-test level of knowledge and skills each group different significantly (p < 0,05), and mothers in the intervention group capable of caring for child pneumonia, significantly different to the control group (p < 0,05). Discharge planning about pneumonia in children should be administered structured to support the implementation of family centered care concept in pediatric nursing at hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivini Valencia
"Merawat anak dengan kanker dapat menimbulkan stres bagi orang tua. Stres tergantung pada mekanisme koping yang dimilikinya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh psikoedukasi manajemen stres terhadap stres dan koping orang tua merawat anak kanker. Desain penelitian quasi eksperiment dengan sampel 32 orang tua yang merawat anak kanker terdiri dari 16 orang kelompok intervensi (psikoedukasi manajemen stres) dan 16 orang kelompok kontrol (leaflet). Hasil menunjukkan terdapat pengaruh psikoedukasi manajemen stres terhadap stres dan koping orang tua merawat anak kanker (p<0,05). Tidak terdapat pengaruh karakteristik responden terhadap stres dan koping, kecuali pengetahuan (p<0,05). Intervensi psikoedukasi manajemen stres dapat menurunkan stres dan meningkatkan koping orang tua merawat anak kanker.

Caring children with cancer cause stress for parents. Stress is depending on their coping mechanism. This study aims to determine the effect of stress management psychoeducation of parents caring for children with cancer. The study design was quasi eksperiment with 32 parents of children with cancer, consist of 16 parents for intervention group (stress management psychoeducation) and 16 parents for control group (leaflet). The result shown that stress management psychoeducation affected on parents?s stress as well as coping in caring for children with cancer (p<0,05). There had not affect respondent characteristics on parents?s stress and coping, except knowledge (p<0,05). Intervention stress management psychoeducation may decrease stress and increase coping of parents in caring for children cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>