Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adeline Vashtianada
"Ultra-processed food/UPF merupakan produk yang melalui serangkaian teknik dan proses industri serta memiliki nilai zat gizi yang rendah. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, UPF dapat meningkatkan risiko berat badan lebih dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi UPF berdasarkan karakteristik individu, faktor lingkungan, dan faktor gaya hidup pada mahasiswa S1 non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 149 sampel. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner online yang diisi secara mandiri. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50,3% mahasiswa mengonsumsi UPF tingkat tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara pengaruh teman sebaya dan akses terhadap UPF dengan tingkat konsumsi UPF. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran terkait pemilihan makanan dan minuman serta menjadi penggerak dalam lingkungan teman sebaya terkait hal tersebut. Pihak Universitas Indonesia dapat memberikan edukasi dan membuat ketentuan terkait UPF dan konsumsi makanan sehat kepada mahasiswa. Pemangku kebijakan dapat meningkatkan dalam penyampaian pesan kesehatan, mendukung lembaga pendidikan, dan mendukung penelitian terkait pola makan mahasiswa dan faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi UPF. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pada populasi lain dengan variabel dan teknik yang berbeda.

Ultra-processed food/UPF is a product that undergoes a series of industrial techniques and processes and has low nutritional value. Overconsumption of UPF can increase the risk of overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of UPF consumption based on individual characteristics, environmental factors, and lifestyle factors among non-health undergraduate students in Universitas Indonesia in 2023. A cross sectional study design conducted on 140 samples. The data was collected using a self-administered online questionnaire. The data was analyzed using univariate and bivariate (chi-square) analyses. The results showed that 50,3% of the students consumed a high level of UPF. The bivariate analysis showed a significant difference in the proportion of UPF consumption based on peer influence and access to UPF. The researchers suggest students to increase awareness of food and beverage choices, also become advocates within their peer groups regarding this matter. Universitas Indonesia should implement health education and make provisions regarding UPF and healthy food consumption for students. Policymakers suggested to improve the delivery of health messages to students, support educational institutions, and support research on students’ dietary patterns and factors influencing UPF consumption. Future researchers can examine other populations with different variables and methods. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Elaphria Permatahati Betaputri
"Sugar-sweetened beverages dengan kandungan gula tambahan yang tinggi energi namun rendah nilai gizi, jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan penyakit tidak menular lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan frekuensi konsumsi SSB berdasarkan status merokok, tingkat stres, karakteristik individu, dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 221 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67,4% mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia mengonsumsi SSB dalam tingkat tinggi (≥2x/minggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara keterpaparan media promosi SSB, ketersediaan SSB di tempat tinggal, dan status rokok dengan tingkat konsumsi SSB. Peneliti menyarankan agar mahasiswa lebih memperhatikan jumlah SSB yang dikonsumsi dan dapat memilih alternatif minuman lain. Produsen SSB disarankan untuk dapat mencantumkan informasi nilai gizi pada SSBnya, terutama bagi perusahaan SSB waralaba. Peneliti juga menyarankan bagi pemangku kebijakan, untuk dapat mencanangkan informasi nilai gizi dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, terutama untuk mengetahui kandungan gula di dalam produk.

Sugar-sweetened beverages (SSB) with high energy but low nutritional value-added sugar content, if consumed excessively, can lead to obesity and other non-communicable diseases. The purpose of this study is to find out the difference in SSB consumption based on smoking status, stress level, individual characteristics, and environmental factors in Universitas Indonesia non-health students in 2022. The research design used is a cross- sectional study with a sample count of 221 people. The data will be collected by filling out online questionnaires independently by respondents. Data will be analyzed univariate and bivariate (chi-square). Based on the result, the prevalence of non-health students at Universitas Indonesia that consumed high levels of SSB (≥2x/week) is 67,4%. The bivariate analysis showed different levels of SSB consumption based on exposure to SSB promotional media, availability of SSB, and smoking status. Researchers suggest students to pay more attention to the amount of SSB consumed and choose other alternative drinks. SSB producers are advised to include nutritional value information on their SSB, especially for franchised SSB companies. The researcher also suggests policymakers to publish nutritional value information in a form that is easier to read, especially to find out the sugar content of the product. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dwi Septiani
"Jajanan minuman dingin merupakan salah satu jenis jajanan ringan yang didinginkan ataupun ditambah dengan es, cukup digandrungi oleh anak-anak. Jenis jajanan ini dapat dijumpai dengan mudah di lingkungan sekitar termasuk instusi Pendidikan. Kota Depok sendiri, memiliki penduduk dengan rerata usia berada pada usia pertumbuhan. Namun salah satu permasalahan yang dihadapi setiap tahun di Kota Depok adalah gangguan kesehatan pencernaan, salah satunya penyakit Diare. Diare umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan umumnya menyerang individu anak usia 5-14 tahun. Anak usia pertumbuhan memiliki imun tubuh yang rentan dan masih sensitif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil tesis saudara Nurina Vidya Ayuningtyas. Menggunakan desain studi cross sectional dengan metode observasi lapangan dan wawancara di 141 Sekolah Dasar di Kota Depok pada tahun 2019. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 16,2% dari 99 sampel terkontaminasi E. coli. Adapun variabel higiene sanitasi makanan yang dibandingkan menunjukkan tidak ada hubungan antara kebersihan peralatan makan dengan kontaminasi E. coli (p=0,448), tidak ada hubungan antara personal higiene penjamah dengan kontaminasi E. coli (p=0,411), tidak ada hubungan antara distribusi dan penyajian makanan dengan kontaminasi E. coli (p=5,569).

Cold drinks is one of light snack that served cold or with ice and popular among kids. This type of drinks can be found easily among community including Schools. Depok has a population where its people with average age of growth. But one of the problems that they have to faced every year is disgestive health disorders, one of which is diarrhea. This type of illness are caused by the presence of Escherichia coli (E. coli) and attack human’s disgestive and generally attacks kids aged 5-14 years old. Due to sensitive and vulnerable bodies, growth-age children are most likely infected by this bacteria. This study uses secondary data from the results of the thesis of Nurina Vidya Ayuningtyas. Using a cross sectional study design with observation and interview methods to collect the data in 141 Elementary Schools in Depok last 2019. The result of this study indicate as many as 16,2% of 99 samples were contaminated by E. coli. The food hygiene and sanitation variables that were compared showed that there was no relationship between sanitary equipments and E. coli contamination (p=0,448), there was no relationship between personal hygiene and E. coli contamination (p=0,411), there was no relationship between distribution and food serving and E. coli contamination (p=5,569)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlistiani Syafrida
"Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari remaja. Karakteristiknya yang berlemak dan padat energi membuat konsumsi secara berlebihan dapat berakibat pada risiko kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres, aktivitas fisik, kualitas tidur, faktor individu dan faktor sosioekonomi pada siswa-siswi SMAN 2 Cibinong Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian google forms dan lembar FFQ secara mandiri oleh responden. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 77,7% responden mengonsumsi jajanan gorengan tingkat tinggi (≥ 7x/minggu), jenis jajanan gorengan yang paling sering dikonsumsi secara berurutan adalah olahan ayam digoreng, sosis/nugget/otak-otak, dan gorengan tempe. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres (p-value 0,002), pengetahuan gizi (p-value 0,009), kebiasaan sarapan (p-value 0,025), dan pengaruh teman sebaya (p-value 0,039).

Fried snacks are one of the foods favored by teenagers. With its energy-dense and high-fat characteristics, consumption excessively can lead to overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences of fried snack consumption based on stress levels, physical activity, sleep quality, individual factors, and socioeconomic factors among students of SMAN 2 Cibinong 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving a sample size of 130 individuals selected through consecutive sampling. Data collection was conducted through self-administered questionnaires completed by the respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results showed that 77.7% of respondents consumed high levels of fried snacks (≥ 7 times per week), the most frequently consumed types of fried snacks, in descending order, were fried chicken, sausage/nugget/otak-otak, and fried tempeh. The bivariate analysis showed different levels of fried snacks consumption based on stress levels (p-value 0,002), nutritional knowledge (p-value 0,009), breakfast habits (p-value 0,025), and peer influence (p-value 0,039)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Marsya Syaihu Putri
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada kenaikan berat badan dan munculnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food pada Mahasiswa FISIP UI Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi crosssectional. Data karakteristik personal, lingkungan, aksesibilitas, dan paparan media diperoleh dari kuesioner, data frekuensi konsumsi fast food dan besar porsi fast food diperoleh dari semi-quantitative FFQ, serta data konsumsi harian didapat dari 2x24- hours food recall. Kuesioner dibagikan kepada 127 responden yang dipilih dengan system random sampling, setelah mengisi kuesioner, responden diwawancara dengan FFQ dan food recall.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering. Selain itu, terdapat perbedaan proporsi pada pengetahuan gizi dan fast food (p=0,001), preferensi fast food (p=0,001), pengaruh peer group (p=0,008), jarak restoran fast food (p=0,001), uang saku (p=0,001), katerpaparan iklan (p=0,017), dan keterpaparan promosi (p=0,000). Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh keterpaparan promosi merupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food (p=0,000). Mahasiswa dengan pengaruh keterpaparan promosi yang kuat memiliki peluang 10,5 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswa dengan pengaruh lemah setelah dikontrol pengetahuan gizi, preferensi fast food, jarak restoran fast food, dan keterpaparan iklan.

The excessive of fast food consumption can have an impact to gain weight and increase risk of degenerative disease. The aim of this study is to determine the dominant factor in fast food consumption among college student of FISIP UI in 2016. The research method is quantitative and cross sectional design. Data about personal characteristics, social influences, accessibility, and media influences are collected by a questionnaire, semi-quantitative FFQ used to determine fast food frequency, and 2x24 hours food recall also used to determine daily consumption. The questionnaires were given to 127 college student at FISIP UI which selected by simple random sampling, after filled the questionnaire, respondents being interviewed with Semi-quantitative FFQ and food recall questionnaire.
Result showed that 48% of respondents had higher frequency of fast food consumption. Furthermore, there is a significant difference in proportion of nutrition and fast food knowledge (p=0,001), fast food preference (0,001), peer group effect (p=0,008), fast food restaurant`s distance (p=0,001), daily allowance (p=0,001), fast food advertisement effect (p=0,017), and fast food promotion effect (p=0,000). Based on multiple regression analysis, fast food promotion is a dominant factor in determining the frequency of fast food consumption. Student who had a higher fast food promotion has an opportunity 10,5x higher frequency of fast food consumption than who`s had a lower fast food promotion after controlled by nutrition and fast food knowledge, fast food preference, fast food restaurant`s distance, and fast food advertisement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Alifia Ranaa
"MTs X, salah satu sekolah di DKI Jakarta ditemukan terjadi keracunan makanan pada 16 siswanya diduga akibat mengonsumsi spageti yang terlihat basi dari pedagang kaki lima di depan sekolah. Ciri spageti yang terlihat basi tersebut tidak menjadi halangan bagi anak sekolah untuk jajan dan mengonsumsi jajanan. Padahal pemilihan pangan jajanan di sekolah merupakan hal yang krusial diperhatikan oleh setiap anak terutama dalam hal mempertimbangkan konsekuensi dampak buruk terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran perilaku memilih jajanan aman berdasarkan faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin pada anak sekolah usia 12–15 tahun di MTs X tahun 2023. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas siswa/siswi MTs X sudah memiliki pengetahuan tentang jajanan aman (63,9%), sikap memilih jajanan aman (52,6%), pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman (61,9%), dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman (53,6%), kebiasaan membawa bekal (72,2%), dan uang jajan sekolah besar (74,2%) yang cukup baik. Akan tetapi, mayoritas responden memiliki perilaku memilih jajanan aman yang tidak baik (73,2%) dan mayoritas ketersediaan jajanan aman masih memerlukan perbaikan, terutama dalam aspek personal higiene pedagang. Pengetahuan tentang jajanan aman, sikap memilih jajanan aman, pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman, dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman, kebiasaan membawa bekal, dan uang jajan sekolah tidak memiliki asosiasi bermakna dengan perilaku memilih jajanan aman. Kesimpulan penelitian ini adalah ketersediaan jajanan yang aman di lingkungan sekolah mendukung pemilihan jajanan anak yang aman pula.

MTs X, one of the schools in DKI Jakarta, was found to have had food poisoning in 16 of its students, allegedly due to consuming spaghetti that looked stale from a street vendor in front of the school. The characteristic that spaghetti looks stale is not an obstacle for school children to snack and consume snacks. In fact, choosing snacks at school is something that is crucial for every child to pay attention to, especially when considering the consequences of negative impacts on health. The aim of this research is to find out a picture of the behavior of choosing safe snacks based on predisposing factors, reinforcing factors and enabling factors in school children aged 12–15 years at MTs X in 2023. This research design uses cross sectional and sampling using proportionate stratified random sampling technique. The results of this research are that the majority of MTs X students already have knowledge about safe snacks (63.9%), attitudes towards choosing safe snacks (52.6%), parenting patterns in choosing safe snacks (61.9%), peer support in choosing safe snacks (53.6%), the habit of bringing lunch (72.2%), and quite good school pocket money (74.2%). However, the majority of respondents have poor behavior in choosing safe snacks (73.2%) and the majority of safe snack availability still requires improvement, especially in the aspect of personal hygiene of traders. Knowledge about safe snacks, attitudes towards choosing safe snacks, parenting patterns in choosing safe snacks, peer support in choosing safe snacks, the habit of bringing lunch, and school pocket money do not have a significant association with behavior in choosing safe snacks. The conclusion of this research is that the availability of safe snacks in the school environment supports children's safe snack choices. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desny Putri Sunjaya
"Penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat CDC, 2016. Salah satu patogen penyebab penyakit bawaan makanan adalah bakteri Escherichia coli E. coli. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara higiene sanitasi dengan kontaminasi E. coli pada makanan. Sebagai tempat penyedia dan pengolahan makanan, pasar merupakan tempat yang berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kontaminasi E. coli pada makanan siap saji dengan higiene sanitasi di pasar tradisional Cihapit dan Balubur Kecamatan Bandung Wetan. Penelitian deskriptif ini menggunakan data sekunder dari BBTKLPP Jakarta. Dari 36 sampel makanan yang diuji menggunakan metode Most Probable Number MPN, terdapat 1 2,8 sampel yang positif mengandung bakteri E. coli.
Berdasarkan Permenkes Nomor 1096 tahun 2011, hanya cara pengolahan makanan 11 yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi makanan. Kualitas higiene sanitasi makanan di pasar tradisional Cihapit dan Balubur perlu ditingkatkan untuk mengurangi potensi terjadinya kontaminasi E. coli maupun bakteri lainnya. Sehingga risiko kesehatan yang timbul dapat diminimalisir.

Foodborne disease is a common health problem in the society. One of the pathogenic causes of foodborne disease is Escherichia coli E. coli . Several studies have shown that there is association between hygiene sanitation with the E. coli contamination in food. Market, as a place to processing and providing food, tend to has a high risk of foodborne disease.
This study aims to identify the E. coli contamination in fast food with hygiene sanitation in Cihapit and Balubur traditional market, Bandung Wetan, West Java. This descriptive study is using secondary data from BBTKLPP Jakarta. There were 36 food samples tested using the Most Probable Number MPN method.
The result from this study found that there was 1 2.8 of those samples positive containing E. coli bacteria. Based on the Ministry of Health Law No. 1096 2011, only the food processing 11 which meets food hygiene sanitation requirements. The quality of food hygiene in Cihapit and Balubur traditional market needs to be improved to reduce the potential of E. coli contamination and other bacterium, as we. Therefore, the risk of foodborne disease can be minimized."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrisha Ramadhiani
"Minuman kopi merupakan salah satu sugar sweetened beverages, dibuat dari bubuk kopi, gula dan air melalui proses pemanasan. Konsumsi minuman kopi yang tinggi berkaitan dengan kandungan gulanya yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi tingkat konsumsi minuman kopi berdasarkan karakteristik individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 181 mahasiswa aktif S1 non-kesehatan tahun 2023. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melalui pengisian kuesioner secara mandiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden memiliki tingkat konsumsi minuman kopi yang tinggi (≥ 3-4 kali seminggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi signifikan konsumsi minuman kopi berdasarkan perilaku merokok, pengaruh teman, ketersediaan, serta aksesibilitas (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman adalah faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi minuman kopi mahasiswa. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak lingkungan pertemanannya untuk membatasi konsumsi minuman kopi. Peneliti juga menyarankan bagi institusi kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai batas aman konsumsi.

Coffee drinks are sugar-sweetened beverages made from coffee powder, sugar, and water, through a heating process. High consumption of coffee drinks is associated with the sugar content, which can increase the risk of obesity. The aim of this study was to determine the differences in coffee drinks consumption levels based on individual characteristics and environmental factors among non-health undergraduate students at the University of Indonesia in 2023. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample of 181 active undergraduate non-health students in 2023. Data were collected in June 2023 through self-administered. The results showed that 52.5% of the respondents had a high level of coffee drink consumption (≥ 3-4 times per week). Bivariate analysis revealed significant differences in coffee drinks consumption based on smoking behavior, peer influence, availability of coffee at home, and accessibility (p-value < 0.05). Multivariate analysis indicated that peer influence was the dominant factor influencing students' coffee drink consumption. The researchers suggest students increase their awareness and encourage their social circle to limit excessive coffee consumption. Additionally, relevant health institutions are advised to provide education, increase information about recommended limits of coffee consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusephina
"Literasi gizi adalah tingkatan dimana seseorang memiliki kapasitas untuk menperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar seputar gizi. Literasi gizi dapat memengaruhi pembentukan pola makan pada usia remaja dan dewasa muda. Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi pada mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengannya, antara lain jenis kelamin, rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan, dan tingkat uang saku.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 373 mahasiswa sarjana Universitas Indonesia angkatan 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari tiga domain literasi fungsional, interaktif, dan kritikal. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan 47.2 responden memiliki literasi gizi tidak adekuat. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan dengan tingkat literasi gizi total p = 0.000, OR = 4.6 . Rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan juga berhubungan bermakna dengan literasi gizi fungsional p = 0.000, OR = 2.9, dengan literasi gizi interaktif p = 0.002, OR = 2.5, dan dengan literasi gizi kritikal p = 0.001, OR = 2.7.

Nutrition literacy is defined as the degree to which individual has the capacity to obtain, process, and understand about basic nutrition information. Nutrition literacy can affect the formation of different diet in adolescents and young adults. This thesis examines the level of nutrition literacy among first year undergraduate students to know about the factors associated with it, including gender, clusters of health and non health science, and allowance.
This study used cross sectional design to 373 first year undergraduate students in University of Indonesia by using the questionnaire instrument consisting of three domains functional, interactive, and critical. Data were analyzed by chi square test.
The result showed that 47,2 of respondents had inadequate nutrition literacy. The result of bivariate analysis showed that there is a significant correlation between health science and non health science cluster with the total nutrition literacy rate p 0.000, OR 4.6 . Health science and non health science cluster were also significantly associated with the functional nutrition literacy p 0.000, OR 2.9, interactive nutrition literacy p 0.002, OR 2.5, and critical nutrition literacy p 0.001, OR 2.7.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabrielle Agustin Ternadi
"Individu dalam usia dewasa muda mulai mengembangkan gaya hidup mandiri, termasuk mengatur makanan yang dikonsumsi. Perubahan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan gaya hidup, termasuk pola konsumsi. Pola konsumsi yang tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi saat dan setelah pandemi COVID-19 berdasarkan faktor individu dan sosioekonomi pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia tahun 2023. Proses pengambilan data dalam penelitian dilakukan secara daring pada bulan April-Juni 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan sampel mahasiswa UI yang didapatkan berdasarkan metode purposive sampling hingga mencapai 218 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian mengalami perubahan pola konsumsi setelah pandemi COVID-19 (71,1%), khususnya perubahan ke pola konsumsi sehat (37,2%). Analisis asupan zat gizi dengan uji Wilcoxon menyatakan asupan zat gizi yang terbukti secara signifikan berbeda hanya konsumsi air putih (p-value = < 0,001). Hasil uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pola konsumsi saat dan setelah pandemi COVID-19 berdasarkan status tinggal setelah pandemi (p-value = 0,012), perubahan tingkat stres (p-value = 0,002), dan tingkat pengetahuan gizi (p-value = < 0,001).

Young adults start to adopt an independent lifestyle, including controlling the food consumed. Changes caused by the COVID-19 pandemic have led to lifestyle changes, including consumption patterns. Consumption patterns that are against with Pedoman Gizi Seimbang can increase the risk of developing non-communicable diseases. This study aims to determine differences in consumption patterns during and after the COVID-19 pandemic based on individual and socioeconomic factors among undergraduate students at Universitas Indonesia in 2023. The data collection was conducted online in April-June 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of UI students based on purposive sampling method up to 218 respondents. The results showed that most of the respondents experienced changes in their consumption patterns after the COVID-19 pandemic (71.1%), especially the change to healthy consumption patterns (37.2%). Analysis of nutrient intake using the Wilcoxon test revealed that water intake was significantly different (p-value = < 0.001). Chi-square test findings were used to determine the association between variables and show significant differences in consumption patterns during and after the COVID-19 pandemic based on living arrangements after the pandemic (p-value = 0.012), changes in stress levels (p-value = 0.002), and level of nutrition knowledge (p-value = < 0.001)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>